BAB I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan
salah satu sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan organisasi disamping sumber
daya yang lain , misalnya modal, material, mesin dalam perusahan ,sehingga
menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia dan teknologi. Hal ini
karena manusialah yang mengelolah sumber daya lainnya yang ada dalam perusahan,
sehingga menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia maka sumber
daya lainnya menjadi sangat penting. Hal yang penting diperhatikan dalam
pemeliharaan hubungan tersebut antara lain adalah kepuasan kerja para karyawan.
Berkerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga
biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi
itu seseorang akan dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang
material, seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan kebendaan lainya, akan
tetapi juga berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat sosial,prestise, kebutuhan
psikologis dan intelektual (siagian, 2000).
Kepuasan kerja dirasa penting dan
perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, karena manusia merupakan faktor dan
pemeran utama dalam proses kerja ,terlepas dari apakah perkerjaan itu syarat teknologi atau tidak, namun
pada akhirnya manusialah yang akan menjadikan pekerjaan itu efektif atau tidak.
Rendahnya kepuasan kerja dari karyawan dalam suatu organisasi atau perusahan
merupakan gejala dari kuarang stabilnya organisasi atau perusahan tersebut
bentuk yang paling ekstrim dari ketidakpuasan tersebut adalah pemogokan kerja,
mangkir, dan tingkat keluarnya karyawan dari perusahaan tinggi. Dalam hal
kesejahteraan karyawan, perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalnya dengan memperhatikan kompetensi
yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan sistem rotasi dan mutasi yang
baik antar bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam
kenyatannya masih timbul ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demostrasi karyawan
dengan salah satu tuntutannya adalah perbaikan sistem pengajaran.
BAB II. PEMBAHASAN
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi
berbentuk uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada
karyawan yang bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar
dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa
Barat penunai padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi merupakan
istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward)
yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan
sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa finansial karena
pengeluaran moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa
langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan
menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.
Menurut Notoatmodjo (1998:67), tujuan
dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi :
1.
Menghargai prestasi karyawan
2.
Menjamin
keadilan gaji karyawan
3.
Mempertahankan karyawan atau mengurangi
turnover karyawan
4.
Memperoleh karyawan yang bermutu
5.
Pengendalian biaya
6.
Memenuhi peraturan-peraturan.
Beberapa terminologi dalam kompensasi :
1.
Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan
tarif gaji perjam (semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah
merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif
mingguan, bulanan atau tahunan.
2.
Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan
gaji diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi.
Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan
berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya
pemangkasan biaya.
3.
Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan
seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung
perusahaan, program pensiun dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan
dengan kepegawaian.
4.
Fasilitas (Facility) adalah kenikmatan/fasilitas
seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000 : 144), faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kompensasi diantaranya yaitu :
1.
Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika pencari kerja (penawaran)
lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif
kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,
maka kompensansi relatif semakin besar.
2.
Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Permintaan
Bila kemampuan dan kesediaan
perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin
besar. Tetapi sebaliknya jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar
kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.
3.
Serikat Buruh atau Organisasi Karyawan
Apabila serikat buruhnya kuat dan
berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat
buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.
4.
Produktivitas Kerja Karyawan
Jika produktivitas kerja karyawan
baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas
kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
5.
Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppresnya
Pemerintah dengan undang-undang
dan keppres menetapkan besarnya batas upah atau balas jasa minimum. Penetapan
pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha jangan sewenang-wenang
menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan, karena pemerintah berkewajiban
untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
6.
Biaya Hidup (Cost of living)
Bila biaya hidup di daerah itu
tinggi maka tingkat kompensasi atau upah semakin besar. Tetapi sebaliknya jika
tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, maka tingkat kompensasi atau upah
relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.
7.
Posisi Jabatan
Karyawan yang mendapat jabatan
yang lebih tinggi maka akan menerima gaji atau kompensasi yang lebih besar.
Sebaliknya yang menjabat jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji atau
kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat kewenangan
dan tanggung jawab yang besar harus mendapatkan gaji atau kompensasi yang lebih
besar pula.
8.
Pendidikan dan Pengalaman Karyawan
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja yang lebih
lama gaji atau balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta
keterampilannya lebih baik. Sebaliknya karyawan yang berpendidikan rendah dan
pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji atau kompensasinya lebih kecil.
9.
Kondisi Perekonomian Nasional
Bila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka
tingkat upah atau kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi
(full employment). Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi)
maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur (disqueshed
unemployment).
1.
Jenis dan Sifat Pekerjaan
Kalau jenis dan sifat pekerjaan itu mengerjakannya sulit
atau sukar dan mempunyai risiko (finansial, keselamatannya) besar, maka tingkat
upah atau balas jasanya semakin besar, karena meminta kecakapan serta
ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaan itu
mengerjakannya mudah dan risikonya (finansial, kecelakaannya) kecil, maka
tingkat upah atau balas jasanya relatif rendah. Misalnya, pekerjaan merakit
komputer balas jasanya lebih besar daripada mengerjakan mencetak batu bata.
BAB III. KESIMPULAN
Ada
beberapa hal yang perlu diingat oleh organisasi dalam pemberian kompensasi.
Pertama, kompensasi yang diberikan harus dapat dirasakan adil oleh pegawai dan
kedua, besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh
pegawai. Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka pegawai akan merasa puas.
Kepuasan akan memicu pegawai untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga
tujuan organisasi maupun kebutuhan pegawai akan tercapai secara bersama.
Untuk
mencapai keadilan sebagaimana diharapkan oleh pegawainya, maka organisasi harus
mempertimbangkan kondisi eksternal, kondisi internal dan kondisi individu.
Kompensasi harus diusahakan sebanding dengan kondisi di luar organisasi.
Kompensasi juga harus memperhatikan kondisi individu, sehingga tidak memberikan
kompensasi dengan pertimbangan subyektif dan diskriminatif. Untuk memenuhi
harapan pegawai, hendaknya kompensasi yang diberikan oleh organisasi dapat
memuaskan berbagai kebutuhan pegawai
Kompensasi
yang diberikan berdasarkan pekerjaan atau senioritas tanpa memperhatikan
kemampuan dan keterampilan seringkali membuat pegawai yang mempunyai
keterampilan dan kinerja baik menjadi frustasi dan meninggalkan organisasi,
sebab kompensasi yang diberikan oleh organisasi dirasakan tidak adil dan tidak
sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya kompensasi ini akan membuat pegawai
yang tidak berprestasi menjadi benalu bagiorganisasi. Kompensasi yang diberikan
berdasarkan kinerja dan keterampilan pegawai nampaknya dapat memuaskan pegawai,
sehingga diharapkan pegawai termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
mengembangkan keterampilannya. Hal ini disebabkan karena pegawai yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kinerja dan keterampilannya akan mendapatkan
kompensasi yang semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian P, Sondang. Peranan
Staf dalam Manajemen. Jakarta : Gumi Aksara. 2000.
Hasibuan , Malayu S.P.
2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Notoatmodjo, S., 1998,
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta
Artikel sudah bagus dan lengkap. Mind map komunikatif.
ReplyDeletePoint : 3
@A08-priyagung
ReplyDeletePoint 2
Artikel sudah cukup bagus dan cukup lengkap harus lebih di spesifikasikan dalam membahas permasalahan
@A38-Khaerul
ReplyDeletePoint 2
Artikel sudah cukup bagus, hanya saja untuk daftar pustaka kurang lengkap dan sumber kurang begitu jelas. Baiknya untuk daftar pustaka lebih di lengkapi dan jelas sumbernya.
Isi artikel sudah bagus dan sudah menjelaskan tentang Manajemen Kompensasi.
ReplyDeletePoint : 3
@A04-MAULANA
ReplyDeletePoin 2
Antara mind map dengan artikel yang disajikan cukup komunikatif.
Mungkin sebagai pelengkap artikel perlu dijelaskan mengenai tantangan apa saja yang dihadapi dalam merumuskan kompensasi karyawan.
Selain itu cari referensi lain mengenai manajemen kompensasi agar wawasan mengenai kompensasi menjadi lebih luas.
Terima Kasih.
Wassalam.