I PENDAHULUAN
Efektivitas
individu kelompok, dan organisasi selain dipengaruhi oleh perilaku dan proses
organisasi juga dipengaruhi oleh struktur organisasi.
Sementara struktur organisasi memengaruhi perilaku kelompok dan perilaku individu.
Sementara struktur organisasi memengaruhi perilaku kelompok dan perilaku individu.
Struktur
organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi.Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha
sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat
mencapai sasaran secara efektif.Sementara pada organisasi informal, struktur
organisasi merupakan aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara
spontan akibat interaksi peserta.
1.1 Rumusan Masalah
II
PEMBAHASAN
2.1
Motivasi Kerja
2.1.1
Pengertian Motivasi
Menurut Usman (dalam bukunya,
2008) motivasi ialah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif motif
adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire), atau impuls. Motivasi
merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan
seseorang berperilaku.
2.1.2 Teori Motivasi
Teori
motivasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Teori
Kepuasan (content theory)
Teori
yang didasarkan pada kebutuhan insan dan kepuasannya. Teori ini didukung oleh
para pakar diantaranya:
o Teori hierarki kebutuhan (Abraham
Maslow), meliputi kebutuhan yang bersifat fisiologis atau lahiriah, kebutuhan
akan keamanan dan keselamatan kerja, kebutuhan social, kebutuhan akan prestasi,
dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja.
o Teori tiga motif social (David
Clarence McClelland dalam “The Achieving Society”), diidentifikasi sebagai
berikut:
-
Kebutuhan
akan prestasi (n-ACH)
-
Kebutuhan
akan kekuasaan (n-Pow)
-
Kebutuhan
untuk berafiliasi atau bersahabat (n-Affil)
o Teori Dua Faktor (Frederick
Herzberg)
Menurut
Hasibuan (1990:177) Frederick Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasarkan
teori dua factor yaitu hygiene dan motivator. Hezberg membagi kebutuhan Maslow
menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi
diri) dan kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, social), serta
mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan cara
memenuhi kebutuhan tingkat tingginya. Menurut Hezberg factor hygiene tidak akan
mendorong minat para pegawai untuk berperforma baik, akan tetapi jika
faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti
gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor ini bias menjadi
sumber ketidakpuasan potensial (Cushway & Lodge 1995).
Sementara
factor motivasi merupakan factor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja
yang lebih tinggi.Jadi pemuasan kebutuhan tingkat tinggi lebih memungkinkan seseorang
untuk berperforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah (Leidecker
& Hall dalam Timpe 1999).
o Teori E-R-G (Clayton Alderfer)
Alderfer
(1972) mengemukakan tiga kategori kebutuhan, yaitu:
-
Eksistence (E) atau Eksistensi: meliputi
kebutuhan fisiologis seperti lapar, rasa haus, kebutuhan materi, dan lingkungan
kerja yang menyenangkan.
-
Relatedness (R) atau Keterkaitan: menyangkut hubungan dengan orang-orang yang
penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat
kerja.
-
Growth (G) atau Pertumbuhan: meliputi
keinginan untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan
kita.
2.
Teori
Motivasi Proses (Process Theory)
Teori
ini berusaha agar pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan.
Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja.
Teori
motivasi proses yang dikenal adalah sebagai berikut:
o Teori harapan (expectancy
theory), komponennya adalah harapan, nilai, dan pertautan. Dengan kata lain
motivasi dalam teori harapan adalah keputusan untuk mencurahkan usaha.
o Teori keadilan (equity theory),
didasarkan tindakan keadilan di seluruh lapisan serta objektif di dalam
lingkungan perusahaannya, teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia
terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
o Teori pengukuhan (reinforcement
theory), didasarkan pada hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi.
CASE 5: DESAIN PEKERJAAN DI PT
ABC
Berdasarkan
teori-teori yang sudah dijelaskan di atas, saya membandingkan teori tersebut
dengan desain PT ABC yang bergerak di bidang perbankan dimana saya bekerja saat
ini. Desain organisasi sentralisasi dan desentralisasi berjalan dengan baik
sesuai dengan kewenangan masing-masing pegawai berdasarkan dengan ketentuan jobdesc yang diberikan. Spesialisasi
pekerjaan pada PT ABC dapat dilihat dari pembagian kerja mulai dari pegawai
frontliner hingga branch office manager. Frontliner bekerja dengan kecepatan
dan mengambil kewenangan sesuai dengan batasannya sementara branch office
manager melingkupi semua pekerjaan cabang sehingga cakupannya lebih luas. Dalam
hal memotivasi pegawai PT ABC sangat peduli akan kesejahteraan pegawai dan mendukung
setiap pegawai untuk selalu tumbuh lebih maju. Motivasi yang diberikan berupa
penghargaan atas prestasi yang sudah diraih oleh pegawai sehingga pegawai
merasa perlu untuk berprestasi. Dengan adanya prestasi dan penghargaan yang
cukup memuaskan pegawai merasa nyaman dengan pekerjaan yang diberikan bahkan
dapat melebihi target yang ditentukan.
III
KESIMPULAN
Pembagian
kerja dalam suatu organisasi khususnya perusahaan sangat penting untuk
membedakan dan mengukur sejauh mana wewenang seseorang dalam mengambil
keputusan dan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya
pembagian kerja berdasarkan tanggung jawab masing-masing divisi maka terjadi
koordinasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama yaitu perusahaan.
Selain
pembagian kerja, perusahaan harus memberikan motivasi kepada pegawai agar
memiliki semangat untuk senantiasa bertumbuh dan melakukan pekerjaan yang
melampaui target agar tercapainya prestasi dan penghargaan akan diraih sehingga
kepuasan tentu selalu dirasakan.
Motivasi adalah kondisi mental yang
mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah
kepada pencapaian kebutuhan, memberikan kekuatan yang mengarah kepada
pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cushway, Barry
dan Derek Lodge. (1995). Organizational Behaviour and Design. Terjemahan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
David C. Mc Cleland (1997) Motif
berprestasi dengan pencapaian kerja
Malayu
SP. Hasibuan. 1990. Manajeman Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci
Keberhasilan. Jakarta: Toko Gunung Agung.
Moh. Uzer Usman, 2008, Strategi
Pembelajaran, Jakarta : Erlangga
Timpe.
1999. Pengaruh Kepemimpinan dan Finansial Insentif Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan. Universitas Warmadewa Bali.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteArtikel sudah cukup bagus. Ditingkatkan lagi.
DeletePoint:3
Isi materi sudah baik apalagi dengan ditambahkan case didalamnya, mind mapp menarik, sukses untuk revita 😊
ReplyDeletePoint mind mapp:3
@A11-Ari
ReplyDeletePoint:2
Artikel terlalu simpel