Manajemen Kinerja untuk Organisasi
I
PENDAHULUAN
Revolusi
industri dari Inggris ke Amerika mampu men gubah system produksi yang awalnya
hanya dibuat di rumah menjadi diproduksi di pabrik-pabrik.
Semakin banyak jumlah produksi berpengaruh pada cara kerja dan alat yang digunakan. Mesin-mesin menggantikan tenaga kerja manusia sehingga produksi dapat dilakukan secara massal dengan didukung oleh sumber daya manusia dan teknologi transportasi yang baik agar menjadi lebih hemat. Semakin berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan tentu membutuhkan tenaga manajer yang mampu mengatur pekerjaan agar dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Semakin banyak jumlah produksi berpengaruh pada cara kerja dan alat yang digunakan. Mesin-mesin menggantikan tenaga kerja manusia sehingga produksi dapat dilakukan secara massal dengan didukung oleh sumber daya manusia dan teknologi transportasi yang baik agar menjadi lebih hemat. Semakin berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan tentu membutuhkan tenaga manajer yang mampu mengatur pekerjaan agar dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
1.1 Rumusan Masalah
1.
Seberapa pentingkah manajemen dalam
kemajuan suatu organisasi?
2.
Mengapa perusahaan membutuhkan peran
manajerial?
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Manajemen
Manajemen yaitu proses
mengoordinasi kegiatan atau aktivitas kerja agar dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia. Efektif seringkali didefinisikan sebagai “doing the
right things” yang berarti mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat sasaran
sesuai dengan yang diinginkan. Efisien yakni mengerjakan sesuatu dengan benar
secara hemat, menghasilkan output sebanyak mungkin dengan input yang seminimal
mungkin. Selain efektif dan efisien, peranan manajer sangat berpengaruh
terhadap masa depan suatu organisasi tersebut.
2.2 Klasifikasi Manajer
Tingkatan
manajerial menurut Robbins (2007) terdiri dari:
a.
First line managers: manajer yang berada
di tingkat terbawah dari suatu manajemen dan mengelola aktivitas kerja karyawan
yang bukan bersifat manajerial.
b.
Middle managers: manajer yang mengelola
aktivitas kerja manajer lini pertama.
c.
Top managers: manajer yang bertanggung
jawab dalam membuat keputusan organisasi secara luas dan menetapkan rencana
serta tujuan yang memengaruhi keseluruhan organisasi
2.3 Pendekatan
Manajerial
Pendekatan
Fungsional
Allen
(1973) membedakan pendekatan manajerial menjadi empat, yaitu:
a. planning
(perencanaan): merumuskan tujuan, menetapkan strategi agar tujuan tersebut
dapat dicapai.
b. organizing
(pengorganisasian): membuat struktur organisasi, pendelegasian, dan
pengembangan hubungan.
c. leading
(kepemimpinan): membuat standar kinerja, pengukuran, pengevaluasian, dan
perbaikan kinerja.
d. controlling
(pengawasan): mengawasi seluruh aspek pekerjaan agar sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Pendekatan
peran manajemen
Peran-peran
dalam manajemen berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi. Menurut Ricky W
Griffin (2004), peran-peran tersebut berkaitan dengan hubungan antar pribadi,
informasi, dan pengambilan keputusan.
Pendekatan
Keahlian
Pendekatan
keahlian meliputi keahlian teknis, humanis, dan konsep. Keahlian teknis
mencakup pengetahuan dan kecakapan khusus di suatu bidang. Keahlian humanis
berarti kemampuan bekerja sama dengan orang lain, dan keahlian konsep mencakup
kemampuan berpikir dalam membuat konsep tentang situasi yang rumit berkaitan
dengan organisasi. (Robert L Katz, 1970)
CASE: DESAIN PRODUK
SAJA TIDAK CUKUP UNTUK MEMPERTAHANKAN PERUSAHAAN
PT XYZ adalah perusahaan swasta yang sudah berdiri kurang
dari sepuluh tahun. Perusahaan ini memiliki karyawan sekitar 200 orang termasuk
dengan pekerja subkontrak. Manajemen kinerja di perusahaan ini belum berjalan
dengan baik karena tidak adanya tingkatan manajerial yang jelas. Tidak ada
struktur organisasi yang membedakan peranan manajer dan nonmanajer. Perekrutan
karyawan dilakukan tanpa melewati tahapan seleksi yang ketat dan tanpa melihat
latar belakang keahlian pelamar. Pembagian tugas kerja yang tidak sesuai dengan
keahlian berpengaruh terhadap kualitas yang dihasilkan karena tidak memiliki
standar baku. Pada awalnya perusahaan memiliki kemajuan dan kenaikan omset dari
tahun ke tahun dari pengembangan produknya, namun karena tidak didukung dengan
sumber daya manusia yang mumpuni maka kualitas dan kuantitas tidak berjalan
seirama. Akibat manajemen kinerja yang tidak berjalan dengan baik lambat laun
mengurangi omset perusahaan dan menghambat tercapainya tujuan organisasi.
III
KESIMPULAN DAN SOLUSI
3.1 Kesimpulan
Manajemen
kinerja sangat penting untuk kelangsungan suatu perusahaan agar terus maju dan
mencapai target yang diinginkan. Tanpa dilandasi dengan aturan baku dan diatur
oleh manajerial yang baik suatu tujuan akan terhambat dan sulit dicapai.
3.2 Saran
Berikut
ini adalah saran-saran yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaan tersebut:
1. merekrut
karyawan sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang dimiliki
2. buat
struktur organisasi dan bentuk tingkatan manajerial dari non manajerial sampai
top manajerial. Struktur organisasi diupayakan dapat membangun birokrasi
seperti yang dikembangkan oleh Weber (1900) yang digambarkan pada gambar 3.1.
Gambar
3.1 Birokrasi Weber (1900)
3. buat
standar baku dalam bekerja salah satunya standar operasional prosedur yang akan
menjadi pedoman kerja
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins SP, dan Judge. 2007.
Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat
Griffin, 2004. Komitmen Organisasi, Terjemahan,
Jakarta: Erlangga
Katz,
Robert Lee. 1970. Management of the total
enterprise. New Jersey: Prentice-Hall
Pincus,
Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work
Practice: Model And Method. Madison: F.E. Peacock Publishers, Inc.
Jono
M Munandar, dkk. 2014. Pengantar Manajemen
Panduan Komprehensif Pengelolaan Organisasi. Bogor: IPB Press.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.