![]() |
Mind Map Kompensasi |
A. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Keberhasilan
suatu organisasi dalam mempertahankan karyawan yang telah dimiliki tidak dapat
dicapai dengan cara yang mudah.
Hal tersebut hanya dapat terwujud berkat kepiawaian organisasi dalam memahami kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga memberikan kepuasan kerja bagi karyawan dan termotivasi secara optimal. Karyawan selalu berharap adanya kesinambungan pekerjaan dan diimbangi dengan peningkatan keseejahteraan untuk karyawan dan keluarga dari waktu ke waktu (Soeling, 2005). [1]
Hal tersebut hanya dapat terwujud berkat kepiawaian organisasi dalam memahami kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga memberikan kepuasan kerja bagi karyawan dan termotivasi secara optimal. Karyawan selalu berharap adanya kesinambungan pekerjaan dan diimbangi dengan peningkatan keseejahteraan untuk karyawan dan keluarga dari waktu ke waktu (Soeling, 2005). [1]
Suatu
organisasi seyogyanya memberikan kompensasi melalui sistem balas jasa yang
sesuai dan berkewajiban menciptakan suatu iklim di dalam organisasi yang mampu
memberikan kepuasan kerja sehingga karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan
prestasi kerja masing-masing. Kompensasi adalah salah satu bentuk penghargaan suatu
organisasi terhadap sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Manajemen
kompensasi adalah salah satu fungsi penting dalam manajemen sumber daya
manusia. Sistem kompensasi yang sesuai dan tepat dipercaya akan dapat
meningkatkan motivasi, komitmen, dan kontribusi sumberdaya manusia dalam organisasi.
1.2 Definisi Kompensasi
Definisi
mengenai kompensasi menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut. [2]
- Menurut
Marwansyah (2010:269), kompensasi merupakan imbalan secara langsung, imbalan
tidak langsung dalam bentuk manfaat tambahan (benefit) dan bentuk pemberian layanan
tambahan serta insentif yang ditujukan untuk memotivasi pekerja agar mencapai
produktivitas yang lebih tinggi.
- Sedangkan
menurut Gomez-Mejia et al (2012:312) yang menyatakan bahwa kompensasi merupakan
bentuk penghargaan dari perusahaan kepada karyawan karena kontribusi mereka.
Berdasarkan
definisi dari kedua penulis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompensasi
merupakan segala bentuk pembayaran atau manfaat yang diterima sebagai balas
jasa karyawan terhadap kontribusi atas pekerjaan mereka di perusahaan. Ditambahkan
lagi bahwa kompensasi harus dirancang sedemikian rupa agar bisa memotivasi
karyawan dan sekaligus tidak memberatkan beban organisasi. Dengan demikian sasaran
pemberian kompensasi untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan organisasi
dapat tercapai.
1.3 Tujuan Adanya Kompensasi
Kompensasi
penting diberikan oleh organisasi/perusahaan tempat orang tersebut bekerja,
karena memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Ikatan Kerja Sama
Dengan
pemberian kompensasi maka terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan
dengan bawahan, dimana karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik,
sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi itu sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
b.
Kepuasan
Kerja
Dengan
balas jasa karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status,
sosial dan egoistiknya sehingga ia memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya
itu.
c.
Pengadaan
Efektif
Jika
program kompensasi ditetapkan cukup besar, maka pengadaan karyawan yang
qualified untuk perusahaan itu akan lebih mudah.
d.
Motivasi
Jika
balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi
bawahannya.
e.
Stabilitas
Karyawan
Dengan
program kompensasi agar prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang
kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif
kecil.
f.
Disiplin
Dengan
memberikan balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.
Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
g. Pengaruh
Serikat Buruh
Dengan
program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan
karyawan akan berkonsentrasi pada kenyataan.
h.
Pengaruh
Pemerintah
Jika
program kompensasi itu sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku
(seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
B. PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Kompensasi
Komponen-komponen
dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokkan kedalam kompensasi
finansial langsung, tak langsung dan non finansial. Penjelasan dari
masing-masing kelompok antara lain sebagai berikut. [3]
a. Kompensasi finansial secara
langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran
prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi
saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
b. Kompensasi finansial tidak langsung berupa;
program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun,
asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti
tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor
dan tempat parkir.
c. Kompensasi non financial, berupa pekerjaan
(tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa
pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervisi yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Besarnya Kompensasi
Menurut Malayu
S.P. Hasibuan (2000 : 144), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
kompensasi diantaranya yaitu : [4]
a. Penawaran
dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika pencari kerja
(penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka
kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada
lowongan pekerjaan, maka kompensansi relatif semakin besar.
b. Kemampuan
dan Kesediaan Perusahaan Permintaan
Bila kemampuan dan
kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan
semakin besar. Tetapi sebaliknya jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk
membayar kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.
c. Serikat
Buruh atau Organisasi Karyawan
Apabila serikat
buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya
jika serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi
relatif kecil.
d. Produktivitas
Kerja Karyawan
Jika produktivitas
kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya
kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
e. Pemerintah
dengan Undang-Undang dan Keppresnya
Pemerintah dengan
undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah atau balas jasa
minimum. Penetapan pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha jangan
sewenang-wenang menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan, karena pemerintah
berkewajiban untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
f. Biaya
Hidup (Cost of living)
Bila biaya hidup di
daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi atau upah semakin besar. Tetapi
sebaliknya jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, maka tingkat
kompensasi atau upah relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar
daripada di Bandung.
g. Posisi
Jabatan
Karyawan yang mendapat
jabatan yang lebih tinggi maka akan menerima gaji atau kompensasi yang lebih
besar. Sebaliknya yang menjabat jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji atau
kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat kewenangan
dan tanggung jawab yang besar harus mendapatkan gaji atau kompensasi yang lebih
besar pula.
h. Pendidikan
dan Pengalaman Karyawan
Jika pendidikan lebih
tinggi dan pengalaman kerja yang lebih lama gaji atau balas jasanya akan
semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya
karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka
tingkat gaji atau kompensasinya lebih kecil.
i. Kondisi
Perekonomian Nasional
Bila kondisi
perekonomian nasional sedang maju (boom) maka tingkat upah atau kompensasi akan
semakin besar, karena akan mendekati kondisi (full employment). Sebaliknya
jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah,
karena terdapat banyak penganggur (disqueshed unemployment).
j. Jenis
dan Sifat Pekerjaan
Kalau jenis dan sifat
pekerjaan itu mengerjakannya sulit atau sukar dan mempunyai risiko (finansial,
keselamatannya) besar, maka tingkat upah atau balas jasanya semakin besar,
karena meminta kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika
jenis dan sifat pekerjaan itu mengerjakannya mudah dan risikonya (finansial,
kecelakaannya) kecil, maka tingkat upah atau balas jasanya relatif rendah.
Misalnya, pekerjaan merakit komputer balas jasanya lebih besar daripada
mengerjakan mencetak batu bata.
2.3 Hubungan Kompensasi Dengan
Peningkatan Kinerja Karyawan
Menurut
Nitisemito (1996) pengaruh kompensasi terhadap karyawan sangatlah besar. Semangat
kerja yang tinggi, keresahan dan loyalitas karyawan banyak dipengaruhi oleh
besarnya kompensasi. Dikaitkan dengan teori pengharapan, maka pemberian
kompensasi berdasarkan keterampilan akan memotivasi karyawan, sebab dalam teori
pengharapan dikatakan bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerahkan
usahanya dengan lebih baik lagi apabila karyawan merasa yakin, bahwa usahanya
akan menghasilkan penilaian prestasi yang baik. Penilaian yang baik akan diwujudkan
dengan penghargaan dari perusahaan seperti pemberian bonus, peningkatan gaji atau
promosi dan penghargaan itu dapat memuaskan karyawan. [5]
Jadi dalam teori pengharapan
terdapat tiga hubungan, yaitu hubungan antara usaha dengan prestasi, hubungan
prestasi dengan penghargaan perusahaan dan hubungan antara penghargaan
perusahaan dengan tujuan karyawan. Apabila penghargaan yang diberikan oleh
perusahaan sesuai dengan pengharapan dan dapat memuaskan kebutuhannya, maka karyawan
tersebut akan termotivasi untuk lebih meningkatkan usaha/kinerjanya, sebaliknya
apabila usaha yang dilakukan tidak mendapat penghargaan sesuai dengan harapan
karyawan, maka karyawan yang bersangkutan akan merasa frustasi, sehingga tidak
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
2.4 Tantangan yang Mempengaruhi
Kebijakan Kompensasi [6]
a. Suplai
dan Permintaan Tenaga Kerja
Beberapa
jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada yang ditunjukkan
oleh nilai relatifnya karena desakan kondisi pasar. Sebagai contoh, pada tahun
1970-an, kelangkaan tenaga akuntan menyebabkan perusahaan (organisasi) harus
memberikan tunjangan kelangkaan disamping kompensasi dasar untuk memperoleh
tenaga kerja akuntan.
b. Produktivitas
Perusahaan
harus memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup dan tumbuh. Tanpa hal ini,
perusahaan tidak akan bias bersaing lagi. Oleh karena itu, perusahaan tidak
dapat membayar para karyawannya melebihi kontribusi mereka kepada perusahan
melalui produktivitas mereka. Bila ini terjadi (bisa karena kelangkaan atau
kekuatan serikat karyawan), perusahaan biasanya merancang kembali
pekerjaan-pekerjaan, melatih para karyawan baru untuk menaikkan suplai atau
melakukan automatisasi.
c. Kesediaan
untuk membayar
Bukan
merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan sebenarnya ingin
membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh karena itu, perusahaan juga
merasa bahwa para karyawan seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dengan upah
yang mereka terima. Manajemen perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan
produktivitas mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat dibayarkan.
d. Berbagai
kebijaksanaan pengupahan dan penggajian
Hampir
semua organisasi mempunyai kebijaksanaan yang mempengaruhi pengupahan dan
penggajian. Salah satu kebijaksanaan yang umum adalah memberikan kenaikan upah
yang sama besarnya pada karyawan angota serikat buruh maupun karyawan
yang bukan angota serikat. Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan pembayaran
bonus (premium) diatas upah dasar untuk meminimumkan perputaran karyawan atau
untuk menarik para karyawan terbaik. Perusahaan-perusahaan lain mungkin juga
menetapkan kenaikan kompensasi secara otomatis bila indeks biaya hidup naik.
e. Kendala-kendala
pemerintah
Tekanan-tekanan
eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya mempengaruhi penetapan
kompensasi perusahaan. Peraturan upah minimum, upah kerja lembur, dan
pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak merupakan beberapa contoh kendala
kebijaksanaan kompensasi yang berasal dari pemerintah.
3. Kesimpulan
Suatu organisasi atau
perusahaan perlu merencanakan pemberian kompensasi yang baik terhadap seluruh
karyawannya, agar dapat meningkatkan motivasi para karyawan untuk bekerja
dengan lebih baik. Karena dengan meningkatnya kinerja karyawan, diharapkan
nantinya akan muncul prestasi yang didapat oleh karyawan tersebut dan dapat
diberikan penghargaan berupa kompensasi. Kompensasi bisa terdiri dari
kompensasi financial secara langsung (gaji, insentif, dsb), financial tidak
langsung (asuransi kesehatan, beasiswa, dsb), dan non-financial (fasilitas
kerja). Cara paling tepat untuk menentukan kompensasi tiap karyawan adalah
dengan mengacu kepada kompetensi yang mereka punya. Namun, masih terdapat
tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam menetapkan
kompensasi. Untuk itu diperlukan manajemen kompensasi yang bagus agar
rencana-rencana yang ditetapkan dapat menyelesaikan tantangan-tantangan yang
ada.
4. Daftar Pustaka
[1]
Sari, Elviera.2009.Pengaruh Kompensasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja. Bisnis & Birokrasi Journal. Vol 16, No 1 Dalam :
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=19126 diakses
tanggal 18 November 2016.
[2]
Wulansari, Puspita, dkk.2014.Pengaruh Kompensasi Terhadap Motivasi Karyawan di
Departemen Sumber Daya Manusia PLN Kantor Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Dalam :
http://ijm.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/artikel-5-Vol.-14.-No.-2-Agustus-2014.pdf diakses
tanggal 18 November 2016.
[3]
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia Edisi 2. 1987.
Yogyakarta. Penerbit: BPFE-Yogyakarta
[4]
Yunita,K. 2013. Kompenasi Manajemen Dalam
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/02/25/kompensasi-manajemen/
diakses tanggal 18 November 2016.
[5]
Muljani, Ninuk. 2002. Kompensasi Sebagai Motivator Untuk Meningkatkan Kinerja
Karyawan Dalam http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1915.pdf diakses
tanggal 17 November 2016.
[6]
Wiguna, C.2015.Komepensasi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
http://duniaiptek.com/kompensasi-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia/
diakses tanggal 17 November 2016.
@A09-ROMARIA
ReplyDeletePoint : 3
Menurut saya artikel dan mind mipping sudah Bagus.
Terima kasih
Judul artikel bagus
ReplyDeleteisi artikel bagus
daftar pustaka bagus
point mindmap 3