Definisi manajemen Kinerja:
Secara mendasar, Manajemen kinerja merupakan
rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja, pemantauan /
peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa pemberian
penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah dijalankan secara
berkelanjutan.
Kata Manajemen Kinerja merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kinerja. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Menurut George R Terry dalam bukunya Principles of Management, Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu, secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut John R Schermerhorn Jr dalam bukunya Management, manajemen adalah proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki, baik manusiadan material untuk mencapai tujuan.
Kata Manajemen Kinerja merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kinerja. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Menurut George R Terry dalam bukunya Principles of Management, Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu, secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut John R Schermerhorn Jr dalam bukunya Management, manajemen adalah proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki, baik manusiadan material untuk mencapai tujuan.
Istilah manajemen
kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, Performance
Management. Kata Performance di
sini sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,
sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja
tetapi juga termasuk bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja merupakan
hasil pekerjaan yang berhubungan kuat dengan tujuan stratejis organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi, begitu kata Amstrong
& Baron, (1998). Selain istilah performance
management, kadang-kadang beberapa perusahaan menggunakan
istilah Managing Employee
Performance yang isingkat MEP.
Manajemen kinerja menurut Costello (1994) adalah dasar dan kekuatan pendorong yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan alokasi sumber daya. Manajemen kinerja didefinisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Schwarz (1999) mendefinisikan manajemen kinerja sebagai gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan yang menyangkut pencapaian tujuan, memberikan umpan balik dari manajer kepada karyawan dan sebaliknya dari karyawan kepada manajer, demikian pula dengan penilaian kinerja. Menurut Amstrong (2004), manajemen kinerja adalah pendekatan stratejis dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja di dalamnya dan dengan mengembangkn kemampuan tim dan kontributor individu.
Ruky (2006) mengumpulkan beberapa definisi manajemen kinerja. Beberapa definisi manajemen kinerja yang berhasil dikumpulkannya antara lain.
1.
Manajemen kinerja adalah usaha atau
kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan.
2.
Manajemen kinerja adalah seluruh
kegiatan yang dilakukan dalam sebuah proses manajemen yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan atau pengarahan, dan pengevaluasian
hasilnya.
3.
Manajemen kinerja adalah program yang
dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran yaitu kinerja dalam bentuk apa dan
yang seperti bagaimana yang ingin dicapai.
Dari kumpulan definisi tersebut dapat kita simpulkan
bahwa manajemen kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan
kinerja individu, kelompok, dan organisasi yang digerakkan oleh manajer
bersinerji dengan individu dan kelompok di dalam organisasi
Pengertian Kinerja menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut: (Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi, 2005)
1.
Kinerja merupakan seperangkat hasil yang
dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
2.
Kinerja merupakan salah satu kumpulan
total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 1987)
3.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan
ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993)
4.
Kinerja merujuk kepada tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994)
5.
Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas
pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun
perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
6.
Kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan (Ability=A), motivasi (motivation=M) dan kesempatan
(Opportunity=O) atau Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins,1996) seperti
terlihat pada Gambar 1 berikut:
Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau
kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
Dari kedua kata manajemen dan kinerja, jika digabungkan
menjadi satu kata baru yaitu Manajemen Kinerja (Performance Management).
Beberapa definisi diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut: (Wibowo, 2007)
1.
Manejemen kinerja sebagai proses
komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan
dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
(Bacal, 1994).
2.
Manajemen kinerja sebagai sarana untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara
memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan
persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati (Armstrong, 2004).
3.
Manajemen kinerja merupakan gaya
manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan
yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer
kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
4.
Manajemen kinerja merupakan dasar dan
kekuatan pendiring yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha
kerja dan alokasi sumberdaya (Costello, 1994)
Dengan memperhatikan pendapat para ahli, maka dapat
dirumuskan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam
mengelola sumberdaya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses
komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan
pendekatan strategis serta terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai
tujuan organisasi.
Prinsip
Dasar
Terdapat 10 prinsip dasar manajemen kinerja yang dapat
menjadi pondasi yang kuat bagi kinerja organisasi.
1.
Menghargai Kejujuran
2.
Memberikan Pelayanan
3.
Tanggung jawab
4.
Dirasakan seperti bermain
5.
Adanya perasaan kasihan
6.
Adanya perumusan tujuan
7.
Terdapat konsensus dan kerja sama
8.
Sifatnya berkelanjutan
9.
Terjadi komunikasi dua arah
10.
Mendapatkan umpan balik
Manfaat Manajemen Kinerja
Manfaat manajemen kinerja kata Wibowo (2010) meliputi manfaat tidak hanya bagi organisasi, atau manajer, tetapi juga memiliki manfaat bagi setiap individu anggota organisasi. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain adalah untuk: (1) menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu, (2) memperbaii kinerja, (3) memotivasi karyawan, (4) meningkatkan komitmen, (5) mendukung nilai-nilai inti, (6) memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, (7) meningkatkan keterampilan, (8) mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, (9) mengusahakan basisi perencanaan karir, (10) membantu menahan karyawan untuk minta pindah atau minta berhenti, (11) mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan, dan (12) mendukung program perubahan budaya.
Sedang manfaat manajemen kinerja bagi manajer menurut Wibowo (2010) antara lain adalah untuk: (1) mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, (2) menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas, (3) memperbaiki kinerja tim dan individu, (4) mengusahakan penghargaan nonfinansial bagi staf, (5) mengusahakan dasar untuk membantu karyawan yang kinerjanya rendah, (6) mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, (7) memotivasi dan mengembangkan tim, dan (8) mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi.
Sementara, manfaat manajemen kinerja bagi individu menurut Wibowo (2010) antara lain adalah untuk: (1) memperjelas peran dan tujuan, (2) mendorong dan mendukung untuk tampil lebih baik, (3) membantu mengembangkan kemampuan dan kinerja, (4) peluang menggunakan waktu secara berkualitas, (5) dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan (6) memformulasikan tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan.
Manfaat manajemen kinerja kata Wibowo (2010) meliputi manfaat tidak hanya bagi organisasi, atau manajer, tetapi juga memiliki manfaat bagi setiap individu anggota organisasi. Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain adalah untuk: (1) menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu, (2) memperbaii kinerja, (3) memotivasi karyawan, (4) meningkatkan komitmen, (5) mendukung nilai-nilai inti, (6) memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, (7) meningkatkan keterampilan, (8) mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, (9) mengusahakan basisi perencanaan karir, (10) membantu menahan karyawan untuk minta pindah atau minta berhenti, (11) mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan, dan (12) mendukung program perubahan budaya.
Sedang manfaat manajemen kinerja bagi manajer menurut Wibowo (2010) antara lain adalah untuk: (1) mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, (2) menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas, (3) memperbaiki kinerja tim dan individu, (4) mengusahakan penghargaan nonfinansial bagi staf, (5) mengusahakan dasar untuk membantu karyawan yang kinerjanya rendah, (6) mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, (7) memotivasi dan mengembangkan tim, dan (8) mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi.
Sementara, manfaat manajemen kinerja bagi individu menurut Wibowo (2010) antara lain adalah untuk: (1) memperjelas peran dan tujuan, (2) mendorong dan mendukung untuk tampil lebih baik, (3) membantu mengembangkan kemampuan dan kinerja, (4) peluang menggunakan waktu secara berkualitas, (5) dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan (6) memformulasikan tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan.
Proses
Manajemen Kinerja
1.
Masukan
Manajemen kinerja membutuhkan berbagai masukan yang harus
dikelola agar dapat saling bersinergi dalam mencapai tujuan organisasi. Masukan
tersebut berupa: sumberdaya manusia (SDM), modal, material, peralatan dan
teknologi serta metode dan mekanisme kerja.
Manajemen Kinerja memerlukan masukan berupa tersedianya
kapabilitas SDM, baik sebaga perorangan maupun tim. Kapabilitas SDM diwujudkan
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan kompetensi. SDM yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses
kinerja maupun hasil kerja. Sedangkan kompetensi diperlukan agar SDM mempunyai
kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga dapat
memberikan kinerja terbaiknya.
2.
Proses
Manajemen kinerja diawali dengan perencanaan tentang
bagaimana merencanakan tujuan yang diharapkan di masa yang akan datang, dan
menyusun semua sumberdaya dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Pelaksanaan rencana dimonitoring dan diukur kemajuannya dalam mencapai
tujuan. Penilaian dan peninjauan kembali dilakukan untuk mengoreksi dan
menentukan langkah-langkah yang diperlukan bila terdapat deviasi terhadap
rencana. Manajemen kinerja menjalin terjadinya saling menghargai kepentingan
diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses kinerja. Prosedur dalam
manajemen kinerja dijalankan secara jujur untuk membatasi dampak
meerugikan pada individu. Proses manajemen kinerja dijalankan secara transparan
terutama terhadap orang yang terpengaruh oleh keputusan yang timbul dan orang
mendapatkan kesempatan melalui dasar dibuatnya suatu keputusan.
3.
Keluaran
Keluaran merupakan hasil langsung dari kinerja
organisasi, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Hasil kerja yang dicapai
organisasi harus dibandingkan dengan tujuan yang diharapkan . Keluaran dapat lebih
besar atau lebih rendah dari tujuan yang telah ditetapkan. Bila terdapat
deviasi akan menjadi umpan balik dalam perencanaan tujuan yang akan datang dan
impelementasi kinerja yang sudah dilakukan.
4.
Manfaat
Selain memperhatikan keluaran, manajemen kinerja juga
memperhatikan manfaat dari hasil kerja. Dampak hasil kerja dapat bersifat
positif bagi organisasi, misalnya karena keberhasilan seseorang mewujudkan
prestasinya berdampak meningkatkan motivasi sehingga semakin meningkatkan
kinerja organisasi. Tetapi dampak keberhasilan sesorang dapat bersifat negatif,
jika karena keberhasilannya ia menjadi sombong yang akan membuat suasana kerja
menjadi tidak kondusif.
Model
Manajemen Kinerja
1.
Model
Deming
Hasil kegiatan monitoring dan review dapat
menyimpulkan bahwa kemajuan telah dicapai sesuai dengan rencana. Tetapi jika
terdapat deviasi antara rencana dengan kemajuan yang telah dicapai. Dalam
keadaan demikian perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja agar tujuan
yang telah direncanakan dapat tercapai pada waktunya. Bila hal itu tidak
memungkinkan, langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan penyesuaian
kembali terhadap rencana dan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Demikian
seterusnya proses kinerja akan berulang kembali melalui tahapan-tahapan
tersebut di atas. Model proses kinerja Deming dinamakan Siklus.
2.
Model Torrington dan Hall
Torrington dan Hall menggambarkan proses manajemen
kinerja dengan merumuskan terlebih dahulu harapan terhadap kinerja atau hasil
yang diharapkan dari suatu kinerja. Kemudia, ditentukan dukungan yang diberikan
terhadap kinerja untuk mencapai tujuan. Sementara pelaksanaan kinerja
berlangsung dilakukan peninjauan kembali (review) dan penilaian kinerja.
Langkah selanjutnya melakukan pengelolaan terhadap standar kinerja. Strandar
kinerja harus dijaga agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai.
3.
Model Costello
Siklus dimulai dengan melakukan persiapan perencanaan
sehingga dapat dibuat suatu rencana dalam bentuk rencana kinerja dan
pengembangan. Untuk meningkatkan kinerja, diberikan coaching pada SDM dan
dilakukan pengukuran kemajuan kinerja. Peninjauan kembali selalu dilakukan
terhadap kemajuan pekerjaan dan bila diperlukan dilakukan perubahan
rencana. Coaching dan review dilakukan secara berkala dan akhir tahun
dilakukan penilaian kinerja tahunan dan dipergunakan untuk meninjau kembali
pengembangan. Akhirnya, hasil penilaian tersebut digunakan untuk
mempertimbangkan penggajian dan menjadi umpan balik untuk rencana tahun
berikutnya.
4.
Model Armstrong dan Baron
Proses manajemen kinerja dilihat sebagai suatu
rangkaian aktivitas yang dilakukan secara berurutan agar dapat mencapai hasil
yang diharapkan. Urutan manajemen kinerja oleh Armstrong dan Baron digambarkan
sbb:
1.
Misi Organisasi dan Tujuan Strategis;
merupakan titik awal proses manajemen kinerja. Misi dan tujuan strategis
dijadikan acuan bagi tingkatan manajemen di bawahnya. Perumusan misi dan tujuan
strategis organisasi ditujukan untuk memastikan bahwa setiap kegiatan
selanjutnya harus sejalan dengan tujuan tersebut dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada prestasi.
2.
Rencana dan Tujuan Bisnis dan Departemen;
merupakan penjabaran dari misi organisasi dan tujuan strategis. Pada kasus
tertentu rencana dan tujuan bisnis ditetapkan lebih dahualu, kemudian
dijabarkan dan dibebankan pada departemen yang mendukungnya. Sebaliknya, dapat
juga terjadi bahwa kemampuan departemen menjadi faktor pembatas dalam
menentapkan rencana dan tujuan bisnis. Bila hal ini terjadi, tujuan departemen
ditentukan lebih dahulu.
3.
Kesepakatan Kinerja (Performance Contract/Kontrak Kinerja) dan Pengembangan;
merupakan kesepakatan yang dicapai antara individu dengan manajernya tentang
sasaran dan akuntabilitasnya, biasanya dicapai pada rapat formal. Proses
kesepakatan kinerja menjadi mudah jika kedua pihak menyiapkan pertemuan dengan
mengkaji ulang progres terhadap sasaran yang disetujui. Kontrak kinerja
merupakan dasar untuk mempertimbangkan rencana yang harus dibuat untuk
memperbaiki kinerja. Kontrak kinerja juga menjadi dasar dalam melakukan
penilaian terhadap kinerja bawahan.
4.
Rencana Kinerja dan Pengembangan;
merupakan eksplorasi bersama tentang apa yang perlu dilakukan dan diketahui
individu untuk memperbaiki kinerja dan mengembangkan ketrampilan dan
kompetensinya dan bagaimana manajer dapat memberikan dukungan dan bimbingan
yang diperlukan.
5.
Tindakan Kerja dan Pengembangan;
manajemen kinerja membantu orang untuk siap bertindak sehingga mereka dapat
mencapai hasil seperti yang diharapkan.
6.
Monitoring dan Umpan Balik berkelanjutan;
konsep terpenting dan sering berulang adalah proses mengelola dan mengembangkan
standar kinerja. Dalama hal ini dibutuhkan sikap keterbukaan, kejujuran,
bersifat positif dan terjadinya komunikasi dua arah antara supervisor dan
pekerja sepanjang tahun.
7.
Review Formal dan Umpan Balik;
dalam melakukan review, pimpinan memberi kesempatan kepada bawahan untuk
memberi komentar tentang kepemimpinan. Review mencakup tentang: pencapaian
sasaran, tingkat kompetensi yang dicapai, kontribusi terhadap nilai-nilai
utama, pencapaian pelaksanaan rencana, pengembangan pribadi, pertimbangan
tentang masa depan, perasaan dan aspirasi tentang pekerjaan, dan komentar
terhadap dukungan manajer. Hasil review menjadi umpan balik bagi kontrak
kinerja.
8.
Penilaian Kinerja Menyeluruh;
penilaian dilakukan dengan melihat hasil atau prestasi kerja. Tingkatan
penilaian dapat bervariasi tergantung pada jenis organisasi dan pekerjaan
yang dilakukan
Bagaimana Cara Melakukan Manajemen Kinerja yang Efektif?
Manajemen kinerja yang efektif menjadi salah satu cara
ampuh untuk menjalankan sebuah usaha atau bisnis agar lebih baik dan
berkembang. Namun, tidak semua perusahaan yang dapat melakukannya karena
keterbatasan atau adanya hambatan, terutama dari sumber daya manusia yang
dimiliki.
Oleh karena itu, untuk
mempraktikkan kinerja manajemen yang lebih efektif, perlu perekrutan sumber
daya manusia yang berkualias dan terampil.
Itulah yang harus dipenuhi
oleh sebuah perusahaan ke;as menengah ke atas. Sementara untuk perusahaan kelas
menengah ke bawah, kinerja manajemen dapat dilakukan lebih sederhana dan dengan
cara yang mudah. Dengan begitu, perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan
berkembang.
Apa itu
manajemen kinerja yang efektif?
Sebuah perusahaan pasti harus ada orang atau sekelompok orang yang bisa mengatur jalannya operasional perusahaan. Ibaratnya sebuah kendaraan bermotor, manajeman merupakan pengemudinya yang menjalankan dan mengarahkan arah ke mana akan pergi dan berlabuh.
Sebuah perusahaan pasti harus ada orang atau sekelompok orang yang bisa mengatur jalannya operasional perusahaan. Ibaratnya sebuah kendaraan bermotor, manajeman merupakan pengemudinya yang menjalankan dan mengarahkan arah ke mana akan pergi dan berlabuh.
Tugas ini sangat penting
dan cukup berat. Oleh karena itu, manajemen biasanya dipegang oleh beberapa
orang di sebuah perusahaan.
Orang-orang tersebut
berkompeten di bidangnya, sehingga mampu untuk mengambil kebijakan strategis
dalam sebuah perusahaan. Manajemen juga harus bertanggung jawab penuh atas
berhasil tidaknya sebuah operasional perusahaan. Mereka akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh pemilik perusahaan, yang mungkin tidak terlibat
dalam sebuah tugas menajemen.
Sementara itu, dalam kerja
sebuah manajemen tidak menutup kemungkinan terjadi salah kaprah yang hanya akan
merugikan pihak perusahaan. Artinya, kinerja manajemen tersebut dianggap tidak
efektif. Oleh karena itu, harus ada kebijakan tertentu untuk memperbaiki
kinerja manajemen agar lebih efektif. Lalu, bagaimana cara membuat manajemen kinerja yang efektif? Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan, antara lain sebagai berikut.
Pertama, perencanaan kerja
yang jelas dan terstruktur. Kerja seperti itu sangat efektif dalam segi waktu
apalagi biaya.
Tidak terkecuali untuk
kinerja manajemen yang perlu merencanakan kebijakan-kebijakan strategis ke
depan seperti apa. Semua harus terencana dan terstruktur agar komponen-komponen
yang terlibat di dalamnya dapat bekerja dengan efektif, tidak memboroskan waktu
dan biaya. Itulah cara kerja yang efektif.
Kedua, sumber daya alam
yang berkualitas. Sebuah manajemen yang terdiri atas orang-orang pilihan yang
berkualitas. Namun, jika orang-orang di dalamnya hanya pilihan dari keluarga
atau kerabat terdekat yang tidak berkualitas sama sekali, sama saja omong
kosong.
Perusahaan yang masih
menerapkan nepotisme seperti itu tidak akan bertahan lama karena jajaran di
bagian atas diisi oleh orang-orang pilihan yang tidak berkompeten.
Oleh karena itulah, pemilik
perusahaan harus berani mengambil langkah cerdas dan bijak agar jajaran
manajemen diisi oleh orang-orang pilihan yang benar-benar berkualitas. Jika
ingin perusahaan miliknya maju dan berkembang pesat, tidak ada salahnya
mempraktikkan hal tersebut.
Ketiga, belajar dari
perusahaan lain. Jangan pernah malu dan takut untuk terus belajar. Selama untuk
tujuan yang baik dan benar, silakan untuk belajar. Demikian juga yang harus
dilakukan oleh sebuah perusahaan yang ingin mengubah kinerja manajemennya agar
lebih efektif.
Jajaran di manajemen dapat
belajar dari perusahaan lain yang lebih maju dan berkembang. Dengan cara
seperti itu, beberapa hal positif yang sangat bermanfaat dapat diadopsi untuk
diterapkan demi kemajuan perusahaan.
Manajemen yang efektif sama
dengan keuntungan yang berlimpah
Sebuah perusahaan yang dapat melaksanakan manajemen yang efektif dalam operasionalnya, dijamin akan lebih meraup untung dalam berbisnis.
Sebuah perusahaan yang dapat melaksanakan manajemen yang efektif dalam operasionalnya, dijamin akan lebih meraup untung dalam berbisnis.
Hal itu dikarenakan manajemen
yang berjalan efektif dapat membuat roda perusahaan berjalan dengan lancar.
Dengan begitu, bisnis yang dijalankan juga akan besar dengan semakin
meningkatnya konsumen yang membutuhkan produk-produk yang dihasilkan perusahaan
tersebut.
Sebagai contoh, sebuah
perusahaan penerbitan buku pelajaran. Jajaran manajemen di perusahaan tersebut
mampu membuat kebijakan bagi seluruh karyawannya agar dapat bekerja dengan
lebih efektif. Selain itu, produk buku pelajaran yang dihasilkan disesuaikan
dengan perkembangan kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini. Akhirnya,
produk buku laku keras di pasaran karena sangat diminati oleh konsumen.
Dengan begitu, keuntungan
yang diperoleh oleh perusahaan tersebut juga bertambah besar. Itulah salah satu
contoh manajemen kinerja yang efektif.
Daftar Pustaka
Anonim. 2011. Bagaimana Cara Melakukan Manajemen Kinerja yang Efektif.
Dalam: http://pakarkinerja.com/bagaimana-cara-melakukan-manajemen-kinerja-yang-efektif/
Poerwanto,
Hendra. 2015. Manajeme Kinerja, Pengertian dan Manfaat. Dalam: https://zmanajemen.blogspot.co.id/2015/01/manajemen-kinerja-pengertian-dan.html
Anonim.
2011, Konsep Dasar Manajemen Kinerja. Dalam: http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/05/konsep-dasar-manajemen-kinerja.html
Bagus, Denny. 2011. Manajemen Kinerja : Definisi
manajemen Kinerja, Pandangan Dasar, Tahapan dan Tujuan Manajemen Kinerja. Dalam:
@A18-Novena Karina Putri
ReplyDeletePoint : 3
Materinya sangat bags karena sesuai dengan yang diajarkan oleh Pak Atep, untuk mindmapnya sangat kreatif .
Thanks
@A03-MELINDA
ReplyDeletePoint 3
Untuk artikel Sudah sangat lengkap dan baik dan artikel trrsebut Sudah menggunakan mind map..
@A38-Khaerul
ReplyDeletePoint 2
Untuk isi artikel sudah cukup bagus, namun sayang untuk tata letak penulisan dan pembagian materi kuarang bagus. Ada baiknya pembagian penulisan di bagi dalam beberap bab jadi akan mudah memahami pembaca, apa masalah dan penyelesaianya.
Di tempat anda bekerja, bagaimana manajemen kinerjanya? Apakah terorganisir dengan baik?