Dalam pengelolaan sebuah
organisasi atau perusahaan, diperlukan tata kelola atau manajerial yang baik.
Pengetahuan dasar manajemen perlu dipahami dan diterapkan dengan baik oleh
manajer sehingga akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Manajemen yang baik adalah kunci kesejahteraan masyarakat yang
terdiri dari berbagai macam organisasi. Salah satu aspek kunci dalam manajemen
adalah bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang
akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan.
A. Pengertian Manajemen,
Kinerja, dan Manajemen Kinerja
Istilah manajemen(management)
telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda.Manajemen
berasal dari kata to manage yang diartikan dengan mengendalikan, menangani atau
mengelola. Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan
untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.
Menurut G. R. Terry, manajemen
diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
dan usaha mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.
Menurut James A. F. Stoner,
manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua
sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen adalah proses
penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Yakni dengan menjalankan
fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pelaksanaan, pengawasan, dll. Manajemen dapat didefenisikan sebagai sebuah
proses yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
Sementara itu, Kata kinerja
merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa
Inggris adalah performance, yang sering diindonesiakan menjadi kata performa.Pengertian
Kinerja menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang
dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan
total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 1987)
3. Kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan
ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993)
4. Kinerja merujuk kepada tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994)
5. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas
pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun
perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
6. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan (Ability=A), motivasi (motivation=M) dan kesempatan (Opportunity=O)
atau Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan,
motivasi dan kesempatan (Robbins,1996)
Dari kedua kata manajemen dan
kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata baru yaitu Manajemen Kinerja
(Performance Management). Beberapa definisi diungkapkan oleh para ahli sebagai
berikut:
1. Manejemen kinerja sebagai proses
komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan
dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan
(Bacal, 1994).
2. Manajemen kinerja sebagai sarana untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara
memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan
persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati (Armstrong, 2004).
3. Manajemen kinerja merupakan gaya
manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan
yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari manajer
kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
4. Manajemen kinerja merupakan dasar dan
kekuatan pendiring yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha
kerja dan alokasi sumberdaya (Costello, 1994)
Dengan memperhatikan pendapat
para ahli, maka dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja
merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumberdaya yang berorientasi pada
kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan
dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai
kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen kinerja adalah suatu
proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan
individu yang digerakkan oleh para manajer. Manajemen kinerja mencakup
pengkajian ulang terhadap kinerja secara berkesinambungan dan dilakukan secara
bersama berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran, keahlian, kompetensi, rencana
kerja dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana peningkatan dan
pengembangan lebih lanjut.Kinerja sendiri adalah suatu hal
yang berorientasi ke masa depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisi
khusus dari setiap organisasi/individu dan didasarkan atas suatu model kausal
yang menghubungkan antara input dan output.
Jadi, kesimpulan dari manajemen
kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara berkesinambungan
untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut.
Penilaian kinerja merupakan alat
yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi
juga untuk mengembangkan dan memotivasi karyawan. Pada intinya, penilaian
kinerja dapat dianggap sebagai alat untuk memverifikasi bahwa karyawan memenuhi
standar kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula merupakan
cara untuk membantu karyawan mengelola kinerja mereka.
B. Tujuan
Manajemen kinerja.
Manajemen kinerja dalam
praktiknya memiliki berbagai tujuan yang dapat membantu kefektifan dan
keefisienan kerja. Adapun tujuan dari manajemen kinerja tersebut menurut Noe
dkk (1999) ada tiga tujuan manajemen kinerja, diantaranya:
1. Tujuan Strategik
Manajemen kinerja harus
mengaitkan kegiatan pegawai dengan tujuan orgaisasi. Pelaksanaan streategi
tersebut perlu mendefenisikan hasil yang akan dicapai, perilaku, karakteristik
pegawai yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi, mengembangkan pengukuran
dan sistem umpan balik terhadap kinerja pegawai.
2. Tujuan Administratif
Kebanyakan organisasi menggunakan
informasi manajemen kinerja khususnya evaluasi kinerja untuk kepentingan
keputusan administratif, seperti: penggajian, promosi, pemberhentian pegawai
dan lain-lain.
3. Tujuan Pengembangan
Manajemen kinerja bertujuan
mengembangkan kapasitas pegawai yang berhasil dibidang kerjanya.
Tujuan umum manajemen kinerja
adalah menciptakan budaya para individu dan kelompok memikul tangggung jawab
bagi usaha peningkatan proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan.
Selain itu, Tujuan umum manajemen
kinerja adalah membangun suatu budaya dalam perusahaan yang mendorong individu
dan kelompok untuk bertanggung jawab memperbaiki secara terus menerus kegiatan
operasional perusahaan serta kemampuan dan kontribusi mereka. Tujuan untuk
menerapkan manajemen kinerja sebaiknya ditentukan dan disetujui oleh manajemen
puncak. Adapun tujuannya menurut Rojuainiah adalah:
1. Meningkatkan kinerja organisasi,
kelompok dan individu
2. Mengintegrasikan sasaran
orga-nisasi, kelompok dan individu.
3. Memperoleh kejelasan akan harapan
perusahaan terhadap kinerja yang harus dicapai oleh individu 4. dan kelompok.
5. Mengembangkan ketrampilan dan
kompetensi karyawan.
6. Meningkatkan hubungan kerjasama
yang lebih erat antara bawahan dan atasan.
7. Menyediakan sarana yang dapat
meningkatkan obyektifitas penilaian kinerja karyawan.
8. Memberdayakan karyawan agar dapat
memanajemeni kinerja dan proses pembelajaran mandiri
C. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Kinerja.
Sebagai prinsip dasar dalam
manajemen kinerja adalah menghargai kejujuran, memeberikan pelayanan, tanggung
jawab, dirasakan seperti bermain, adanya perasaan kasihan, adanya perumusan
tujuan, terdapat konsensus dan kerja sama, sifatnya berkelanjutan, terjadi
komunikasi dua arah dan mendapatkan umpan balik.
1. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam
komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja.
Proses penilaian akan memperluas pemahaman bawahan dengan cara mengajak mereka
untuk jujur menyatakan apa yang memotivasi mereka, apa yang mereka suka dan
tidak suka mengenai pekerjaan mereka, apa yang mereka inginkan dan apa yang
menjadi kepentingan mereka dan bagaimana mereka harus dibantu.
Sebaliknya, manajer juga
menceritakan kebenaran dalam hubungannya dengan bawahan tentang apa yang disuka
dan apa yang tidak disuka mengenai pekerjaan mereka. Sehingga manajer mampu
memahami hambatan-hambatan para karyawan untuk mencapai kinerja yang bagus.
2. Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan
disini adalah bagaimana memberikan pelayanan kepada para pekerja, seperti jika
pekerja mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaannya, maka manajer membantu
pekerja tersebut agar mampu menyelsaikan pekerjaannya tersebut.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan prinsip
dasar dalam mengembangkan kinerja. Dengan memahami dan menerima tanggung jawab
atas apa yang mereka kerjakan dan yang tidak mereka kerjakan untuk mencapai
tujuan mereka. Dalam perspektif manajer, sudah menjadi tanggung jawab manajer
untuk memastikan keberhasilan bawahannya.
4. Bermain
Manajemen kinerja menggunakan
prinsip bahwa bekerja sama dengan bermain. Dengan menggunakan prinsip bermain,
maka pekerjan yang dikerjakan tidak akan menjadi beban, justru akan
menyenangkan dan menjadi semangat ketika mengerjakan pekerjaan tersebut.
5. Rasa kasihan
Makna rasa kasihan adalah seorang
manajer memiliki sikap memahami dan empati terhadap orang lain. Rasa kasihan
seorang manajer akan melupakan kesalahan di belakang dan akan memulai denhan
sesuatu yang baru.
6. Perumusan tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan
melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak
dicapai organisasi.
7. Konsensus dan kerja sama
Manajemen kinerja mengandalkan
pada kerja sama antara atasan dan bawahan dari pada menekankan pada kontrol dan
melakukan pemaksaan.
8. Berkelanjutan
Manajemen kinerja merupakan
proses yang sifatnya berlangsung secara terus menerus, dan berkelanjutan.
9. Komunikasi dua arah
Manajemen kinerja memerlukan gaya
menajemen yang bersifat terbuka dan jujur serta mendorong teradinya komunikasi
dua arah. Dengan komunikasi dua arah,
bawahan mudah memahami apa yang diinginkan oleh atasannya. Sebaliknya, atasan
lebih memahami apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh bawahan.
10. Umpan balik.
Umpan balik dalam hal ini berupa
kemungkinan pengalaman dan pengetahuan kinerja pada masa lalu, yang gunanya
untuk meninjau kembali perencanaan kinerja.
D. Kriteria Keberhasilan
Manajemen Kinerja
Keberhasilan kinerja akan membawa
dampak positif terhadap hasil kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan
dari sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi yang melakukan
manajemen kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh kinerja yang
efektif. Maka, manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Proses manajemen kinerja telah memungkinkan
pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh individu dari pekerjaan dapat
dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.
2. Proses penyelenggaraan manajemen kinerja
dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya dari organisasi dan bagaimana
kinerja pada umumnya dikelola.
3. Manajemen kinerja dapat memberi nilai tambah
dalam bentuk hasil jangka pendek maupun pengembangan jangka panjang.
4. Proses manajemen kinerja berjalan secara
transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
5. Pendapat stakeholder diperhatikan tentang
seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki
berbagai proses. Jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi permintaan
/ kepentingan dari masing-masing stakeholder, maka manejemen kinerja akan dapat
berhasil.
E. Tantangan Manajemen
Kinerja
Tantangan yang dihadapi majemen
kinerja adalah kecenderungan dihindari baik oleh manajer maupun pekerja. Dan
mereka memiliki alasan masing-masing. Dimata manajer, manajemen kinerja
merupakan tambahan beban kerja, disamping menjalankan tugas yang selama ini
sudah dikerjakan. Sementara itu, dipihak pekerja, masih banyak keraguan karena
belum memahami sepenuhnya akan manfaat manajemen kinerja bagi dirinya sendiri.
Adapun solusi terhadap
permasalahan mengenai tantangan pelaksanaan manajemen kinerja menurut pemakalah
adalah:
1. Menanamkan dalam diri manajer maupun
karyawan bahwa manajemen kinerja sangat urgen atau penting untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas kerja baik manajer maupun kayawan, sehingga akan mampu
meningkatkan produktiftas dan mencapai
tujuan perusahaan sesuai target dan perencanaan perusahaan.
2. Mengetahui dan Memahami manfaat manajemen
kinerja, yaitu meningkatkan disiplin kerja baik manajer maupun karyawan.
3. Tidak menganggap manajemen kinerja sebagai
beban, namun sebaliknya menganggap manajemen kinerja sebagai kebutuhan bagi
sebuah perusahaan.
F. Manfaat Manajemen
Kinerja
Suatu organisasi dibentuk untuk
mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil
kerja/prestasi organsisasi dan menunjukkan kinerja organisasi. Hasil kerja
organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas
tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses
pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang
diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan demikian, hakikat
manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen kinerja
bukannya memberi manfaat kepada organisasi saja tetapi juga kepada manajer dan
individu. Bagi organisasi, manfaat manajemen kinerja adalah menyesuaikan tujuan
organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja,memotivasi
pekerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses
pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar ketrampilan, mengusahakan
perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karier, membantu menahan pekerja terampil
agar tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan,
mendukung program perubahan budaya.
Bagi manajer, manfaat manajemen
kinerja antara lain: mengupayakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku,
menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja
tim dan individual, mengusahakan penghargaan nonfinansial pada staf, membantu
karyawan yang kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu,
mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan
kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja dan tingkat kompensasi.
Bagi individu, manfaat manajemen
kinerja antara lain dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan
mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan kemampuan dan kinerja,
peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran
untuk mengukur kinerja, dan memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara
bekerja dikelola dan dijalankan.
Menurut Costello (1994) manajemen
kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari
setiap pekerja dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya. Seberapa
baik kita mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi tidak
saja kinerja masing-masing pekerja
secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi.
Apabila pekerja telah memahami tentang apa yang diharapkan dari
mereka dan mendapat dukungan yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada
organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan , harga diri dan
motivasinya akan meningkat. Dengan
demikian, manajemen kinerja memerlukan kerja sama, saling pengertian dan
komunikasi secara terbuka antara atasan dan bawahan.
G. Kesimpulan
Manajemen kinerja didefenisikan
oleh Bacal (1999) sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan yang
dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan.
Jadi, kesimpulan dari manajemen
kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara berkesinambungan
untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut.Tujuan manajemen kinerja ada 3
macam, yaitu: tujuan strategik, tujuan administratif, dan Tujuan Pengembangan.
Prinsip-prinsp dasar manajemen kinerja adalah kejujuran, Pelayanan, Tanggung
jawab, Bermain, Rasa kasihan, Perumusan tujuan, Konsensus dan kerja sama,
Berkelanjutan, Komunikasi dua arah, Umpan balik. Manajemen kinerja juga
memiliki banyak manfaat sesuai dengan kedudukan masing masing, manajemen
kinerja bermanfaat untuk sang manajer, karyawan dan yang paling utama
bermanfaat dalam mencapai tujuan, visi, misi suatu organisasi.
H. Saran
Pemakalah menyarankan kepada para
pembaca untuk membaca materi lain yang
berkenaan atau menyangkut materi ini. Karena, pemakalah hanya menyajikan materi
yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Erinie Tisnawati , Pengantar
Manajemen, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008
Agus Dharma, Manajemen
Supervisi,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Irine Diana sari wijayanti, SE.,
MM, Manajemen, yogyakarta: Mitra Cendikia Pres, 2008
CN Parkison, Manajemen Efektif,
Semarang: Dahara Prize, 1986
Dr. Surya Dharma MPA, Manajemen
kinerja, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005
Denny Bagus, MANAJEMEN KINERJA : DEFINISI
MANAJEMEN KINERJA, PANDANGAN DASAR, TAHAPAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KINERJA http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2011/12/manajemen-kinerja-definisi-manajemen.html
diakses tanggal 08 Nov’ 2016
Lebas, M , Performance
measurement and performance management,
International Journal of Production Economics, 1995
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber
Daya Manusia, yogyakarta: Graha Ilmu, 2008
@A04-MAULANA
ReplyDeletePoin 2
Materi yang disajikan sudah cukup lengkap, namun penjelasan definisi menurut saya terlalu panjang. Mungkin hanya perlu mengambil definisi dari 2 ahli lalu disimpulkan sendiri, jadi tidak terlalu panjang.
Mind map sebaiknya diletakkan di awal artikel sehingga pembaca akan melihat mind map terlebih dahulu sebelum membaca artikelnya..
Terima Kasih.
Wassalam