BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai salah satu cabang ilmu social, teori
dan penerapan ilmu manajemen telah menyentuh keselurh jenis organisasi an
seluruh aspek kehidupan, ari yang sifatnya pribadi hingga Negara Manajemen
biasanya diartikan sebagai proses mencapai hasil melalui dan dengan orang lain
dengan memaksimumkan pendayagunaan sumber daya yang tersedia.
Manajemen merupakan suatu proses yang sangat dibutuhkan dalam
dunia perusahan, karena dalam proses manajemen terdapat langkah-langkah atau
tahapan dalam mencapai tujuan perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan
tersebut secara efektif dan efisien.
Selain proses manajemen yang perlu diperhatikan dalam sebuah
instansi atau organisasi, kinerja dalam sebuah instansi juga perlu
diperhatikan. Karena, kinerja merupakan hasil kerja dan juga penilaian atas
kerja seseorang yang berkecimpung dalam dunia kerja sebuah instansi. Oleh
karenanya, kinerja juga membutuhkan manajemen, agar hasil yang diperoleh atau
kinerja dari para pekerja atau karyawan dapat mencapai hasil yang ditujukan
oleh perusahaan.
Saat ini perusahaan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan.
Perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan kadang-kadang tidak dapat diduga.
Perubahan-perubahan ini antara lain dalam bidang ekonomi, teknologi, pasar dan
persaingan. Perubahan ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah semua
kebiasaan yang sudah dilakukan selama ini untuk menghadapi tingkat persaingan
yang tinggi dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk itu diperlukan
suatu pendekatan baru dalam mengevaluasi kinerja karyawan yang dikenal dengan
Manajemen Kinerja (Performance Management).
Melaksanakan manajemen kinerja akan memberikan
manfaat bagi organisasi, tim, dan individu. Manajemen kinerja mendukung tujuan
menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer
pada keseluruhan unit kerjanya. Semuanya akan dibahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian manajemen, kinerja, dan manajemen kinerja?
b. Apa tujuan dari manajemn kinerja?
c. Apa prinsip-prinsip dasar manajemen kinerja?
d. Bagaimana kriteria keberhasilan manajemen kinerja?
e. Bagaimana tantangan manajemen kinerja?
f. Sebutkan manfaat manajemen kinerja ?
C.
Batasan Masalah
Untuk mencegah kekeliruan pembaca maka kami selaku penulis
memberi batas permasalahan pada makalah ini. Makalah ini hanya membahas
dasar-dasar manajemen kinerja seperti yang telah tertera pada rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KINERJA
Dalam pengelolaan sebuah organisasi atau
perusahaan, diperlukan tata kelola atau manajerial yang baik. Pengetahuan dasar
manajemen perlu dipahami dan diterapkan dengan baik oleh manajer sehingga akan
sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Manajemen yang baik adalah kunci kesejahteraan masyarakat
yang terdiri dari berbagai macam organisasi. Salah satu aspek kunci dalam
manajemen adalah bagaimana manajer dapat mengenali peran dan pentingnya para
pihak yang akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan.
A. Pengertian
Manajemen, Kinerja, dan Manajemen Kinerja
Istilah manajemen(management) telah
diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda. Manajemen berasal
dari kata to manage yang diartikan dengan mengendalikan, menangani atau
mengelola. Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan
untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.
Menurut G. R. Terry, manajemen diartikan
sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai
sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya.
Menurut James A. F. Stoner, manajemen diartikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan
upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan
menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Yakni dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pelaksanaan, pengawasan, dll. Manajemen dapat
didefenisikan sebagai sebuah proses yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian.
Sementara itu, Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika
energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah performance,
yang sering diindonesiakan menjadi kata performa..Pengertian Kinerja
menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.
Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk
pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
(Stolovitch and Keeps, 1992)
2.
Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada
pada diri pekerja (Griffin, 1987)
3.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan seseorang
tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and
Blanchard, 1993)
4.
Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994)
5.
Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik
yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt
and Osborn, 1991)
6.
Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan (Ability=A),
motivasi (motivation=M) dan kesempatan (Opportunity=O) atau
Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan,
motivasi dan kesempatan (Robbins,1996)
Dari kedua kata manajemen
dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata baru yaitu Manajemen Kinerja (Performance
Management). Beberapa definisi diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
1.
Manejemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan
secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya.
Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta
pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan (Bacal, 1994).
2.
Manajemen kinerja sebagai
sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan
individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka
tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati
(Armstrong, 2004).
3.
Manajemen kinerja
merupakan gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer
dan karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari
manajer kepada karyawan maupun sebaliknya (Schwartz, 1999)
4.
Manajemen kinerja
merupakan dasar dan kekuatan pendiring yang berada di belakang semua keputusan
organisasi, usaha kerja dan alokasi sumberdaya (Costello, 1994)
Dengan memperhatikan
pendapat para ahli, maka dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya manajemen kinerja
merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumberdaya yang berorientasi pada
kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan
dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai
kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh
para manajer. Manajemen kinerja mencakup pengkajian ulang terhadap kinerja
secara berkesinambungan dan dilakukan secara bersama berdasarkan kesepakatan
mengenai sasaran, keahlian, kompetensi, rencana kerja dan pengembangan, serta
pengimplementasian rencana peningkatan dan pengembangan lebih lanjut.
Kinerja sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke masa
depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisi khusus dari setiap
organisasi/individu dan didasarkan atas suatu model kausal yang menghubungkan
antara input dan output.
Jadi, kesimpulan dari manajemen kinerja adalah
kegiatan yang mengkaji ulang kinerja secara berkesinambungan untuk meningkatkan
dan mengembangkan kinerja lebih lanjut.
Penilaian kinerja merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya
untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan
dan memotivasi karyawan. Pada intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai
alat untuk memverifikasi bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah
ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan
mengelola kinerja mereka.
B.
Tujuan Manajemen kinerja.
Manajemen kinerja dalam praktiknya memiliki
berbagai tujuan yang dapat membantu kefektifan dan keefisienan kerja. Adapun
tujuan dari manajemen kinerja tersebut menurut Noe dkk (1999) ada tiga tujuan
manajemen kinerja, diantaranya:
1.
Tujuan Strategik
Manajemen kinerja harus mengaitkan kegiatan pegawai dengan
tujuan orgaisasi. Pelaksanaan streategi tersebut perlu mendefenisikan hasil
yang akan dicapai, perilaku, karakteristik pegawai yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi, mengembangkan pengukuran dan sistem umpan balik terhadap
kinerja pegawai.
2.
Tujuan Administratif
Kebanyakan organisasi menggunakan informasi manajemen kinerja
khususnya evaluasi kinerja untuk kepentingan keputusan administratif, seperti:
penggajian, promosi, pemberhentian pegawai dan lain-lain.
3.
Tujuan Pengembangan
Manajemen kinerja bertujuan mengembangkan kapasitas pegawai yang
berhasil dibidang kerjanya.
Tujuan umum manajemen kinerja adalah menciptakan budaya para
individu dan kelompok memikul tangggung jawab bagi usaha peningkatan proses
kerja dan kemampuan yang berkesinambungan.
Selain itu, Tujuan umum manajemen kinerja adalah
membangun suatu budaya dalam perusahaan yang mendorong individu dan kelompok
untuk bertanggung jawab memperbaiki secara terus menerus kegiatan operasional
perusahaan serta kemampuan dan kontribusi mereka. Tujuan untuk menerapkan
manajemen kinerja sebaiknya ditentukan dan disetujui oleh manajemen puncak.
Adapun tujuannya menurut Rojuainiah adalah:
•
Meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan individu
•
Mengintegrasikan sasaran orga-nisasi, kelompok dan individu.
•
Memperoleh kejelasan akan harapan perusahaan terhadap kinerja
yang harus dicapai oleh individu dan kelompok.
•
Mengembangkan ketrampilan dan kompetensi karyawan.
•
Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih erat antara bawahan
dan atasan.
•
Menyediakan sarana yang dapat meningkatkan obyektifitas
penilaian kinerja karyawan.
· Memberdayakan
karyawan agar dapat memanajemeni kinerja dan proses pembelajaran mandiri.
C. Prinsip-Prinsip
Dasar Manajemen Kinerja.
Sebagai prinsip dasar dalam manajemen kinerja adalah menghargai
kejujuran, memeberikan pelayanan, tanggung jawab, dirasakan seperti bermain,
adanya perasaan kasihan, adanya perumusan tujuan, terdapat konsensus dan kerja
sama, sifatnya berkelanjutan, terjadi komunikasi dua arah dan mendapatkan umpan
balik.
1. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang
jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja. Proses penilaian akan
memperluas pemahaman bawahan dengan cara mengajak mereka untuk jujur menyatakan
apa yang memotivasi mereka, apa yang mereka suka dan tidak suka mengenai
pekerjaan mereka, apa yang mereka inginkan dan apa yang menjadi kepentingan
mereka dan bagaimana mereka harus dibantu.
Sebaliknya, manajer juga menceritakan kebenaran dalam
hubungannya dengan bawahan tentang apa yang disuka dan apa yang tidak disuka
mengenai pekerjaan mereka. Sehingga manajer mampu memahami hambatan-hambatan
para karyawan untuk mencapai kinerja yang bagus.
2. Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan disini adalah bagaimana
memberikan pelayanan kepada para pekerja, seperti jika pekerja mengalami
kesulitan menyelesaikan pekerjaannya, maka manajer membantu pekerja tersebut
agar mampu menyelsaikan pekerjaannya tersebut.
3. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan prinsip dasar dalam mengembangkan
kinerja. Dengan memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan
dan yang tidak mereka kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Dalam perspektif
manajer, sudah menjadi tanggung jawab manajer untuk memastikan keberhasilan
bawahannya.
4. Bermain
Manajemen kinerja menggunakan prinsip bahwa bekerja sama dengan
bermain. Dengan menggunakan prinsip bermain, maka pekerjan yang dikerjakan
tidak akan menjadi beban, justru akan menyenangkan dan menjadi semangat ketika
mengerjakan pekerjaan tersebut.
5. Rasa kasihan
Makna rasa kasihan adalah seorang manajer memiliki sikap
memahami dan empati terhadap orang lain. Rasa kasihan seorang manajer akan
melupakan kesalahan di belakang dan akan memulai denhan sesuatu yang baru.
6. Perumusan tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan
mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi.
7. Konsensus dan kerja sama
Manajemen kinerja mengandalkan pada kerja sama antara atasan dan
bawahan dari pada menekankan pada kontrol dan melakukan pemaksaan.
8. Berkelanjutan
Manajemen kinerja merupakan proses yang sifatnya berlangsung
secara terus menerus, dan berkelanjutan.
9. Komunikasi dua arah
Manajemen kinerja memerlukan gaya menajemen yang bersifat
terbuka dan jujur serta mendorong teradinya komunikasi dua arah. Dengan
komunikasi dua arah, bawahan mudah memahami apa yang diinginkan oleh atasannya.
Sebaliknya, atasan lebih memahami apa yang terjadi dan apa yang diinginkan oleh
bawahan.
10. Umpan balik.
Umpan balik dalam hal ini berupa kemungkinan pengalaman dan
pengetahuan kinerja pada masa lalu, yang gunanya untuk meninjau kembali
perencanaan kinerja.
D. Kriteria
Keberhasilan Manajemen Kinerja
Keberhasilan kinerja akan membawa dampak positif terhadap hasil
kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan dari sebuah instansi perusahaan.
Oleh karenanya, instansi yang melakukan manajemen kinerja pada perusahaannya
akan mampu memperoleh kinerja yang efektif. Maka, manajemen kinerja dapat
dinyatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Proses manajemen kinerja telah memungkinkan
pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh individu dari pekerjaan dapat
dipergunakan untuk memodifikasi tujuan organisasi.
2. Proses penyelenggaraan manajemen kinerja dapat
disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya dari organisasi dan bagaimana kinerja
pada umumnya dikelola.
3. Manajemen kinerja dapat memberi nilai tambah
dalam bentuk hasil jangka pendek maupun pengembangan jangka panjang.
4. Proses manajemen kinerja berjalan secara
transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
5. Pendapat stakeholder diperhatikan tentang seberapa
baik skemanya berjalan dan tindakan diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki
berbagai proses. Jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi permintaan
/ kepentingan dari masing-masing stakeholder, maka manejemen kinerja akan dapat
berhasil.
E. Tantangan
Manajemen Kinerja
Tantangan yang dihadapi majemen kinerja adalah kecenderungan
dihindari baik oleh manajer maupun pekerja. Dan mereka memiliki alasan
masing-masing. Dimata manajer, manajemen kinerja merupakan tambahan beban
kerja, disamping menjalankan tugas yang selama ini sudah dikerjakan. Sementara
itu, dipihak pekerja, masih banyak keraguan karena belum memahami sepenuhnya
akan manfaat manajemen kinerja bagi dirinya sendiri.
Adapun solusi terhadap permasalahan mengenai tantangan
pelaksanaan manajemen kinerja menurut pemakalah adalah:
1. Menanamkan dalam diri manajer maupun karyawan
bahwa manajemen kinerja sangat urgen atau penting untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas kerja baik manajer maupun kayawan, sehingga akan mampu
meningkatkan produktiftas dan mencapai tujuan perusahaan sesuai target
dan perencanaan perusahaan.
2. Mengetahui dan Memahami manfaat manajemen
kinerja, yaitu meningkatkan disiplin kerja baik manajer maupun karyawan.
3. Tidak menganggap manajemen kinerja sebagai beban,
namun sebaliknya menganggap manajemen kinerja sebagai kebutuhan bagi sebuah
perusahaan.
F.
Manfaat Manajemen Kinerja
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan
organisasi. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi
organsisasi dan menunjukkan kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi
diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas tersebut dapat
berupa pengelolaan sumberdaya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar
aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya
manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah
bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen kinerja bukannya memberi
manfaat kepada organisasi saja tetapi juga kepada manajer dan individu. Bagi
organisasi, manfaat manajemen kinerja adalah menyesuaikan tujuan organisasi
dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja,memotivasi pekerja,
meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan
dan pengembangan, meningkatkan dasar ketrampilan, mengusahakan perbaikan dan
pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karier,
membantu menahan pekerja terampil agar tidak pindah, mendukung inisiatif
kualitas total dan pelayanan pelanggan, mendukung program perubahan budaya.
Bagi manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain:
mengupayakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang
menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual,
mengusahakan penghargaan nonfinansial pada staf, membantu karyawan yang
kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung
kepemimpinan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja
untuk meninjau ulang kinerja dan tingkat kompensasi.
Bagi individu, manfaat manajemen kinerja antara lain
dalam bentuk: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk
tampil baik, membantu pengembangan kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan
waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur
kinerja, dan memformulasi tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola
dan dijalankan.
Menurut Costello (1994) manajemen kinerja mendukung
tujuan menyeluruh organisasi dengan mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja
dan manajer pada misi keseluruhan dari unit kerjanya. Seberapa baik kita
mengelola kinerja bawahan akan secara langsung mempengaruhi tidak saja
kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga
kinerja seluruh organisasi.
Apabila pekerja telah memahami tentang apa yang
diharapkan dari mereka dan mendapat dukungan yang diperlukan untuk memberikan
kontribusi pada organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan
, harga diri dan motivasinya akan meningkat. Dengan demikian, manajemen
kinerja memerlukan kerja sama, saling pengertian dan komunikasi secara terbuka
antara atasan dan bawahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kinerja didefenisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses
komunikasi yang berkesinambungan yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang
karyawan dan atasan.
Jadi, kesimpulan dari manajemen kinerja adalah kegiatan yang
mengkaji ulang kinerja secara berkesinambungan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kinerja lebih lanjut
Tujuan manajemen kinerja ada 3 macam, yaitu: tujuan strategik,
tujuan administratif, dan Tujuan Pengembangan. Prinsip-prinsp dasar manajemen
kinerja adalah kejujuran, Pelayanan, Tanggung jawab, Bermain, Rasa kasihan,
Perumusan tujuan, Konsensus dan kerja sama, Berkelanjutan, Komunikasi dua arah,
Umpan balik. Manajemen kinerja juga memiliki banyak manfaat sesuai dengan
kedudukan masing masing, manajemen kinerja bermanfaat untuk sang manajer,
karyawan dan yang paling utama bermanfaat dalam mencapai tujuan, visi, misi suatu
organisasi.
B. Saran
Pemakalah menyarankan kepada para pembaca untuk membaca
materi lain yang berkenaan atau menyangkut materi ini. Karena, pemakalah hanya
menyajikan materi yang sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, Jakarta: Erlangga, 2009
Drs. H. Zasri M. Ali, MM, Dasar-Dasar Manajemen, Pekanbaru:
Suska Press, 2008
Prof Dr. Wibowo, S. E., M. Phil, manajemen kinerja edisi kedua,
Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Ahmad Ibrahim, Manajemen Syari’ah, Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Dr. Mutiara S. Panggabean, M. E, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bogor: Eghalia Indonesia, 2002
Lebas, M , Performance measurement and performance management,
International Journal of Production Economics, 1995
Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, yogyakarta: Graha
Ilmu, 2008
Dermawan Wibisono, ph. D, Manajemen kinerja, jakarta: Erlangga
Suit, Yusuf dan Almasli, “Aspek sikap mental dalam
Manajemen Sumberdaya Manusia”, Ghalia Indonesia,1997.
Dr.
H.B. Siswanto, M.Si, Pengatar Manajemen
@A03-MELINDA
ReplyDeletePoint 3
Untuk artikel Sudah cukup baik dan mind map lengkap hanya saja tulisan dalam mind map terlalu sulit untuk dilihat
@A14-david
ReplyDeletePoin 4
Isi artikel menarik dan inspiratif
@A02-Sylvana
ReplyDeletePoin: 3
Selamat siang ramlan,
Untuk artikelnya sudah cukup baik. Karena jelas dan lumayan lengkap. Tetapi sebaikny untuk daftar pustaka lebih diperbanyak dan diambil dari jurnal-jurnal ilmiah. Dan mind mapnya sebaiknya dibuat lebih menarik. Terimakasih
@13-RANIE
ReplyDeletePoint 3
Artikel dan mind map sudah oke
@A15-Like
ReplyDeleteMateri sudah lengkap dan mudah dimengerti
Point 3