A.
Definisi
Kinerja
adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama
(Rivai, 2005: 14 ). Sebuah sistem pengukuran kinerja seharusnya memberikan
sebuah pengukuran yang komprehensif dan praktis, terhubung dengan tujuan dan
strategi perusahaan dan juga pengukuran kinerja tersebut seharusnya efektif
(Malina dan Selto, 2001). Karakter kedua dari sistem pengukuran kinerja yang
efektif adalah pengukuran kinerja seharusnya menunjukkan usaha manajemen,
seharusnya sesuai dengan target dan seharusnya terkait dengan imbalan yang
sesuai (Merchant dan Van der Stede, 2003; Malina dan Selto, 2001; Simons,
2000).
Dalam
rangka melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan karyawan, maka
diperlukan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan karyawan
perusahaan atau sering disebut sebagai penilaian kinerja (Suprihanto, 2000). Untuk
memudahkan, memperlancar, dan menciptakan keadilan dalam pelaksanaan kinerja,
maka sangat diperlukan adanya sistem yang dapat mengelola kinerja itu
sendiri,yaitu Manajemen Kinerja.
Menurut Dessler (2002) definisi manajemen
kinerja adalah proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan
pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan
memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan.
B.
Manfaat
Manajemen Kinerja
1. Memberikan
informasi tentang penetapan kompensasi dan kemungkinan promosi, serta program
pelatihan dan pengembangan pegawai.
2. Memberikan
informasi sebagai bahan evaluasi (meninjau kembali) perilaku hubungan kerja
dalam organisasi, memperbaiki kemerosotan hubungan kerja dan mendorong hal-hal
baik.
3. Sebagai
dasar dalam perencanaan karir pegawai.
C.
Tujuan
Manajemen Kerja
Adapun
tujuan dari manajemen kinerja adalah (Williams, 1998; Armstrong & Baron,
2005; Wibisono, 2006) :
1. Mengatur
kinerja organisasi dengan lebih terstruktur dan terorganisir.
2. Mengetahui
seberapa efektif dan efisien suatu kinerja organisasi.
3. Membantu
penentukan keputusan organisasi yang berkaitan dengan kinerja organisasi,
kinerja tiap bagian dalam organisasi, dan kinerja individual.
4. Meningkatkan
kemampuan organisasi secara keseluruhan dengan perbaikan berkesinambungan.
5. Mendorong
karyawan agar bekerja sesuai prosedur, dengan semangat, dan produktif sehingga
hasil kerja optimal.
D.
Langkah-langkah
Manajemen Kerja
Menurut
(Robert Bacal, 2001), langkah-langkah manajemen kerja meliputi :
1. Membuat
perencanaan kinerja
Perusahaan
mengidentifikasi apa-apa yang seharusnya dikerjakan karyawan pada suatu periode
yang sedang direncanakan. Dengan kata lain pada tahap ini perusahaan menetukan
sasaran-sasaran kinerja individu dalam suatu periode tertentu. Pada tahap ini
juga menentukan seberapa baiknya pekerjaan tersebut harus dilaksanakan, mengapa
pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana melakukannya, dan hal-hal spesifik
lainnya.
2. Melakukan
komunikasi yang berlangsung terus-menerus
Perusahaan harus
melakukan komunikasi secara terus-menerus dengan pihak karyawan secara dua arah
sehingga permasalahan yang timbul dapat terselesaikan. Metode-metode yang bias
dipakai dalam melakukan komunikasi antara lain : melaksanakan pertemuan status
report singkat bulanan atau mingguan dengan karyawan, mengadakan pertemuan
kelompok berkala dan laporan status pekerjaan karyawan, melakukan komunikasi
informal (pemimpin berkeliling dan bercakap-cakap dengan setiap karyawan), dan
menyediakan waktu khusus untuk melakukan komunikasi atau diskusi khusus saat
masalah timbul atas kehendak karyawan.
3. Melakukan
pengumpulan data, pengamatan, dan dokumentasi
Data-data atau
informasi yang diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan dan bias diandalkan.
Pengumpulan data harus dilakukan secara rutin, berkesinambungan dan tepat
sasaran. Artinya bahwa perusahaan harus membuat suatu database secara
terkomputerisasi dan akan selalu di upgrade sesuai dengan perkembangan
perusahaan. Pengumpulan data tidak dilakukan secara mendadak.
4. Melakukan
evaluasi kinerja
Ini merupakan inti dari
manajemen kinerja, yang dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak yang
terkait, apakah itu karyawan, atasan, atau tim penilai untuk menilai kemajuan
yang telah dicapai karyawan ke arah sasaran yang telah ditentukan,
5. Melakukan
diagnostic kinerja dan bimbingan
Setiap permasalahan
harus didiagnostik secara seksama, sehingga diketahui akar permasalahannya.
Dengan mengetahui akar permasalahannya, perusahaan akan dapat dengan mudah
menentukan cara untuk memecahkannya atau mencegahnya supaya tidak terulang.
6. Kembali
ke awal dan membuat rencana lain
Setelah melakukan
evaluasi kinerja tahunan, maka perusahaan memulai lagi dari awal lagi yaitu
membuat perencanaan lagi dengan berdasarkan hasil diskusi-diskusi pelaksanaan
pekerjaan tahun silam.
E.
Permasalahan
dan kendala dalam penerapan manajemen kinerja
1. Kesulitan
dalam mengerti formulir dan tata cara penilaian
2. Tidak
ingin berkonfrontasi dengan bawahan, terutama mereka yang dinilai kinerjanya
kurang baik.
3. Atasan
kurang mengetahui rincian pekerjaan sehingga tidak mengerti aspek-aspek apa
yang harus diperhatikan ketikan melakukan penilaian dengan menggunakan kriteria
yang telah ditetapkan.
4. Pengalaman
buruk di masa lalu, di mana atasan memperlakukan kinerja bawahan yang kurang
baik dengan sinis atau acuh sehingga bawahan tidak mendapatkan umpan balik yang
bermanfaat bagi perbaikan kinerjanya.
5. Bawahan
tidak suka dikritik, terutama bila dikaitkan dengan kinerjanya.
6. Ada
rasa takut karena ketidakjelasan kriteria dan standar penilaian sehingga baik
buruknya kinerja bawahan menjadi sangat subyektif (unsur suka atau tidak suka
atasan terhadap bawahan amat dominan terhadap nilai kinerja bawahan),
7. Bawahan
tidak mengerti betul manfaat diterapkannya manajemen kinerja seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Hal ini karena kurang sosialisasi peran penting manajemen
kinerja bagi keberhasilan organisasi.
F.
Penyelesaian
dan Kesimpulan
Perusahaan harus mampu meningkatkan motivasi
pribadi-pribadi karyawan dengan sikap mental yang positif agar selalu berkomitmen
untuk bersama mencapai tujuan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, perusahaan juga
harus memperhatikan lamgkah-langkah manajemen kinerja secara cermat dan
efektif.
G. Daftar Pustaka
Dewantoro, Djoko. 2011.
Pengaruh Kekuatan Keluarga Terhadap
Kinerja Melalui Sistem Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Keluarga Di
Surabaya. Majalah Ekonomi. Tahun XXI. Nomor 3.
Rachman, Moch. Munir.
2012. Pengaruh Kemampuan Intelektual,
Pembelajaran Individual Dan Internal Locus Of Control Terhadap Kompetensi Dan
Kinerja Dosen (Studi Prodi Manajemen Terakreditasi B Pada Universitas Swasta Di
Surabaya). Majalah Ekonomi. Tahun XXII. Nomor 1.
Nursetyo, Gatot. 2006. Manajemen Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi.
TEKNIK Sipil dan Arsitektur. Volume 3. Nomor 7
Trinanto, Novirwan. 2008.
Manajemen Kinerja Sebagai Sebuah Sistem
Dalam Meningkatkan Produktivitas Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Volume 3. Nomor 1.
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2011/12/manajemen-kinerja-definisi-manajemen.html.
Diakses tanggal 03 November 2016 Pukul 20.01 WIB
http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/05/konsep-dasar-manajemen-kinerja.html.
Diakses tanggal 03 November 2016. Pukul 20.31 WIB.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.