BAB I. PENDAHULUAN
Saat ini perusahaan menghadapi banyak
tantangan dari lingkungan. Perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan
kadang-kadang tidak dapat diduga.
Perubahan-perubahan ini antara lain dalam bidang ekonomi, teknologi, pasar dan persaingan. Perubahan ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah semua kebiasaan yang sudah dilakukan selama ini untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan baru dalam mengevaluasi kinerja karyawan yang dikenal dengan Manajemen Kinerja (Performance Management).
Perubahan-perubahan ini antara lain dalam bidang ekonomi, teknologi, pasar dan persaingan. Perubahan ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah semua kebiasaan yang sudah dilakukan selama ini untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi dan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan baru dalam mengevaluasi kinerja karyawan yang dikenal dengan Manajemen Kinerja (Performance Management).
Pada manajemen kerja terdapat tahapan
dan proses manajemen kinerja yaitu perencanaan kinerja, pengelolaan kinerja,
penilaian kinerja dan penghargaan kinerja. Dengan menerapkan manajemen kinerja
ini diharapkan, kinerja karyawan akan meningkat dan sesuai dengan diharapkan
sehingga perusahaan mampu bersaing diarena global.
Setiap perusahaan pasti mengharapkan
agar karyawannya memiliki kinerja yang baik supaya dapat mendukung pencapaian
sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan suatu sistem yang dapat
mengevaluasi kinerja karyawan, yang dikenal dengan sistem penilaian karya.
Namun demikian sistem penilaian karya yang dimiliki oleh perusahaan mempunyai
banyak kendala, yang kerapkali diragukan dapat meningkatkan kinerja karyawan,
apalagi kinerja perusahaan. Karena saat ini terjadi banyak perubahan di dunia
bisnis, perusahaan perlu merumuskan kembali sistem untuk mengevaluasi kinerja
karyawan agar sesuai dengan kondisi saat ini.
Banyak perusahaan merasa potensi karyawannya tak
berkembang, setidaknya tak sebagus ketika mereka diseleksi masuk perusahaan.
Penilaian ini berdasarkan performance appraisal atau sistem penilaian kinerja
yang mereka terapkan.
Kualitas karyawan sangat ditentukan
dari potensi yang dimiliki oleh tiap karyawan itu sendiri. Namun sebagus apapun
potensi yang dimiliki oleh oleh karyawan, tidak akan berkembang kalau tidak
dibarengi dengan sistem manajemen perusahaan yang bagus pula. Untuk itu kedua
pihak yaitu perusahaan dan karyawan harus dapat berinteraksi dengan baik.
Agar kedua pihak bisa bekerja dengan sehat, maka
harus ada kejelasan dan konsistensi dalam menerapkan sistem yang disepakati,
misalnya sistem penilaian atau evaluasi yang diterapkan, kurun waktu penilain
diamana tiap karyawan dilihat performance dan produktivitasnya, dll.
BAB II. PEMBAHASAN
Manajemen kinerja adalah suatu proses
untuk menetapkan pemahaman bersama tentang apa yang hendak dicapai serta
bagaimana cara mencapainya, dan merupakan suatu pendekatan untuk memanajemeni
karyawan dengan suatu cara agar dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian kesuksesan
dalam pekerjaan.
Tujuan umum manajemen kinerja adalah
membangun suatu budaya dalam perusahaan yang mendorong individu dan kelompok
untuk bertanggung jawab memperbaiki secara terus menerus kegiatan operasional
perusahaan serta kemampuan dan kontribusi mereka. Tujuan untuk menerapkan
manajemen kinerja sebaiknya ditentukan dan disetujui oleh manajemen puncak.
Adapun tujuannya adalah:
·
Meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan individu
·
Mengintegrasikan sasaran organisasi, kelompok dan individu.
·
Memperoleh kejelasan akan harapan perusahaan terhadap kinerja yang harus
dicapai oleh individu dan kelompok.
·
Mengembangkan ketrampilan dan kompetensi karyawan.
·
Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih erat antara bawahan dan
atasan.
·
Menyediakan sarana yang dapat meningkatkan obyektifitas penilaian
kinerja karyawan.
·
Memberdayakan karyawan agar dapat memanajemeni kinerja dan proses
pembelajaran mandiri.
Keempat kegiatan utama tersebut dapat diuraikan sbb:
1. Perencanaan Kinerja
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
paling penting, karena merupakan kegiatan yang menentukan kinerja yang
diharapkan perusahaan dari karyawannya. Tanpa ada kejelasan mengenai harapan
perusahaan terhadap karyawan, maka karyawan tidak dapat bekerja secara efektif
untuk mencapai sasaran perusahaan. Perencanaan kinerja diawali dengan visi dan
misi perusahaan dimana akan diketahui jelas sasaran perusahaan dan kompetensi
SDM yang dibutuhkan. Setelah ditetapkan sasaran perusahaan maka ditetapkan juga
standar kinerja dan standar kompetensi individual sehingga didapatkan komitmen
rencana kinerja. Pada perencanaan kinerja dibuat juga fokus pengukuran kinerja
untuk masing-masing level karyawan. Fokus Pengukuran kinerja meliputi tanggung
jawab, tugas dan standar kerja. Tanggung jawab untuk level seorang Direktur sudah
pasti berbeda dengan tanggunggung jawab untuk level operator.
2. Pengelolaan Kinerja
Kegiatan pengelolaan kinerja merupakan kegiatan yang terus menerus harus
dilakukan agar dapat memastikan bahwa rencana yang sudah disepakati dapat
terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan ini antara lain meliputi kegiatan
pembinaan, konseling, pemberian umpan balik dsb.
Pembinaan yang berkelanjutan diperlukan untuk memberikan umpan balik
terhadap pencapaian kinerja dan untuk meninjau serta memperbaharui sasaran. Harus
diingat ada beberapa point yang harus kita ketahui yaitu :
·
Umpan balik positif maupun negative harus diberikan secara tetap dan
berkelanjutan. Kinerja yang baik dapat dipertahankan bila dilakukan pengakuan
atau pengukuhan terhadap prilaku yang positif
·
Tingkat formalitas dan panjangnya umpan balik tergan-tung situasi, mulai
dari diskusi terencana sampai dengan pembicaraan informal.
·
Umpan balik harus didasarkan rencana kinerja yang telah disepakati
bersama, yang terus menerus diperbaharui sesuai perubahan pada organisasi atau
unit kerja.
·
Umpan balik yang efektif dilakukan minimum per 3 bulan.
·
Umpan balik membuat karyawan tahu bagaimana memperbaiki kinerja atau
perilaku
·
Umpan balik membangun dan mendewasakan karyawan
·
Umpan balik membuat karyawan tahu penyesuaian apa yang perlu dilakukan.
3.Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan kegiatan
yang secara formal dilakukan untuk mengetahui atau menilai seberapa jauh
pelaksanaan kinerja masih sesuai atau tidak dengan rencana yang telah
disepakati.Kegunaan penilaian kinerja bagi perusahaan antara lain :
1. Perbaikan kinerja karyawan
2. Penetapan Kompensasi (gaji, bonus
dll)
3. Keputusan Penempatan Karyawan
(promosi, mutasi dan suksesi)
4. Pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan.
5. Perencanaan karir dan pengembangan.
6. dll
Metode penilaian yang yang umum
diterapkan oleh perusahaan untuk sistem penilaian karya ini biasanya dilakukan
dengan bantuan metode predeterminasi dan formal antara lain :
·
Metode Skala Penilaian Grafik
Metode ini menggunakan skala yang mendaftarkan sejumlah ciri (seperti
mutu dan kehandalan) dan kisaran kinerja (dari yang tidak memuaskan sampai yang
luar biasa memuaskan) setiap jabatan. Karyawan kemudian dinilai dengan
mengidentifikasi skor yang sesuai dan menggambarkan kinerja untuk masing-masing
ciri. Nilai yang ditetapkan untuk ciri-ciri itu kemudian dijumlahkan.
·
Metode Peringkatan Alternasi
Metode ini dengan cara membuat peringkat dari karyawan yang terbaik
sampai terjelek berdasarkan ciri tertentu.
·
Metode Perbandingan Berpasangan
Pada metode ini dibuat peringkat karyawan dengan membuat peta dari semua
semua pasangan karyawan yang mungkin untuk setiap ciri (kuantitas kerja,
kualitas kerja dll) dan menunjukkan mana karyawan yang lebih baik dari
pasangannya
·
Metode Distribusi Paksa
Metode ini dengan membuat peringkat karyawan sebuah kurva. Persentase
yang sudah ditentukan dari peserta penilaian ditempatkan dalam berbagai
kategori kinerja
·
Metode Insiden Kritis
Metode ini adalah membuatkan catatan tentang contoh-contoh yang luar
biasa baik atau tidak diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja
seorang karyawan dan meninjaunya bersama karyawan tersebut pada waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.
·
Metode Skala Penilaian Berjang-karkan Perilaku (BARS)
Suatu metode penilaian yang bertujuan mengkombinasikan manfaat dari
insiden kritis dan oenilaian berdasarkan kuantitas dengan men-jangkarkan skala
berdasarkan kuan-titas pada contoh-contoh naratif spesifik dari kinerja yang
baik dan kinerja yang jelek
·
Metode Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBO)
Metode ini meliputi penetapan tujuan khusus yang dapat diukur bersama
dengan masing-masing karyawan dan selanjutnya secara berkala meninjau kemajuan
yang dicapai.
Metode-metode di atas meru-pakan alat bantu untuk mengukur kinerja
karyawan. Masing-masing metode tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan akan
tetapi ada 5 masalah utama yang dapat merusak alat penilaian diatas yaitu :
Standar yang tidak jelas, Efek halo (bias penilaian diakibatkan kedekatan
hubungan), kecendrungan sentral (kecendrungan menilai ditengah-tengah), terlalu
longgar atau terlalu keras (kecendrungan menilai terlalu tinggi atau terlalu
rendah), Prasangka (bisa penilaian karena perbedaan karakteristik seperti usia,
ras atau jenis kelamin).
4.Penghargaan Kinerja
Merupakan tindak lanjut proses
penilaian kinerja yaitu kegiatan untuk memberikan penghargaan atas kinerja yang
telah dicapai karyawan. Kegiatan tersebut berupa promosi dan rotasi atau
peningkatan kompetensi juga termasuk pembe-rian bonus atau peningkatan indeks
gaji.
Peranan manajer dalam penghargaan
kinerja adalah :
1. Memberikan pujian (diberikan pada
saat khusus, tulus dan layak, pada waktu yang tepat)
2. Memberikan tambahan tanggung jawab
(beri kesempatan, monitor kesulitan, dukungan, selesaikan administrasinya).
3. Memberikan usulan promosi
(kualifikasi sesuai dengan permintaan, tidak merugikan system sdm dan karyawan
lain dan monitoring pengusulannya)
4. Memberikan usulan peng-hargaan khusus
(usulan sesuai dengan peraturan, informasi disimpan oleh atasn, monitor pengusulan
yang dilakukan)
5. Memberikan informasi untuk kenaikan
merit dan bonus (memahami keterkaitan system penggajian/penghitungan bonus
dengan hasil penilaian kinerja, tidak melakukan justifikasi nilai demi
peningkatan pendapatan, memastikan kenaikan merit atau pemberian bonus didapat
oleh bawahan jelas alasannya).
BAB III. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa salah satu
alat ukur untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kinerja yang baik adalah
tercapainya atau tidak sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun
pencapaian sasaran perusahaan sangat didukung oleh kinerja dari sumberdaya
manusia yang ada. Jika kinerja sumberdaya manusianya baik maka diharapkan
kinerja perusahaanpun akan baik pula. Namun demikian untuk mendapatkan kinerja
yang baik perlu memanajemeni kinerja secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary, “Human Resources Management”,
Prentice-Hall, Inc, 2005
Lembaga Manajemen PPM, “Modul Pelatihan Performance
Management”, PPM Institute of Management, 2004
Martoyo, Susilo, “Manajemen Sumberdaya Manusis”,
BPFE, Yogyakarta, 1998
Nawawi, Hadari, “Manajemen Sumberdaya Manusia untuk
Bisnis yang Kompetitif”, Gajah Mada University Press, 2000.
Nitisemito, Alex, “Manajemen Personalia”, Ghalia
Indonesia, 1996
Suit, Yusuf dan Almasli, “Aspek sikap mental dalam
Manajemen Sumberdaya Manusia”, Ghalia Indonesia, 1997
@A08-priyagung
ReplyDeletePoint 3
Artikel cukup lengkap, lanjutkan terus berkarya
@A09-ROMARIA
ReplyDeletePoint : 3
Menurut saya artikel dan mind mipping sudah Bagus.
Terima kasih
@A14-david
ReplyDeletePoin 3
Isi artikel menarik dan inspiratif