I.
Pendahuluan
Salah
satu aspek yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan atau organisasi
terkait dengan peran sumber daya manusia adalah masalah keadilan kompensasi.
Hal ini dikarenakan masalah keadilan kompensasi akan berhubungan dengan kemampuan
karyawan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya sehari-hari. Selain itu,
masalah keadilan kompensasi juga mengindikasikan kebijakan perusahaan atau
organisasi dalam memperlakukan para karyawannya secara adil.
Kompensasi
adalah salah satu bentuk penghargaan suatu organisasi terhadap sumber daya
manusia yang terlibat di dalamnya. Manajemen kompensasi adalah salah satu
fungsi penting dalam manajemen sumber daya manusia. Sistem kompensasi yang
sesuai dan tepat dipercaya akan dapat meningkatkan motivasi, komitmen, dan
kontribusi sumberdaya manusia dalam organisasi. Pandangan ini sesuai dengan
pendapat Lockyer yang dikutip oleh Irianto (2001) dalam Elviera (2009) yang menyatakan, “Sistem
kompensasi merupakan bagian internal dalam hubungan industrial dan mempengaruhi
efektivitas hubungan antara organisasi dan pekerja”.
Kompensasi
yang sesuai dan tepat dapat memberikan pemenuhan kebutuhan dasar karyawan untuk
membeli makanan, minuman, perumahan yang didapat melalui gaji yang diterima
seperti yang dijelaskan dalam teori Maslow tentang hierarki kebutuhan dasar
manusia. Kompensasi juga menjadi
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam teori Herzberg meski dapat pula menjadi
hygiene factor atau disatisfier, faktor yang dapat menyebabkan karyawan menjadi
kehilangan motivasi atau demotivation apabila kompensasi tidak diberikan dengan
tepat. Elviera(2009)
II.
Jenis – Jenis Kompensasi
Menurut
Rivai (2004 : 358) kompensasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Kompensasi Finansial,
Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan).
Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan).
a. Kompensasi finansial langsung
terdiri atas Pembayaran pokok (gaji,upah), pembayaran prestasi, pembayaran
insentif, komisi, bonus, bagian keuntungan, opsi saham, sedangkan pembayaran tertangguh
meliputi tabungan hari tua, saham komulatif.
b. Kompensasi finansial tidak langsung
terdiri atas proteksi yang meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun.
Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil,
sedangkan berdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
2. Kompensasi Non Finansial.
Kompensasi non
finansial terdiri atas karena karir yang meliputi aman pada jabatan, peluang
promosi, pengakuan karya, temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan lingkungan
kerja meliputi dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan dan
kondusif.
III.
Tujuan Manajemen Kompensasi
Tujuan manajemen Kompensasi secara umum tujuan kompensasi
adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi
perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan eksternal. Tujuan
manajemen Kompensasi;
1.
Memperoleh
SDM yang berkualitas
2.
Mempertahankan
Karyawan yang ada
3.
Menjamin
Keadilan
4.
Penghargaan
terhadap perilaku yang diinginkan
5.
Mengendalikan
Biaya
6.
Mengikuti
aturan hukum
7.
Memfasilitasi
Pengertian
8.
Meningkatkan
Efisiensi Administrasi
IV.
Penentuan Kompensasi
Besarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleh
1. Harga / Nilai
Pekerjaan
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan
pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan
kepada karyawan. Penilain harga pekerja dapat dilakukan dengan dua cara,
sebagai berikut:
a. Melakukan analisis jabatan/pekerjaan
Berdasarkan
analisis jabatan akan didapat informasi yang berkaitan dengan :
·
Jenis
keahlian yang dibutuhkan
·
Tingkat
kompeksitas pekerjaan
·
Resiko
pekerjaan
·
Perilaku/kepribadian
yang dituntut oleh pekerjaan
tersebut. Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan.
tersebut. Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan.
b. Melakukan survei “harga” pekerjaan
sejenis pada organisasi lain.
Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan
sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran
kelayakan
kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi
lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik atau
mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified.
kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi
lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik atau
mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified.
2. Sistem kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah
sistem prestasi, sistem kontrak / borongan.
a. Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah
sistem
hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara
besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit
banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat
diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi
lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang
dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem
hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara
besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit
banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat
diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi
lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang
dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem
hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
b. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu
seperti Jam,
Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini
digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan
prestasi.
Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini
digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan
prestasi.
c. Sistem kontrak / borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan
didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang
sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai
“konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian
baik secara kuantitas, kualitas maupun
lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis
pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan / atau
jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
V.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Kompensasi
Dalam pemberian kompensasi, terdapat sejumlah faktor yang
mempengaruhinya. Secara garis besar factor - faktor
tersebut terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang
bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
1. Faktor Intern Organisasi
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya
kompensasi adalah dana organsasi, dan serikat pekerja.
a. Dana Organisasi
Kemampuan organisasi untuk melaksanakan kompensasi
tergantung pada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana
tentunya sebagai akibat prestasi - prestasi
kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Makin besarnya prestasi kerja maka
makin besar pula keuntungan organisasi / perusahaan.
Besanya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi,
maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
b. Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat
mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan.
Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut
perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan perhatian atau
perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
2. Faktor Pribadi Karyawan
Contoh faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi besarnya
pemberian kompensasi adalah produktifitas kerja, posisi dan jabatan, pendidikan
dan pengalaman serta jenis dan sifat pekerjaan.
a. Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja.
Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.
Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama
mendapatkan kompsasai yang berbeda. Pemberian kompesasi ini dimaksud untuk
meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan
besarnya kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan
keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi
posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar tanggung jawabnya,
maka semakin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja
juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih
berpengalaman dan berpndidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih
besar dari pegawai yang kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat
pendidikannya. Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi
pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan
untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda
dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk
pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula
halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian
kompensasi yang berbeda ini selain karena pertimbangan profesioalisme pegawai
juga kerena besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang
bersangkutan. Sebagai contoh, dikebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang
bertugas di lapangan biasanya mendaptkan kompenasai antara 2 – 3 kali lipat
dari pekerjaan di dalam ruangan / kantor. Besarnya kompensasi sejalan
dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikulnya.
3. Faktor Ekstern
Contoh
faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi
adalah sebagai berikut :
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana
penawaran (supply) tenaga kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan
rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja
menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya
sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi
yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk
memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja
lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit
banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah / gaji harus disesuaikan
dengan besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini
adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama
dengan atau Kompensasi di atas biaya hidup minimal. Jika kompensasi yang
diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah
proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi
rakyatnya dari kesewenang - wenangan dan keadilan. Dalam
kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam kerja /
hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan
tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga
dapat mencegah praktek - praktek organisasi yang dapat
memiskinkan bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterima oleh pegawai di negara-negara maju
jauh lebih besar dari yang diterima Negara - negara berkembang dan atau negara
miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh organsasi - organisasi
dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan
penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.
VI.
Kesimpulan
Sebuah perusahaan atau organisasi
wajib menerapkan kompensasi yang adil. Dimana kompensasi tersebut dapat memicu
karyawan atau tenaga kerja melaksanakan tugasnya dan menghasilkan laba yang
ditargetkan.
Agar sistem kompensasi efektif, harus memenuhi tujuh kriteria dibawah ini:
Agar sistem kompensasi efektif, harus memenuhi tujuh kriteria dibawah ini:
1. Mencukupi (memenuhi ketentuan
minimum pemerintah, serikat kerja dna peringkat manajemen)
2. Adil ( setiap orang diberi
kompensasi selaras dengan jumlah usaha yang dicurahkan , kemampuan ,pelatihan,
dan sebagainya
3. Imbang ( jumlah gaji, tunjangan, dan
lainnya imbang)
4. Efektif dari segi biaya (gaji harus
sepadan dengan kemampuan perusahaan )
5. Memenuhi kebutuhan orang
6. Memotivasi orang untuk bekerja
dengan efektif dan meningkatkan produktivitas
7. Dapat dimengerti oleh tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Sistem
Pengendalian Manajemen. Http://Tandaair008.Blogspot.Co.Id/2013/04/Sistem-Pengendalian-Manajemen.Html. Diakses Pada Tanggal 17 November 2016
Rahayu,
Wilujeng. 2012. Persepsi Keadilan Kompensasi Terhadap Komitmen Organisasional
Melalui Kepuasan Kerja. Jurnal
Manajemen Bisnis. Volume 2. Nomor 1.
Sari,
Elviera. 2009. Pengaruh
Kompensasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu
Administrasi Dan Organisasi. Volume 16.
Nomor 1.
Heningsih.
2015. “Kompensasi” Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. http://heningsih.blogspot.co.id/2015/12/makalah-kompensasi-dalam-manajemen.html.
Diakses pada Tanggal 17 November 2016
Azmi,
Haral. 2012. Makalah Kompensasi. http://blogharalazmi.blogspot.co.id/2012/06/makalah-kompensasi.html.
Diakses pada tanggal 17 November 2016
@A02-Sylvana
ReplyDeletePoin: 3
Selamat siang mba melinda
Untuk artikelnya sudah cukup baik. Karena jelas dan lumayan lengkap. Tetapi sebaikny untuk daftar pustaka lebih diperbanyak dan diambil dari jurnal-jurnal ilmiah. Terimakasih
@A17-Sri
ReplyDeletePoint 3
Siang mba Melinda, setelah saya membaca artikel Anda sebenarnya secara isi sudah sangat baik hanya saja secara pustaka Anda msh kurang referensi sehingga dapat lbh variatif dan isinya jd lbh valid karena dr bnyk sumber
@13-RANIE
ReplyDeletePoint 3
Jurnal dan mind map oke
@A18-Novena Karina Putri
ReplyDeletePoint= 3
Isi materinya sangat bagus sesuai dengan yang diterangkan oleh Pak Atep, Mindmapnya sangat kreatif dan menarik, Daftar Pustakanya juga lengkap namun perlu diperbaiki untuk urutan penulisannya sesuai dengan abjad.