I.
PENDAHULUAN
Manajemen kinerja (MK) adalah aktivitas untuk
memastikan bahwa sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam
cara-cara yang efektif dan efisien.
Menurut Dessler (2003:322) definisi Manajemen
Kinerja adalah Proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan
pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan
memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan. Adapun
tujuan dari manajemen kinerja adalah:
[1] Meningkatkan kinerja organisasi, kelompok
dan individu.
[2] Mengintegrasikan sasaran orga-nisasi,
kelompok dan individu.
[3] Memperoleh kejelasan akan harapan
perusahaan terhadap kinerja yang harus dicapai oleh individu
dan kelompok.
dan kelompok.
[4] Mengembangkan ketrampilan dan kompetensi
karyawan.
[5] Meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih
erat antara bawahan dan atasan.
[6] Menyediakan sarana yang dapat meningkatkan
obyektifitas penilaian kinerja karyawan.
[7] Memberdayakan karyawan agar dapat
memanajemeni kinerja dan proses pembelajaran mandiri.
Hal inilah yang akan menentukan maju atau
mundurnya suatu perusahaan. Apabila para karyawannya berkinerja buruk maka yang
terjadi adalah kemerosotan pada perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya,
apabila para karyawannya merupakan para karyawan yang rajin dan senang
berinovasi maka yang terjadi adalah kemajuan yang positif bagi perusahaan
tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa perusahaan XXX
merupakan sebuah perusahaan
multinasional Amerika yang menjadi produsen peralatan medis, farmasi, dan
barang konsumen dalam kemasan. Beberapa merek produk XXX antara lain adalah
Band-Aid Brand, Tylenol, Johnson's baby products, produk perawatan kulit dan
kecantikan Neutrogena, pencuci muka Clean & Clear, dan lensa kontak Acuvue.
Didalam
era perdagangan bebas perlu juga adanya sebuah efisiensi proses produksi untuk
menghadapi persaingan perusahaan ditingkat global, mendorong perusahaan sejenis
dan juga berupaya untuk senantiasa melakukan inovasi – inovasi baru pada hasil
produksinya. Oleh sebab
itu perusahaan perlu melakukan upaya – upaya untuk menuju perbaikan sistem
supaya tetap bertahan dalam dunia perindustrian yang semakin ketat dan tuntutan
akan produk yang bermutu. Dengan demikian peranan dari sumber daya manusia
sebagai asset perusahaan yang paling berharga sangat membantu perusahaan untuk
melakukan perbaikan – perbaikan sistem Sumber daya manusia, sehingga dapat
mengoptimalkan kinerja karyawan dan pada akhirnya dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan.
I. Permasalahan di PT XXX
Dalam rangka meningkatkan produktifitas
perusahaan dan memuaskan pelanggan, maka kinerja karyawan perlu mendapat
perhatian dari masyarakat, pemerintah maupun swasta. PT XXX memiliki penilaian kinerja
performance apprasial saja. Sistem
performance management yang baik seharusnya memiliki performance planning,
coaching, saat proses berlangsung, serta performance review. Padahal, performance management yang
terintegratif dapat menentukan target yang harus dicapai. Jadi, performance
planning yang efektif memang belum berjalan.
II.
Pemecahan Masalah
Di PT XXX, berkesempatan untuk memperoleh
posisi yang lebih baik dengan gaji yang lebih baik akan sangat tergantung pada
performa kerja masing – masing karyawan. PT XXX memiliki sistem reward yang
sangat fair. Ini bercermin dari sistem reward yang diberikan kepada orang –
orang yang memberikan kontribusi terbaiknya bagi perusahaan. Sementara orang
yang underperformed (low-performer) akan memperoleh reward yang juga rendah.
Sistem ini membuat setiap manajer di PT XXX berusaha memberikan performa
terbaiknya untuk mencapai target perusahaan. Untuk mencapai poduktivitas
PT XXX melakukan program pelatihan yang
meliputi program pelatihan general skills, leadership skills, professional skills,
dan sharing session. Dari masing-masing program pelatihan tersebut masih memuat
beberapa program didalamnya secara mendetail dan khusus untuk membimbing dan
melatih para karyawan untuk dapat mengembangkan keahlian dan untuk menyemangati
para karyawan agar lebih termotivasi kembali didalam melakukan pekerjaannya.
Hal ini dilakukan oleh PT XXX guna
menjaga keselamatan dan kesehatan para karyawannya yang dianggap paling
penting.
Adapun Sistem Manajemen Kinerja yang terdiri
dari tiga bagian yaitu :
a.
Pendefinisian kinerja
Sistem manajemen kinerja menentukan
aspek-aspek kinerja yang berarti dan relevan dengan organisasi, terutama
melalui analisis jabatan. Dengan analisis jabatan, dapat diketahui uraian
pekerjaan dan spesifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan,
sehingga dapat didefinisikan kinerja seperti apa yang harus ditampilkan oleh
karyawan.
b.
Penilaian kinerja
Sistem manajemen kinerja mengukur aspek-aspek
kinerja tersebut melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah proses
untuk mendapatkan informasi tentang seberapa baik karyawan melaksanakan
pekerjaannya.
c.
Pemberian umpan balik
Sistem manajemen kinerja memberikan umpan
balik pada karyawan melalui sesi khusus untuk review pemberian umpan balik.
Umpan balik kinerja adalah proses pemberian informasi kepada karyawan mengenai
efektivitas kinerja mereka sehingga dapat menyesuaikan kinerja mereka dengan
tujuan organisasi.
Tahapan Manajemen Karir
Tahapan Manajemen Kinerja Menurut Williams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan dan menyokong satu dengan yang lain.
1. Directing / Planning
Tahapan Manajemen Kinerja Menurut Williams (1998), terdapat empat tahapan utama dalam pelaksanaan manajemen kinerja. Tahapan ini menjadi suatu siklus manajemen kinerja yang saling berhubungan dan menyokong satu dengan yang lain.
1. Directing / Planning
Merupakan tahap identifikasi perilaku kerja
dan dasar / basis pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan konkret
terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai,
kapan dicapai, dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikator-indikator target
juga didefinisikan di tahap ini.
Menurut Khera (1998), penentuan target / goal
akan efektif bila mengadopsi SMART. SMART merupakan singkatan dari Spesific,
Measureable, Achievable, Realistic, dan Timebound (dalam Ilyas, 2006, p. 28).
Sebuah target harus jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya
(spesific), terukur keberhasilannya (measureable) dan orang lain dapat memahami
/ melihat keberhasilannya. Target harus memungkinkan untuk dicapai, tidak
terlalu rendah atau berlebihan (achievable), masuk akal dan sesuai
kondisi/realita (realistic), serta jelas sasaran waktunya (timebound).
2. Managing / Supporting
2. Managing / Supporting
Merupakan penerapan monitoring pada proses
organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap
jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang dimaksudkan disini
adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur berlaku dalam
suatu organisasi.
3. Review / Appraising
3. Review / Appraising
Dalam tahap ketiga mencakup langkah
evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah
dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan
dokumentasi/record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator
harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid.
4. Developing / Rewarding
Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan
penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action
yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian
reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan / prosedur yang telah ada, dan
penetapan anggaran.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa salah satu
alat ukur untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kinerja yang baik adalah
tercapainya atau tidak sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun
pencapaian sasaran perusahaan sangat didukung oleh kinerja dari sumberdaya
manusia yang ada. Jika kinerja sumberdaya manusianya baik maka diharapkan
kinerja perusahaan pun akan baik pula. Namun demikian untuk mendapatkan kinerja
yang baik perlu memanajemeni kinerja secara efektif. Karena, evaluasi kinerja sangatlah penting
untuk dilakukan oleh berbagai perusahaan yang menginginkan peningkatan yang
baik didalam perusahaannya baik dari segi kemanusiannya maupun dari segi
bidang-bidang tertentu didalam sebuah perusahaan.
Daftar
Pustaka
Dessler, Gary, “Human Resources Management”,
Prentice-Hall, Inc, 2005
Nawawi, Hadari,
“Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif”, Gajah Mada
University Press, 2000.
Isi materi sudah baik, mind mapp yg ditampilkan cukup menarik, keseluruhan sudah ok,, sukses untuk jhuly 😊
ReplyDeletePoint mind map 3
ReplyDelete