Tuesday, March 8, 2016

Manajemen SDM dan Peran Pemimpin Muda

Oleh : Puspita Eka Rohmah
ABSTRAK
Pada era yang semakin modern ini, persaingan semakin ketat, kehidupan semakin sulit ditambah dengan keadaan ekonomi negara yang semakin lama semakin mengalami kenaikan inflasi yang berarti juga semakin menyengsarakan rakyatnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin muda yang berkompeten dan mempunyai daya juang yang tinggi. Dibutuhkan pemimpin yang mampu mengelola dan mengatur Sumber Daya Manusia agar SDM yang ada memiliki nilai yang tinggi dan dapat bersaing dimanapun mereka ditempatkan.
Pemimpin muda dibutuhkan dalam MSDM karena pemimpin muda kecakapannya melihat masalah lebih baik daripada pemimpin yang berumur. Pemimpin muda juga lebih banyak menyiapkan strategi dalam membentuk membangun dan memberdayakan Sumber Daya Masyarakatnya melalui MSDM. 
PERMASALAHAN
Di era yang sudah memasuki MEA ini, memang sangat dibutuhkan pemimpin muda dan berkualitas khususnya pemimpin di bidang pengolahan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Pemimpin yang mengerti bagaimana Management Sumber Daya Manusia (MSDM) yang baik, maka pemimpin tersebut akan lebih mudah untuk membina dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai nilai jual yang tinggi berdasarkan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia itu sendiri.

Namun masih sangat disayangkan, bahwa kenyataannya usia dari seorang pemimin atau yang di kategorikan pantas sebagai pemimpin kebanyakan harus yang sudah berumur, dengan alasan yang kurang masuk akal. Bagaimana tidak, bahwasannya seseorang yang patut dan pantas dijadikan pemimpin adalah yang usianya sudah 40 tahun keatas. Hal ini dimaksudkan agar seorang pemimpin tersebut sudah mempunyai banyak pengalaman, sudah banyak makan asam garam kehidupan sehingga dianggap sudah bisa untuk menyelesaikan permasalahan yang nantinya akan muncul di tengah kepemimpinannya.
Padahal paradigma dan opini yang seperti itulah yang salah, tapi opini yang seperti itu yang selalu diterapkan dimasa kini. Padahal banyak pemimpin muda berbakat dan bernilai jual tinggi yang mampu menjadi terobosan dan mampu menjadi pemimpin dengan cara – cara yang baru dan inovatif. Pemimpin yang masih muda juga lebih mampu untuk berkreasi di bidang yang mereka kuasai, meskipun terkadang seorang pemimpin muda terkesan egois dan kurang pengalaman. Pemimpin yang sudah berumur bisa memberikan wejangan sehingga pemimpin muda bisa maju tanpa kesalahan yang fatal. Dan bisa terjadi regenerasi yang baik di dalam kepemimpinan. 
LANDASAN TEORI
A.    URGENSI
Urgensi menurut nomina (kata benda) adalah keharusan yang mendesak atau bisa diartikan sebagai hal sangat penting. Dan jika diartikan dari dan menurut sifatnya Urgensi diartikan penting. Penting disini bisa menjadi fleksibel tergantung dari kalimatnya sendiri. Urgensi bisa diletakan untuk menekankan suatu kalimat menjadi kalimat yang lebih kuat dan akurat. 

B.     PEMIMPIN
1.      Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
                        Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

2.      Robert Tanembaum

                        Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

3.      Prof. Maccoby

                        Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

4.      Davis and Filley

                        Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

5.      Pancasila

                        Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah:

a.      Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

b.      Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

c.       Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab 

PEMBAHASAN
Banyak yang beransumsi bahwa seorang pemimpin muda tidak dapat memimpin bawahannya dengan baik, karena pemimpin muda masih  memiliki jiwa arogan yang sangat tinggi, egois, dan pengalaman yang minim, namun sebenarnya hal itu tidak dapat dijadikan indikator bahwa seorang pemimpin muda tidak punya potensi untuk memimpin dengan baik. Dan perdebatan antara kepemimpinan tua dan muda kembali menyeruak. Tidak hanya di ranah politik, tapi kali ini dalam manajemen perusahaan. Seorang pemimpin yang masih muda biasanya akan menemui banyak kendala karena kurang memiliki kematangan dan pengalaman sebagai pemimpin. Mereka juga dianggap belum layak dijadikan model teladan.
Kita tidak terkejut mendengar pendapat ini. Pendapat seperti ini tumbuh subur di masyarakat, bahkan dalam perusahan.  Namun demikian bukan berarti ada kata  setuju dengan pendapat ini. Tua dan muda, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Usia tua sering diasosiasikan dengan kematangan, kebijaksanaan dalam berpikir dan memutuskan. Hal yang dirasa perlu dilatih pada mereka yang lebih muda. Sementara itu, usia muda identik dengan semangat yang tinggi, cakrawala berpikir yang lebih terbuka, dan mobilitas yang tinggi.
Kita harus yakin banyak kaum muda yang dapat menjadi contoh, teladan yang baik. Sebaliknya tidak selamanya mereka yang lebih tua dapat dijadikan contoh. Usia muda identik dengan semangat, keluasan cakrawala, dan mobilitas yang tinggi. Namun usia muda memerlukan pengasahan untuk lebih bijaksana dan sabar. Berpijak dari pemikiran seperti itu, tidaklah perlu adanya perdebatan antara kepemimpinan tua dan muda. Mari kita lihat spiritnya. Jika yang muda tidak diberi kesempatan untuk berlatih memimpin, tentulah sulit bagi mereka untuk dapat memimpin. Sebaliknya, mari kita belajar kepada pemimpin yang lebih tua untuk lebih bijaksana. Lebih dari itu, lebih baik belajar mengawali dengan menjadi pemimpin untuk diri sendiri tanpa mempersoalkan tua ataupun muda. Saya percaya bahwa seorang pemimpin ada karena dibentuk dan menjadi tua itu suatu hal yang pasti, namun menjadi dewasa adalah suatu pilihan.
Setiap pemimpin memang mempunyai kekuasaan, tapi bukan untuk menjadi penguasa. Pemimpin adalah pemegang tanggung jawab untuk membawa orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan bersama, bukan sibuk mewujudkan keinginan sendiri bersama-sama. Pemimpin adalah pelayan, bukan yang dilayani. Tapi, ketika semua keadaan berbalik, siapa yang disalahkan? Sepertinya banyak kesalahpahaman yang terjadi. Ketika posisi seorang pemimpin diibaratkan sebagai subjek tunggal yang memiliki kekuasaan penuh, yang akan diperlakukan secara ekslusif bila dibandingkan orang lain. Banyak tawaran menggiurkan ketika mendudukinya, namun saya lebih senang menyebutnya sebagai episode akhir dari sebuah kepemimpinan jika ia terlena karenanya. Pemimpin harus melepaskan jaket keegoannya sebagai seorang individu karena permasahan bersama yang jadi prioritas.
Pemimpin Muda Diperlukan dalam MSDM, alasannya?
Pemimpin muda. Kata yang terdengar sangat hebat dan berpengaruh. Menjadi pemimpin di usia muda adalah sesuatu yang pastinya membanggakan. Ditangannya lah nasib apa yang dipimpinnya, tanggungjawabnya begitu besar disaat usianya masih tergolong sebagai pemuda. Sebenarnya, jika konteksnya adalah menjadi seorang pemimpin. Muda dan tua sama saja. Sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Posisi pemimpin itu tetap banyak yang memperebutkannya.
Muda dan tua sepintas hanya persoalan siapa yang duluan hidup. Tetapi terkait dengan kepemimpinan, kita bisa melihat perbedaan signifikan antara kepemimpinan anak muda dengan kepemimpinan orang tua. Orang tua jelas lebih berpengalaman, lebih bijaksana. Tetapi seiring dengan perkembangan kejiwaanya, orang tua tertentu relatif lebih membutuhkan pengakuan dan penghormatan, lebih ingin didengar. Dalam hal tempo kerja, tentunya orang tua lebih lambat dalam menyelesaikan sesuatu. Anak muda secara usia masih "kurang banyak makan garam" dan perlu "petuah" orang tua. tetapi dari segi gagasan, pada umumnya anak muda berfikir lebih segar dan berani mengambil resiko. Lebih bisa menerima kritik dan gagasan-gagasan pembaruan. Tempo kerja lebih cepat dan tentunya stamina fisik lebih fit.
Anak muda ketika harus bekerjasama dengan orang tua biasanya mengalami hambatan tempo kerja, "nuansa ketimuran yang tinggi" dan perlu kemampuan adaptasi psikologis yang kadang menghambat kecepatan kerja. Orang tua bagi anak muda dianggap sebagai penghambat, karena terlalu banyak pertimbangan, terlalu ingin dihormati dan didengar. Sebaliknya, menurut orang tua, anak-anak muda kadang-kadang gegabah, terlalu berani dan perlu diragukan kemampuanya. Sehingga orang tua masih perlu banyak mengarahkan mereka. Bagi orang tua tertentu, ketika melihat anak-anak muda tampil berkreasi, maka anak muda ini dianggap "nyelonong" dan arogan, melawan dan tidak menghormati orang tua. Anak muda versus orang tua memang seringkali jadi persoalan. Tetapi tidak selamanya. Jika disinergikan, orang tua punya pengalaman dan kebijaksanaan. Anak muda punya gagasan dan energi. Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin. Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur kecakapan pokok, yaitu:
1.      Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan yang berlainan.

2.      Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.

3.      Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi (Tatang M. Amirin).  Pendapat lain, menyatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur pokok yang mendasarinya, yaitu : [1] Seseorang pemimpin harus memiliki kemampuan persepsi sosial [sosial perception]. [2]  Kemampuan berpikir abstrak [abilitiy in abstrakct thinking]. [3]  Memiliki kestabilan emosi [emosional stability].
Jadi pemimpin muda dibutuhkan dalam MSDM karena kecakapannya melihat masalah lebih baik daripada pemimpin yang berumur. Pemimpin muda juga lebih banyak menyiapkan strategi dalam membentuk membangun dan memberdayakan Sumber Daya Masyarakatnya melalui MSDM.
PENUTUP
            Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin muda bisa menjadi tauladan dan bisa mengatur dan mengembangkan Sumber Daya Masyarakat lewat MSDM yang benar. Pemimpin muda bisa dijadikan contoh walaupun dengan sedikit pengalaman yang ada dengan bantuan dari pemimpin – pemimin senior yang lainnya. Pemimpin muda juga lebih memiliki ideologi yang tinggi, daya juang yang tinggi dan keluasan cakrawala. Oleh karena itu pemimpin muda diperlukan dalam Management Sumber Daya Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA





No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.