Tuesday, June 15, 2021

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

 


Adetha Muhammad Dzulfaqar (adethamuhammad08@gmail.com)



ABSTRAK

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin didunia.Didalam kehidupan nyata, manusia harus selalu berinteraksi dan beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan.Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga manusia harus hidup berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.Hal itu ditujukan agar manusia dapat bersosisalisasi dengan sesamanya manupun lingkungannya.Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan seseorang yang bisa memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka akan terpecah belah lah kelompok tersebut. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah dan berkembang.

 

 

PEMBAHASAN

A. Teori Kepemimpinan dalam Organisasi

Menurut Kartono (2002) teori kepemimpinan dasar, yaitu: teori genetis, teori sosial, dan teori ekologis atau sintesis. Teori genetis menjelaskan bahwa pemimpin itu tidak dibuat tetapi seseorang muncul sebagai pemimpin karena bakat-bakatnya yang luar biasa. Seorang menjadi pemimpin karena memang ditakdirkan menjadi pemimpin bagaimanapun juga situasinya.

Teori sosial menjelaskan bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahirkan dan dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Untuk menjadi pemimpin, setiap orang dapat melakukannya melalui usaha penyiapan, pendidikan dan latihan secara intensional. Sedangkan teori ekologis merupakan gabungan dari kedua teori genetis dan teori sosial, yang menjelaskan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

·        Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

a.   Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b.    Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c.    Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d.    Sikap hubungan kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

 

·        Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:

a.Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b.Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

·        Teori kewibawaan pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin

·        Teori kepemimpinan situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

·        Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

·        Teori Kelahiran Pemimpin

Para ahli teori kepemimpinan telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 [tiga] teori yang menonjol [Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18], yaitu:

1.      Teori Genetik

Penganut teori ini berpendapat bahwa, “pemimpin itu dilahirkan dan bukan dibentuk”  [Leaders are born and not made]. Pandangan terori ini bahwa, seseorang akan menjadi pemimpin karena “keturunan” atau ia telah dilahirkan dengan “membawa bakat” kepemimpinan. Teori keturunan ini,  dapat saja terjadi, karena  seseorang dilahirkan telah “memiliki potensi” termasuk “memiliki potensi atau bakat” untuk memimpin dan inilah yang disebut dengan faktor “dasar”. Dalam realitas,  teori keturunan ini biasanya dapat terjadi di kalangan bangsawan atau keturunan raja-raja, karena orang tuanya menjadi raja maka seorang anak yang lahir dalam keturunan tersebut akan diangkan menjadi raja.

2.       Teori Sosial

Penganut teori ini berpendapat bahwa,  seseorang yang menjadi pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan [Leaders are made and not born].  Penganut teori berkeyakinan bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Tiap orang mempunyai potensi atau bakat untuk menjadi pemimpin, hanya saja paktor lingkungan atau faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut teraktualkan atau tersalurkan dengan baik dan inilah yang disebut dengan faktor “ajar” atau “latihan”. Pandangan penganut teori ini bahwa, setiap orang dapat dididik, diajar, dan dlatih untuk menjadi pemimpin.  Intinya, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, meskipun dia bukan merupakan atau berasal dari keturunan dari seorang pemimpin atau seorang raja, asalkan dapat dididik, diajar dan dilatih untuk menjadi pemimpin.

3.       Teori Ekologik

Penganut teori ini berpendapat bahwa,  seseorang akan menjadi pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan. Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui  pendidikan, latihan, dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki. Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan bakat tersebut  dapat teraktualisasikan dengan baik.

B. Teori The New Leader Goleman

Masalah kepemimpinan (leadership) adalah masalah yang banyak dibahas beberapa dekade ini. Ada beberapa orang yang memang memiliki bakat kepemimpinan, namun ada beberapa orang yang mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang dimilikinya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh para manager atau para pemimpin, sering kali merupakan fungsi atau bagian dari kepribadian mereka sendiri. Maka dari itu cenderung para pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kepribadian mereka. Dan seringkali gaya kepemimpinan yang digunakan hanya satu atau beberapa saja dan digunakan untuk semua aspek permasalahan yang dihadapi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemimpin yang sukses atau berhasil adalah pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi meliputi menerima, menilai, mengelola serta mengontrol emosi yang ada dalam dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Selain itu pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak hanya memakai satu gaya kepemimpinan saja, melainkan menggunakan beberapa gaya kepemimpinan dan memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kasus atau situasi yang dihadapi.

Terdapat hubungan positif antara  emosional intelligence dan performa yang efektif, terutama pada pemimpin. Dan akan dipaparkan bagaimana emotional intelligence sangat berperan dalam kepemimpinan organisasi. Emotional intelligence memainkan peran penting dalam level tertinggi sebuah perusahaan, di mana perbedaan pada technical skills sudah tidak terlalu penting. Semakin tinggi tingkatan seseorang, semakin perlu emotional intelligence capabilities ditonjolkan sebagai alasan keefektifan pemimpin. Emotional intelligence tidak hanya menciptakan seorang pemimpin yang luar biasa, tetapi juga berhubungan dengan performa yang kuat.

Banyak tipe-tipe kepemimpinan berdasarkan kecerdasan emosimenurut Daniel Goleman (2007), tipe tersebut terbagi menjadi 6 tipe yaitu:

  1.   Pemimpin Visioner (Visionary )

Pemimpin jenis ini diyakini merupakan tipe pemimpin yang lebih efektif dibanding yang lainnya. tipe pemimpin ini mampu mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan yang sejati dan selaras dengan nilai bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin jenis ini dapat menjadi terbuka kepada bawahannya dengan membagikan berbagai informasi serta pengetahuan, sehingga orang-orang yang berada di semua tingkat perusahaan merasa dilibatkan dan mampu membuat keputusan yang terbaik.

Pemimpin visioner meyadari dan meyakini bahwa penyebaran informasi adalah langkah awal menuju sukses sehingga mereka secara terbuka akan berbagi informasi itulah sebabnya menurut penelitian James (1999) tipe pemimpin ini disebut sebagai pemimpin yang sangat aktif dan exspressive. Meskipun gaya kepemimpinan ini cukup memiliki daya kuat, namun tidak selalu cocok digunakan dalam setiap situasi, karena dikhawatirkan ada beberapa pihak yang memandang sinis gaya kepemimpinan ini, dan pada akhirnya akan berakibat bagi kinerjanya selain itu gaya kepemimpinan ini tidak cocok diterapkan untuk jenis pekerjaan yang sifatnya kelompok.

2.       Gaya Pembimbing (Coaching)

Dari tipenya membimbing kita pasti sudah tahu bahwa pemimpin seperti ini sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan membimbing karyawannya. Gaya pemimpin seperti ini senang melakukan percakapan dan perbincangan mendalam dengan seorang pegawai, yang berisi seputar kehidupan sehari-hari kehidupan seseorang, termaksud tujuan dan impian hidupnya serta karirnya. Sungguh suatu hal yang jarang sekali dilakukan oleh seorang pemimpin seperti biasanya.

Karena dengan melakukan perbincangan yang erat dengan karyawannya tanpa disadari pemimpin jenis ini telah membangun tembok kepercayaan bagi karyawannya. Karena ini adalah bukti kepeduliaan seorang pemimpin kepada bawahannya, bukan hanya sekedar memandang bawahan sebagai alat untuk sekedar mencapai tujuannya semata. Gaya kepemimpinan ini sangat membantu dalam membangun komunikasi antara bawahan dan atasan yang berkelanjutan, dan membuat karyawan menjadi mau terbuka terhadap feedback yang diberikan oleh pemimpin, karena mereka menggap setiap masukan yang diberikan oleh atasan adalah penunjang aspirasi bagi mereka sendiri dan bukan untuk kepentingan atasan.

3.      Pemimpin Afiliatif (Affiliative)

Pemimpin jenis ini sangat menghargai perasaan-perasaan orang-orang yang bekerja untuk dia, karena dia tidak menekankan pada hasil atau pencapaian tujuan , tetapi lebih pada kebutuhan emosi para karyawannya. Gaya ini sangat cocok sekali bagi perusahaan yang memiliki iklim kelompok. Ciri dari pemimpin ini adalah menyenangi kerjasama, harmonisasi, interaksi yang ramah, membangun relasi yang baik dengan orang yang dipimpinnya. Karena gaya pemimpin ini kelihatannya baik sekali terhadap karyawan, maka lebih baik gaya kepemimpinan ini tidak disarankan digunakan sendiri karena dikhawatirkan akan membuat bawahan berpikir bahwa setiap kesalahan yang mereka buat akan selalu ditoleransi oleh jenis pemimpin seperti ini.

4.       Pemimpin Demokratis (Democratic)

Mendengarkan adalah kekuatan kunci dari pemimpin jenis ini. Mereka selalu bertindak dan berperilaku ingin menjadi pendengar yang baik terhadap bawahannya, karena mereka memang peduli kepada bawahannya, dia juga adalah jenis pemimpin yang kolaboratif, artinya dapat bekerja sebagai anggota kelompok, tetapi juga dapat menjadi pemimpin teratas dalam kelompok. Dan dia juga mampu meredakan konflik dan membangun harmonisasi dalam kelompok kembali.

5.        Penentu Kecepatan (Pacesetting)

Pemimpin memegang teguh dan melaksanakan standard kerja yang tinggi. Ia bersikap obsesif, bahkan segala sesuatu bisa dikerjakan dengan baik dan lebih cepat, bahkan ia meminta dan menuntut hal yang sama dari orang lain, ia sangat cepat menunjuk para pekerja yang memiliki kinerja yang buruk.pemimpin jenis ini tidak memberikan garis petunjuk yang jelas  mengenai kinerja buruk seseorang, karena dia berpikiran bahwa setiap pengikutnya sudah dapat menerka bagaimana dan apa yang diinginkannya.

Mereka senang menekan tanpa memberi arah, yang akhirnya dapat berakibat kinerja yang lebih buruk bahkan bisa membuat karyawan stress di tempat kerja, karena selalu mendapatkan tekanan tanpa feedback.

6.      Gaya Memerintah (Commanding)

Gaya memimpin seperti ini kadang disebut sebagai gaya intimidasi, pemimpin seperti ini, sangat menuntut bawahannya patuh pada perintahnya secara langsung, tanpa menjelaskan apa alasannya ingin bawahannya mendengarkan perintahanya tersebut. Dia selalu ingin memantau dan mengontrol setiap situasi sebisanya. Walaupun kadang dia memberikan umpan bali, umpan balik hanya berfokus pada kesalahan buka pada hal-hal baik yang telah dilakukan, maka dari itu tidak heran bila jenis kepemimpinan yang seperti ini yang dianggap tidak efektif sama sekali. Karena sikap jarang memujinya tersebut yang membuat karyawan menjadi patah semangat, sehinga berpengaruh pada kinerjanya nanti.

C. Perbedaan pemimpin dengan manajemen

Peran kepemimpinan sangat berhubungan dengan adanya perubahan. Pemimpin menentukan tujuan perubahan melalui pengembangan suatu visi dimasa yang akan datang; selanjutnya mereka menyatukan orang-orang dengan mengkomunikasikan visi tersebut serta menginspirasinya guna mengatasi berbagai rintangan. Kepemimpinan menjadi faktor penentu bagi keberhasilan organisasi, bahkan Greenberg dan Baron (2003:472) menganggap kepemimpinan adalah bahan baku utama bagi efektivitas perusahaan. Pandangan ini tidak hanya berlaku bagi organisasi bisnis; kepemimpinan juga memainkan peran sentral dalam politik, olahraga, kesenian dan banyak aktivitas manusia lainnya. 14 Pamudji dalam bukunya mengenai “Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia” (2009:45), membedakan pemimpin dengan manajemen dimana perbedaan di antara keduanya adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan tertuju pada kemampuan individu, artinya kemampuan dari pemimpin sedangkan manajemen tertuju pada sistem dan mekanisme kerja.

2. Kepemimpinan adalah kualitas interaksi si pemimpin dan pengikut dalam kondisi tertentu, sementara itu, manajemen ialah fungsi status atau wewenang; oleh karena itu, kepemimpinan memfokuskan pada dampak pada pengikut sementara itu, manajemen memfokuskan pada wewenang yang ada.

 3. Kepemimpinan bergantung pada sumber yang ada pada dirinya untuk memperoleh tujuan, sementara itu, manajemen memiliki peluang untuk mendayagunakan dana dan daya yang ada pada organisasi untuk memperoleh tujuan kepemimpinan dengan efektif dan efisien.

 4. Kepemimpinan ditujukan untuk mewujudkan kemauan si pemimpin, meskipun akhirnya juga tertuju pada pencapaian tujuan organisasi, sementara itu, manajemen mengarah kepada tujuan organisasi secara langsung.

5. Kepemimpinan bersifat personal yang berfokus pada diri si pemimpin, pengikut dan kondisi sementara itu, manajemen bersifat impersonal dengan logika, rasio, analitis dan kuantitatif.

D. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan

Sebuah organisasi tidak cukup hanya membangun karakter-karakter kepemimpinan (leadership characters), akan tetapi juga harus menumbuhkan prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership principles). Hal ini dikarenakan karakter kepemimpinan lebih mengacu pada pembentukan nilai-nilai moral dan etika (moral / ethical values) yang bersifat universal, sementara kalau prinsip kepemimpinan lebih mengacu pada pembentukan nilai-nilai kinerja (performance values) yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Atmadja (2012 : 56) menyatakan bahwa prinsip kepemimpinan adalah kualitas personal yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang mengacu kepada nilai-nilai yang mampu membawanya mencapai kinerja terbaik dalam rangka mewujudkan misi dan tujuan perusahaan. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu diantaranya adalah :

  • .      Master Chef (peramu talenta)

Disebut “master chef”  karena pemimpin harus dapat meramu orang-orang yang dipimpinnya sehingga mereka mampu menjalankan misi dan tugas-tugas organisasi dengan baik. Meramu berarti pemimpin harus dapat memilih orang-orang terbaik yang dimilikinya kemudian menempatkannya pada posisi, tanggungjawab, dan kewenangan yang sesuai, sehingga akan menghasilkan kerjasama dan kinerja sinergis yang luar biasa.

  • .      Inspiring by modeling (inspirasi melalui peran panutan)

Cara paling efektif untuk menjalankan kepemimpinan dan mempengaruhi anak buah adalah dengan menjadikan diri pemimpin sebagai model. Caranya adalah dengan mempraktikkan apa-apa yang diperintahkan tersebut kepada bawahan. Kekuatan mempengaruhi (power of influence) ini ditentukan oleh kemampuan dalam menginspirasi bawahan melalui peran panutan (role modeling). Role modeling ini diwujudkan dalam dua bentuk yaitu melalui passion dan vision. Passion yaitu peran pemimpin dalam menghidupkan nilai-nilai dan perilaku yang diyakini dan dikembangkan organisasi.

  • .      Empowerment and Motivation (pemberdayaan dan motivasi)

 Kompetensi utama yang harus dimiliki pemimpin adalah kemampuan dalam memberdayakan orang lain (empowerment others). Ia harus dapat menemukan potensi-potensi tersembunyi anak buahnya dan kemudian memberdayakannya sehingga menghasilkan kinerja yang luar biasa. Pemberdayaan berarti memberikan kewenangan kepada anak buah agar mereka bisa memberikan keputusan dalam memecahkan persoaalan-persoalan yang mereka hadapi dalam mengambil keputusan. Pemberdayaan saja tidaklah cukup, pemimpin juga harus dapat memotivasi, misalnya dengan memberikan target-target yang tinggi dan menantang.

  • .      Productive harmony (harmoni yang produktif)

Productive harmony adalah iklim organisasi dimana keharmonisan antar karyawan terbangun baik, tetapi vitalitas untuk mencapai kinerja unggul tetap dapat diwujudkan dan didorong. Disini berarti keteduhan, kekeluargaan, saling pengertian, dan harmoni terpelihara subur, tetapi dibalik itu dinamika persaingan untuk mencapai kinerja terbaik antar karyawan juga tetap bisa dipelihara.

  • .      Everyone is importance (semua orang adalah penting)

 Everyone is importance berarti menganggap bahwa semua orang, semua posisi/jabatan yang ada dalam organisasi/perusahaan adalah penting bagi keberhasilan perusahaan. Semua orang bekerja bahu membahu menurut porsi dan fungsinya masing-masing. Fungsi dan peran masing-masing orang ini dikolaborasikan dan disinergikan sehingga tercipta kerjasama dan kekuatan tim yang luar biasa. Ketika setiap karyawan dianggap penting, dihargai, dan memiliki peran yang bernilai bagi organisasi, ia akan menemukan makna (meaning) dari apa yang mereka kerjakan. Makna bekerja (meaning of work) ini adalah faktor penting penentu kepuasan kerja dan akhirnya kinerja yang dicapai oleh karyawan. Meaning of work tadi akan melahirkan sense of calling yaitu menganggap bahwa bekerja tidak hanya sekedar kewajiban, tetapi merupakan sebuah penggilan jiwa. Juga akan melahirkan sense of mission, yaitu menyikapi pekerjaan sebagai misi besar untuk mewujudkan tujuan bersama organisasi. Dengan demikian akan muncullah yang namanya personal commitment yaitu rasa tanggungjawab untuk bekerja yang muncul dari diri karyawan sendiri dan bukannya dari pemimpin

  • Guardian (pelindung)

The guardian berarti bahwa pemimpin adalah pelindung. Ia harus bersedia pasang badan bagi anak buahnya ketika mereka menghadapi persoalan-persoalan pelik yang tak dapat mereka selesaikan sehingga membutuhkan campurtangannya. Untuk itu pemimpin harus punya compassion, yaitu suatu sikap pemimpin yang tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya, tetapi secara tulus memberikan pengabdian kepada anak buahnya. Disamping compassion, pemimpin juga harus mempunyai unsur-unsur yang lain yaitu kerelaan berkorban (sacrifice), mengambil tanggung jawab (responsible), dan berani menanggung risiko (take risk)

E. Mutu seorang pemimpin dalam organisasi

Dalam suatu organisasi diperlukan suatu cara kepemimpinan, untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin pada saat dia mampu mempengaruhi, akan tetapi seorang pemimpin adalah seorang leader. Kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama dari seluruh kegiatan organisasi. Kepemimpinan merupakan fenomena kompleks sehingga efektifitas kepemimpinan merupakan proses yang terencana, teratur, berkelanjutan dan berkesinambungan harus di tanamkan dan di bina sepanjang masa. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan adalah titik sentral dari sebuah organisasi. Siagian (1991: 3) menjelaskan bahwa mutu kepemimpinan dalam setiap organisasi dapat di lihat dari kemampuan pejabat, antara lain:

1. Memahami sepenuhnya berbagai faktor yang merupakan kekuatan (streght) bagi organisasi.

2. Mengenali secara baik dan tetap berbagai bentuk kelemahan (weakness) yang terdapat dalam organisasi.

3. Memanfaatkan peluang (oppoturnity) yang ada.

4. Menghilangkan berbagai ancaman (treat) yang menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran.

 5. Memiliki sikap proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang pasti selalu terjadi, baik karena faktor-faktor internal organisasi baik faktor-faktor eksternal organisasi termasuk didalamnya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Mendorong para bawahan sehingga bekerja dalam tingkat efisiensi, evektivitas, dan produktivitas yang tinggi yang dapat mendorong keberhasilan usaha.

7. Menciptakan cara dan iklim yang mendukung wawasan kebersamaan dalam usaha pencapaian tujuan/sasaran organisasi.

 

KESIMPULAN

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi, kepemimpinan yang baik akan baik pula dalam mencapai tujuan organisasi. sehingga seorang pemimpin harus mampu menciptakan visi, misi dan mengembangkan strategi dengan kekuasaannya untuk mempengaruhi bawahan sesuai dengan tujuan organisasi. Pemimpin juga harus dapat menciptakan iklim organisasi di mana seseorang merasa bebas namun bertanggung jawab. Sementara itu di dalam pemilihan model kepemimpinan yang tepat juga akan menentukan tingkat keberhasilan suatu organisasi yaitu dalam menggerakkan bawahan untuk dapat bekerja dengan baik. Keberhasilan seorang pemimpin dengan fungsi kepemimpinannya yang ditetapkan dapat dilihat atau ditandai dengan keberhasilan anggotanya (bawahannya) dalam melaksakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Hal ini juga berkaitan erat dengan motivasi yang menggerakkan bawahan tersebut. Tentu sebagian besar motivasi untuk bekerja lebih produktif itu terletak pada bawahan itu sendiri, namun tidak terlepas pula dari pengaruh fungsi kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Chairi, A., Darwis, M., & Jamaluddin. (2016). Pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada kantor dinas pendidikan kabupaten sinjai. Jurnal Office, 2(1), 1–8.

Hafulyon. (2012). Keragaman Konsep Kepemimpinan Dalam Organisasi. JURIS, 11(2), 114–131.

Pramudyo, A. (2013). Implementasi Manajemen Kepemimpinan Dalam Pencapaian Tujuan Organisasi. Jbma, I(2), 49–61.

Suherman, U. D. (2019). Pentingnya Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jurnal Ilmu Akutansi Dan Bisnis Syariah, 1(2).

7 comments:

  1. 30_Yoga

    1. teknik penulisan : sudah sangat lengkap penulisan artikel ini dilengkapi dengan kesimpulan yang memudahkan memahami isi dari artikel dan dilengkapi dengan mindmap yang dapat lebih memudahkan dalam memahami isi artikel
    2. isi konten : sudah sangat lengkap dan mudah dimengerti
    3. nilai : 84

    ReplyDelete
  2. 40_Wildan
    Menurut saya artikel yang dibuat sudah sangat bagus, penulisan artikelnya rapih dan penjelasan yang diberikan cukup lengkap serta dilengkapi dengan mind map yang menarik dan mudah dipahami
    Nilai:84

    ReplyDelete
  3. 47_Satria
    Artikel yang dibuat oleh saudara adetha sudah cukup baik dan lengkap, mindmap juga menarik dan mudah dipahami.

    Nilai : 86

    ReplyDelete
  4. 32_Caesar

    Teknik Penulisan : Secara gamblang untuk penulisan rapih dan mudah dipahami point-point yang terdapat sudah sangat klimaks

    Riview : dari mindmapnya dapat disimpulkan bahwa penulisannya menarik dan cukup baik ditambah dengan adanya penekanan di beberapa kata .

    Nilai :81

    ReplyDelete
  5. 45_Shabilla

    Teknik penulisan: penulisan artikel yang ditulis oleh penulis secara keseluruhan sudah bagus dan rapih senigga mudah dipahami.

    Review: artikel dibuat dengan rapih, poin-poin yang ditulis oleh penulis disampaikan dengan baik. Untuk mindmap sudah menarik dan dibuat dengan baik, namun kurang fokus menampilkan poin-poin yang ada pada artikel.

    Nilai: 85

    ReplyDelete
  6. 26_Firsta

    Teknik penulisan: artikel yang ditulis secara keseluruhan sudah bagus dan mudah dipahami.

    Review: artikel dibuat dengan rapih menampilkan poin-poin dari maksud penulis dengan baik, serta mindmap juga dibuat dengan sangat ringkas dan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

    Nilai: 86

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.