Friday, November 11, 2016

Manajemen Kinerja di Sebuah Perusahaan



A.    Definisi
Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, 2005: 14 ). Sebuah sistem pengukuran kinerja seharusnya memberikan sebuah pengukuran yang komprehensif dan praktis, terhubung dengan tujuan dan strategi perusahaan dan juga pengukuran kinerja tersebut seharusnya efektif (Malina dan Selto, 2001). Karakter kedua dari sistem pengukuran kinerja yang efektif adalah pengukuran kinerja seharusnya menunjukkan usaha manajemen, seharusnya sesuai dengan target dan seharusnya terkait dengan imbalan yang sesuai (Merchant dan Van der Stede, 2003; Malina dan Selto, 2001; Simons, 2000).
Dalam rangka melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan karyawan, maka diperlukan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan karyawan perusahaan atau sering disebut sebagai penilaian kinerja (Suprihanto, 2000). Untuk memudahkan, memperlancar, dan menciptakan keadilan dalam pelaksanaan kinerja, maka sangat diperlukan adanya sistem yang dapat mengelola kinerja itu sendiri,yaitu Manajemen Kinerja.
Menurut Dessler (2002) definisi manajemen kinerja adalah proses mengonsolidasikan penetapan tujuan, penilaian, dan pengembangan kinerja ke dalam satu sistem tunggal bersama, yang bertujuan memastikan kinerja karyawan mendukung tujuan strategis perusahaan.

B.     Manfaat Manajemen Kinerja
1.      Memberikan informasi tentang penetapan kompensasi dan kemungkinan promosi, serta program pelatihan dan pengembangan pegawai.
2.      Memberikan informasi sebagai bahan evaluasi (meninjau kembali) perilaku hubungan kerja dalam organisasi, memperbaiki kemerosotan hubungan kerja dan mendorong hal-hal baik.
3.      Sebagai dasar dalam perencanaan karir pegawai.
C.    Tujuan Manajemen Kerja
Adapun tujuan dari manajemen kinerja adalah (Williams, 1998; Armstrong & Baron, 2005; Wibisono, 2006) :
1.      Mengatur kinerja organisasi dengan lebih terstruktur dan terorganisir.
2.      Mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja organisasi.
3.      Membantu penentukan keputusan organisasi yang berkaitan dengan kinerja organisasi, kinerja tiap bagian dalam organisasi, dan kinerja individual.
4.      Meningkatkan kemampuan organisasi secara keseluruhan dengan perbaikan berkesinambungan.
5.      Mendorong karyawan agar bekerja sesuai prosedur, dengan semangat, dan produktif sehingga hasil kerja optimal.

D.    Langkah-langkah Manajemen Kerja
Menurut (Robert Bacal, 2001), langkah-langkah manajemen kerja meliputi :
1.      Membuat perencanaan kinerja
Perusahaan mengidentifikasi apa-apa yang seharusnya dikerjakan karyawan pada suatu periode yang sedang direncanakan. Dengan kata lain pada tahap ini perusahaan menetukan sasaran-sasaran kinerja individu dalam suatu periode tertentu. Pada tahap ini juga menentukan seberapa baiknya pekerjaan tersebut harus dilaksanakan, mengapa pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana melakukannya, dan hal-hal spesifik lainnya.
2.      Melakukan komunikasi yang berlangsung terus-menerus
Perusahaan harus melakukan komunikasi secara terus-menerus dengan pihak karyawan secara dua arah sehingga permasalahan yang timbul dapat terselesaikan. Metode-metode yang bias dipakai dalam melakukan komunikasi antara lain : melaksanakan pertemuan status report singkat bulanan atau mingguan dengan karyawan, mengadakan pertemuan kelompok berkala dan laporan status pekerjaan karyawan, melakukan komunikasi informal (pemimpin berkeliling dan bercakap-cakap dengan setiap karyawan), dan menyediakan waktu khusus untuk melakukan komunikasi atau diskusi khusus saat masalah timbul atas kehendak karyawan.


3.      Melakukan pengumpulan data, pengamatan, dan dokumentasi
Data-data atau informasi yang diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan dan bias diandalkan. Pengumpulan data harus dilakukan secara rutin, berkesinambungan dan tepat sasaran. Artinya bahwa perusahaan harus membuat suatu database secara terkomputerisasi dan akan selalu di upgrade sesuai dengan perkembangan perusahaan. Pengumpulan data tidak dilakukan secara mendadak.
4.      Melakukan evaluasi kinerja
Ini merupakan inti dari manajemen kinerja, yang dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak yang terkait, apakah itu karyawan, atasan, atau tim penilai untuk menilai kemajuan yang telah dicapai karyawan ke arah sasaran yang telah ditentukan,
5.      Melakukan diagnostic kinerja dan bimbingan
Setiap permasalahan harus didiagnostik secara seksama, sehingga diketahui akar permasalahannya. Dengan mengetahui akar permasalahannya, perusahaan akan dapat dengan mudah menentukan cara untuk memecahkannya atau mencegahnya supaya tidak terulang.
6.      Kembali ke awal dan membuat rencana lain
Setelah melakukan evaluasi kinerja tahunan, maka perusahaan memulai lagi dari awal lagi yaitu membuat perencanaan lagi dengan berdasarkan hasil diskusi-diskusi pelaksanaan pekerjaan tahun silam.

E.     Permasalahan dan kendala dalam penerapan manajemen kinerja
1.      Kesulitan dalam mengerti formulir dan tata cara penilaian
2.      Tidak ingin berkonfrontasi dengan bawahan, terutama mereka yang dinilai kinerjanya kurang baik.
3.      Atasan kurang mengetahui rincian pekerjaan sehingga tidak mengerti aspek-aspek apa yang harus diperhatikan ketikan melakukan penilaian dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan.
4.      Pengalaman buruk di masa lalu, di mana atasan memperlakukan kinerja bawahan yang kurang baik dengan sinis atau acuh sehingga bawahan tidak mendapatkan umpan balik yang bermanfaat bagi perbaikan kinerjanya.
5.      Bawahan tidak suka dikritik, terutama bila dikaitkan dengan kinerjanya.
6.      Ada rasa takut karena ketidakjelasan kriteria dan standar penilaian sehingga baik buruknya kinerja bawahan menjadi sangat subyektif (unsur suka atau tidak suka atasan terhadap bawahan amat dominan terhadap nilai kinerja bawahan),
7.      Bawahan tidak mengerti betul manfaat diterapkannya manajemen kinerja seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Hal ini karena kurang sosialisasi peran penting manajemen kinerja bagi keberhasilan organisasi.

F.     Penyelesaian dan Kesimpulan
Perusahaan harus mampu meningkatkan motivasi pribadi-pribadi karyawan dengan sikap mental yang positif agar selalu berkomitmen untuk bersama mencapai tujuan perusahaan. Dalam pelaksanaannya, perusahaan juga harus memperhatikan lamgkah-langkah manajemen kinerja secara cermat dan efektif.

G.    Daftar Pustaka
Dewantoro, Djoko. 2011. Pengaruh Kekuatan Keluarga Terhadap Kinerja Melalui Sistem Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Keluarga Di Surabaya. Majalah Ekonomi. Tahun XXI. Nomor 3.
Rachman, Moch. Munir. 2012. Pengaruh Kemampuan Intelektual, Pembelajaran Individual Dan Internal Locus Of Control Terhadap Kompetensi Dan Kinerja Dosen (Studi Prodi Manajemen Terakreditasi B Pada Universitas Swasta Di Surabaya). Majalah Ekonomi. Tahun XXII. Nomor 1.
Nursetyo, Gatot. 2006. Manajemen Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi. TEKNIK Sipil dan Arsitektur. Volume 3. Nomor 7
Trinanto, Novirwan. 2008. Manajemen Kinerja Sebagai Sebuah Sistem Dalam Meningkatkan Produktivitas Perusahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 3. Nomor 1.

http://stiebanten.blogspot.co.id/2011/05/konsep-dasar-manajemen-kinerja.html. Diakses tanggal 03 November 2016. Pukul 20.31 WIB. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.