PENGARUH MANAJEMEN KARIR TERHADAP PENINGKATAN
PRESTASI KARYAWAN PT.DEPARI
Abstrak
Penelitian ini untuk
mengetahui secara empiris bagaimana pengaruh sistem pengembangan karir terhadap
motivasi berprestasi karyawan PT.Depari Manajemen.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yakni penelitian
dilakukan dengan melakukan survei langsung ke obyek penelitian. Subjek (sampel)
dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Depari Manajemen berjumlah 60
orang (sampel). Metode penarikan sampel secara non probabilitas dengan
convenience sampling
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem
manajemen karir terhadap motivasi berprestasi memiliki nilai signifikan akan
tetapi pengaruhnya negatif dikarenakan setiap ada penambahan sistem pengembangan
karir menurunkan motivasi berprestasi karyawan sehingga hipotesis tersebut
ditolak. Dalam uji koefisien determinasi dimana sistem pengembangan karir hanya
menyumbang 11,8% terhadap motivasi berprestasi karyawan PT.Depari
Manajemen, sedangkan sisanya 88,2 %
disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar sistem pengembangan karir yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci:
sistem pengembangan karir, motivasi berprestasis
Abstract
This study was to determine empirically how the influence of career development system to achievement motivation of employees PT.Depari Management. This research is a field (Field Research) the research done by conducting surveys directly to the object of research. Subject (sample) in this study were employees of Management PT.Depari of 60 people (sample). Sampling method is non probability convenience sampling
This study was to determine empirically how the influence of career development system to achievement motivation of employees PT.Depari Management. This research is a field (Field Research) the research done by conducting surveys directly to the object of research. Subject (sample) in this study were employees of Management PT.Depari of 60 people (sample). Sampling method is non probability convenience sampling
The results showed that the management system of career to
achievement motivation have significant value but a negative effect because
every additional career development system to lower achievement motivation of
employees so the hypothesis is rejected. In a test of the coefficient of
determination in which the career development system accounted for only 11.8%
of the achievement motivation of employees PT.Depari Management, while the
remaining 88.2% were caused by other factors beyond the career development system
that are not investigated in this study.
Keywords: career development, achievement motivation
PENDAHULUAN
Dalam
setiap perusahaan selalu ada pengembangan karir yang ditujukan pada karyawan
oleh perusahaan. Menurut Hasibuan pengembangan karir merupakan upaya pribadi
seorang karyawan untuk mencapai suatu rencana karir. Dimana peran pengembangan
karir sangat penting bagi perusahaan yaitu untuk meningkatkan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan
melalui pendidikan dan pelatihan.
Perusahaan
harus membantu pegawai dalam perencanaan karir sehingga organisasi /perusahaan
dan pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka. Seorang pegawai /pekerja yang
rencana-rencana karir individualnya tidak dapat diikuti didalam organisasi atau
perusahaan, cepat atau lambat pegawai/pekerja tersebut akan meninggalkan
perusahaan, sebagai akibat rasa ketidakpuasannya.
Pada saat ini ada kecenderungan bahwa perencanaan
karir lebih banyak dipergunakan untuk karyawan profesional, karyawan teknis dan
manajerial, serta bagi karyawan yang berminat saja, sedangkan perencanaan karir
akan lebih efektif bila karyawan yang bersangkutan mempunyai minat terhadap
karirnya dan supervisornya merasa berkepentingan dan mampu memberi bimbingan.
Kompetisi global yang semakin intensif dan kemajuan
teknik mencetus-kan suatu ide-ide perubahan, yang mengharuskan lembaga
perusahaan mampu bertahan hidup. Fenomena tersebut mengimplikasikan bahwa
praktek dan kebijakan manajemen sumber daya manusia dapat memainkan suatu peranan
penting dalam mendorong kesetiaan karyawan tersebut dan membuat perusahaan
mampu menanggapi perubahan-perubahan secara lebih baik.
Kemajuan dan perkembangan dunia menuju persaingan
global yang semakin ketat disertai dengan perkembingan teknologi modern,
perubahan demografi,fluktuasi ekonomi, perubahan sosial, politik dan
kondisi-kondisi dinamis lain menjadikan setiap organisasi mempunyai tanggung
jawab untuk dapat bergerak dan bertindak cepat.
Organisasi membutuhkan struktur organisasi yang
dapat tumbuh dan berkembang serta beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
dinamis, sehingga organisasi dapat bertahan dalam jangka panjang. Perubahan
struktur organisasi akan membawa dampak perubahan bagi setiap individu dalam
organisasi.
Kebutuhan untuk merencanakan karir pegawai timbul,
baik dari kekuatan ekonomis maupun dari kekuatan sosial. Pertama, apabila organisasi
ingin berjalan terus dan berhasil baik dalam suatu lingkungan yang selalu
berubah, maka sumber daya manusianya harus berada dalam keadaan perkembangan
yang mantap.
Tantangan berat dihadapi oleh pihak manajemen
bagaimana pembagian peran dalam organisasi sesuai dan tepat dengan kebutuhan
organisasi. Tuntutan penempatan Sumber Daya Manusia yang sudah ada dalam
organisasi menjadi bagian penting, yaitu
bagaimana Sumber Daya Manusia diposisikan pada tempat yang tepat (the right man
on the right Place).
METODE PENELITIAN
Dalam
penelitian ini digunakan dua variabel penelitian ialah: a) sistem pengembangan
karir sebagai variabel independen (X) dan b) motivasi kerja sebagai variabel
dependen (Y). Sistem pengembangan karir terdiri dari enam indikator yakni
program penilaian dari diri untuk karyawan, konseling karir individual,
penyediaan layanan informasi karir, program-program ketenaga kerjaan awal,
program penilain organisasi, program-program pengembangan, yang masing-masingg
indikator terdiri dari 2 pernyataan sehingga jumlah keseluruhan item pernyataan
untuk variabel sistem pengembangan karir berjumlah 12 pernyataan.
Sedangkan motivasi berprestasi
terdiri dari empat indikator yakni; memiliki tanggung jawab pribadi terhadap
kinerja, inovatif, mencaritantangan yang moderat masing-masing terdiri dari
empat soal pernyataan dan indikator meminta umpan balik (feed back)
kinerja tediri dari enam item pernyata sehingga jumlah keseluruhan variabel
motivasi berprestasi terdapat 18 item pernyataan. Pada variabel sistem
pengembangan karir dari 12 item pernyataan terdapat satu pernyataan yang tidak
valid, dan pada variabel motivasi berprestasi terdapat lima pernyataan yang
tidak valid. Kemudian dalam pengujian reliabel untuk mengetahui konsistensi
jawaban responden dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha keseluruhan
variabel dalam penelitian ini diatas 0,6 sehingga dianggap reliabel dapat
dilihat pada table
Tabel 1
Uji Reliabilitas
No
|
Variabel
|
Alpha
Chronbach
|
Keterangan
|
1
|
Sistem
Pengembangan Karir
|
0.764
|
Reliabel
|
2
|
Motivasi
Berprestasi
|
0.786
|
Reliabel
|
Sumber : Analisis Data Primer 2014
Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah Skala
Likert dengan menggunakan lima jawaban, yaitu: (SS) sangat setuju dengan
skor 5, (S) setuju dengan skor 4, (N) netral dengan skor 3, (TS) tidak setuju
dengan skor 2, (STS) sangat tidak setuju dengan skor 1. Subjek penelitian
adalah karyawan perusahaan PT.Depari Manajemen dengan populasi sebanyak 400
karyawan dalam pengambilan sampel Menurut Suharsimi Arikunto untuk sekedar
ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebagai pertimbangan
representatif, maka diambil sampel 13% dari keseluruhan karyawan aktif di
PT.Depari Manajemen sehingga yang menjadi responden 60 orang. Dalam penelitian
ini, teknik yang digunakan adalah teknik metode Non-probability Sampling dengan
menggunakan teknik Convenience Sampling. Model analisis data yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh adalah regresi sederhana dengan program SPSS
17,0 for windows, dan untuk mengetahui hubungan variabel independen
terhadap dependen dengan parsial (uji t) dan uji koefisien determinasi.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis yang
dilakukan untuk mengolah data ialah pertama, dengan melakukan uji
normalitas untuk mengukur kenormalan distribusi data dengan menggunakan one
sample kolmogorov- smirnov test untuk melihat distribusi populasi, apakah
mengikuti distribusi secara teoritis atau tidak, dengan menggunakan uji
normalitas dapat dilihat nilai variabel pengembangan karir mempunyai
signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) 0,548 > 0,05, maka data
variabel berdistribusi normal. Pada variabel motivasi berprestasi signifikansi
0,054. Variabel motivasi berprestasi mempunyai signifikansi atau Asymp. Sig.
(2-tailed) 0,054 > 0,05, maka data variabel berdistribusi normal. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel yakni pengembangan karir
dan motivasi berprestasi seluruhnya mempunyai nilai signifikansi atau Asymp.
Sig. (2-tailed) > 0,05, maka semua variabel dinyatakan berdistribusi
normal. Menurut Annidjatuz:2015 hasil untuk melihat seberapa pengaruh sistem
pengembangan karir terhadap motivasi berprestasi atau seberapa sumbangan
variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah dilakukan analisis dan
perhitungan statistik, R-Square = 0,118 artinya 11,8 % variasi variabel
motivasi berprestasi karyawan PT.Depari Manajemen dapat dijelaskan oleh sistem
pengembangan karir, sedangkan sisanya 88,2 % disebabkan oleh faktor atau
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem pengembangan karir
terhadap motivasi berprestasi karyawan di PT.Depari Manajemen. Setelah
diadakannya observasi lapangan dan penelitian beserta pengujian secara
statistik, hasil analisis uji normalitas menyatakan bahwa kedua variabel
tersebut mempunyai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, yang
menyatakan bahwa data variabel berdistribusi normal. Dalam hipotesis menyatakan
bahwa ada pengaruh yang posititf dan signifikan antara sistem pengembangan
karir terhadap motivasi berprestasi karyawan PT.Depari Manajemen, namun dari
hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui program SPSS menunjukan hasil
bahwa sistem pengembangan karir terhadap motivasi berprestasi karyawan
PT.Depari Manajemen ialah signifikan akan tetapi memiliki pengaruh yang negatif
sehingga hipotesis tersebut ditolak. Hal tersebut didukung juga oleh hasil dari
analisis regresi sederhana yang diketahui bahwa nilai koefisien regresi
variabel sistem pengembangan karir -0,419 yang menyatakan bahwa setiap
penambahan 1% nilai sistem pengembangan karir akan menurunkan motivasi
berprestasi karyawan sebesar 41,9%. Hal itu terlihat dalam uji koefisien
determinasi dimana sistem pengembangan karir hanya menyumbang 11,8% terhadap
motivasi berprestasi karyawan CV.Sidiq Manajemen, sedangkan sisanya 88,2 %
disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar sistem pengembangan karir yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Sistem pengembangan karir dalam
PT.Depari manajemen harusnya mampu menarik minat motivasi berprestasi karyawan
dikarenakan mereka terbuka akan siapa saja yang hasil kinerjanya bagus maka
dapat berkembang karirnya, sistem pengembangan karir di PT.Depari Manajemen menerapkan
pengembangan karir berupa kenaikan gaji dan kenaikan pangkat, lalu kenapa
sistem pengembangan karir yang ada faktanya malah menurunkan motivasi
berprestasi karyawan. Tetapi banyak karyawan memang bersemangat untuk dapat
mengembangkan karirnya akan tetapi ketika seorang karyawan mendapatkan
peningkatan karir berupa kenaikan jabatan hal tersebut malah menurunkan minat
mereka, ada yang diterima namun beberapa hari kemudian mundur dan ada yang
tetap ingin pada posisi mereka. Hal ini bisa saja terjadi oleh beberapa faktor
seperti berasal dari kepercayaan diri tiap individu, beban kerja yang semakin
berat ataupun juga latar belakang pendidikan.
Dalam hal sistem pengembangan karir,
sistem pengembangan karir yang ada di PT.Depari Manajemen telah terkonsep
dengan baik menjadi aturan baku yang di tetapkan oleh perusahaan untuk
memfasilitasi karyawan yang berprestasi atas kinerja mereka selama ini, sistem
pengembangan karir yang ada terdapat dua macam. Pertama, kenaikan jabatan dan
yang ke dua, kenaikan gaji yang semuanya dapat dicapai dengan hasil prestasi
kerja yang baik. Dalam kenaikan pangkat karyawan dilihat dari kinerja serta
kemampuannya di bidang baru yang akan digeluti sesuai dengan penilaian manajer.
Dari pembahasan diatas setiap
karyawan selalu termotivasi untuk dapat berprestasi dalam pekerjaannya akan
tetapi faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi tersebut beragam.
KESIMPULAN
DAN KONTRIBUSI
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini
dengan judul “pengaruh sistem pengembangan karir terhadap motivasi berprestasi
karyawan (studi pada PT.Depari Manajemen)” yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, peneliti menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Sistem pengembangan karir yang ada di CV. Sidiq Manajemen
telah terkonsep dengan baik menjadi aturan baku yang di tetapkan oleh
perusahaan untuk memfasilitasi karyawan yang berprestasi atas kinerja mereka
selama ini, sistem pengembangan karir yang ada terdapat dua macam. Pertama,
kenaikan jabatan dan yang ke dua, kenaikan gaji yang semuanya dapat dicapai dengan
hasil prestasi kerja yang baik.
2.
Motivasi berprestasi karyawan dalam bekerja, karyawan selalu
termotivasi untuk dapat berprestasi dalam pekerjaannya akan tetapi faktor yang
mempengaruhi timbulnya motivasi tersebut beragam,
Dari kesimpulan
yang diperoleh, peneliti mengajukan saran-saran yang dapat membantu perusahaan
dalam mengembangkan karir karyawannya dan untuk dapat meningkatkan motivasi
berprestasi dalam diri karyawan CV.Sidiq Manajemen Yogyakarta adapun saran yang
dapa kami berikan ialah:
1.
Pengembangan karir pun harus di lakukan juga dengan
pengembangan diri karyawan. Agar saat karyawan naik jabatan dalam karirnya ia
pun mampu memegang amanat yang diberikan perusahaan untuknya, sehingga tidak
ada penolakan saat karyawan yang dianggap mampu untuk menaiki jabatan yang
lebih tinggi.
2.
Karyawan harus lebih dimotivasi dalam pengembangan karirnya,
karena tidak mungkin seorang bisa betah untuk tetap tinggal dalam posisi
pekerjaan yang itu-itu saja selama masa kerjanya. Juga pasti ada karyawan yang
lanjut usia yang harus digantikan dengan karyawan yang lebih muda sehingga
produktivitas perusahaan terus berjalan.
3.
Selalu adakan pelatihan agar karyawan siap untuk mendapatkan
pengembangan karir berupa kenaikan jabatan.
4.
Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi karyawan CV.Sidiq Manajemen.
Daftar Pustaka
Hidayat A.A. 2105. Manajemen
karir.Jakarta.Universitas Mercubuana.
Haryanto,S.A. 2013. Pengaruh Manajemen Karir Terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai.Vol.Oktober2013:http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=search&mod=document&select=title&q=manajemen+karir&button=Search+Document
diunduh pada 17 juni 2016
Supatmi,S.2005.Efektivitas Kerja dengan Berbagai Peran Melalui Manajemen
karir dan Komunikasi Menuju Profesionalisme Organisasi.Infakom Nomor
I/ThI/Maret/05. http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=search&mod=document&select=title&q=manajemen+karir&button=Search+Document
diunduh pada 17 juni 2016
Zahra.A.2015. Pengaruh
Sistem Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Berprestasi Karyawan Pada Cv. Sidiq
Manajemen Yogyakarta. Jurnal MDedisi Januari-juni 2015. http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=search&mod=document&select=title&q=manajemen+karir&button=Search+Document
diunduh pada 17 juni 2016
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.