PENGARUH
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Yenny
Fakultas Teknik Industri
Universitas Mercu Buana
Jalan Meruya Selatan, Jakarta Barat
E-mail : yenzdreamz@gmail.com
.
.
.
ABSTRAK
The importance of Occupational Safety and
Health Programs in improving the Employee’s Performance are to get safety and
health assurance physically, socially, and psychologically so that each
employee feels safe and protected at work. By implementing those programs, it
is expected the employees are motivated and capable to improve their
performance. The method in this study was using literature study. The result of
this study prove that Occupational Safety and Health Programs will be able to
improve working motivation of employees, and it will lead to Employee’s
Performance improvement.
Keywords: safety, health, motivation,and
employee’s performance.
Pentingnya
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam peningkatan Kinerja Karyawan yaitu
untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial, maupun psikologis agar setiap karyawan merasa aman dan terlindungi
dalam bekerja. Dengan adanya program tersebut, maka diharapkan karyawan
termotivasi dan mampu meningkatkan kinerjanya. Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode studi literatur. Hasil penelitian membuktikan bahwa Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dan
dapat menyebabkan peningkatan pada kinerja karyawan.
Kata
Kunci: keselamatan, kesehatan, motivasi, dan kinerja karyawan.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor pendukung serta penentu keberhasilan dalam menjalankan visi dan misi
perusahaan. Selain itu, sumber daya manusiajuga berperan dalam menghasilkan
suatu kinerja. Kinerja yang baik akan menghasilkan dampak yang positif terhadap
perusahaan dan sebaliknya jika kinerja karyawan kurang baik akan menghasilkan
dampak negatif terhadap perusahaan.Menyadari bahwa sumber daya manusia
merupakan faktor penting dalam perusahaan, jadi setiap perusahaan harus
mengelola sumber daya manusia dengan baik serta selalu memperhatikan kebutuhan,
keinginan, keamanan dan kesehatan karyawannya yang menjadi dasar tercapainya kinerja
yang baik. Dalam proses produksi, karyawan selalu berinteraksi langsung dengan
alat-alat produksi (mesin, peralatan, dan bahan kimia) sehingga diperlukan
pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam mengoperasikan alat-alat produksi.
Adanya mesin-mesin produksi modern dan canggih dapat menghasilkan dampak
positif dan negatif. Dampak positif dalam penggunaan mesin-mesin modern adalah
sebagai alat bantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan
efisien, selain itu dapat mempermudah dalam kegiatan produksi. Sedangkan dampak
negatifnya adalah semakin canggih alat-alat produksi yang digunakan, maka
semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila
tidak dikendalikan oleh tenaga kerja yang terlatih dan berkualitas. Oleh karena
itu, tenaga kerja bagian produksi mendapatkan perhatian lebih dari perusahaan
dalam mengoperasikan alat-alat produksi agar terhindar dari kondisi dan
lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe conditions) dan tindakan (perbuatan)
yang tidak aman (unsafe acts) yang disebabkan disfungsi manajemen terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Keadaan ini potensial penyebab terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan pencemaran
lingkungan kerja yang menimbulkan kerugian bagi tenaga kerja, perusahaan, dan
masyarakat luas. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) merupakan satu dari
empat Program Jamsostek. Kepesertaan perusahaan dalam Program JKK bertujuan
untuk menanggulangi adanya risiko sakit, cacat atau kematian pada tenaga kerja,
mengingat kecelakaan kerja tidak dapat diprediksi kejadiannya. Perusahaan wajib
membayar iuran jaminan kecelakaan kerja sesuai dengan risiko pekerjaan pada
kelompok jenis usaha I, II, III, IV, dan V sebagaimana yang ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1a Peraturan Pemerintah RI No. 14/1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Kecelakaan kerja merupakan kasus yang
paling banyak dibanding dengan jenis kecelakaan lainnya, efeknya langsung
dirasakan, nyata dapat dilihat, serta kejadiannya dicatat dan dilaporkan.
Berdasarkan data yang diperoleh Kanwil I PT Jamsostek, jumlah kepesertaan
perusahaan dalam Program JKK pada PT Jamsostek Cabang Medan tahun 2005
terbanyak dari 7 Kantor Cabang yaitu sebanyak 1.502 perusahaan aktif (39,37%
dari jumlah perusahaan aktif peserta Program JKK di Provinsi Sumatera Utara)
dan angka kecelakaan kerja sebanyak 1.759 kasus. Angka kecelakaan kerja pada
kelompok jenis usaha III terbanyak yaitu 564 kasus (32,06%), diikuti hingga
terendah kelompok jenis usaha I (536 kasus), II (331 kasus), IV (207 kasus),
dan V (118 kasus).
Kecelakaan kerja biasanya disebabkan oleh
faktor manusia dan faktor lingkungan. Faktor manusia adalah tindakan tidak aman
dari manusia, seperti tidak disiplin dalam menerapkan peraturan kerja serta
kurang terampil pekerja dalam menguasai alat-alat produksi. Sedangkan faktor
lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut
peralatan atau mesin-mesin. Perusahaan tidak boleh memikirkan kepentingan
pribadi dalam mencari keuntungan, tetapi perusahaan juga harus memperhatikan
keamanan dan kesejahteraan pekerjanya, memperlakukan pekerja sebaik mungkin
tanpa harus memaksa pekerja bekerja melebihi waktu dan melebihi batas
kempuannya. Kesejahteraan bukan hanya masalah gaji, upah, atau bonus tetapi K3
juga mampu memberikan kesejahteraan bagi pekerja.
Berkaitan dengan hal tersebut Husni
(2005:139) : “keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melindungi pekerja/buruh
guna mewujudkan kinerja yang optimal”.
Pentingnya pemeliharaan keselamatan dan
kesehatan para anggota organisasi sudah diakui secara luas di kalangan manajer
karena para karyawan yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam arti
mental psikolog, akan mampu menampilkan kinerja yang prima, motivasi yang
tinggi dan tingkat kemangkiran yang rendah (Siagian,2002:263). Dengan adanya
program K3 ini, sangat erat hubungannya dengan motivasi dan kinerja karyawan
karena jika di dalam perusahaan tersebut menciptakan suasana kerja yang nyaman,
aman dan tentram, maka karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan. Oleh
karena itu program keselamatan dan kesehatan kerja akan mampu menaikkan
motivasi dari masing-masing karyawan yang nantinya akan berpengaruh juga pada
peningkatan kinerja dari para karyawan tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan maka peneliti mengambil judul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
TINJAUAN PUSTAKA
Program
Keselamatan
Menurut Mathis dan Jackson (2009:487)
“program keselamatan kerja merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan
fisik orangorang”. Tujuan utama dari program keselamatan yang efektif dalam
organisasi adalah mencegah luka-luka dan kecelakaan yang berhubungan dengan
pekerjaan. Menurut Husni (2005:136) “keselamatan kerja bertalian dengan
kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat kerja atau dikenal
dengan istilah kecelakaan industri”. Kecelakaan industri ini secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki
yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas. Notoatmodjo
(2009:153) menjelaskan bahwa : “keselamatan kerja bertujuan agar para karyawan
di sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan akibat kerja,
gangguan-gangguan lain sehingga menurunkan bahkan menghilangkan produktivitas
kerja”.
Kesehatan
Kerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006:245) :
“kesehatan yaitu kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan
stabilitas emosi secara umum”. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dijelaskan
oleh beberapa pendapat para ahli, salah satu diantaranya yaitu pendapat dari
Husni, berdasarkan buku yang berjudul Hukum Ketenagakerjaan tahun 2005 dapat
diketahui bahwa : Husni (2005:139) : “Keselamatan dan Kesehatan Kerja
melindungi pekerja/buruh guna mewujudkan kinerja yang optimal”. Dengan
diterapkannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektif, secara tidak
langsung para pekerja akan merasa aman dan nyaman di lingkungan kerja, sehingga
para karyawan dapat bekerja lebih fokus tanpa ada rasa tertekan dengan kondisi
atau keadaan di sekitar lingkungan kerjanya.
Kinerja
Menurut Nawawi (2005:234) : “Kinerja adalah
hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun
non-fisik/non-material”. Pernyataan ini juga didukung oleh Moeheriono, dari
bukunya yang berjudul Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, dapat diketahui
bahwa, Moeheriono (2010:61) : “kinerja atau performance merupakan hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas
tanggung jawab masingmasing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang telah dicapai pekerja dalam melaksanakan tugas yang
telah diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab dalam mencapai tujuan
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan jenis penelitian penjelasan
(eksplanatory research). Dapat dimaksudkan bahwa jenis penelitian ini
menjelaskan hubungan antara variabel- variabel penelitian melalui pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun,1995:5). Dalam
penelitian ini menggunakan metode studi literature dari penelitian sebelumnya.
Penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif.
Sebanyak 62 karyawan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Analisis
data dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis
inferensial yang meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda,
uji F dan uji t.
PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif Pada bagian ini akan diketahui distribusi
item-item dari variabel Keselamatan Kerja (X1), variabel Kesehatan Kerja (X2),
dan Kinerja Karyawan (Y) berdasarkan kuesioner yang telah diberikan kepada 62
responden.
1. Analisis Deskriptif Variabel Keselamatan Kerja
Indikator yang digunakan dalam variabel Keselamatan Kerja
disajikan pada tabel berikut
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Keselamatan Kerja (X1)
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Skor rata-rata variabel Keselamatan Kerja (X1) sebesar 4,25 masuk
dalam kategori sangat setuju.
2. Analisis Deskriptif Variabel Kesehatan Kerja
Indikator yang digunakan dalam variabel Kesehatan Kerja
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Indikator Kesehatan Kerja (X2)
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Skor rata-rata variabel Kesehatan Kerja (X2) sebesar 4,31
masuk dalam kategori sangat setuju.
3. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan Indikator
yang digunakan dalam variabel Kinerja Karyawan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Indikator Kinerja Karyawan (Y)
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Skor rata-rata variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar 4,33,
sehingga masuk dalam kelas interval >4,2 – 5 yang artinya masuk dalam
kategori sangat setuju.
Analisis inferensial
Uji Asumsi Klasik
1.
Uji
Normalitas
Tabel 4. Hasil Uji
Normalitas
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa
nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (α=0,05) maka asumsi normalitas
terpenuhi.
2.
Uji
Linieritas
Pengujian uji linieritas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Linieritas
Hasil pengujian linieritas hubungan antar variabel menunjukkan
bahwa adanya hubungan secara linier dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat, dibuktikan dengan nilai signifikansi F yang lebih kecil dari
0,05 (F<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model dalam bentuk model linier.><0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa model dalam bentuk model linier.
3.
Uji
Multikolinieritas
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas karena hasil
yang didapatkan yaitu 4,131, dimana hasil tersebut lebih kecil dari 10.
4.
Uji
Heterokedastisitas
Tabel
7. Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Data primer diolah, 2014.
Penelitian ini dapat diketahui tidak terjadi gejala
heterokedastisitas karena seluruh nilai probabilitas adalah lebih besar dari
nilai a.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber : Data primer diolah, 2014
Y = 0,740 + 0,324 X1 + 0,509 X2 0,740 merupakan nilai dari
Kinerja Karyawan, hal ini berarti jika Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
sebesar nol, maka besarnya Kinerja Karyawan sebesar 0,740. 0,324 menunjukkan
hasil dari Keselamatan Kerja, nilai itu menunjukkan besarnya pengaruh
Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. 0,509 merupakan hasil dari
Kesehatan Kerja, nilai itu menunjukkan besarnya pengaruh Kesehatan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Kinerja
Karyawan sebesar 0,774 atau sebesar 77,4%. Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga
mampu memberikan kontribusinya terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,585 atau sebesar
58,5% dan sisanya 41,5% yang tidak dicantumkan oleh peneliti.
Hasil Uji Hipotesis
1.
Uji F
(Simultan)
43,950>3,15 merupakan hasil perhitungan dari uji F,
berdasarkan rumus perhitungan Fhitung lebih besar dari Ftabel yang kesimpulan
bahwa hasil yang diperoleh adalah signifikan.
2.
Uji t
(Parsial)
2,145>2,000 merupAkan hasil perhitungan dari uji t,
berdasarkan rumus perhitungan thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh signifikan. 2,623>2,000 adalah hasil dari
perhitungan uji t, berdasarkan rumus perhitungan thitung lebih besar dari
ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan.
PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
1. Gambaran Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, dan Kinerja
Karyawan.
a) Berdasarkan
kuesioner yang telah disebarkan kepada 62 karyawan bagian produksi PT. Inti
Luhur Fuja Abadi, variabel Keselamatan Kerja diperoleh skor rata-rata sebesar
4,25. Skor tersebut masuk dalam kategori sangat setuju, hal ini menunjukkan
bahwa PT. Inti Luhur Fuja Abadi memperhatikan keselamatan kerja karyawannya.
b) Berdasarkan
kuesioner yang telah disebarkan kepada 62 karyawan bagian produksi PT. Inti
Luhur Fuja Abadi, variable Kesehatan Kerja diperoleh skor rata-rata sebesar
4,31. Skor tersebut juga masuk dalam kategori sangat setuju, yang berarti PT.
Inti Luhur Fuja Abadi memperhatikan kesehatan kerja karyawan.
c) Berdasarkan
kuesioner yang telah disebarkan kepada 62 karyawan bagian produksi PT. Inti
Luhur Fuja Abadi, variable Kinerja Karyawan diperoleh skor rata-rata sebesar
4,33 dan masuk dalam kategori sangat setuju, yang dapat disimpulkan bahwa
karyawan dapat memenuhi ketentuan perusahaan dalam hal kualitas, kuantitas dan
ketepatan waktu.
2. Pengaruh K3 terhadap Kinerja Karyawan.
Diperoleh hasil 43,950>3,15 melalui uji F dengan ketentuan
Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh adalah
signifikan.
3. Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
2,145>2,000 merupkan hasil perhitungan dari uji t,
berdasarkan rumus perhitungan thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan
bahwa hasil yang diperoleh signifikan.
4. Pengaruh Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
2,623>2,000 adalah hasil dari perhitungan
uji t, berdasarkan rumus perhitungan thitung lebih besar dari ttabel dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dapat
disimpulkan bahwa PT. Inti Luhur Fuja Abadi sangat memperhatikan tingkat
keselamatan dan kesehatan karyawannya, sehingga kinerja karyawan
meningkat/tinggi. Terbukti dari hasil ratarata yang menunjukkan bahwa skor
Keselamatan Kerja sebesar 4,25, Kesehatan Kerja sebesat 4,31 dan Kinerja
Karyawan mempunyai skor sebesar 4,33. Hasil tersebut merupakan gambaran dari variabel
Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT. Inti Luhur Fuja
Abadi dan masuk dalam kategori sangat setuju.
2. Diperoleh
hasil 43,950>3,15 melalui uji F dengan ketentuan Fhitung > Ftabel, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh adalah signifikan, dan
berkontribusi terhadap Kinerja Karyawan sebesar 58,5% dan sisanya sebesar 41,5%
disebabkan oleh variabel lain.
3. 2,145>2,000
merupkan hasil perhitungan dari uji t antara variabel Keselamatan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan, berdasarkan rumus perhitungan thitung lebih besar
dari ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan dan
mempunyai koefisien regresi sebesar 0,324.
4. 2,623>2,000
adalah hasil dari perhitungan uji t, berdasarkan rumus perhitungan thitung
lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan
dan mempunyai koefisien regresi terbesar yaitu sebesar 0,509.
B. Saran
- Berdasarkan indikator pada
variabel Keselamatan Kerja, indikator kondisi tempat kerja mempunyai 3
item. Pada item penyimpanan bahan-bahan berbahaya memiliki skor rata-rata
terendah, maka diharapkan pihak perusahaan lebih memperhatikan dan
memperbaiki keamanan atau penempatan dari bahanbahan berbahaya.
- Berdasarkan indikator yang
dijadikan kajian pada variabel Kesehatan Kerja, indikator kebisingan
mempunyai 2 item. Pada item suara dari peralatan produksi tidak mengganggu
konsentrasi memiliki skor rata-rata terendah, maka diharapkan pihak
perusahaan dapat meminimalisir kebisingan di tempat kerja agar para karyawan
bisa fokus dalam melakukan pekerjaannya.
- Berdasarkan indikator yang
dijadikan kajian pada variabel Kinerja Karyawan, indikator kualitas hasil
kerja mempunyai 2 item. Pada item ketelitian dalam melakukan pekerjaan
memiliki skor ratarata terendah, maka diharapkan pihak perusahaan dapat
menerapkan aturan seperti pemotongan upah atau gaji bagi yang tidak teliti
dalam melakukan pekerjaannya.
- Hendaknya kepada peneliti lain
dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor lain
yang mempengaruhi Kinerja Karyawan karena dari hasil penelitian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja memberikan kontribusi sebesar 58,5%
sehingga perlu dicari faktor lain yang mempengaruhi Kinerja Karyawan di
luar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, seperti kepemimpinan dan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arianto,H. 2009. Implementasi Undang-Undang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Lex Jurnalica Vol. 7 No.1, Desember 2009. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=178070&val=4569&title=Implementasi%20Undang-Undang%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.
Diunduh tanggal 17 Juni 2016.
Dewi,I dkk. 2014. Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Terhadap Motivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Pt. Ytl Jawa
Timur). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014|. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=265097&val=6468&title=PENGARUH%20PROGRAM%20KESELAMATAN%20DAN%20KESEHATAN%20KERJA%20TERHADAP%20MOTIVASI%20DAN%20KINERJA%20KARYAWAN%20%20(Studi%20pada%20Karyawan%20PT.%20YTL%20Jawa%20Timur).
Diunduh tanggal 17 Juni 2016.
Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan. Edisi Revisi.
Jakarta : Raja Grafindo.
Juwitasari, V, dkk. 2014, PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Inti Luhur Fuja Abadi,
Beji Pasuruan). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 5 No. 2 Oktober
2014|.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=265080&val=6468&title=PENGARUH%20%20KESELAMATAN%20DAN%20KESEHATAN%20KERJA%20TERHADAP%20KINERJA%20KARYAWAN%20(Studi%20pada%20Karyawan%20Bagian%20Produksi%20PT.%20Inti%20Luhur%20Fuja%20Abadi,%20Beji%20Pasuruan).
Diunduh tanggal 17 Juni 2016.
Mathis, Robert L. Jackson John, H. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerjemah : Diana Angelica. Jakarta : Salemba Empat.
Moeheriono. 2010. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.
Bogor : Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009.
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Edisi revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.