Tidak
jarang manajemen puncak merasa kecewa ketika beberapa manajer yang diangkatnya
ternyata baru diketahui termasuk kurang memiliki kemampuan yang diharapkan.
Kinerja mereka tidak jarang di bawah standar yang ditetapkan perusahaan. Kalau begitu manajer itu bukanlah orang tepat, dengan jabatan dan waktu yang tidak tepat yang ditempatkan manajemen puncak. Dengan kata lain manajer tersebut kurang memiliki talenta (bakat; kualitas yang diinginkan dan bernilai) dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya. Berarti pula ada hal yang keliru dalam penerapan sistem manajemen talenta. Yakni suatu sistem strategis yang terstruktur dan terencana dengan terpadu dimulai dari proses rekrutmen, memelihara sampai mengembangkan karyawan yang bertalenta. Atau proses perekrutan, pengembangan dan retensi pada karyawan secara terpadu dalam jangka panjang.
Kinerja mereka tidak jarang di bawah standar yang ditetapkan perusahaan. Kalau begitu manajer itu bukanlah orang tepat, dengan jabatan dan waktu yang tidak tepat yang ditempatkan manajemen puncak. Dengan kata lain manajer tersebut kurang memiliki talenta (bakat; kualitas yang diinginkan dan bernilai) dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya. Berarti pula ada hal yang keliru dalam penerapan sistem manajemen talenta. Yakni suatu sistem strategis yang terstruktur dan terencana dengan terpadu dimulai dari proses rekrutmen, memelihara sampai mengembangkan karyawan yang bertalenta. Atau proses perekrutan, pengembangan dan retensi pada karyawan secara terpadu dalam jangka panjang.
Dalam keadaan pasar yang sangat kental
dengan ciri-ciri persaingan maka SMT tak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan SMT
manajemen puncak harus tetap fokus pada pengembangan produktifitas manajer dan
karyawan. Sistem ini seharusnya mampu mengidentifikasi dan mengembangkan SDM
manajer dan karyawan, mengenali dan memelihara pemimpin masa depan, dan
mengidentifikasi mengapa ada manajer dan karyawan yang keluar dari perusahaan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.