1. PENDAHULUAN
Penilaian kinerja merupakan
proses kontrol kinerja karyawan yang dievaluasi berdasarkan standar tertentu.
Penilaian kinerja dilakukan secara efektif untuk mengarahkan perilaku perawat
dalam rangka menghasilkan jasa dengan kualitas yang tinggi. Selain itu,
penilaian kinerja juga dilakukan untuk memotivasi karyawan melakukan
tugas-tugasnya dan mewujudkan tujuan perusahaan
Manfaat dari penilain kinerja
digunakan untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian kompensasi, kebutuhan
pengembangan, serta melihat penyimpangan maupun kesalahan dalam pekerjaan.
Kegunaan tersebut mengharuskan penilaian kinerja mampu memberikan gambaran yang
akurat dan obyektif mengenai prestasi kerja karyawan.
Hasil observasi yang sudah sering
dilakukan sebelumnya dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti mengenai
kinerja karyawan di sebuah perusahaan menunjukkan bahwa karyawan mempunyai
peran penting dalam memberikan kontribusi diperusahaan nya.
Belum dilaksanakannya job
description yang sudah dibuat secara maksimal oleh karyawan rumah sakit
akan berdampak pada hasil penilaian kinerja sebagai bahan evaluasi bagi
manajemen rumah sakit. Perlu dilakukan upaya untuk memotivasi karyawan agar
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai job description yang
sudah ditetapkan. Apabila ini tidak dilakukan maka akan berdampak pada
penurunan kualitas kerja serta menurunnya kualitas pelayanan kesehatan yang
selama ini sudah cukup baik. Upaya memotivasi dilakukan untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Beberapa perusahaan saat ini
ada pengembangan karier melalui program pelatihan dan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi. Kesempatan untuk mengikuti program pengembangan tersebut masih
terbatas dan tidak semua karyawan mempunyai kesempatan yang sama. Karyawan juga
tidak diberikan reward secara langsung atas prestasi yang sudah didapat
sehingga tidak ada pengakuan atas prestasi. Meskipun ada sistem penghitungan poin
untuk penambahan jasa yang diberikan diakhir tahun sebagai bentuk penghargaan
yang diberikan secara tidak langsung. Selain itu, kesempatan untuk promosi
kejenjang yahg lebih tinggi masih sangat terbatas meskipun sudah diatur oleh
manajemen perusahaan.
Motivasi individu dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
meliputi prestasi, pengakuan diri, sifat pekerjaan tanggung jawab dan
pengembangan karir sedangkan faktor ekstrinsik meliputi gaji, lingkungan kerja,
hubungan kerja3. Teori Herzberg juga menyampaikan bahwa kinerja
dipengaruhi oleh faktor motivator yang dimanifestasikan pada keberhasilan,
penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan, dan pengembangan diri. Teori ini
menjelaskan bahwa dengan perubahan intrinsik faktor kepuasan kerja dapat
dimotivasi. Sedangkan faktor ekstrinsik hanya merupakan faktor yang bersifat
pencegah terjadinya ketidakpuasan kerja.
2.
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Pustaka.
Hamzah B. Uno
(2007) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan
tingkah laku seseorang. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. MenurutHasibuan
(2007:219) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang, agar mereka mau berkerjasama, bekerja efektif dan terintregasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan..
B.
Pengertian Produktivitas dan Motivasi
Produktivitas
adalah tidak lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, teknologi, manajamen karena roduktivitas mengandung pula falsafah dan
sikap mental yang selalu bermotivasi pada pengembangan diri menuju mutu
kehidupan hari esok yang lebih baik. Produktivitas juga diartikan sebagai
tingkatan efiensi dalam memproduksi barang dan jasa, produktivitas mengutarakan
cara pemanfaatan secara baik terhadap
sumber-sumber dalam memproduksi barang.
1. Produktivitas
Produktivitas
secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah
kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu. Sedangkan secara umum adalah bahwa
produktivitas merupakan rasio antara kepuasan atas kebutuhan dan pengorbanan yang
dilakukan. Menurut Sedarmayanti, 2001),
indikator produktivitas meliputi: sikap mental, pendidikan, ketrampilan, manajemen,
hubungan industrial Pancasila, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan
sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi, teknologi dan kesempatan
berkarir.
2. Motivasi
Motivasi kerja
menurut Marihot (2005) adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong
perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan
dalam bentuk usaha yang keras atau lemah pegawai yang memiliki motivasi lemah
atau menurun akan berdampak pula pada kinerja mereka sehingga akan berakibat pada
titik maksimalnya mereka dalan menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.Menurut
(Burhanudin, 2012) karyawan tidak akan melakukan pekerjaan secara
optimal apabila
tidak mempunyai motivasi yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk
melalukan hal
tersebut. Masalah motivasi pada perusahaan harus dijadikan perhatian yang
serius dalam
Manajemen Sumber Daya Manusianya. Perusahaan harus menjadikan
karyawan sebagai
aset bukan hanya sebagai alat produksi. Menurut Gito Sudarmo (2001)
motivasi adalah
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu oleh
karena itu motivasi sering diartikan sebagai faktor pendorong perilaku
seseorang. setiap
aktivitas yang dilakukan seseorang pasti memiliki suatu faktor yang
mendorong aktivitas
tersebut. Oleh karena itu faktor pendorong seseorang untuk
melakukan suatu
aktivitas tertentu pada umumnya kebutuhan dan keinginan orang
tersebut. Menurut
Abraham Maslow tiga variabel yang berpengaruh pada produktivitas
adalah :
a. Kebutuhan
fisiologis.
Kebutuhan
pokok manusia sehari-hari misalnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian,
tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya. Kebutuhan ini merupakan salah satu
dorongan yang kuat pada diri manusia, karena merupakan kebutuhan untuk mempertahankan
hidupnya. Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang,
pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang,
hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dan lain-lain.
Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja efektif dan dapat memberikan
produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
b. Kebutuhan akan Rasa Aman .
Kebutuhan
untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari yang
membahayakan kelangsungan hidup dan kehidupan dengan segala aspeknya kebutuhan
ini merupakan kebutuhan tingkat kedua. Seseorang mempunyai harapan untuk dapat
memenuhi standar hidup yang dianggapnya wajar. Kebutuhan ini mengarah kepada
rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya,
jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat
bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal
atas kedudukan dan wewenangnya.
c. Kebutuhan
sosial.
Kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan sosial karyawan dan kehidupan sehari- hari . Jadi disamping
karyawan memerlukan kedua kebutuhan di atas karyawan juga memerlukan kebutuhan
sosial.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di Rumah Sakit Nur
Hidayah Kabupaten Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
disebuah perusahaan
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner dan check list. Kuesioner digunakan
untuk mengukur motivasi kerja. Sedangkan checklist digunakan untuk
mengukur kinerja karyawan yang dilakukan oleh atasan masing- masing. Adapun
teknik analisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis
univariat digunakan untuk mengetahui frekuensi variabel-variabel yang akan
diteliti dengan membuat rentang skor pada tiap variabel. Analisis bivariat
digunakan untuk menguji hipotesis antara 2 variabel yang diduga memiliki
pengaruh dengan menggunakan uji korelasi.
3. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pembahasan
Eratnya pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan harus memperoleh perhatian khusus bagi pihak
manajemen. Karena kinerja karyawan yang baik juga dapat menjadi salah satu
faktor meningkatnya kinerja rumah sakit karena karyawan menjadi pintu utama
dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Motivasi kerja yang tinggi
menjadikan para karyawan mempunyai semangat yang tinggi untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan. Perlu upaya untuk mempertahankan motivasi kerja para karyawan
agar tetap berada pada level yang tinggi sehingga akan berdampak positif bagi
perkembangan rumah sakit kedepan. Karyawan akan termotivasi apabila keinginan
serta kebutuhan mereka terpenuhi. Terdapat hubungan yang kuat antara motivasi
dengan kinerja, semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin baik kinerja
yang dihasilkan.
Jika dilihat dari masing-masing
sub variabel motivasi intrinsik dan ekstrinsik menghasilkan berbagai variasi.
Sub variabel motivasi intrinsik yang terdiri dari tanggung jawab, pengakuan,
prestasi kerja, pengembangan karir, pekerjaan dan promosi didapat hasil secara
umum semua sub variabel motivasi intrinsik mempunyai pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Faktor motivasi intrinsik berupa peluang untuk memperoleh
pendidikan/pengembangan karir, luasnya pekerjaan yang diterima merupakan faktor
penting bagi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya yang berujung pada tingkat
kepuasan kerja6. Faktor intrinsik motivasi dapat mempengaruhi peluang
untuk promosi yang dapat meningkatkan kinerja seseorang karena kinerja
seseorang salah satunya diukur dari peluang mereka untuk promosi.
Pada umumnya ada pengaruh kuat
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil yang sama juga idapat dari
penelitian yang berbeda bahwa terdapat hubungan positif motivasi kerja dengan
kinerja perawat, semakin tinggi motivasi maka semakin baik pula kinerja mereka8. Kondisi kerja
menjadi sub variabel terpenting faktor ekstrinsik motivasi yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Perlu ada perhatian untuk kondisi kerja para
karyawan supaya motivasi kerja mereka dapat terjaga dengan baik. Kondisi kerja
sangat dipengaruhi dengan ketersediaan dan berfungsinya peralatan, kenyamanan
dan keamanan tempat kerja. Semakin baik kondisi kerja, hubungan kerja dan gaji
karyawan dapat menjaga karyawan untuk tetap termotivasi dalam menjalankan
tugasnya masing-masing. Dari semua penjelasan diatas maka faktor-faktor
motivasi intrinsik perlu lebih diperhatikan karena memiliki pengaruh yang lebih
kuat dibanding faktor-faktor motivasi ekstrinsik dalam meningkatkan motivasi
kerja karyawan. Sedangkan motivasi ekstrinsik hanya sebatas untuk menjaga
motivasi kerja karyawan supaya tetap bekerja dengan baik. Karena semakin tinggi
motivasi intrinsik maka akan semakin baik kinerja karyawan. Para karyawan
menganggap bahwa tanggung jawab, pengakuan, prestasi kerja, pengembangan karir,
pekerjaan, kesempatan promosi lebih penting dalam meningkatkan mereka agar
tetap terus termotivasi dalam bekerja dibanding faktor kondisi kerja, hubungan
kerja dan gaji. Penelitian yang sama menyatakan bahwa aspek pekerjaan dan
kesempatan promosi mempengaruhi seseorang untuk tetap bekerja disana serta
dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan
4. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Ada pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan. Ada pengaruh faktor motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik terhadap kinerja karyawan. Ada pengaruh sub variabel motivasi
intrinsik (tanggung jawab, pengakuan, prestasi kerja, pengembangan karir,
pekerjaan, promosi) terhadap kinerja karyawan. pengembangan karir memiliki
pengaruh tertinggi dibandingkan dengan sub variabel motivasi intrinsik lainnya.
Tidak ada pengaruh sub variabel motivasi ekstrinsik (hubungan kerja dan gaji)
terhadap kinerja karyawan. Ada pengaruh sub variabel kondisi kerja dalam
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja karyawan.
b. Saran
Dari hasil penelitian ini maka
kami menyarankan kepada pihak manajemen untuk terus mempertahankan tingkat motivasi
karyawan yang sudah tinggi dan meningkatkan motivasi karyawan. Motivasi
intrinsik harus lebih diperhatikan dalam upaya meningkatkan motivasi kerja.
Memberikan kesempatan yang lebih luas bagi karyawan untuk terus berkembang dan
mendapat peluang yang lebih terbukan untuk promosi. Memperbaiki kondisi kerja
rumah sakit agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Meningkatkan
dukungan dari atasan, terutama atas kemajuan dan keberhasilan karyawan.
Maka kinerja karyawan akan
tetap berada pada level tertinggi yang dapat berdampak positif terhadap
perkembangan perusahaan kedepan. Diharapkan juga untuk terus dilakukan
penelitian pengaruh motivasi dan beban kerja terhadap kinerja agar pelayanan
kesehatan dapat terus terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.