Desain pekerjaan adalah proses pengaturan Kerja (atau penataan
ulang) yang bertujuan untuk mengurangi atau mengatasi ketidakpuasan kerja dan
tingkat stress karyawan yang timbul dari tugas-tugas yang berulang-ulang dan
bersifat mekanistik.
Menurut Handoko
(1993), desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja
seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional. Menurut Schuler
(1996), desain pekerjaan adalah proses penentuan dan penciptaan
karakteristik serta kualitas pekejaan. Dan menurut Byars dan Rue (2004) desain
pekerjaan adalah proses penyusunan pekerjaan dan penetuan aktivitas-aktivitas
kerja spesifik bagi individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
organisasional.
Sejak munculnya teori ilmiah (Fredrick W. Taylor. 1947) pekerjaan- pekerjaan di dalam perusahaan didesain untuk mencapai efisiensi teknikal dan produktivitas. Saat ini desain pekerjaan mencakup juga sebagai sasaran organisasi menarik dan mengakomodasi angkatan kerja yang berbeda-beda dalam usia, gender, gaya hidup, dan kemampuan. Namun demikian tugas desain pekerjaan secara keseluruhan adalah untuk menghasilkan penugasan- penugasan kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, kebutuhan teknologi dan yang memuaskan kebutuhan pribadi pelaksana pekerjaan ( job holder ). Kunci sukses desain pekerjaan adalah menghasilkan keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pelaksana pekerjaan.
Sejak munculnya teori ilmiah (Fredrick W. Taylor. 1947) pekerjaan- pekerjaan di dalam perusahaan didesain untuk mencapai efisiensi teknikal dan produktivitas. Saat ini desain pekerjaan mencakup juga sebagai sasaran organisasi menarik dan mengakomodasi angkatan kerja yang berbeda-beda dalam usia, gender, gaya hidup, dan kemampuan. Namun demikian tugas desain pekerjaan secara keseluruhan adalah untuk menghasilkan penugasan- penugasan kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, kebutuhan teknologi dan yang memuaskan kebutuhan pribadi pelaksana pekerjaan ( job holder ). Kunci sukses desain pekerjaan adalah menghasilkan keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pelaksana pekerjaan.
Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan
memiliki tujuan agar :
·
Efisiensi operasional, produktifitas dan
kualitas pelayanan menjadi optimal.
·
Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses
kerja secara horizontal dan hirarki.
·
Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
·
Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa,
sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan efektifitas tim.
·
Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan
kebutuhan organisasi.
Proses pembuatan desain pekerjaan pada
umumnya dapat dibagi dalam tiga tahapan yaitu Spesifikasi tugas-tugas individual,
spesifikasi metode untuk melaksanakan setiap tugas, dan mengkombinasikan
tugas-tugas ke dalam pekerjaan-pekerjaan spesifik yang akan diberikan kepada
individu-individu. Tahap 1 dan 3 menentukan isi pekerjaan sedangkan tahap 2
menunjukkan ketepatan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Bertahun-tahun
telah diberlakukan praktik dalam mendesain pekerjaan lebih fokus pada
penyederhanaan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
Misalnya, pada
contoh kasus seorang medical representative
di salah satu perusahaan farmasi. Tugas-tugas dari medical representative itu sendiri adalah melakukan kunjungan
dokter, menambah user (dokter) baru untuk produk yang ditawarkan, meningkatkan sales bagi perusahaan, dapat memenuhi
target penjualan yang ditujukan kepada medical
representative, mengontrol ketersediaan produk perusahaan tersebut di
apotek tempat dokter praktek, melihat apakah ada produk dari kompetitior di
apotek tersebut, mengontrol ketersediaan produk di distributor yang bekerja
sama dengan perusahaan farmasi tersebut. Metode untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut dengan cara menentukan perjalanan kunjungan dokter setiap harinya
minimal sebanyak 10 dokter/hari sehingga medical representative harus
mengefisiensikan waktu agar semua dokter dapat tercover, kunjungan ke apotek minimal dilakukan sebanyak 2 kali
perhari pada apotek yang berbeda sekaligus untuk melakukan pengecekan apakah
produk dari kompetitor ada di apotek tersebut atau tidak dan kunjungan ke
distributor tujuannya adalah untuk mengontrol ketersediaan produk di distribur
bilamana ada permintaan yang berlebih terhadap produk, mengontrol sales medical representative hingga
terciptanya pemenuhan target yang telah ditentukan oleh perusahaan setiap
bulannya, bukan hanya melakukan kunjungan tapi juga memenuhi target sales team
dan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA :
9
Oktober 2015.
pada
9 Oktober 2015
@A10-SAIFUL BAHRI
ReplyDeleteisi artikelnya bagus karena bisa membuat saya mengetahui bagaimana desain pekerjaan yang ada dalam dunia farmasi
Saran
saya kira perlu adanya penyusunan penulisan yang baik agar bisa menjadi nilai lebih dan menarik bagi pembaca