Apa yang diharapkan
dari manajemen karir yang efektif? Manajemen karir dapat mengurangi
ketidaksesuaian antar orang dengan perannya, dapat mengembangkan kompetensi dan
menumbuhkan tersedianya orang yang akan menciptakan kombinasi bakat yang
harmonis bagi teamwork yang optimal, pengembangan bakat yang fleksibel dan
pembelajaran yang dinamis.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut maka manajemen karir harus mengkaitkan sistem manusia dengan sistem pasar melalui sistem informasi dan manajemen. Gambar 3 memperlihatkan keterkaitan tersebut.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut maka manajemen karir harus mengkaitkan sistem manusia dengan sistem pasar melalui sistem informasi dan manajemen. Gambar 3 memperlihatkan keterkaitan tersebut.
Wakter dan Gutterridge
(1979) mengindikasikan bahwa perusahaan percaya bahwa kesuksesan karir terutama
didasarkan pada tanggung jawab dan kemampuan karyawan untuk mengembangkan
self-awareness (kesadaran pribadi) serta tanggung jawab untuk pengembangan
personal dan peningkatan karirnya. Perencanaan karir dan aktivitas pengembangan
disediakan oleh perusahaan bukan dengan maksud untuk menjalin kesuksesan karir
karyawan tetapi dimaksudkan untuk membantu karyawan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaannya, tugas dan keputusan karirnya di dalam maupun
di luar organisasi.
Secara logika,
idealnya karir organisasional harus merefleksikan tiga aspek, yaitu: tujuan dan
strategi organisasi, pola pengembangan SDM dan posisi penilaian bagi karaywan
(Gaerner, 1988).
1. Tujuan dan
integrasi stratejik. Pola karir harus merefleksikan serta mendukung budaya dan
strategi suatu organisasi. Pola karir juga merefleksikan struktur dam kultur
suatu perusahaan (tingkat pendidikan karyawan, entry level, kemungkinan promosi
dan lain-lain). Pola karir harus sesuai dengan strategi dan tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan. Ketidakjelasan tujuan dapat berakibat kegagalan pola
karir menyesuaikan dengan perubahan SDM.
2. Pengembangan SDM. Pola
karir harus menunjukkan tujuan MSDM suatu organisasi yaitu:
a. Melatih dan
mengembangkan karyawan
b. Mensosialisasikan
nama-nama dan nilai-nilai perusahaan.
c. Karir memberikan
sorting dan screening serta dapat mengelola SDM.
Salah satu ciri utama
praktek ketenagakerjaan yang berorientasi karir adalah terbatas dan teraturnya
entry ke pola karir tertentu.
3. Posisi penilaian.
Pola karir harus memiliki mekanisme internal yang memungkinkan mekanisme
internal yang memungkinkan fungsi sorting, screening dan pengembangan karyawan.
Digunakannya posisi penilaian ini adalah menilai dan mengembangkan keahlian
serta kemampuan yang diperlukan bagi lini yang lebih tinggi. Posisi penilaian
perlu dikelola dan senantiasa dievaluasi dengan baik.
Dengan memperhatikan
logika karir, Gaetner (1988) menyarankan agar manajer bersikap eksplisit
tentang kecenderungan terhadap pengembangan dan promosi internal dibanding
eksternal, membangun skenario alternatif masa depan, meneliti kecenderungan suatu
fungsi mendominasi peringkat manajemen puncak perusahaan. Memastikan bahwa
career enhacing tools yang digunakan sesuai dengan skenario masa depan yang
dikembangkan dan menyesuaikan sistem reward dengan sistem karir. Sementara
dengan mempertimbangkan elemen-elemn oportunistik maka manajer disarankan
menggunakan temporary assigment dan taskforce bagi karyawan baru, menghindari
keputusan yang secara ekstrim mengubah karir, karena lebih baik mengambil
keputusan kecil yang incremental serta menghindari labelling dan pembuatan
kategorisasi karyawan.
Pengembangan karier di McDonald`s hanya melihat
dari kualifikasinya. Di McDonald`s juga sudah ada rencana suksesi. Jadi begitu
tiba waktunya, orang penggantinya sudah ada dan siap untuk memegang alih
kendali.
McDonald`s mengharapkan mereka yang menjadi crew tidak selamanya menjadi crew, tetapi harus berkembang
dan menempati posisi yang lebih tinggi. Bagi mereka yang level manajer tentunya
McDonald`s mengharapkan agar mereka menyukai pekerjaannya dan bisa tetap
bersama McDonald`s. McDonald`s tidak menginginkan investasi yang ditanam melalui
pelatihan menjadi sia-sia, misalnya ternyata di dalam diri karyawan terdapat
konflik bahwa sebetulnya dia tidak menyukai pekerjaan melayani, memunguti
sampah, dan sebagainya. Itulah sebabnya mengapa sejak seleksi McDonald`s sangat
berhati-hati.
Sebagaimana pada organisasi pada umumnya,
dalam jenjang karier terdapat jalur cepat dan jalur lambat. Jalur lambat adalah
jalur normal yang harus diikuti menurut urutan jenjang karier yang normal.
Bagi
yang masuk sebagai crew, dia harus memiliki kinerja yang baik untuk menjadi crew leader, dari crew leader dia bisa menempati posisi trainee manager, tentunya setelah melewati pelatihan, dari trainee managermeningkat menjadi junior manager, second assistant, firs
assistant, store manager, operation consultant, dan operation manager. Jalur cepat biasanya dilakukan bila seseorang diharapkan
untuk menjadi seorang leader pada
operasi tertentu. Misalnya pada suatu operasi manajernya perempuan semua.
Karena McDonald`s menginginkan komposisi yang baik, dimana dioperasi tersebut
dibutuhkan juga prianya, maka akan diangkat manajer pria melalui jalur cepat (fast track). Di McDonald`s Indonesia sekarang hampir
semuanya fast track, karena perkembangannya yang pesat. Saat ini saja
McDonald`s Indonesia memiliki 60 restoran dan tahun ini membangun 40 restoran,
jadi semuanya fast track. Diluar
negeri, untuk menjadi store manager harus
meniti karier cukup lama, tetapi di McDonald`s Indonesia, 1,5 tahun sudah bisa
menjadi store manager.
Dalam kaitanya dengan jenjang karier dan reward
systemMcDonald`s melakukan performance
review secara teratur. Performance review ini dilakukan satu tahun sekali untuk
level manajer sedangkan untukcrew dua
tahun sekali. Disini yang melakukan evaluasi bukan hanya atasan kepada bawahan,
tetapi bawahan juga punya hak mengevaluasi atasannya. Evaluasi ini merupakan
umpan balik (feedback) bagi atasan dan hal itu tetap dilakukan hingga
saat ini.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.