BAB
I
PENDAHULUAN
Organisasi
merupakan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wadah untuk mencapai
tujuan bersama. Menurut Siagian (2008:3) organisasi adalah setiap bentuk-bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama secara formal terikat
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana
terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok
orang yang disebut dengan bawahan.
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa hal yaitu: adanya persekutuan, ada atasan dan bawahan (pembagian kerja), dana adanya kerjasama (system).
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa hal yaitu: adanya persekutuan, ada atasan dan bawahan (pembagian kerja), dana adanya kerjasama (system).
Pencapaian
tujuan organisasi memerlukan beberapa sumber daya yang saling bekerjasama.
Sumber daya yang diperlukan yaitu: manusia, keuangan, informasi, dan sarana
prasarana. Setiap sumberdaya mempunyai tugas, fungsi dan perannya
masing-masing. Sumber daya tersebut saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Tantangan yang dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan dalam era penuh persaingan adalah bagaimana
organisasi mampu serta memiliki orang-orang yang memiliki kompetensi sesuai
dengan pekerjaan yang ditekuni.
Sumber
daya manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan organisasi, tanpa
adanya manusia maka mesin tidak akan berjalan. Karena, mesin-mesin yang
tercanggih mun tidak akan dapat berjalan menghasilkan kualitas dan kuatitas
yang maksimal jika tidak ada dukungan manusia. Begitu pula dengan keuangan dan
informasi jika tidak ada yang menjalankannya maka tidak akan bermanfaat.
Sumber
daya manusia menjadi poin penting dalam organisasi yang ingin berkembang. Untuk
menempati suatu posisi pekerjaan dalam suatu organisasi dibutuhkan kualifikasi
serta kompetensi yang jelas, tanpa adanya kompetensi dan kualifikasi mengenai
suatu pekerjaan maka sesungguhnya pekerjaan tersebut tidak akan bisa dikerjakan
secara maksimal. Agar mendapatkan orang-orang yang memiliki serta kompetensi
dibutuhkan analisis yang jelas dan terukur, artinya bagaimana menempatkan orang
yang tepat di posisi yang tepat. Analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai
suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis
ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo,
2002:127)
Dengan
adanya analisis yang jelas mengenai suatu pekerjaan, diharapkan akan didapat
orang-orang yang memiliki potensi serta kompetensi yang jelas dan diharapkan akan
mengisi suatu posisi pekerjaan tertentu. Dengan adanya kegiatan analisis
pekerjaan diharapkan mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai spesifikasi
yang jelas mengenai kompetensi yang harus dibutuhkan oleh seseorang untuk
mengisi posisi pekerjan tertentu.
Analisis
pekerjaan memiliki peranan penting bagi suatu organisasi, melalui analisis
pekerjaan akan didapatkan orang yang tepat untuk mengisi pekerjaan tertentu
sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat dikerjakan secara maksimal dan optimal.
Hasil dari analisis pekerjaan tersebut adalah informasi, dimana informasi
tersebut digunakan untuk menentukan spesifikasi apa yang harus dimiliki oleh
seseorang untuk mengisi posisi pekerjaan tertentu.
Akan
tetapi sangat disayangkan, hasil dari kegiatan analisis pekerjaan yang
dilakukan seringkali tidak digunakan atau dimanfaatkan dengan baik oleh
organisasi, terkadang untuk mengisi posisi pekerjaan tertentu tidak dibutuhkan
kualifikasi serta kompetensi yang jelas, ini dikarenakan karena adanya
faktor-faktor seperti faktor kedekatan pribadi ataupun faktor pemberian
sejumlah dana agar seseorang bisa menempati suatu posisi pekerjaan tertentu.
Analisis
pekerjaan memberikan gambaran yang jelas kepada organisasi mengenai bagaimana
suatu pekerjaan ditempati oleh seseorang, karena bagaimanapun juga dibutuhkan
kompetensi serta kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang menuntut
keterampilan serta kompetensi tertentu sehingga tidak semua orang bisa
menduduki posisi pekerjaan tertentu, oleh karena itu analisis pekerjaan tidak
bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia lainnya
karena berhungungan satu dengan yang lainnya sebagai mata rantai kegiatan yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Mengingat
pentingnya analisis pekerjaan maka pembahasan yang akan dipaparkan dalam
makalah ini adalah:
1. Pengertian
dan tujuan analisis pekerjaan
2. Pentingnya
analisis pekerjaan
3. Aspek-aspek
analisis pekerjaan
4. Teknik
analisis pekerjaan
5. Kaitan
analisis pekerjaan dengan fungsi-fungsi MSDM
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian
dan Tujuan Analisis Pekerjaan
1. Pengertian
Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan
aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen,
atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji,
mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu
pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127)
Siagian
(2008:75) mengatakan bahwa analisis pekerjaan adalah usaha sadar yang
sistematik dalam mengumpulkan, menilai dan mengorganisasikan semua jenis
pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. Dari pengertian tersebut maka
dalam suatu organisasi diperlukan analisis pekerjaan yang mempunyai peran dan
tugas melakukan penganalisisan terhadap semua pekerjaan yang ada.
Menurut
Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk
menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan
karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis
pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan
(daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang
yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut
Dessler penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan
beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan, (1) aktivitas pekerjaan,
(2) perilaku manusia, (3) mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
(4) standar prestasi, (5) konteks pekerjaan, dan (6) persyaratan manusia.
Sedangkan menurur Sedarmayanti (2010:145) informasi yang didapatkan menolong
dalam membedakan: (1) aktivitas dan tingkah laku pekerjaan , (2) interaksi
dengan yang lainnya, (3) Standar kinerja, (4) Pengaruh terhadap keuangan dan
penganggaran, (5) mesin dan peralatan yang digunakan, dan (6) kondisi
pekerjaan.
Analisis
pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan bahkan dapat memperkirakan pengayaan atau
perluasan pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan pada masa yang akan datang.
Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang
harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Manfaat analisis
pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar
pekerjaan, konteks pekerjaan, pernyataan personalis (personnel
requirement),prilaku manusia, dan alat-alat yang akan diperlukan.
Analisis pekerjaan adalah suatu
proses, sedangkan produknya adalah deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, dan
evaluasi jabatan. Analisis pekerjaan pada intinya terdiri dari rangkaian
sejumlah informasi yang digali melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Pertanyaan dalam analisis pekerjaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut :
· What :
menanyakan tentang apa yang dikerjakan pada jabatan tersebut atau tugas-tugas
apa sajakah yang terdapat pada jabatan tersebut.
· How :
terkait dengan informasi tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan atau
tugas-tugas dalam jabatan tersebut atau terkait dengan cara/ prosedur
pelaksanaan tugas.
· Why :
menyangkut penggalian informasi tentang mengapa tugas-tugas dalam jabatan
tersebut dilakukan atau untuk tujuan apa tugas-tugas tersebut dikerjakan.
· Skill
involved : kecakapan/ kepandaian/ ketrampilan apakah yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan/ tugas-tugas tersebut.
2. Tujuan
Analisis Pekerjaan
Sedangkan menurut
Sastrohadiwirjo mengatakan bahwa tujuan analisis pekerjaan yaitu: (1)
memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat, (2) memberikan kepuasan pada
diri tenaga kerja, (3) menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif
(Sastrohadiwiryo).
Menurut Gomes (2003;92) Ada 12
tujuan analisis pekerjaan yang digunakan oleh sektor publik maupun sektor swasta,
yaitu:
1. Job
description,yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat pekerjaan,
kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, serta untuk mengetahui
spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar pekerjaan.
2. Job
classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelas-kelas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu
3. Job
evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan
kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar
yang terikat
4. Job
desinng restructuring, yaitu meliputi usaha-usaha untuk mengalokasikan dan
merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok
5. Personel
requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu
bagi suatu pekerjaan
6. Performance
appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang dilakukan oleh
supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja
7. Worker
training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
8. Worker
mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi,
perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
9. Efficiency,
ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan
dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja, susunan kerja dan standar
kerja
10. Safety,
berfokus pada identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak aman,
kondisi fisik dan kondisi lingkungan
11. Human
resource planning, kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu organisasi
12. Legal,
aturan dan ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
B. Pentingnya
Analisis Pekerjaan
Sedarmayanti (2010:151) manfaat
analisis pekerjaan adalah:
1. Penarikan,
seleksi dan penempatan karyawan
2. Sebagai
petunjuk dasar dalam menyusun program latihan dan pengembangan
3. Menilai
kinerja/pelaksanaan kinerja
4. Memperbaiki
cara bekerja karyawan
5. Merencanakan
organisasi agar memenuhi syarat/memperbaiki struktur organisasi sesuai beban
dan fungsi Pekerjaan
6. Merencanakan
dan melaksanakan promosi serta transfer karyawan
7. Merencanakan
fasilitas dan perlengkapan kerja bagi karyawan
8. Bimbingan
dan penyuluhan karyawan.
Tujuan dan kegunaan analisis
pekerjaan menurut Gary Dessler (1997, h.90), yang terkait dengan MSDM yaitu :
1. Perekrutan
dan Seleksi
2. Kompensasi
3. Penilaian
Kinerja
4. Pelatihan
5. Memastikan
Pengangkatan yang lengkap atas semua tugas
C. Aspek-Aspek
Analisis Pekerjaan
Aspek-aspek dalam analisis
pekerjaan ada 3 macam yaitu: Uraian Pekerjaan (Job description) , Spesifikasi
pekerjaan (job specification), dan Spesifikasi
orang. Aspek tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Job
description (uraian pekerjaan)
Job
description merupakan
dokumen formal organisasi yang berisi ringkasan informasi penting mengenai
suatu pekerjaan untuk memudahkan dalam membedakan Pekerjaan yang
satu dengan yang lain dalam suatu organisasi. Uraian Pekerjaan tersebut
disusun dalam suatu format yang terstruktur sehingga informasi mudah dipahami
oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam organisasi. Pada hakikatnya,
uraianPekerjaan merupakan bahan baku dasar dalam pengelolaan SDM di
organisasi, dimana suatu Pekerjaandijelaskan dan diberikan batasan.Uraian
pekerjaan (job descriptions) dan uraian Pekerjaan diketahui
serta disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis
pekerjaan.
Uraian
pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga kerja operasional, sedangkan uraian Pekerjaandigunakan
untuk tenaga kerja manajerial. Uraian pekerjaan atau Pekerjaan harus
ditetapkan secara jelas untuk setiap Pekerjaan, supaya pejabat tersebut
mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukannya. Uraian pekerjaan akan
memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat
yang memegang Pekerjaan tersebut. Uraian pekerjaan ini menjadi dasar
untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang
memegang Pekerjaan itu. Uraian pekerjaan yang kurang jelas akan mengakibatkan
seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini
mengakibatkan pekerjaan tidak beres, bahkan pejabat bersangkutan menjadioveracting.
Uraian pekerjaan adalah
informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi
pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu Pekerjaan tertentu
dalam organisasi. Pada dasarnya menurut Sedarmayanti (2010:150) meliputi 2
hal saling berhubungan:
a. Informasi
identifikasi pekerjaan
1. Nama
jabatan
2. Departemen/divisi/bagian
3. Nomor/kode
jabatan
4. Jumlah
karyawan yang memegang jabatan
5. Tugas
utama yang harus dijalankan
6. Pengawasan
yang diberikan kepada jabatan di bawahnya
7. Pengawasan
yang diterima dari jabatan diatasnya
8. Hubungan
pekerjaan dengan pekerjaan terdekat
9. Hubungan
jabatan dengan jabatan lainnya
10. Peralatan yang
digunakan dalam jabatan
11. Rangkaian dan
urutan pekerjaan
12. Bahan yang
dibutuhkan/dipakai dalam jabatan
13. Latiian yang
dibutuhkan
14. Besarnya upah
15. Lamanya jam
kerja
16. Kondisi dan
lingkungan kerja
b. Kualifikasi
karyawan yang sesuai untuk menduduki jabatan
1. Jenis
kelamin
2. Usia
yang sebaiknya
3. Kondisi
fisikk dan kesehatan
4. Emosi
5. Mental
6. Pendidikan
formal
7. Temperamen
8. Karakter
9. minat
2. Spesifikasi
pekerjaan (job specification)
Spesifikasi
pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan uraian
pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri, karakteristik, pendidikan,
pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan persyaratan orang yang akan
direkrut dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi.
Spesifikasi pekerjaan adalah
uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar
dapat menjalankan satu Pekerjaan dengan baik dan kompeten. Pada
umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas dan
kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku jabatan itu.
Spesifikasi pekerjaan lebih
menitikberatkan pada syarat yang dibutuhkan seseorang untuk bisa bekerja dengan
beban dan tanggung jawab jabatan. Umumnya yang tercantum dalam spesifikasi
pekerjaan adalah:
a. Jenis
kelamin
b. Usia
karyawan
c. Pendidikan
formal
d. Kemampuan
khusus sehubungan dengan pekerjaan
e. Kualifikasi
emosi
f. Syarat
kesehatan atau kondidi tubuh.
3. Spesifikasi
Orang
Spesifikasi orang dapat dilihat
dari karakteristik personal yaitu kemampuan dan keahlian. Kemampuan personal
tersebut match 1 dari hasil belajar, pelatihan dan pengalaman. Kemudian Match 2
dilihat dari karakteristik kepribadian.
D. Teknik
Analisis Pekerjaan
1. Job
Element Method
Teknik analisis
pekerjaan berdasar pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik lain
yang disyaratkan untuk suatu pekerjaan. (KSAOs). Fokusnya
pada karakteristik individual yang menjalankan pekerjaan, “person oriented”
Karena lingkupnya yang terbatas, teknik ini sering dikombinasikan dangan
teknik-teknik analisis yang lain. Paling sering digunakan pada pemerintah
federal
2. Functional
Job Analysis (FJA)
Teknik analisis terstruktur
yang menguji rangkaian tugas dalam suatu pekerjaan dan proses pemenuhannya. Membantu menciptakan the
Dictionary Occupational Titles (DOT), referensi panduan untuk mengklasifikasi
dan mendiskripsikan lebih dari 40.000 jenis pekerjaan. DOT
menggunakan the Standard Occupational Classification (SOC), Sembilan digit kode
yang menunjukkan kategori pekerjaan dan level jenis pekerjaan yang diminta
jenis pekerjaan tertentu. Occupational Information Network (O*NET) merupakan
pengganti DOT yang digunakan beberapa tahun terakhir ini, menyediakan informasi
tentang kategori pekerjaan, gaji, pelatihan, dan persyaratan kerja. Teknik ini
populer karena hemat biaya dan menggunakan diskripsi kerja berdasarkan standar
nasional. Sangat membantu dalam analisis diskripsi kerja untuk banyak
posisi sekaligus. Berguna dalam memberikan pencerahan pada pekerja bagaimana
untuk sukses dalam pekerjaannya.
3. Position
Analysis Questionnaire (PAQ)
Teknik analisis pekerjaan yang
menggunakan kuessioner tertutup dalam menganalisis pekerjaan berdasarkan pada
187 ketetapan kerja dan terbagi dalam 6 kategori. Ketegori tersebut adalah:
1. Input
informasi
Bagaimana pekerja memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaannya.
2. Proses mental
Pemikiran, penalaran, dan
pengambilan keputusan yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan.
3. Output
kerja
Tugas yang harus dikerjakan
pekerja dan alat atau mesin yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
4. Hubungan
interpersonal
Jenis hubungan atau kontak
dengan rekan kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan.
5. Konteks
kerja
Konteks fisik atau sosial
dimana pekerjaan tersebut dijalankan.
6. Karakteristik
Aktifitas, kondisi, dan
karakteristik lain yang relevan dalam pekerjaan tersebut.
Keenam kategori perangkat kerja
ini masing-masing diukur dengan 6 kategori, yaitu: Kegunaan, kepentingan,
waktu, aplikasi, kemungkinan kejadian, dan kode khusus. Teknik ini menghasilkan
profil pekerjaan yang terperinci yang nantinya dapat digunakan untuk
membandingkan pekerjaan dengan posisi yang sama atau mirip pada organisasi yang
berbeda. Merupakan teknik riset analisis pekerjaan yang kajiannya paling dalam.
Dalam penelitian, teknik ini telah digunakan untuk mengidentifikasi kesamaan
antara kelas yang berbeda dari pekerjaan dan kesamaan kelas dari pekerjaan pada
organisasi yang berbeda. Teknik ini lebih akurat dilakukan oleh seorang ahli
job analisis daripada orang lain termasuk pengemban pekerjaan itu sendiri.
4. Critical Incidents Technique
(CIT)
Teknik analisis pekerjaan yang
mencatat perilaku spesifik dari pekerja yang akan menentukan suskes tidaknya
suatu pekerjaan. Informasi diperoleh melalui wawancara, observasi, atau
kuisioner oleh supervisor atau pihak yang berwenang. Memberikan gambaran yang
jelas mengenai suatu pekerjaan dan bagaimana menyukseskan pekerjaan tersebut.
Membantu menentukan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan apa saja yang
harus dimiliki pekerja untuk suskes dalam pekerjaannya. Berguna dalam pengembangan
sistem penilaian kerja dengan mengidentifikasi komponen-komponen penting untuk
kesuksesan kerja.
E. Kaitan
Analisis Pekerjaan dengan Fungsi-Fungsi MSDM
Analisis pekerjaan sangat
banyak kaitannya dengan fungsi-fungsi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia,
dengan adanya analisis pekerjaan maka manajer dapat lebih mempertimbangkan
penempatan pegawainya sehingga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
masing-masing pegawai. Kaitan analisis pekerjaan dan dengan fungsi MSDM dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Perekrutan
dan Seleksi (Recruitment and Selection)
Analisis
pekerjaan memberikan informasi tentang uraian pekerjaan dan syarat-syarat
karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Isi spesifikasi
dipergunakan menjadi dasar seleksi untuk memutuskan jenis orang yang perlu
direkrut dan diangkat.
2. Kompensasi (Compensation)
Informasi
analisis pekerjaan memberikan pemahaman yang jelas tentang latar belakang
(pendidikan, usia, pengalaman, dan lain-lain) orang yang akan menduduki jabatan
itu, sehingga perusahaan dapat menentukan gajinya.
3. Evaluasi
Jabatan
Informasi
analisis pekerjaan memberikan pemahaman yang jelas mengenai berat/ringannya
pekerjaan, besar/kecilnya risiko yang dihadapi pekerja, sulit/mudahnya
mendapatkan personil. Dengan demikian, perusahaan dapat menetapkan oaji pada
posisi jabatan tersebut.
4. Penilaian
Prestasi Kerja (Performance Appraisal)
Penilaian
ptestasi kerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual pegawai dengan
prestasi kerja yang diharapkan darinya. Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan
bisa dikerjakan atau diselesaikan dengan baik maka uraian pekerjaan akan sangat
membantu dalam penentuan sasaran pekerjaannya.
5. Latihan (Training)
Informasi analisis pekerjaan
digunakan untuk merangsang program latihan pengembangan. Uraian pekerjaan,
perlengkapan, dan jenis keterampilan pekerja digunakan bahan pembantu dalam
pengembangan program-program latihan.
6. Promosi
dan Pemindahan
Informasi analisis pekerjaan
akan digunakan untuk membantu menentukan promosi ataupun pemindahan karyawan.
7. Organisasi
Informasi jabatan yang
diperoleh dari analisis pekerjaan seringkali memberikan petunjuk bahwa
organisasi yang ada perlu diperbaiki.
8. Pemerkayaan
Pekerjaan (Job Enrichment)
Informasi analisis pekerjaan
dapat dipergunakan untuk memperkaya pekerjaan pada suatu jabatan tertentu.
9. Penyederhanaan
Pekerjaan (Work Simplification)
Informasi analisis pekerjaan
digunakan juga untuk penyederhanaan atau spesialisasi pekerjaan. Dengan
perkembangan perusahaan dan spesifikasi yang mendalam mengakibatkan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan dalam suatu jabatan semakin terspesialisasi.
10. Penempatan (Placement)
Informasi analisis pekerjaan
digunakan untuk menempatkan para karyawan pada pekerjaan-pekerjaan yang sesuai
dengan keterampilannya agar mereka bekerja secara efektif.
11. Peramalan dan
Perekrutan
Informasi analisis pekerjaan
digunakan untuk peramalan dan perekrutan tenaga kerja yang akan dibutuhkan
perusahaan.
12. Orientasi dan
Induksi
Informasi analisis pekerjaan
digunakan untuk orientasi dan induksi bagi karyawan baru mengenai sejarah
perusahaan, hak dan kewajibannya, menginduksi, dan lainnya
BAB
III
PEMBAHASAN
Salah
satu fungsi dalam manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan menganalisis
pekerjaan, dimana analisis pekerjaan akan menggambarkan karakteristik seperti
apa untuk seseorang bisa mengisi suatu pekerjaan tertentu. Analisis pekerjaan
tidak terlepas dari fungsi manajemen sumber daya yang lainnya, setelah
melakukan kegiatan analisis pekerjaan seperti ini maka tahap selanjutnya adalah
kegiatan penarikan, akan tetapi sebelum kegiatan penarikan maka terlebih dahulu
harus menganalisa spesifikasi serta kualifikasi yang harus dipunyai oleh
seseorang untuk mengisi posisi pekerjaan tertentu.
Analisis
pekerjaan dipandang sebagai titik awal bagi sebuah organisasi untuk bisa
merekrut orang-orang yang mampu membawa perubahan bagi organisasi untuk tumbuh
dan berkembang, ini bisa terjadi apabila organisasi tersebut di isi oleh
orang-orang yang memiliki kompetensi serta keahlian yang sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan mereka, dengan adanya orang-orang yang memiliki keahlian
serta kemampuan tersebut maka organisasi memiliki aset yang sangat berharga dan
tidak bisa dinilai dengan uang.
Perhatian
tentang karwayan menjadi fokus utama bagi organisasi, sehingga berbagai upaya
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anggota organisasi. Oleh karena itu
sebelum memasukan orang sebagai bagian dari organisasi maka organisasi
seharusnya bisa mengidentifikasi jenis pekerjaan, bagaimana anggota tersebut
melakukan pekerjaan dan siapa yang bisa mengisi pekerjaan tersebut dan itu
adalah kegiatan analisis pekerjaan.
Untuk
mengisi suatu posisi pekerjaan tidaklah bisa di isi oleh sembarang orang,
artinya pekerjaan juga menuntut orang yang mampu menjalankan pekerjaan tersebut
dengan sebaik mungkin dan karena itu untuk mengisi posisi pekerjaan tersebut
dibutuhkan orang yang mempunyai keahlian serta keterampilan untuk menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik. Tanpa adanya kegiatan untuk menilai bagaimana
suatu pekerjaan harus dijalankan, di isi oleh orang yang benar-benar kompeten
maka sesungguhnya organisasi sedang menghancurkan dirinya sendiri, dalam arti
bahwa organisasi tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas karena apabila
organisasi mempunyai arah dan tujuan dengan jelas maka organisasi memiliki
perencanaan yang matang mengenai bagaimana organisasi harus di isi oleh
orang-orang serta bagaimana menempatkan orang yang tepat dalam pekerjaan yang
tepat.
Tentunya
tidak mudah bagi organisasi untuk melakukan analisis pekerjaan, dibutuhkan
langkah-langkah serta teknik untuk dapat mengetahui tentang suatu posisi
pekerjaan tersebut, karena itu dalam menganalisis suatu pekerjaan harus
memperhatikan berbagai aspek serta faktor yang terkait dengan pekerjaan
tersebut.
Akan
tetapi mungkin analisis pekerjaan pada kenyataannya hanya dilakukan oleh
organisasi perusahaan yang mempunyai basis produksi besar ataupun perusahaan
Negara yang memiliki orientasi bisnis, karena pada organisasi perusahaan pada
tingkatan menengah ke bawah termasuk juga pada instansi pemerintahan menurut
hipotesis penulis kurang begitu berjalan, ini dikarenakan masih banyaknya
pekerjaan yang bisa dilakukan oleh semua orang tanpa memandang kualifikasi
serta kompetensi yang disyaratkan untuk mengisi suatu posisi pekerjaan
tertentu. Banyak faktor yang melatarbelakangi kejadian seperti itu salah
satunya karena beban pekerjaan yang ada dianggap tidak terlalu membutuhkan
kualifikasi serta spesifikasi yang jelas.
Kasus
yang paling Nampak adalah analisis pekerjaan dalam lingkup pendidikan salah
satu contonya pada pendidikan formal tingkat sekolah dasar. Dimana yang menjadi
guru itu pada awalnya tidak sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dia
punya. Kurangnya analisis pekerjaan yang dilakukan menyebabkan pekerjaan
sebagai seorang guru dapat diisi oleh orang yang bukan bidangnya. Kepala
sekolah selaku pemimpin belum melaksanakan analisis pekerjaan dengan sesuai
dimana lebih mempertimbangkan kekerabatan dibandingkan dengan kompetensi yang
dimiliki.
BAB
IV
KESIMPULAN
Analisis
pekerjaan adalah suatu cara sistematis mengumpulkan dan menganalisis informasi
tentang isi pekerjaan dan kebutuhan tenaga manusia, serta konteks dimana pekerjaan
dilaksanakan. Disini analisis berfungsi dalam membantu manajer dalam
menempatkan pegawainya. Informasi yang didapat digunakan manajer dalam
menjalankan deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan spesifikasi orang
dalam menjalankan suatu proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana untuk
mencapai tujuan yang diharapakan.
Analisis
pekerjaan merupakan proses mencari informasi sampai
denngan analisis untuk penyususunan uraian pekerjaan dan
spesifikasi pekerjaan atau persyaratan apa/siapa dari masing-masing jenis
pekerjaan harus dikerjakan. Manfaat analisis pekerjaan antara lain: penarikan,
seleksi dan penempatan karyawan, sebagai petunjuk dasar dalam menyusun program
latihan dan pengembangan, menilai kinerja/pelaksanaan kerja, memperbaiki cara
kerja karyawan, dan merencanakan organisasi agar memenuhi syarat/memperbaiki
struktur.
Dari
berbagai macam manfaat tersebut dengan adanya analisis pekerjaan maka mencapai
tujuan dari organisasi yang tercantum dalam visi dan misi organisasi. Untuk itu
setiap organisasi diusahakan mampu menjalankan analisis pekerjaan minimal 2
tahun sekali.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.