Manajemen
Kompensasi
Oleh:
Renward Panyel Siahaan
41615120093
Kompensasi
merupakan bagian dari manajemen. Sistem kompensasi yang baik dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan bisnis. Kompensasi merupakan sesuatu
yang diberikan kepada karyawan atas kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi
juga dapat merupakan biaya utama atas
keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis. Kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan
(Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Suatu organisasi akan selalu berusaha untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun hal ini harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungan organisasi, baik di dalam dan di luar organisasi. Pengaturan
kompensasi merupakan faktor penting untuk menarik dan mempertahankan tenaga
kerja. Kompensasi dapat berbentuk Finansial dan Non-Finansial. Manajemen
kompensasi merupakan kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
serta mengembangkan sistem dan mekanisme kompensasi dalam suatu organisasi
sehingga terbentuk suatu keseimbangan penerimaan antara individu dan
organisasi.
Berikut
ini merupakan jenis-jenis kompensasi:
1.Komponen-komponen
dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokkan kedalam kompensasi
finansial langsung, tak langsung dan non finansial.
2.Kompensasi
finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran
prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi
saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
3.Kompensasi
finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi
tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan
cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat
parkir.
4.Kompensasi
non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung
jawab, pengakuan dan rasa pencapaian).
Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten,
kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
Secara
umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai
tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan
internal dan eksternal. Keadilan eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan
akan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar
kerja. Kadang-kadang tujuan ini bias menimbulkan konflik satu sama lainnya, dan
trade-offs harus terjadi. Misalnya, untuk mempertahankan karyawan dan menjamin
keadilan, hasil analisis upah dan gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang
sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang sama. Akan tetapi, perekrut pekerja mungkin
mungkin menginginkan untuk menawarkan upah tidak seperti biasanya, yaitu upah
yang tinggi untuk menarik pekerja yang berkualitas. Maka terjadilah trade-offs
antara tujuan rekrutmen dan konsistensi tujuan dari manajemen kompensasi.
Kompensasi
dipengaruhi oleh faktor-faktor Sebagai berikut:
1.
Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi disesuaikan dengan kemampuan,
kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan
demikian setiap pegawai dapat merasakan bahwa organisasi telah menghargai
jasanya.
2.
Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan kompensasi kepada pegawainya
harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Olehkarena itu organisasi harus dapat menghimpun dana sebanyak mungkin melalui
prestasi kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi
yang terus meningkat maka organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
3.
Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan symbol kekuatan karyawan dalam
menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian. Serikat karyawan
yang ada pada suatu organisasi akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam
penetapan kompensasi.
4.
Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas seorang pegawai
maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk memberikan
kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu indikator prestasi kerja
pegawai.
5.
Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan biaya hidup karyawan beserta
keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian pemberian kompensasi dengan biaya
hidup. Namun demikian ini merupakan hal yang cukup sulit untuk menentukan biaya
hidup seseorang. Ini disebabkan oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu
perlu sangat sulit untuk menentukan hidup yang layak tersebut.
6.
Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut campur dalam penentuan
kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus membuat peraturan dan
perundang-undangan untuk dlaam menentukan kompensasi (Martoyo 2003)
Menurut
Irianto (2001:103) dalam mengukur keberhasilan implementasi sistem kompensasi,
terdapat satu pertanyaan esensial yang harus dijawab, yaitu : “Apa yang
seharusnya dapat dicapai organisasi dengan menerapkan sebuah sistim kompensasi
tertentu?”. Pertanyaan tersebut mendasari organisasi dalam menilai keberhasilan
suatu sistim dengan kreteria-kreteria yaitu dengan mendukung pencapaian
tujuan-tujuan organisasi, sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur
organisasi.
menarik
dan dapat mempertahankan individu yang berkompeten sesuai dengan standar
keahlian yang ditetapkan, menetapkan spektrum yang lebih luas atas perilaku
tugas (task behavior) yang diinginkan dari seluruh anggota organisasi, merefleksikan
ekuitas (persamaan-keadilan) bagi seluruh anggota organisasi, sejalan dengan
hukum atau perundang-undangan yang berlaku dalam suatu wilayah yuridisdiksi
tertentu dimana organisasi berada, dapat mencapai ke-enam kreteria tersebut
dengan biaya yang proposional sesuai dengan kondisi keuangan internal., dapat
mencapai ketujuh kreteria tersebut diatas dalam kondisi dengan penggunaan biaya
yang paling efektif.
Daftar
Pustaka
Hasibuan,
Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Irianto Jusuf. 2001. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Jakarta: Insani Cendikia
Martoyo,
Susilo. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sungkono, Puji. 2013.
Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada
PT.Excel Utama Indonesia Karawang. Jurnal
Manajemen Vol.10 No.3
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.