Menurut Koesmono (2005) Banyak hal yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar
faktor-faktor yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dapat dipenuhi
secara maksimal. Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan
kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan
sempurna. Salah satu
sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah orgaisasi adalah
terciptanya kepuasan kerja para
pegawai/ karyawan.
Membahas kepuasan kerja tidak akan terlepas dengan adanya
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Dalam perusahaan
produktivitas individu maupun kelompok sangat mempengaruhi kinerja perusahaan hal
ini disebabkan oleh adanya proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Mengingat
permasalahannya sangat komplek sekali, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses produksi harus cermat dalam mengamati sumber daya
yang ada. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, sehingga
pengusaha harus menjaga factor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dapat
terpenuhi secara maksimal.
Persoalan kepuasan kerja akan dapat terlaksana dan terpenuhi
apabila beberapa variabel yang mempengaruhi mendukung sekali. Variabel yang
dimaksud adalah Culture dan Motivation. Dapat dikatakan pula
bahwa secara tidak langsung ketiga variabel tersebut mempengaruhi kinerja
seseorang dan pada ujung-ujungnya kinerja perusahaan dapat tercapai dengan
baik. Sehubungan dengan hal tersebut, agar karyawan selalu konsisten dengan
kepuasannya maka setidak-tidaknya perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di
mana karyawan melaksanakan tugasnya misalnya rekan kerja, pimpinan, suasana
kerja dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
menjalankan tugasnya.
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Koesmono (2005) Kepuasan
kerja itu sendiri sebenarnya mempunyai makna apa bagi seorang pekerja ?, ada
dua kata yaitu kepuasan dan kerja. Kepuasan adalah sesuatu perasaan yang
dialami oleh seseorang, dimana apa yang diharapkan telah terpenuhi atau bahkan
apa yang diterima melebihi apa yang diharapkan, sedangkan kerja merupakan usaha
seseoranguntuk mencapai tujuan dengan memperoleh pendapatan atau kompensasi
dari kontribusinya kepada tempat pekerjaannya.
Dole and Schroeder (2001) dalam
Koesmono (2005); Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi
individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan menurut Testa (1999)dan
Locke (1983); Kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang
positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman
pekerjaan. Nasarudin (2001); Igalens and Roussel (1999); Job satisfaction
may be as a pleasurable ar positive emotional state resulting from the
appraisal of one’s job or job experiences. Dalam pernyataan tersebut mengandung
makna bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi yang positif atau
dapat menyenangkan yang dihasilkan dari suatu penilaan terhadap pekerjaan atau
pengalaman-pengalaman kerja seseorang.
Ward and Sloane (1999)
dalam Koesmono (2005); elemen of job satisfaction : (1) relationship with colleagues;
(2) relationship with head of department;(3) ability and efficiency of head of
department; (4) hours of work; (5) opportunity to use initiative; (6) Promotion
prospects; (7) salary; (8); job security; (9) actual work undertaken; (10) overall
job satisfaction. Penelitian Linz (2002); mengatakan bahwa secra positif sikap terhadap kerja ada hubungan positif
dengan kepuasan kerja. Pada dasarnya makin positif sikap kerja makin besar pula
kepuasan kerja, untuk itu berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu
memperoleh perhatian khusus agar pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada
umumnya seseorang merasa puas dengan pekerjaanya karena berhasil dan memperoleh
penilaiaan yang adil dari pimpinannya.
2.
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Kerja
Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor-faktor itu sendiri dalam
peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan bergantung pada pribadi masing-masing karyawan (Sutrisno,
2009:82).
Faktor-faktor yang memberikan
kepuasan menurut Blum (1956) dalam As'ad (1999) adalah:
- Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan;
- Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan bereaksi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan;
- Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju.
Ada
dua faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri
pegawai dan faktor pekerjaannya (Mangkunegara, 2009:120).
- Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja.
- Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah (Sutrisno, 2009: 82-84):
- Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
- Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
- Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
- Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
- Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover.
- Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.
- Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan tempat parkir.
- Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja.
- Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
- Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas.
Daftar
Pustaka
Koesmono,
Teman. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Dan Kepuasan Kerja Serta
Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di
Jawa Timur. dalam http.ced.petra.ac.id/index.php/man/article/view/16362 (diakses 27, April 2016: 03.00 pm)
Riadi,
Muchlisin. 2015. Pengertian dan Faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja. Dalam http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-kepuasan-kerja.html
(diakses 28 April 2016; 7:00 am)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.