Kompensasi adalah seluruh imbalan yang
diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi.
Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat ia bekerja.
Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat ia bekerja.
Perusahaan dalam memberikan kompensasi
kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan
membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi
kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan
yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain,
perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebainya.
Para karyawan mungkin akan
menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi yang
diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat,
maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih
baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut /
membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan
rahasia perusahaan / organisasi.
Tujuan dan Fungsi Kompensasi
Secara
umum kompensasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
- Memperoleh
Personalia Yang Qualified
Dalam penarikan karyawan, biasanya calon
pekerja yang memiliki kemampuan yang cakap dalam bekerja akan lebih tertarik
pada kompensasi yang lebih tinggi maka disinilah peran pengusaha untuk
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar tersebut.
Seain itu untuk karyawan yang sudah bekerja maka kompensasi tinggi akan
mendorong karyawan untuk bekerja lebi baik.
- Mempertahankan
Para Karyawan Yang Ada Sekarang
Apabila kita menginginkan kayawan baik
kita tidak keluar atau berpindah ke perusahaan lain maka tingkat kompensasi
harus dijaga agar tetap kompetitif
- Menjamin
Keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian
berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal
dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
- Menghargai
Perilaku Yang Diinginkan
Kompensasi seharusnya mendorong
perilaku-perilaku yang diinginkan untuk kemajuan perusahaan. Prestasi kerja
yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku
lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi yang efektif.
- Mengendalikan
Biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional
membantu organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya
pada tingkat yang layak untuk bekerja,
Tanpa struktur pengupahan dan penggajian sistematik organisasi dapat
membayar kurang (underpay) atau lebih (overpay) kepada para karyawannya.
- Memenuhi
Peraturan-peraturan Legal
Administrasi kompensasi diharapkan
memenuhi batasan-batasan legal Negara seperti peraturan UU tentang
ketenagakerjaan yaitu UU no. 13 tahun 2003.
Sejalan
dengan hal tersebut, Martoyo (1994) berpendapat bahwa tujuan kompensasi adalah:
- Pemenuhan
kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security bagi
karyawan.
- Mendorong
agar karyawan lebih baik dan lebih giat.
- Menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami kemajuan.
- Menunjukkan
penghargaan dan perlakuan adil organisasi terhadap karyawannya (adanya
keseimbangan antara input yang diberikan karyawan terhadap perusahaan dan
output atau besarnya imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan).
Dari
tujuan-tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa antara tujuan umum dan tujuan
menurut Martoyo, memiliki beberapa kesamaan seperti mencitakan karyawan yang
lebih baik dan menunjukkan perlakuan yang adil.
Martoyo
(1994) juga berpendapat bahwa kompensasi memiliki fungsi yang cukup penting di
dalam memperlancar jalannya roda organisasi/perusahaan yaitu:
- Penggunaan
SDM secara lebih efisien dan lebih efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang
karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat
maksimal dari karyawan yang bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat
ditentukan oleh tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang
bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang tinggi berarti
semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang
berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang
tidak perlu (yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektifitasnya kerja).
Dengan demikian pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara
lebih efisien dan lebih efektif
- Mendorong
stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sistem pemberian kompensasi yang baik
secara langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung
ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya
pemberian kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di kalangan
karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan ini akan
menimbulkan kerawanan ekonomi.
Penentuan Kompensasi
Penentuan
besarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleh factor-faktor di bawah ini
yaitu:
- Harga/
Nilai Pekerjaan
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan
merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya kompensasi
yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaain harga pekerja dapat dilakukan
dengan dua cara, sebagai berikut:
a. Melakukan
analisis jabatan/pekerjaan ini akan berkaitan dengan jenis keahlian yang
dibutuhkan, tingkat kompleksitas pekerjaan, resiko pekerjaan,
perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dari informasi
tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan.
b. Melakukan
survei “harga” pekerjaan sejenis pada organisasi lain.
Harga pekerjaan pada beberapa organisasi
dapat dijadikan sebagai patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus
sebagai ukuran kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih
rendah dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu
menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified . Sebaliknya bila harga
pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi
tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified.
- Sistem
kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa
digunakan adalah :
a. Sistem
Prestasi
Pengupahan dengan cara ini mengaitkan
secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh
karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada
sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini
dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini
dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif. Cara
ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan
berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil/prestasi : per potong, per
meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
b. Sistem
Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan
standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh
lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara
ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan
prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah:
·
Tidak membedakan usia,
pengalaman, dan kemampuan karyawan.
·
Membutuhkan pengawasan
yang ketat agar karyawan sungguh-sungguh bekerja.
·
Kurang mengakui adanya
prestasi kerja karyawan.
Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah:
·
Dapat mencegah hal- hal
yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang
kurang sehat.
·
Menjamin kepastian
penerimaan upah secara periodik.
·
Tidak memandang rendah
karyawan yang cukup lanjut usia.
c. Sistem
Kontrak/Borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem
kontrak/borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian
pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan
mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan
perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian
pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap
merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan/atau jenis pekerjaan yang
tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kompensasi
- Faktor
Intern Organisasi
Faktor intern organisasi yang
mempengaruhi besarnya kompensasi adalah:
·
Dana Organisasi
Terhimpunnya dana tentunya sebagai
akibat prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Maka Makin
besarnya prestasi kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan.
Besarnya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi,
maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
·
Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat
pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam
suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di
dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan
perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.
- Faktor
Pribadi Karyawan
a. Produktivitas
kerja
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh
prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam
penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan
jabatan yang sama mendapatkan kompensasi yang berbeda. Pemberian kompensasi ini
dimaksud untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Posisi
dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi
pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam
organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki
organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi,
semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang
diterimanya.
c. Pendidikan
dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan
dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi
akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang pengalaman
dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini merupakan
wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini
juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis
dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja
di lapangan berbeda dengan pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga
kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan
adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan
pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini selain karena
pertimbangan profesionalisme pegawai juga karena besarnya resiko dan tanggung
jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, kebanyakan
organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya mendapatkan
kompensasi antara 2-3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor.
Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
- Faktor
Ekstern
a. Penawaran
dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas,
kondisi dimana penawaran ( supply ) tenaga kerja ebih dari permintaan ( demand
) akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi
pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara
penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya
nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon
pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah
tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi
sedikit banyak menjadi terabaikan.
b. Biaya
hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji
harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup ( cost of living). Yang dimaksud
biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang
diberikan harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika kompensasi
yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah
proses pemiskinan bangsa.
c. Kebijaksanaan
Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah
berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam
kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam
kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan
tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga
dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
d. Kondisi
Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di
negara-negara maju jauh lebih besar dari yang diterima negara-negara berkembang
dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh
organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian
negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.
Sumber:
http://duniaiptek.com/kompensasi-dalam-manajemen-sumber-daya-manusia/
https://adisujai.wordpress.com/2010/08/29/fungsi-dan-tujuan-pemberian-kompensasi/
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-dan-tujuan-kompensasi.html?m=1
https://communicationista.wordpress.com/category/manajemen-sumber-daya-manusia/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-kompensasi-jenis-macam-kompensasi-sdm-upah-gaji-insentif-tunjangan-dsb.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.