Oleh : Sylvia Della
A. Latar Belakang
Talenta adalah unsur terbesar yang membentuk kekuatan SDM, unsur lainnya adalah pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) 11 yang dapat diperoleh melalui proses pengembangan SDM. Dalam kamus bahasa Indonesia, talenta adalah kecerdasan bawan sejak lahir.
Sedangkan talenta dalam konteks karyawan berbakat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang meliputi kelebihan fundamental, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kecerdasan, pengambilan keputusan, sikap, karakter, dorongan, serta kemampuan untuk belajar dan berkembang. (Michael, et al. 2001) Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian talenta management. Buckingham dan Clifton (2001) yang dikutip oleh Piansoongnern (2010) menyatakan bahwa talenta adalah sesuatu yang bersifat alamiah yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan keterampilan dan pengetahuan merupakan sesuatu yang bisa diperoleh dari luar. Sehingga ketika bakat yang sudah dimiliki seseorang ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, hal itu akan menjadi kekuatan bagi diri seseorang. Talenta yang dimiliki adalah modal untuk memperoleh keterampilan. Seseorang yang memiliki talenta memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahanperubahan yang akan terjadi di masa kini dan mendatang (Morton, 2004). Tansley, et al (2006) juga menyatakan bahwa talenta dapat dianggap sebagai kombinasi kompleks dari keterampilan karyawan, aspek kognitif serta potensi atau keunggulan dari dalam dirinya. Manajemen talenta menempatkan pegawai yang memiliki kinerja tinggi pada posisi kunci organisasi. Lewis dan Heckman (2006) mendifinisikan manajemen talenta sebagai sebuah proses secara keseluruhan mulai dari rekrutmen, penempatan, sampai pengembangan dan perencanaan untuk suksesi pegawai. Royani (2007) yang dikutip oleh Musthafa (2008) menjelaskan talenta adalah alat yang dianugerahkan Tuhan kepada semua manusia untuk menjadi hebat (berprestasi atau berkinerja tinggi). Sebagai suatu alat, talentadiibaratkan sebuah kampak yang sudah ada bagian yang mudah diasah atau ditajamkan dan ada bagian lain yang sulit bahkan tidak bisa ditajamkan. Jika yang diasah adalah bagian yang memang didesain 12untuk ditajamkan maka usahanya akan berhasil dengan baik dan lebih cepat.
Talenta adalah unsur terbesar yang membentuk kekuatan SDM, unsur lainnya adalah pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) 11 yang dapat diperoleh melalui proses pengembangan SDM. Dalam kamus bahasa Indonesia, talenta adalah kecerdasan bawan sejak lahir.
Sedangkan talenta dalam konteks karyawan berbakat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang meliputi kelebihan fundamental, keterampilan, pengetahuan, pengalaman, kecerdasan, pengambilan keputusan, sikap, karakter, dorongan, serta kemampuan untuk belajar dan berkembang. (Michael, et al. 2001) Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian talenta management. Buckingham dan Clifton (2001) yang dikutip oleh Piansoongnern (2010) menyatakan bahwa talenta adalah sesuatu yang bersifat alamiah yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan keterampilan dan pengetahuan merupakan sesuatu yang bisa diperoleh dari luar. Sehingga ketika bakat yang sudah dimiliki seseorang ditunjang dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, hal itu akan menjadi kekuatan bagi diri seseorang. Talenta yang dimiliki adalah modal untuk memperoleh keterampilan. Seseorang yang memiliki talenta memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahanperubahan yang akan terjadi di masa kini dan mendatang (Morton, 2004). Tansley, et al (2006) juga menyatakan bahwa talenta dapat dianggap sebagai kombinasi kompleks dari keterampilan karyawan, aspek kognitif serta potensi atau keunggulan dari dalam dirinya. Manajemen talenta menempatkan pegawai yang memiliki kinerja tinggi pada posisi kunci organisasi. Lewis dan Heckman (2006) mendifinisikan manajemen talenta sebagai sebuah proses secara keseluruhan mulai dari rekrutmen, penempatan, sampai pengembangan dan perencanaan untuk suksesi pegawai. Royani (2007) yang dikutip oleh Musthafa (2008) menjelaskan talenta adalah alat yang dianugerahkan Tuhan kepada semua manusia untuk menjadi hebat (berprestasi atau berkinerja tinggi). Sebagai suatu alat, talentadiibaratkan sebuah kampak yang sudah ada bagian yang mudah diasah atau ditajamkan dan ada bagian lain yang sulit bahkan tidak bisa ditajamkan. Jika yang diasah adalah bagian yang memang didesain 12untuk ditajamkan maka usahanya akan berhasil dengan baik dan lebih cepat.
B. Tujuan Talenta Management
Menurut
Smilansky (2008) tujuan dari manajemen talenta adalah:
1. Untuk mengembangkan tim unggulan yang
terbaik dalam kondisi bisnis yang penuh persaingan.
2. Untuk memperoleh calon pengganti untuk
posisi kunci eksekutif.
3. Untuk memungkinkan adanya saling pengisian antareksekutif dari berbagai latar
belakang fungsional, geografis, dan bisnis, sehingga dapat mengembangkan
inovasi dan memanfaatkan sebaik mungkin sumber daya internal yang ada dalam
perusahaan.
4. Untuk mengembangkan peluang-peluang karir
yang diperlukan, yang dapat mempertahankan dan menarik eksekutif terbaik.
5. Untuk membangun budaya yang mampu
mendorong eksekutif terbaik menunjukkan kinerjanya di puncak potensinya.
6. Untuk memastikan adanya peluang-peluang
bagi karyawan yang paling bertalenta untuk dapat meningkat dengan cepat dari
tingkat bawah perusahaan menuju tingkat atas.
7. Agar dapat mempromosikan adanya keragaman
eksekutif (berdasarkan jenis kelamin, latar
belakang etnis, dan usia) dalam posisi kunci, yang mencerminkan
karakteristik pelanggan dan kelompok talenta yang luas.
8. Untuk dapat menyusun proses asesmen
karyawan berpotensi yang hasilnya melebihi perspektif manajer karyawan
tersebut.
9. Untuk membangun rasa memiliki perlunya
karyawan bertalenta baik, membuka peluang yang tidak terbatas bagi karyawan yang istimewa, dan
mengembangkan karyawan untuk kepentingan perusahaan. Dengan ragam tujuan
pelaksanaan manajemen talenta, kunci
dari manajemen talenta adalah upaya untuk memahami bagaimana manajemen talenta
cocok dan selaras dengan keseluruhan upaya serta 13 fungsi SDM untuk
meningkatkan kinerja perusahaan ataupun organisasi.
C. Pengembangan Talenta
Pengembangan talenta
dilakukan dengan mengkondisikan para talenta untuk beraktifitas atau melakukan
pekerjaan yang sesuai talentanya serta tetap menyesuaikan dengan kompetensi
yang dibutuhkan. Proses pengembangan para talenta dilaksanakan berdasarkan hasil pemetaan
potensi dan performa pegawai. Tujuan dari pengembangan para talenta adalah mengembangkan potensi para talenta menjadi kekuatan melalui peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan talenta-nya sehingga menjadi
kompetensi yang unggul. Pengembangan terhadap para talenta dimaksudkan untuk
sampai pada jenjang jabatan yang tertinggi sehingga pengembangannya berlangsung
secara terus-menerus termasuk setelah talenta memangku jabatan yang lebih
tinggi. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk pengembangan para talenta, antara lain: Pendidikan dan pelatihan, job enlargement dan job enrichment, penugasan yang berbobot,
mentoring, coaching dan counseling (Davis, 2007).
D. Kelompok Talenta (Talenta Pools)
Proses rencana
suksesi yang normal, setiap jabatan eksekutif memiliki daftar pengganti yang
telah ditentukan. Selain itu, terdapat proses tahunan yang memastikan nama-nama
terus diperbarui. Tingkat perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini menyebabkan
cepatnya perubahan struktur organisasi di dalam perusahaan. Kelompok talenta merupakan sekelompok individu dengan rentang
kapabilitas pada tingkatan tertentu. Mereka dinilai memiliki hal-hal yang
diperlukan untuk berpindah ke dalam rentang posisi pada tingkatan berikutnya.
Umumnya, perusahaan perlu mengembangkan tiga kelompok talenta yang berbeda.
Pertama, kelompok talenta yang terdiri dari caloncalon eksekutif yang akan
ditempatkan sebagai bagian dari kelompok teratas di dalam perusahaan. Biasanya
mereka terdiri dari eksekutif 14 yang menangani divisi atau unit kerja yang besar dan memimpin beberapa
fungsi. Kelompok talenta yang kedua
terdiri dari calon-calon untuk posisi eksekutif senior pada posisi penting
(Kepala Divisi yang lebih kecil ruang lingkupnya, unit-unit bisnis dari CEO,
kepala unit fungsi di bawah divisi, dan sebagainya). Kelompok talenta yang ketiga lebih merupakan
suatu investasi jangka panjang. Didalamnya termasuk manajer menengah yang
diharapkan memiliki potensi dalam kurun 5 sampai 10 tahun ke depan mencapai
tingkat eksekutif senior tertinggi. Walaupun jumlah populasi didalam cukup
besar dan mencapai beberapa ribu orang, namun kelompok talenta itu tidak lebih
dari seratus calon (Smilansky, 2008).
E. Penetapan Talenta Pada Jabatan
Talenta yang
telah memenuhi syarat akan ditetapkan untuk memangku jabatan yang lebih tinggi.
Untuk mendukung hal tersebut diperlukan adanya jalur karir yang jelas dan baik sehingga proses penetapan talenta
pada jabatan yang lebih tinggi dapat berlangsung secara tertib. Penetapan
tersebut merupakan reward bagi para talenta,
sementara itu bagi perusahaan merupakan saat untuk memperoleh hasil dari
investasi yang ditanamkan pada program talenta management. Elgar (2008) yang
dikutip oleh Vaiman & Vance
menyebutkan bahwa dalam penetapan jabatan terdapat employee flows atau arus pemilihan pegawai
dalam sebuah organisasi. Pertama, pegawai dapat diperoleh melalui pemilihan
secara langsung setelah proses perekrutan untuk ditempatkan. Kedua, terdapat pergerakan
secara vertikal (vertical movement), horizontal (horizontal movement), dan
diagonal (diagonally movement) dalam
internal organisasi itu sendiri.
Vertical movement terdiri dari promosi ke level top management (upward),
dan penurunan pangkat (downword). Horizontal movement terdiri dari penempatan
jabatan pada posisi yang setara dalam departemen yang sama. Sedangkan
diagonally movementmeliputi perubahan jabatan satu menempati jabatan lainya.
Misalnya, 15 dari bagian pengembangan pegawai menempati jabatan menjadi manajer
lini dalam sebuah organisasi. Setelah itu, para pegawai pada akhirnya akan
merasa puas serta dapat meninggalkan pekerjaannya dengan perasaan tenang tanpa
ganjalan.
Mengembangkan
Kapabilitas Eksekutif
Permasalahan
yang dihadapi dalam banyak proses manajemen talenta adalah bahwa sebagian besar
upaya dihabiskan untuk kegiatan perencanaan dan perdebatan diantara para
eksekutif senior. Sedikit sekali waktu dan sumber daya yang benar-benar
dimanfaatkan secara proporsional untuk mengembangkan talenta setelah mereka
teridentifikasi. Banyak perusahaan besar mengirim eksekutif berpotensi tinggi
ke program-program pengembangan yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah
bisnis terkemuka. Program-program yang dalam banyak kasus berkontribusi bagi
pengembangan peserta program cenderung menjadi investasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan individu eksekutif yang ada dan tidak menyediakan proses yang
sistematis untuk mengembangkan kapabilitas eksekutif sesuai tuntutan zaman
(Smilansky, 2008). Beberapa kemungkinan masukan atau peluang pengembangan bagi
perusahaan yang dapat digunakan untuk membangung kapabilitas para eksekutif
yang berpotensi tinggi adalah: Lateral Vertical diagonal Exits,New Hires,
Contingent employees, Rehires
1. Memberikan Pemahaman
(insight)
Akuisisi
kompetensi manajerial tergantung pada beberapa kapabilitas dasar yang
diterjemahkan ke dalam akuisisi tingkat kompetensi baru melalui pemahaman
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang serta kemampuan belajarnya. Dengan
memfokuskan pada pemahaman yang dapat diberikan melalui bimbingan secara
teknis, hal ini memungkinkan eksekutif yang berpotensi tinggi memperoleh kesempatan untuk berkembang. Pemahaman adalah
proses individu dimana seorang eksekutif, melalui serangkaian pertemuan dengan
pembimbing eksternal atau ahli psikologi industri, meresapi apa yang perlu ia
lakukan untuk memahami kekuatannya dan membangun kekuatan tersebut agar mereka
bisa menjadi istimewa dalam bidang-bidangnya.
2. Coaching dan
Mentoring
Pembinaan atau
coaching merupakan bentuk masukan yang paling lazim bagi eksekutif senior
dan bagi eksekutif yang berpotensi
tinggi dalam kelompok talenta. Coaching
karyawan-karyawan kunci menunjukkan tren yang meningkat. Menurut Larson dan
Richburg yang dikutip oleh Berger (2008) bahwa walaupun fokus pembinaan adalah
individu, tetapi keberhasilan implementasinya bukan hanya dipetik oleh
individu, namun juga oleh organisasi. Manfaat ini dapat berupa kemampuan untuk
mempertahankan talenta yang diperlukan, peningkatan produktivitas, pengembangan
karyawan yang berpotensi tinggi, peningkatan kepuasan karyawan, dan kemampuan
mencapai sasaran organisasi. Selain
pembinaan eksternal, perusahaan yang telah maju menginvestasikan banyak waktu
dan sumber daya untuk manajemen talenta, menggunakan mentor internal agar para
eksekutif di perusahaan berperan membantu eksekutif lainnya dan membantu mereka
untuk berkembang.
3. Action
Learning
Beberapa forum
strategis membentuk pembelajaran dengan kegiatan langsung (action learning),
dimana para individu melakukan pertemuan secara periodik, dan diantara
pertemuan itu mereka diharapkan bekerja dalam tim kecil untuk membahas usulan
tertentu atau menguji ide-ide awal.
4. Penugasan
Singkat
Penugasan
(assignment) ringkas memiliki keuntungan yaitu individu dalam beberapa bulan
dapat memahami isu-isu yang ada di berbagai unit kerja di dalam perusahaan,
memperoleh keahlian yang akan memperluas wawasannya, serta mengembangkan
kesadaran yang lebih luas. Menurut Handoko (2001) penempatan karyawan pada posisi
manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang telah
ditetapkan, karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalahmasalah organisasional.
Referensi :
1. Palan, R. (2007). Competency Management Teknik
Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi Untuk Meningkatkan Daya
Saing Organisasi. Jakarta: PPM
2. Rachmawati,
M. 2015. Journal Review : Strategi Untuk Menerapkan Talent Management
(Manajemen Talenta) Dalam Perusahaan. Jurnal ilmiah Among Makarti. Vol 7, No.
14 (2014) diunduh tanggal 31 mei 2106 http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=297487
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.