ABSTRAK
Pemodelan (
" pemodelan " dalam bahasa Inggris Amerika ) dianggap berbeda dari
jenis lain dari kinerja publik , seperti akting atau menari . Meskipun
perbedaan antara pemodelan dan berkinerja tidak selalu jelas, muncul dalam
sebuah film atau bermain umumnya tidak dianggap " pemodelan " .
KATA KUNCI : Rekrutmen, model,modeling,SDM .
ABSTRACT
Human
resources (HR) is the basic capital in the process of national development.
Therefore, the quality of human resources continue to be developed and directed
in order to achieve the expected goals. Recruitment is a series of activities
to achieve and lure job applicants with motivation, abilities, skills and
knowledge necessary to cover the deficiencies identified in the planning of
personnel while the selection is the process of selecting from a group of
applicants or people - people who are eligible for the position provided by
conditions that exist at present carried out by the company. A model,
(from Middle French modelle),[1]
is a person with a role
either to promote, display, or advertise
commercial products (notably fashion clothing) or
to serve as a visual aide for people who are creating works of
art or to pose for photography.
Modelling ("modeling" in American English)
is considered to be different from other types of public performance,
such as acting or dancing. Although the difference between modelling and
performing is not always clear, appearing in a film or a play is not generally
considered to be "modelling".
KEYWORDS : Recruitment , model, modeling , HR .
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses
pembangunan nasional. Oleh karena itu maka kualitas sumber daya manusia
senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya mencapai tujuan yang
diharapkan. Kini persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat,
dimana lapangan kerja yang tersedia semakin sedikit dan proses perekrutan dan
seleksi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan semakin ketat sehingga
kesempatan orang untuk memperoleh pekerjaan semakin sulit . dan proses
rekrutmen tersebut sangatlah kompleks, memakan waktu yang lama. Biaya yang
tidak sedikit dan sangat terbuka untuk melakukan kesalahan dalam menentukan
orang yang tepat. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon
untuk kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia organisasi dan perusahaan. Dalam
tahapan ini diperlukan analisisi jabatan yang ada untuk membuat deskripsi
pekerjaan atau job description dan juga spesifikasi pekerjaan atau job
specification.
Selain itu, rekruitmen juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan
SDM (karyawan) berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam
suatu perusahaan. Untuk menemukan kebutuhan karyawan, perusahaan dapat
melakukan ekspansi besar – besaran untuk menarik pelamar lebih banyak
pelamar, dan dalam hal ini para recruiter beerfungsi sebagai mediasi yang
menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat pencari kerja yang dapat
diminta ke sekolah- sekolah atau pun agen pelatihan masyarakat sebagai upaya
untuk mendapatkan pelamar sebanyak – banyaknya.
Dengan demikian, untuk menemukan kebutuhan karyawan dapat
dengan cara memperbesar program ekspansinya untuk menarik lebih banyak pelamar.
Di sini, para recruiter menjadi wakil penghubung perusahaan dengan
masyarakat pencari kerja yang dapat diminta ke sekolah – sekolah ataupun agen
pelatihan masyarakat sebagai upaya untuk mendapatkan pelamar sebanyak –
banyaknya. Setelah perencanaan SDM ditetapkan, maka kemudian dipikirkan
beberapa cara alternatif rekrutmen. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan secara hati – hati sebagai alternatif sebelum memutuskan
rekrutmen. Alternatif terhadap rekrutmen antara lain, adalah overtime,
subcontracting, temporary employees, dan employee leasing. Tujuan rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:
v Untuk memikat
sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang
lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang
dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
v Tujuan
pascapengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan
pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai
jangka waktu yang masuk akal.
v Meningkatkan
citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal mempunyai kesan-kesan
positif terhadap organisasi atau perusahaan.
Sumber-sumber rekrutmen adalah pelamar langsung, lamaran
tertulis, lamaran berdasarkan informasi, orang lain, jalur iklan, perusahaan
penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari tenaga kerja profesional, lembaga
pendidikan, organisasi profesi, serikat pekerja, dan melalui balai latihan
kerja milik pemerintah.
Teknik Rekrutmen sentralisasi
Rekrutmen yang dipusatkan akan lebih sering dipakai
karena lebih efisien dari segi biaya. Dalam penerapannya yang tepat mengenai
kebutuhan pembayaran baru tidak mudah karena beberapa hal, yaitu:
v krisis politik
atau pemotongan anggaran yang dapat secara drastis mempengaruhi
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen dan kerenanya berpengaruh terhadap kualitas
daripada perkiraan.
v para
manager cenderung memperkirakan terlalu tinggi jumlah pekerja yang mereka
butuhkan, hanya karena menurut pandangan mereka lebih baik mempunyai banyak
pelamar daripada terlalu sedikit. Hal ini tentu bertentangan dengan keinginan
dari instansi-instansi yang menangani manajemen sumber daya manusia di tingkat
pusat untuk mengurangi biaya seleksi dengan cara mengurangi biaya seleksi
dengan cara mengurangi jumlah pelamar pada jumlah minimum yang dibutuhkan untuk
menjamin bahwa semua posisi yang tersedia diisi oleh pelamar-pelamar yang
memang benar-benar berkualitas.
v posisi–posisi
yang spesial membutuhkan sejumlah besar pelamar karena suatu presentase yang
tinggi dari para pelamar mungkin ditolak oleh instansi yang menyeleksi karena
tidak memenui persyaratan spesialisasi dari posisi tersebut, walaupun mereka
memenuhi persyaratan masuk yang umum.
b)
Teknik Rekrutmen desentralisasi
Rekrutmen didesentralisasikan terjadi pada
instansi-instansi yang relatif kecil karena kebutuhan rekrutmen terbatas.
Rekrutmen didesentralisasikan selalu dipakai untuk posisi khas
professional, ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi tertentu.
Penggunaan teknik rekrutmen didesentralisasikan lebih efektif jika
permintaan akan pekerjaan-pekerjaan pemerintah meningkat, tetapi lowongannya
terbatas.
Instansi-instansi
secara mandiri biasanya memilih rekrutmen didesentralisasikan karena mereka
akan secara langsung mengendalikan proses rekrutmennya, tetapi cara ini
memiliki kelemahan yaitu para pimpinan tingkat pusat akan kehilangan kendali
mengenai apakah proses rekrutmen itu dijalankan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan apakah memperhatikan nilai yang hendak diutamakan.
Beberapa
instansi menggunakan kombinasi kedua jenis teknik rekrutmen, baik yang
disentralisasikan maupun didesentralisasikan. Berarti pengendaliannya menjadi
lebih ketat dan pada waktu yang bersamaan akan memberikan kesempatan kepada
instansi-instansi kesempatan melakukan rekrutmen yang lebih tepat waktu dan lebih
fleksibel.
Kendala-kendala
yang biasa dihadapi dalam hal merekrut pegawai/karyawan yang akan ditempatkan
dalam sebuah organisasi/perusahaan antara lain bersumber dari organisasi yang
bersangkutan, kebiasaan pencari tenaga kerja, dan faktor eksternal dari
lingkungan.
a)
Faktor-Faktor Organisasi
Dapat dipastikan bahwa berbagai kebijaksanaan yang
ditetapkan dan diberlakukan dalam suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi
yang bersangkutan semakin mampu mencapai sasarannya. Yang terpenting ialah
bahwa mungkin saja berbagai kebijaksanaan tersebut membatasi ruang gerak para
pencari kerja baru. Berikut ini akan dibahas beberapa kebijaksanaan yang
mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen.
v Kebijakan
promosi dari dalam
v Jika dalam
suatu organisasi dianut kebijaksanaan bahwa dalam hal terjadinya lowongan,
lowongan itu diisi oleh pekerja yang sudah menjadi karyawan organisasi. Maka
ada beberapa hal yang menjadi kelemahannya, yaitu: a). kesulitan untuk
memperoleh tenaga baru dengan pandangan baru, pendekatan keahlian dan
ketrampilan yang baru, b). para pekerja bisa cepat merasa puas diri karena
mengetahui bahwa asal saja mereka bekerja sedemikian rupa sehingga prestasi
kerjanya dipandang memenuhi syarat, c). terciptanya para pekerja yang
berpandangan minimalis.
v Kebijaksanaan tentang imbalan
Setiap
organisasi tentunya mempunyai kebijaksanaan tentang upah dan gaji yang
diberikan kepada para karyawan sebagai imbalan atas waktu, tenaga, keahlian, dan
ketrampilan serta jasa-jasa lainya yang mereka berikan pada organisasi. Dalam
merumuskan kebijakan organisasi tentang sistem imbalan bagi para karyawannya,
sedikitnya ada empat hal yang bisa dipertimbangkan.
Pertama, kebijakan harus pada kepentingan para anggota
organisasi yang dalam hal ini tercemin dalam kesepakatan antara serikat
pekerja/karyawan dengan manajemen. Kedua, kebijakan harus sesuai dengan
kemampuan organisasi yang bersangkutan dalam memberikan imbalan pada tingkat
tertentu kepada karyawannya. Ketiga, kebijakan harus menaati berbagai
macam peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang ketenagakerjaan. Keempat,
kebijakan juga harus mempertimbangkan lokasi dimana organisasi atau perusahaan
itu berada.
v Kebijaksanaan
tentang status kepegawaian
Yang dimaksud
dengan kebijaksanaan tentang status kepegawaian ialah ketentuan tentang apakah
para pegawai harus bekerja penuh bagi organisasi ataukah dimungkinkan bekerja
separuh waktu. Jika status kepegawaian adalah pegawai purna waktu, berarti
organisasi tidak akan merekrut pegawai separuh waktu dan juga tidak akan
membenarkan karyawan bekerja ditempat lain, meskipun pada waktu senggangnya.
Mudah
membayangkan bahwa kebijaksanaan seperti ini membatasi ruang gerak pencari
kerja karena dengan kebijaksanaan seperti itu pelamar yang mereka cari hanyalah
para calon yang bersedia secara purna waktu bagi organisasi yang hendak
mempekerjakannya.
v Rencana sumber
daya manusia
Suatu rencana
sumber daya manusia biasanya memberi petunjuk tentang lowongan yang bagaimana
sifatnya yang diisi melalui promosi dari dalam dan lowongan yang bagaimana akan
diisi melalui rekrutmen tenaga kerja dari luar. Rencana demikian pun sudah
tentu membatasi langkah dan tindakan yang mungkin ditempuh oleh para pencari
tenaga kerja karena bagaimana pun juga apa yang telah ditetapkan dalam rencana
harus dipatuhinya.
b)
Faktor-Faktor Eksternal
Dalam mengelola organisasi, faktor eksternal atau
lingkungan harus terus mendapat perhatian. Hal itu pun berlaku juga dalam hal
merekrut tenaga kerja baru. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang perlu
diperhatikan dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut:
v Tingkat
pengangguran. Dalam hal tingkat pengangguran tinggi, para pencari tenaga kerja
dapat bertindak lebih selektif karena banyaknya pencari pekerjaan yang melamar.
Sebaliknya dalam situasi tingkat pengangguran rendah, pencari kerja tidak
terlaru sukar dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalamannya.
v Kedudukan
organisasi pencari tenaga kerja. Dalam posisi organisasi dibandingkan dengan
organisasi lain yang bergerak dalam kegiatan sejenis digolongkan pada tiga
keadaan, yaitu: lebih kuat, relatif sama atau lebih lemah.
v Langka tidaknya
keahlian atau keterampilan tertentu. Dalam kehidupan organisasional yang
semakin kompleks, semakin beraneka ragam keahlian dan keterampilan yang
diperlukan. Di pasaran kerja, tersedia tidaknya orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan tertentu itu bukanlah hal yang konstan. Artinya, mungkin saja
terjadi bahwa pada suatu saat akan terjadi kelangkaan orang yang memiliki
keahlian dan keterampilan tertentu.
v Proyeksi
angkatan kerja pada umummya. Hal ini berkaitan erat dengan berbagai faktor
demografi, seperti laju pertumbuhan penduduk, komposisi penduduk dilihat dari
jenis kelamin, apakah lebih banyak pria dibandingkan wanita atau sebaliknya,
jumlah dan jenis luaran lembaga-lembaga pendidikan, prosentase penduduk yang
termasuk kategori angkatan kerja dan lain sebagainya. Dari proyeksi tersebut
para pencari tenaga kerja akan dapat memperkirakan apakah jumlah pelamar akan
banyak atau tidak dan dengan kualifikasi yang bagaimana akan dilakukan
perekrutan.
v Peraturan
perundan-undangan di bidang ketenagakerjaan. Peraturan merupakan faktor
eksternal yang harus diperhitungkan dan ditaati. Misalnya, ketentuan mengenai
upah minimum, upah lembur, ketentuan mempekerjakan wanita dalam prosentase
tertentu, larangan mempekerjakan wanita di malam hari, hak cuti pegawai, dan
lain sebagainya.
v Praktek
rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain. Teori manejemen sumber daya manusia
menekankan pentingya pengelolaan sumber daya manusia yang diselenggarakan
berdasarkan norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
v Tuntunan tugas
yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru. Misalnya, tidak akan ada
yang menyangga bahwa mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman biasanya
lebih sukar dibandingkan dengan usaha mencari tenaga kerja yang baru saja
menyelesaikan pendidikan formalnya.
PERMASALAHAN
Pemodelan sebagai profesi pertama kali didirikan pada tahun 1853 oleh Charles Frederick Worth, "bapak haute couture", ketika ia meminta istrinya, Marie Vernet Worth, model pakaian yang ia dirancang. Istilah "model rumah "diciptakan untuk menggambarkan jenis pekerjaan. Akhirnya, ini menjadi praktik umum bagi rumah mode Paris. Tidak ada persyaratan pengukuran fisik standar untuk model, dan kebanyakan desainer akan menggunakan wanita dari berbagai ukuran untuk menunjukkan variasi dalam desain mereka.
Dengan perkembangan fotografi fashion, profesi modeling diperluas untuk pemodelan foto. Model tetap cukup anonim, dan relatif kurang dibayar, sampai akhir 1950-an. Salah satu model yang terkenal pertama adalah Lisa Fonssagrives, yang sangat populer di tahun 1930-an. Fonssagrives muncul di lebih dari 200 Vogue mencakup, dan pengakuan namanya menyebabkan pentingnya Vogue dalam membentuk karir model fashion. Pada tahun 1946, Ford Models didirikan oleh Eileen dan Gerard Ford di New York; itu adalah salah satu agen model yang tertua di dunia. Salah satu model yang paling populer selama tahun 1940-an adalah Jinx Falkenburg yang dibayar $ 25 per jam, jumlah besar pada saat itu.Selama tahun 1940-an dan 1950-an, Wilhelmina Cooper, Jean Patchett, Dovima, Dorian Leigh, Suzy Parker, Evelyn Tripp, Carmen Dell'Orefice, dan Lisa Fonssagrives didominasi fashion. Dorothea Gereja adalah salah satu model kulit hitam pertama di industri untuk mendapatkan ketenaran di Paris. Namun, model ini tidak dikenal di luar komunitas fashion. Dibandingkan dengan model saat ini, model dari tahun 1950-an lebih menggairahkan. pengukuran Wilhelmina Cooper adalah 38 "-24" -36 "sedangkan pengukuran Chanel Iman adalah 32" -23 "-33".
Tahun 1960-an dan awal industri
Pada tahun 1960, dunia modeling mulai membangun agen model. Seluruh Eropa, layanan sekretaris bertindak sebagai agen model 'pengisian mereka tarif mingguan untuk pesan dan pemesanan mereka. Untuk sebagian besar, model bertanggung jawab untuk penagihan mereka sendiri. Di Jerman, agen tidak diizinkan untuk bekerja untuk persentase dari pendapatan seseorang, sehingga disebut dirinya sebagai sekretaris. Dengan pengecualian dari beberapa model bepergian ke Paris atau New York, bepergian relatif keterlaluan untuk model. Kebanyakan model hanya bekerja di satu pasar karena undang-undang tenaga kerja yang berbeda yang mengatur modeling di berbagai negara. Pada tahun 1960, Italia memiliki banyak rumah mode dan majalah fashion tapi membutuhkan model. lembaga Italia akan sering memaksa model untuk kembali ke Italia tanpa visa kerja dengan menahan gaji mereka. Mereka juga akan membayar model mereka dalam bentuk tunai, yang model harus bersembunyi dari agen pabean. Itu tidak biasa untuk model tinggal di hotel seperti La Louisiana di Paris atau Arena di Milan untuk memiliki kamar hotel mereka digerebek polisi mencari visa kerja mereka. Ada rumor bahwa lembaga bersaing berada di balik serangan. Hal ini menyebabkan banyak lembaga untuk membentuk rantai di seluruh dunia; misalnya, Badan Marilyn memiliki cabang di Paris dan New York.
Pada 1960-an, London dianggap sebagai pasar terbaik di Eropa karena pendekatan yang lebih terorganisir dan inovatif untuk pemodelan. Ia selama periode ini bahwa model mulai menjadi nama rumah tangga. Model seperti: Jean Shrimpton, Joanna Lumley, Tania Mallet, Celia Hammond, Twiggy, Penelope Pohon, dan Pauline Batu mendominasi mode scene London dan dibayar dengan baik, tidak seperti para pendahulu mereka Twiggy menjadi Wajah '66 pada usia. 16. pada saat ini, model-badan tidak seketat tentang model mereka mewakili, meskipun itu jarang bagi mereka untuk menandatangani model pendek. Twiggy, yang berdiri di 5 kaki 6 inci (168 cm) dengan "bust 32 dan memiliki potongan rambut anak laki-laki, dikreditkan dengan mengubah cita-cita Model. Pada saat itu, wanita dia mendapatkan £ 80 jam ketika upah rata-rata adalah £ 15 seminggu. Pada tahun 1967 , tujuh dari agen model top di London membentuk Asosiasi London Model Agents. Pembentukan asosiasi ini membantu melegitimasi pemodelan dan mengubah industri fashion. Bahkan dengan sikap yang lebih profesional terhadap modeling , model masih diharapkan memiliki rambut dan makeup mereka dilakukan sebelum mereka tiba di pemotretan . Sementara itu, lembaga mengambil tanggung jawab untuk materi promosi model dan merek . Pada tahun yang sama , mantan model top Wilhelmina Cooper membuka lembaga fashion sendiri dengan suaminya disebut Wilhelmina Models . Pada tahun 1968 , FM Badan dan Model 1 didirikan dan mewakili model dengan cara yang sama bahwa lembaga lakukan hari ini . Pada akhir 1960-an , model diperlakukan lebih baik dan membuat upah yang lebih baik . Salah satu inovator , Ford Models , adalah instansi pertama untuk maju model uang yang mereka berutang dan akan sering membiarkan model remaja , yang tidak hidup secara lokal , untuk tinggal di rumah mereka , prekursor untuk model perumahan .
jenis pemodelan meliputi : fashion, glamour , kebugaran , bikini , seni rupa , tubuh - bagian , dan model cetak komersial . Model yang ditampilkan dalam berbagai format media termasuk : buku , majalah , film , koran , dan TV . model fashion kadang-kadang ditampilkan dalam film : ( Looker ) , reality show TV ( America Next Top Model , The Janice Dickinson Modeling Agency ) , dan video musik : ( , "Wicked permainan " , " Daughters " , dan " Freedom '90 ! " "Garis buram").
Selebriti , termasuk aktor , penyanyi , olahragawan dan bintang reality TV , sering mengambil kontrak modeling di samping pekerjaan rutin mereka .
Dalam dunia modelingp pada umumnya untuk dewasa persyaratan ada di tinggi badan. Untuk model catwalk dan model foto itu berbeda. Model catwalk harus memiliki tinggi 170cm untuk wanita dan 180cm untuk laki-laki. Sedangkan untuk model foto, tinggi badan tidak menjadi masalah. Kulit dan mata pun tidak menjadi persyaratan menjadi model. Biasanya harus memiliki syarat 4B, brain, beauty, behaviour, dan brave. Salah satunya syarat-syarat menjadi seorang model yaitu:
Fisik yang
memadai
Penuhilah
syarat standar untuk menjadi seorang model. Temukan kualitas fisik
terbaik yang nantinya akan menjadi image yang akan menentukan kualitas kamu
kelak.
Siapkan
mentalmu
Kematangan
mental kamu akan membuat kamu akan bersikap lebih dewasa. Untuk hal dipuji itu
sudah menjadi hal yang biasa, namun ketika masalah buruk menimpamu, barulah itu
hal yang luar biasa.
Totalitas
Kamu harus
memiliki totalitas untuk melakukan semua hal sehingga semuanya mendapatkan
hasil yang baik. Jika kamu sudah mengambil keputusan menjadi seorang model,
pelajarilah lingkungan kerja model dan tanggung jawabnya. Dan kamu harus
tau persiapan apa yang harus dimiliki setiap model, karena memang kamu mencari
penghasilan dari profesi itu. Jadi perdalamlah pengetahuan mu tentang dunia
model.
Selain itu ada beberapa hal juga yang harus diketahui oleh kamu ketika
memilih untuk berkarir didunia model.
Kerja Keras
Kalau ditanya kesan dunia mode itu seperti apa, kebanyakan mereka
mengatakan glamour dan seneng-seneng. Realitanya,
pengakuan dari beberapa model terkenal mengaku kalau mereka kerja keras,
“Kami kerja keras, dan Glamor itu pekerjaan kami karena model
dituntut seperti itu. Kalau enggak glamor, kami tidak profesional. Di panggung
kami tampak glamor karena make up dan lighting.”
Karakter & Mood
Ternyata karakter dan mood sangat mempengaruhi seorang model profesional
ketika ia berjalan diatas catwalk . “Model itu kan kayak manekin. Beda
baju, beda pula karakter dan mood-nya. Model harus bisa bawakan peran
berbeda-beda itu, dan Mood itu tergantung karakter
baju dan permintaan desainer.”
Penampilan
Hal ini sangat wajib, karena penampilan mencerminkan karakter seorang
model profesional. “Seorang model harus tahu kewajiban menjaga badan, muka,
dan rambut.”
Untuk bisa menjadi model profesional, kamu bisa
melihat tips dari para model seperti Ratih
Sanggarwati yang pernah punya pengalaman model internasional ditahun 1992-1997. Dalam buku yang ditulisnya, Ratih berbagi pengalaman menjadi pragawati profesional.
Ratih
Sanggarwati
(lahir di Ngawi, Jawa Timur,
8
Desember 1962;
umur 53 tahun) adalah seorang peragawati, model, pemain sinetron, pengusaha, penulis dari Indonesia.Kariernya bermula saat Ratih Sang masuk SMA 3 Madiun. Ia
mengikuti Lomba Pemilihan Putri Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah Gadis,
satu-satunya majalah remaja masa itu. Ratih Sang menjadi salah seorang dari 20
finalis ajang itu, bahkan terpilih sebagai Puteri Photogenic Lux 1980.
Prestasi tersebut membawanya ke Jakarta. Sayapnya semakin mengembang setelah ia berhasil
terpilih sebagai None Jakarta 1983. Karier Ratih Sang mulai berkembang saat
dirinya mulai menggeluti dunia model. Postur tubuhnya yang menarik dan ideal,
172 cm dan 60 kg, membantunya menjadi bintang catwalk. Hal tersebut
bukan penunjang utama kesuksesannya. Kesuksesannya adalah karena ketekunannya
dalam menggeluti karier. Mode merupakan art yang seakan mengalir dalam
darahnya.
Tahun 1997 Ratih Sang mulai melepas kegiatannya
sebagai model karena hamil. Namun bukan berarti dia lepas dari dunia modeling.
Ratih Sang kemudian mendirikan model agency, sebuah sekolah model dan kursus
pengembangan kepribadian yang ia beri nama, `Ekpose`. Sekolah itu ia dirikan
bersama beberapa rekan seprofesi, peragawati papan atas, Kintan Umar dan Larasati.
Tahun 2000, Ratih Sang memutuskan untuk
mengenakan jilbab. Hal itu tidak menghalanginya untuk melanjutkan kiprahnya di
dunia hiburan Indonesia. Meski tak berlenggak-lenggok lagi di catwalk, Ratih
Sang tetap berkarya. Ratih Sang menulis buku-buku tentang mode. Di antara
karyanya adalah "Tampil Anggun Dengan Busana Muslim Ala Ratih Sang",
"Jubah Ratih Sang: Satu Pola Beragam Gaya", "Kiat Menjadi Model
Profesional", "Kata Mata dan Hati dan Kerudungmu Tak Sekedar
Cantikmu". Awal Oktober 2007 (pada pertengahan bulan puasa), Ratih Sang
meluncurkan buku ketiganya tentang kerudung, yaitu Kerudung Anggun.[1]
Ratih Sang juga mempunyai sebuah butik busana muslim. "Sang Saqinah"
merupakan nama butiknya yang telah dirintis sejak tahun 2001.
Tak hanya dunia model, Ratih Sang juga mencoba
dunia teater
dan seni peran. Ia memulai bermain teater sejak 1981, waktu itu ia ditawari Remy
Sylado. Teater pertamanya dipentaskan di Flores Room di Hotel Borobudur dan
teater kedua dipentaskan di Graha Bakti Budaya bersama Renny Djayusman. Pada
pementasan kedua itulah, Ratih Sang dipercaya sebagai peran utama bersama Renny
Djayusman. Ratih Sang juga bermain dalam sinetron "Salwa"(2006) yang
ditayangkan oleh stasiun televisi Indosiar.
Ratih Sang juga mempelopori ajang Pemilihan Model Muslimah tingkat nasional.
Kontes ini diadakan tahun 2004 dan 2005.
PENYELESAIAN
Rekrutmen dan seleksi termasuk fungsi – fungsi MSDM yang mempunyai peranan
strategis dalam mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam analisis pekerjaan
khususnya deskripsi dan spesifikasi. kedua kegiatan tersebut didahului oleh
kegiatan analisis pekerjaan dan perencanan sumber daya manusia. Bahwa kegiatan
recruitmen dan seleksi harus didasarkan pada suatu kebutuhan yang dialami
organisasi, baik dalam segi fisik maupun dari segi kemampuan dan keterampilan.
Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut jika secara wajar dikerjakan sesuai
dengan prinsip – prinsip manajemen yang baik, niscaya dapat mencegah suatu
organisasi akan mengalami surplus pegawai, kecuali karena adanya faktor –
faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi itu sendiri.
Pelaksanaan fungsi rekrutmen dan seleksi sepenuhnya adalah tanggung jawab dari
depertemen SDM dalam suatu perusahaan secara manajerial. Artinya, tidak semua
kegiatan rekrutmen dan seleksi dilaksanakan setiap karyawan baik, secara
sendiri maupun yang tergabung dalam perusahaan seperti recruitter, pelaksanaan
berbagai tes yang belum tentu dimilik oleh suatu perusahaan. Dalam rekrutmen
dunia modeling sangat dibutuhkan sekali bakat yang luar biasa tidak mudah untuk
mengrekrut seseorang kedalam dunia modeling.
DAFTAR PUSTAKA
tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/9327-rekrutmen
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.