Pengertian
Motivasi, Motivasi Kerja, Motivasi Karyawan Menurut Winardi (2007,p1), motivasi
berasal dari kata motivation yang berarti ”menggerakkan”. Motivasi merupakan
hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang
individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entutiasme dan persistensi dalam hal
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan nonmoneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjannya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor
motivasi kerja Sihotang (2007,p245) berpendapat bahwa motivasi kerja melibatkan
dua faktor: Faktor-faktor individual:
a. Kebutuhan-kebutuhan
b. Tujuan-tujuan orang
c. Sikap-sikap
d. Kemampuan-kemampuan orang
Faktor-faktor organisasi
a. Pembayaran gaji/upah
b. Keslamatan kesehatan kerja
c. Para mandor (supervisi)
d. Para pengawas fungsional
Yang
merupakan pekerjaan yang sulit dalam memotivasi sumber daya manusia adalah
menggabungkan faktor individu dengan faktor organisasi setiap pekerja yang
sangat beraneka ragam, karena motivasi seseorang itu dipengaruhi oleh dasar
pendidikannya dan kebutuhan-kebutuhannya
Teori
motivasi Menurut Sihotang ( 2007,p247):
Teori
motivasi dari Abraham Maslow Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu
adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham
Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan
dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Model
Maslow (dalam As’ad, 1998) Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan.
Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan
butuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk
kerja. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar
pentingnya adalah sebagai berikut:
Kebutuhan
manusia dibagi menjadi lima tingkatan hierarchy pyramid, yaitu:
a. Phycological needs, yaitu kebutuhan
fisik seperti pangan, sandang, dan papan.
b. Security needs, yaitu kebutuhan
keamanan jiwa, raga, dan harta benda milik. Jika dikaitkan dengan kerja maka
kebutuhan akan keamanan sewaktu bekerja, perasaan aman yang menyangkut masa
depan karyawan.
c. Social needs atau kebutuhan sosial
untuk memiliki keluarga dan sanak saudara, rasa dihormati, status sosial, harga
diri, dan kebutuhan pendidikan dan agama.
d. Esteem needs, yaitu kebutuhan prestise
dan percaya diri dengan berbagai titel dan gelar-gelar kehormatan.
e. Self actualization needs, yaitu suatu
kebutuhan aktualisasi diri sebagai bukti kesuksesan seseorang dalam berkarya.
Apabila
seorang karyawan dapat memenuhi kelima tingkatan kebutuhannya secara serentak
dan harmonis melalui imbalan kerja yang diperolehnya dari organisasi tempat dia
mengabdi, maka dapat diperkirakan akan sangat memotivasi orang bekerja
giat,tanpa diperintah orang lain. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori ini
adalah untuk memotivasi orang bekerja giat sesuai keinginan kita, sebaiknya
kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan harapannya. Namun kelemahan
dari teori ini adalah bahwa kebutuhan manusia itu tidaklah berjenjang dan
hierarkis, tetapi kebutuhan itu perlu dipenuhi secara simultan pada tingkat
intensitas tertentu, dengan menentukan apa yang harus dipenuhi lebih dahulu.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.