Kinerja adalah hasil kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas yang berhasil dicapai menurut fungsi dan tanggung
jawabnya. Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan melalui
pencapaian kinerja optimal oleh pelaku utama di dalamnya, baik pada level
pimpinan, menengah, maupun entry level/ lower level. Kinerja
karyawan yang baik terbentuk dari seberapa baik manajemen suatu perusahaan
mengelola kinerja tiap karyawannya.
Beberapa definisi kinerja menurut para ahli :
1.
Dessler
Kinerja
merupakan prestasi kerja, yang mana perbandingan antara hasil kerja dengan
standar yang ditetapkan.
2.
Mangkunagara
Kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab
yang diberikan.
3.
Rivai dan Basri
Kinerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan terlebih dahulu
atau disepakati bersama.
Seperti yang sudah disampaikan diatas, bahwa
baik tidaknya kinerja karyawan sangat tergantung dari manajemen kinerja yang
diterapkan atau dilakukan oleh suatu manajemen perusahaan maupun organisasi.
Manajemen kinerja sendiri diartikan sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kinerja di peusahaan tersebut.
Selain itu manajemen kinerja juga berarti
proses kerja yang mengacu pada kinerja sumber daya sehingga dapat menciptakan
visi dan tujuan organisasi secara bersama-sama. Kinerja yang optimal dari
masing-masing individu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kemajuan
suatu perusahaan dalam mencapai visinya, sehingga manajemen kinerja terhadap
setiap karyawan tidak bisa di pandang sebelah mata oleh suatu manajemen.
Tahapan – tahapan kinerja (Williams ; 1998)
yang lazim pada umumnya di setiap industri (PT. DENSO khususnya), adalah :
1. Tahap pertama : directing/planning
Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikator - indikator target juga didefinisikan pada tahap ini. Menurut Khera (1998), penentuan target/goal akan efektif apabila mengadopsi kaidah SMART. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timebound. Target yang ditetapkan terhadap karyawan tergantung pada tingkat pendidikan, status karyawan, jabatan yang disandang, serta berdasarkan tujuan dari departemen/divisi dimana karyawan tersebut berada, yang secara langsung juga berkorelasi dengan visi perusahaan secara luas.
1. Tahap pertama : directing/planning
Tahap pertama merupakan tahap identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis pengukuran kinerja. Kemudian, dilakukan pengarahan konkret terhadap perilaku kerja dan perencanaan terhadap target yang akan dicapai, kapan dicapai dan bantuan yang akan dibutuhkan. Indikator - indikator target juga didefinisikan pada tahap ini. Menurut Khera (1998), penentuan target/goal akan efektif apabila mengadopsi kaidah SMART. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timebound. Target yang ditetapkan terhadap karyawan tergantung pada tingkat pendidikan, status karyawan, jabatan yang disandang, serta berdasarkan tujuan dari departemen/divisi dimana karyawan tersebut berada, yang secara langsung juga berkorelasi dengan visi perusahaan secara luas.
2. Tahap kedua: managing/supporting.
Tahap kedua merupakan penerapan monitoring pada
proses organisasi. Tahap ini berfokus pada manage, dukungan, dan pengendalian
terhadap jalannya proses agar tetap berada pada jalurnya. Jalur yang
dimaksudkan disini adalah kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur
berlaku dalam suatu organisasi. Dalam hal ini dibentuknya suatu standar kerja
sebagai panduan bagi karyawan, dimana manajemen harus melakukan kontrol
periodik (Genba Assessment) untuk memastikan proses kerja berjalansesuaiprosedur.
3. Tahap ketiga: review/appraising.
3. Tahap ketiga: review/appraising.
Tahap ketiga mencakup langkah evaluasi.
Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi/record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid. Sisteme evaluasi atau penilaian kerja yang ada di perusahaan tempat saya bekerja adalah secara langsung dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya.
4. Tahap keempat: developing/rewarding.
Evaluasi dilakukan dengan flashback/review kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah itu, kinerja dinilai/diukur (appraising). Tahap ini memerlukan dokumentasi/record data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid. Sisteme evaluasi atau penilaian kerja yang ada di perusahaan tempat saya bekerja adalah secara langsung dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya.
4. Tahap keempat: developing/rewarding.
Tahap keempat berfokus pada pengembangan dan
penghargaan. Hasil evaluasi menjadi pedoman penentu keputusan terhadap action
yang dilakukan selanjutnya. Keputusan dapat berupa langkah perbaikan, pemberian
reward/punishment, melanjutkan suatu kegiatan/prosedur yang telah ada, dan
penetapan anggaran. Aktivitas pengembangan atau penghargaan yang muncuk setelah
evaluasi berpusat hanya kepada 2 hal yaitu peningkatan golongan dan kenaikan
upah. Uang menjadi faktor ‘x’ yang sangat dapat memotivasi peningkatan kinerja
karyawan menjadi semakin optimal.
Daftar
pustaka :
- Mangkunegara, Anwar Prabu . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja
Rosdakarya. Bandung
- Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York:
McGraw-hill.
- Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja
Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
- Amstrong, Mischael, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Sofyan dan Haryanto.
PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.