Menu
- Home
- Definisi & Urgensi
- Rekrutmen
- Seleksi
- Pelatihan dan Pengembangan
- Desain Pekerjaan
- Analisis Pekerjaan
- Manajemen Karir
- Manajemen Kinerja
- Manajemen Kompensasi
- Motivasi Kerja
- Kepuasan Kerja
- Manajemen Talenta
- Hubungan Industrial
- K3
- Metode Belajar
- Daftar Peserta
- Tugas Artikel (TA)
- Tugas Mind Map (TM)
- Kuis
Showing posts with label @A36-Nersi. Show all posts
Showing posts with label @A36-Nersi. Show all posts
Tuesday, January 10, 2017
Thursday, December 22, 2016
Wednesday, December 14, 2016
Motivasi Kerja
BAB I. PENDAHULUAN
Motivasi berasal dari
kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini
sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Friday, November 25, 2016
Manajemen Kompensasi
BAB I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan
salah satu sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan organisasi disamping sumber
daya yang lain , misalnya modal, material, mesin dalam perusahan ,sehingga
menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia dan teknologi. Hal ini
karena manusialah yang mengelolah sumber daya lainnya yang ada dalam perusahan,
sehingga menjadi bermanfaat dan tanpa adanya sumber daya manusia maka sumber
daya lainnya menjadi sangat penting. Hal yang penting diperhatikan dalam
pemeliharaan hubungan tersebut antara lain adalah kepuasan kerja para karyawan.
Berkerja pada suatu perusahan / organisasi dengan memperoleh imbalan juga
biasanya didasarkan keyakinan bahwa dengan berkerja pada perusahan / organisasi
itu seseorang akan dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang
material, seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan kebendaan lainya, akan
tetapi juga berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat sosial,prestise, kebutuhan
psikologis dan intelektual (siagian, 2000).
Kepuasan kerja dirasa penting dan
perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, karena manusia merupakan faktor dan
pemeran utama dalam proses kerja ,terlepas dari apakah perkerjaan itu syarat teknologi atau tidak, namun
pada akhirnya manusialah yang akan menjadikan pekerjaan itu efektif atau tidak.
Rendahnya kepuasan kerja dari karyawan dalam suatu organisasi atau perusahan
merupakan gejala dari kuarang stabilnya organisasi atau perusahan tersebut
bentuk yang paling ekstrim dari ketidakpuasan tersebut adalah pemogokan kerja,
mangkir, dan tingkat keluarnya karyawan dari perusahaan tinggi. Dalam hal
kesejahteraan karyawan, perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk
menigkatkan kemakmuran karyawannya misalnya dengan memperhatikan kompetensi
yang dimiliki karyawan, dan dengan menjalankan sistem rotasi dan mutasi yang
baik antar bagian,dinas, departemen,maupun direktorat. Namun demikin, dalam
kenyatannya masih timbul ketidakpuasan yang tercermin dari adanya demostrasi karyawan
dengan salah satu tuntutannya adalah perbaikan sistem pengajaran.
BAB II. PEMBAHASAN
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi
berbentuk uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada
karyawan yang bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar
dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa
Barat penunai padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi merupakan
istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward)
yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan
sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa finansial karena
pengeluaran moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa
langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan
menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.
Menurut Notoatmodjo (1998:67), tujuan
dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi :
1.
Menghargai prestasi karyawan
2.
Menjamin
keadilan gaji karyawan
3.
Mempertahankan karyawan atau mengurangi
turnover karyawan
4.
Memperoleh karyawan yang bermutu
5.
Pengendalian biaya
6.
Memenuhi peraturan-peraturan.
Beberapa terminologi dalam kompensasi :
1.
Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan
tarif gaji perjam (semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah
merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif
mingguan, bulanan atau tahunan.
2.
Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan
gaji diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi.
Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan
berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya
pemangkasan biaya.
3.
Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan
seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung
perusahaan, program pensiun dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan
dengan kepegawaian.
4.
Fasilitas (Facility) adalah kenikmatan/fasilitas
seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000 : 144), faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kompensasi diantaranya yaitu :
1.
Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jika pencari kerja (penawaran)
lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif
kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan,
maka kompensansi relatif semakin besar.
2.
Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Permintaan
Bila kemampuan dan kesediaan
perusahaan untuk membayar semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin
besar. Tetapi sebaliknya jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar
kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.
3.
Serikat Buruh atau Organisasi Karyawan
Apabila serikat buruhnya kuat dan
berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika serikat
buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif kecil.
4.
Produktivitas Kerja Karyawan
Jika produktivitas kerja karyawan
baik dan banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas
kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.
5.
Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppresnya
Pemerintah dengan undang-undang
dan keppres menetapkan besarnya batas upah atau balas jasa minimum. Penetapan
pemerintah ini sangat penting supaya pengusaha jangan sewenang-wenang
menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan, karena pemerintah berkewajiban
untuk melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang.
6.
Biaya Hidup (Cost of living)
Bila biaya hidup di daerah itu
tinggi maka tingkat kompensasi atau upah semakin besar. Tetapi sebaliknya jika
tingkat biaya hidup di daerah itu rendah, maka tingkat kompensasi atau upah
relatif kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.
7.
Posisi Jabatan
Karyawan yang mendapat jabatan
yang lebih tinggi maka akan menerima gaji atau kompensasi yang lebih besar.
Sebaliknya yang menjabat jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji atau
kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat kewenangan
dan tanggung jawab yang besar harus mendapatkan gaji atau kompensasi yang lebih
besar pula.
8.
Pendidikan dan Pengalaman Karyawan
Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja yang lebih
lama gaji atau balas jasanya akan semakin besar, karena kecakapan serta
keterampilannya lebih baik. Sebaliknya karyawan yang berpendidikan rendah dan
pengalaman kerja yang kurang maka tingkat gaji atau kompensasinya lebih kecil.
9.
Kondisi Perekonomian Nasional
Bila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka
tingkat upah atau kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi
(full employment). Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi)
maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak penganggur (disqueshed
unemployment).
1.
Jenis dan Sifat Pekerjaan
Kalau jenis dan sifat pekerjaan itu mengerjakannya sulit
atau sukar dan mempunyai risiko (finansial, keselamatannya) besar, maka tingkat
upah atau balas jasanya semakin besar, karena meminta kecakapan serta
ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat pekerjaan itu
mengerjakannya mudah dan risikonya (finansial, kecelakaannya) kecil, maka
tingkat upah atau balas jasanya relatif rendah. Misalnya, pekerjaan merakit
komputer balas jasanya lebih besar daripada mengerjakan mencetak batu bata.
BAB III. KESIMPULAN
Ada
beberapa hal yang perlu diingat oleh organisasi dalam pemberian kompensasi.
Pertama, kompensasi yang diberikan harus dapat dirasakan adil oleh pegawai dan
kedua, besarnya kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh
pegawai. Apabila dua hal ini dapat dipenuhi, maka pegawai akan merasa puas.
Kepuasan akan memicu pegawai untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga
tujuan organisasi maupun kebutuhan pegawai akan tercapai secara bersama.
Untuk
mencapai keadilan sebagaimana diharapkan oleh pegawainya, maka organisasi harus
mempertimbangkan kondisi eksternal, kondisi internal dan kondisi individu.
Kompensasi harus diusahakan sebanding dengan kondisi di luar organisasi.
Kompensasi juga harus memperhatikan kondisi individu, sehingga tidak memberikan
kompensasi dengan pertimbangan subyektif dan diskriminatif. Untuk memenuhi
harapan pegawai, hendaknya kompensasi yang diberikan oleh organisasi dapat
memuaskan berbagai kebutuhan pegawai
Kompensasi
yang diberikan berdasarkan pekerjaan atau senioritas tanpa memperhatikan
kemampuan dan keterampilan seringkali membuat pegawai yang mempunyai
keterampilan dan kinerja baik menjadi frustasi dan meninggalkan organisasi,
sebab kompensasi yang diberikan oleh organisasi dirasakan tidak adil dan tidak
sesuai dengan harapan mereka. Sebaliknya kompensasi ini akan membuat pegawai
yang tidak berprestasi menjadi benalu bagiorganisasi. Kompensasi yang diberikan
berdasarkan kinerja dan keterampilan pegawai nampaknya dapat memuaskan pegawai,
sehingga diharapkan pegawai termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
mengembangkan keterampilannya. Hal ini disebabkan karena pegawai yang selalu
berusaha untuk meningkatkan kinerja dan keterampilannya akan mendapatkan
kompensasi yang semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian P, Sondang. Peranan
Staf dalam Manajemen. Jakarta : Gumi Aksara. 2000.
Hasibuan , Malayu S.P.
2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Notoatmodjo, S., 1998,
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta
Manajemen Kinerja
BAB I. PENDAHULUAN
Saat ini perusahaan menghadapi banyak
tantangan dari lingkungan. Perubahan-perubahan terjadi begitu cepat dan
kadang-kadang tidak dapat diduga.
Monday, October 17, 2016
MANAJEMEN KARIR
ANALISA PEKERJAAN
Sumber daya manusia pada
hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang paling
penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
DESIGN PEKERJAAN
Menurut
Sulipan (2000:34), desain pekerjaan dapat didefinisikan sebagai fungsi
penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorangi individu atau kelompok secara
organisasional.
Friday, September 30, 2016
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN
BAB I. PENDAHULUAN
Pelatihan sering dianggap
sebagai aktifitas yang paling dapat dilihat dan paling umum dari semua
aktifitas kepegawaian.
Friday, September 23, 2016
Pengertian, Tujuan dan Proses dalam Seleksi
BAB I. PENDAHULUAN
Seleksi adalah usaha pertama yang
dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang kualifikasi dan kompeten
yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan.
Menurut Para Ahli
Thursday, September 15, 2016
REKRUITMENT
BAB I. PENDAHULUAN
Rekrutmen adalah serangkaian proses dalam
penerimaan anggota baru dalam suatu organisasi atau perusahaan. Keberadaan
rekrutmen diharapkan agar perusahaan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan dari suatu perusahaan.
Menurut Dunnette (1998:401), teori rekrutmen
terdiri dari tiga hal yaitu, process variable, independent variable, dan
dependent variable. Ketiga variabel ini akan saling berhubungan dan
mempengaruhi dari proses rekrutmen .Process variable adalah suatu mekanisme
dalam psikologi atau mekanisme lingkungan yang dianggap sebagai hal yang
menentukan hasil dari bermacam-macam metode rekrutmen. Independent variable
adalah suatu gambaran umum tentang praktik rekrutmen. Adapun, dependent
variable adalah hasil dari proses rekrutmen tersebut. Setiap variabel-variabel
tersebut pun masih dibagi menjadi beberapa elemen
Menurut Schermehorn, 1997 Rekrument
(Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi
yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada
perhatian dari orang – orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi
spesifikasi pekerjaan.
BAB II. PEMBAHASAN
Tujuan
dari rekrutmen adalah bagaimana cara menemukan sumber daya manusia yang
terbaik, memperkerjakan skill yang terbaik dan menjaga organisasi kompetitif di
pasar kerja.
Proses
dari Rekrutmen menurut Simamora (1997:221), meliputi :
1. Penyusunan
strategi untuk merekrut
Di dalam penyusunan strategi ini,
departemen sumber daya manusia yang bertanggung jawab di dalam menentukan
kualifikasi – kualifikasi pekerjaan, dimana karyawan akan direkrut, dimana dan
kapan.
2. Pencarian
pelamar kerja
Setelah penyusunan strategi untuk
merekrut, maka langkah selanjutnya bisa dilaksanakannya perekrutan melalui
sumber – sumber perekrutan yang ada. Sedikit atau banyaknya yang melamar
dipengaruhi oleh sumber atau bagaimana usaha dari pihak perekrut memberikan
informasi lowongan. Sumber tersebut antara lain iklan, media on-line, rekomendasi
karyawan, agen tenaga kerja, job fair dan web.
3. Penyaringan
/ Penyisihan pelamar – pelamar yang tidak cocok
Setelah tahapan penerimaan para pelamar,
tindakan selanjutnya adalah menyaring para perekrut yang tidak memenuhi
persyaratan berdasarkan kualifikasi – kualifikasi pekerjaan. Dalam proses ini
membutuhkan kecermatan dari pihak penyunting agar mendapatkan kriteria pekerja
yang diinginkan oleh perusahaan tersebut.
4. Pembuatan
kumpulan pelamar
Setelah melalui tahap penyaringan dan
lolos maka para perekrut di tetapkan sebagai kandidat yang layak untuk
menempati posisi dengan yang dibutuhkan perusahaan
Adapun
Sumber – sumber Rekrutmen antara lain:
1. Pelamar
Langsung
Pelamar Langsung yang dimaksud adalah
para pelamar datang sendiri ke suatu organisasi atau perusahaan untuk melamar.
Namun dengan datangnya sendiri ke tempat tersebut minimnya informasi apakah ada
tidaknya lowongan pekerjaan, kesesuaian dengan keterampilan atau pengalaman
pelamar yang bersangkutan.
2. Lamaran
Tertulis
Para pelamar yang membuat surat lamaran
atau mengajukan lamaran melengkapi surat lamaran dengan berbagai info tertulis
seperti surat keterangan berbadan sehat dari dokter, surat kelakuan baik,
salinan atau fotokopi iasah serta piagam yang dimiliki, surat referensi dan
dokumen lainnya yang dapat mendukung untuk pelamar dapat diterima.
3. Lamaran
berdasarkan informasi orang dalam
Para pelamar yang sedang ingin melamar
dapat informasi adanya perekrutan di suatu perusahaan atau organisasi tersebut
didapat dari pekerja atau anggota organisasi yang sudah bekerja lebih dahulu,
maka dianjurkan untuk mengajukan lamaran.
4. Iklan
Media iklan salah satu cara atau jalur
rekrutmen yang paling sering dan paling dipakai. Iklan biasanya dipasang di
berbagai tempat, contohnya seperti di papan billboard di pinggir jalan, radio,
televisi, dll.
BAB III. KESIMPULAN
Rekrutmen adalah serangkaian proses dalam
penerimaan anggota baru dalam suatu organisasi atau perusahaan. Keberadaan
rekrutmen diharapkan agar perusahaan memperoleh tenaga kerja yang berkualitas.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan dari suatu perusahaan.
Tujuan
dari rekrutmen adalah bagaimana cara menemukan sumber daya manusia yang
terbaik, memperkerjakan skill yang terbaik dan menjaga organisasi kompetitif di
pasar kerja.
Adapun proses rekrutmen
antara lain penyusunan strategi untuk merekrut, pencarian pelamar kerja,
penyaringan/ penyisihan pelamar – pelamar yang tidak cocok, pembuatan kumpulan
pelamar. Dan sumber – sumber rekrutmen yaitu pelamar langsung, lamaran
tertulis, lamaran berdasarkan informasi orang dalam, iklan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Simamora, Henry, 1997. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta; STIE. YKPN
2. Schermerhorn, Jhon R, 1997.
Manajemen, Buku 1. Penerbit ANDI: Yogyakarta
3. Dunnette, M.D & Hough, L.M.
(Eds.). 1998). Handbook of Industrial and Organizational Psychology: Vol 2.
(2end ed.). Mumbai: Jiaco Publishing House
Thursday, September 8, 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)