Tuesday, May 17, 2016

Perencanaan Suksesi



Perencanaan suksesi adalah proses antisipasi kebutuhan managerial staffing di masa yg akan  datang  serta pembuatan  perencanaan  untuk pengembangannya. Perencanaan suksesi ini adlah bagian dari perencanaan sumberdaya manusia.
Perencanaan SDM awal
difokuskan   pada   peramalan   kebutuhan   SDM   di   masa   depan   serta   cara   pencapaian
tujuannya   dan   implementasi   program-program   yg   kemudian   berkembang,   termasuk
dalam hal pengumpulan data untuk mengevaluasi keefektifan program yg sedang berjalan
serta memberikan informasi kepada perencana bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi
peramalan dan program saat diperlukan.
Dalam pelaksanaannya, perencanaan SDM harus disesuaikan dengan strategi tertentu
agar tujuan utama perencanaan yaitu memfasilitasi keefektifan organisasi dapat dicapai.
Perencanaan SDM harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang organisasi. Hasil evaluasi perencanaan SDM jangka panjang, nantinya
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan suksesi organisasi.
Penyusunan rencana suksesi menuntut keterlibatan penuh manajemen perusahaan.
Tanpa visi dan komitmen yg kuat dari jajaran manajemen, sebuah rencana suksesi tidak
akan  terwujud.  Setiap organisasi wajib menyiapkan  rencana suksesi  tersebut  karena
jumlah orang yg berpotensi besar itu tidaklah banyak. Selain itu rencana suksesi juga
penting bagi para karyawan karena menyangkut kepastian karir ke depan.
Mengapa Organisasi Membutuhkan Suatu Perencanaan Sukses
- Pertama, jelas menjadi kebutuhan organisasi, karena tidak selamanya manajemen
senior   dapat   menduduki  jabatannya.   Ada  saatnya   ia   harus   menyerahkan   tampuk
kepemimpinannya kepada penggantinya. Regenerasi kepemimpinan perlu dijalankan,
terutama supaya menjaga visi dan misi yg ingin dicapai turut diemban oleh pemimpin
selanjutnya selanjutnya.
- Kedua, rencana suksesi juga penting guna meningkatkan kinerja organisasi di tengah
persaingan yg makin ketat. Rencana suksesi tidak hanya bermanfaat untuk posisi
puncak  perusahaan, melainkan juga  membekali  calon-calon  pemimpin lainnya di
segenap bagian perusahaan dengan skill dan kompetensi yg dibutuhkan.
 Metode – metode perencanaan suksesi
1.      Rencana suksesi management driven
Pada rencana suksesi ini, manajer melihat siapa saja karyawan yang memiliki
kualifikasi untuk menempati posisi tertentu dalam jangka pendek (1 tahun), menengah
(2 tahun) hingga panjang (3-5 tahun).
Kelebihan dari model ini adalah ia yang paling sederhana diantara model
lainnya. Umumnya para CEO paling menyukai model ini karena mereka hanya perlu
melihat posisi yang kosong dan siapa yang pantas mengisinya. Biasanya nama yand
dipilih adalah karyawan yang memang bintang di perusahaan. Pendekatan ini juga
yang paling cepat dan murah.
Namun, kelemahannya antara lain adalah berisiko dimana manajer cenderung
memilih individu yang paling menyamainya dalam hal latar belakang pendidikan,
pengalaman dan kepribadian. Yang juga jadi masalah pada perusahaan besar adalah
terkadang manajer tidak mengenali seluruh karyawan yang berada dalam perusahaan.
Perusahaan umumnya menggunakan metode ini, karena memang paling sederhana.
Namun untuk perusahaan besar, umumnya mereka menggunakan metode berikut.
2.      Membuat pool rencana suksesi

Model   ini   mengidentifikasi   para   kandidat   yang   berpotensial   tinggi   untuk
menempati posisi manajer senior di masa depan.Umumnya mereka dipilih oleh para
manajer senior yang mengidentifikasi para karyawan yang memenuhi criteria dan
memiliki potensial tinggi. Kemudian sekumpulan kandidat ini melalui serangkaian
proses training dan evaluasi.
Kelebihan model ini adalah lebih adil karena ada lebih dari satu manajer yang
terlibat dalam seleksi. Perusahaan besar banyak yang mengadaptasi model ini.
Sementara itu kelemahannya, umumnya dalam perusahaan besar pandangan
orang lain terhadap individu berdasarkan high profile-nya. Implikasinya, karyawan
yang low profile namun berbakat kadang tidak
Contohnya, Unilever sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk
merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi. Mereka yang direkrut adalah mereka
yang punya potensi bisa naik setinggi mungkin di dalam organisasi ini. Mereka
dididik melalui program Management Trainee supaya bisa di posisi baik vertical
maupun horizontal.
Unilever  juga  memiliki  semacam professional skill  dictionary  yang  berisi
petunjuk   pengetahuan   yang   harus   dimiliki   seseorang   di   setiap   level.   Unilever
membagi-bagi pengetahuan  dalam  kategori basic  awareness,  working  knowledge,
fully   operational,   dan   terakhir   leading   act.   Mereka   selalu   membandingkan
kemampuan seseorang dengan persyaratan sebuah pekerjaan. Jika belum cocok, maka
itu adalah area untuk pengembangan orang tersebut.
Proses pengembangan orang tersebut dilakukan sendiri secara konsisten tanpa
bantuan  konsultan   dalam bentuk   human   resources  plan  yang   terintegrasi dengan
business plan. Dengan perencanaan ini, perusahaan tidak akan terpengaruh bila tiba-
tiba karyawan diambil perusahaan lain
Metode ini juga yang berlangsung lama di GE. Jones menghabiskan waktu
berbilang  tahun   untuk menyeleksi  Welch   dari sekelompok  kandidat   yang  sangat
bermutu. Hal yang sama juga dilakukan Welch ketika akan mundur dari jabatannya.
Rencana suksesi ia lontarkan sembilan tahun sebelum memutuskan pensiun dari GE.
Dengan proses regenerasi yang berjalan ketat dan penuh kesadaran seperti itu, tak
mengherankan bila GE disebut sebagai perusahaan visioner.
3.      Rencana suksesi top down/ button- up
Pada pendekatan ini, manajer senior menentukan kompetensi dan kualifikasi
apa   yang   dibutuhkan   oleh   posisi   manajerial   tertentu.   Kemudian   manajer   senior
menginformasikan   kepada   para   karyawan   mengenai   rencana   suksesi   ini.   Para
karyawan   yang   tertarik   boleh   mengikuti   rencana   suksesi   ini.   Kemudian   mereka
diwajibkan   terlibat   dalam   workshop,   kemudian   selama   workshop   dibuat   laporan
berdasarkan kemajuan para kandidat.
Kelebihan pendekatan ini adalah program ini memastikan bahwa akan ada
lebih banyak kelompok karyawan yang ikut dalam rencana suksesi. Program ini juga
dapat   memberdayakan   karyawan   dimana   mereka   sendiri   yang   mengontrol   karir.
Kemudian prosesnya juga transparan dan tidak ada yang ditutupi.
Succession planning ini masih sangat jarang ditemui, karena umumnya lebih
banyak yang menggunakan metode sebelumnya. Metode ini kelemahannya adalah
membutuhkan waktu yang lama dan jelas membutuhkan komitmen lebih tinggi karena
melibatkan orang lebih banyak.
Rencana suksesi tidak selamanya melulu mengenai posisi manajerial tinggi.
Perencanaan   suksesi   di   tingkat   menengah   hingga   bawah   juga   perlu   dilakukan.
Unilever contohya, menurut HR Director Josef Bataona seperti dilansir PortalHR,
juga   mempersiapkan   rencana   suksesi   untuk   karyawannya   yang   menjelang   masa
pensiun. Oleh karena jumlah karyawan pensiun yang banyak, maka Unilever harus
benar-benar melakukan rencana suksesi dengan benar-benar matang.
Pada akhirnya, terlepas dari pendekatan apapun yang digunakan dalam rencana
suksesi, hal yang paling penting adalah bagaimana perusahaan dapat menemukan orang
yang tepat untuk posisi yang kosong tersebut. Calon pemimpin haruslah orang yang
memiliki visi ke depan dan mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus ia tempuh
supaya sampai tujuan.
Aspek – aspek perencanaaan suksesi
a. Karyawan mana saja yang merupakan pegawai kunci?
Bisa jadi pegawai kunci bukan terdiri dari tim manajemen senior, namun seringkali
mereka adalah operator mesin, tim kurir atau supir truk keruk. Siapapun yang pada
kenyataannya menjadi kunci untuk keberhasilan organisasi secara berkesinambungan,
yang keahliannya tidak dapat digantikan dengan mudah.
b. Seberapa tua umurnya para karyawan kunci ini?
Kendati umur itu sendiri bukan merupakan factor penting, jika seorang karyawan
kunci sudah mendekati usia pensiun, pastilah dia akan berhenti juga suatu saat.
c. Masa Kerja
Masa kerja dapat mengindikasikan tingkat pengalaman dan pengetahuan yg tidak
terdokumentasi mengenai bagaiamana organsisi berjalan selama ini
d. Resiko Kehilangan
Suatu   keputusan   perlu   dibuat   berdasarkan   pada   individu   tertendu.   Bagaimana
kemungkinan   orang   tertentu   akan   berhenti?   Hal   ini   mungkin   sebagian   besarnya
bersifat  sangat   subjektif, berdasarkan   pada   pengetahuan   anda   mengenai   individu
tersebut. Jika pegawai tersebut sudah mendekati usia pensión dan telah bekerja cukup
lama untuk mengajukan pensión dini, maka resikonya bisa jadi tinggi. Sebaliknya,
seorang pekerja yang berusia pertengahan tiga pululan dengan masa kerja lebih dari
lima atau enam tahun bisa saja dianggap beresiko rendah, Namur jika mereka benar-
benar tidak menyukai pekerjaannya atau merasa jenuh dignan peran mereka, maka
mereka dapat merasa “rumput tetangga lebih hijau” artinya mereka tergiur untuk
bekerja di tempat lain yg mereka rasa lebih menguntungkan.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, manusia itu bersifat sukar diramalkan, karena
itulah tidaklah mudah untuk percaya begitu saja pada pernyataan tersebut.   Anda
harus memahami karyawan Anda sendiri.
e. Akibat Kehilangan
Apa efeknya terhadap organisasi jika orang ini berhenti? Apa efek langsungnya, dan
apa   dampak   finansial   yang   akan   terjadi   pada   saat   itu?   Apa   dampaknya   pada
pemenuhan kebutuhan pelanggan? Apa efeknya akan menyebabkan kerugian dari segi
waktu,   kemungkinan2   error   atau   masalah   lainnya   baik   secara   internal   maupun
eksternal? Dan apa efeknya bisa jadi adalah kerugian yang terjadi pada struktur
manajemen?
Seperti Resiko Kerugian, keputusan untuk menentukan rendah, sedang atau tingginya
kebutuhan harus didasarkan parameter yang definisikan dengan jelas, yang dapat saja
bersifat subjektif. Tidak bergantung pada bagaimana Anda memutuskan parameter
apa saja itu, selama Anda menerapkannya pada setiap orang (tanpa pandang bulu).
f. Suksesor (Pengganti) Jangka Pendek
Jika karyawan kunci ini berhenti sementara atau meninggalkan pekerjaan karena
sakit, siapa yang dapat menggantikan pekerjaan mereka dalam waktu sesingkat itu?
Akankah si pengganti harus menggantikan peran si karyawan kunci yang sakit tadi,
sebaik orang yang digantikannya? Seberapa lama pergantian mereka berdua dapat
berlangsung secara efektif? Apakah suksesor jangka pendek ini memiliki seluruh
keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggantikan peran tersebut dengan
pemberitahuan sesingkat itu? Jika tidak, Anda harus membuat rencana pengembangan
dan diklat untuk mereka berdua.
g. Suksesor Jangka Panjang
Siapa dalam organisasi yang memiliki kemampuan atau potensi untuk menggantikan
seluruh peran karyawan kunci dalam jangka panjang? Gap (kesenjangan) apa yang
akan timbul dalam struktur organisasi (dengan adanya pergantian tersebut)? Akankah
mereka memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan
peran ini secara efektif?

Pengrekrutan suksesor
Perekrutan suksesor dapat dilakukan dari 2 sumber, yakni sumber internal dan
eksternal. Sumber internal berasal dari karyawan organisasi tersebut, sedangkan sumber
eksternal berasal dari luar organisasi tersebut.
Merekrut orang siap pakai ada plus minusnya. Plusnya, seperti mereka siap pakai
sehingga langsung bisa menjalankan tugasnya secara professional. Organisasi tidak butuh
waktu dan tenaga terlalu banyak untuk membuat orang itu siap tempur.
Minusnya, orang tersebut belum memahami budaya dan strategi organisasi sehingga
dalam bekerja orang tersebut harus melakukan penyesuaian diri. Rekrutmen dari luar
sering pula menimbulkan kecemburuan dan resistensi dari orang dalam, khususnya orang-
orang di bagian tersebut.
Rencana suksesi secara efektif
ersin   &   Associate,   salah   satu   lembaga   riset   dan   konsultan,   berdasarkan   hasil
studinya   dalam   hal   succession   planning,   menemukan   beberapa   poin   utama   sebagai
berikut:
• Lebih   dari   separuh   responden   mengaku   bahwa   perusahaannya   hanya
melakukan proses suksesi pada level eksekutif yang paling senior
• Hanya sekitar 12% responden yang menyatakan bahwa program suksesi di
perusahaannya   terintegrasi   dengan   program   talent   management,   seperti
performance management dan employee development.
• Kurang   dari   40%   responden   yang   mengaku   bahwa   perusahaannya
mengikutkan   manajer   menengah   dan   profesional   dengan   skill   dalam
succession planning. Dan hanya 11% yang mengikutkan supervisor lini.
Lalu, bagaimana supaya rencana suksesi dapat berjalan secara efektif?
- Rencana Suksesi yang Menyeluruh
Menurut Bersin & Associate, salah satu caranya adalah dengan memperluas
rencana suksesi ke seluruh posisi kunci di tiap level organisasi. Kembangkan
suatu sistem career profiling, dimana tersimpan database mengenai skill dan
kompetensi tiap individu organisasi. Sehingga, ketika Anda membutuhkan
pengganti untuk suatu posisi, Anda bisa mengecek database dan menemukan
kandidat yang sesuai dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan dengan
cepat.
- Komitmen dan Engagement
Selanjutnya, yang terpenting dimiliki oleh kandidat pemimpin adalah tingkat
komitmen dan engagement terhadap organisasi. Skill dan kompetensi memang
penting, namun yang terpenting mereka punya komitmen dan engagement
yang tinggi dengan organisasi, sehingga akan berusaha untuk memberikan
kontribusi terbaik. Mereka dengan komitmen tinggi tentunya akan bersedia
untuk berkorban, dan menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan
pribadinya, suatu tuntutan yang sering dimiliki oleh tiap pemimpin.
- Possess High Technical and Managerial Skill
Berdasarkan temuan Bersin & Associates, rencana suksesi lebih ditekankan
pada   kemampuan   manajerial.   Padahal,   tidak   hanya   skill   manajerial   yang
penting, melainkan juga skill teknis. Hal ini disebabkan karena dalam usaha
mencapai keunggulan kompetitif, skill teknis yang tinggi juga punya peranan
yang sama penting dengan skill manajerial.
- Strategy Alignment
Strategy   alignment   dalam   perencanaan   suksesi   penting,   karena   dengan
demikian maka menjamin keselarasan visi dan misi yang dipegang saat ini
dengan kandidat pemimpin. Lalu bagaimana menjalankan strategy alignment
ini Yakni   melalui   program-program   seperti   coaching,   mentoring   dan
pelatihan-pelatihan   lainnya,   yang   memastikan   bahwa   calon   kandidat
mempunyai skill dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Demikian adalah beberapa poin penting supaya rencana suksesi dapat berjalan
secara   efektif.   Dengan   menjalankannya,   maka   akan   diperoleh   kandidat   yang   siap
memimpin dan membawa organisasi ke arah kesuksesan.

Sumber :











No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.