Thursday, November 19, 2015

Perubahan Kompensasi Finasial Langsung di PT Gojek Indonesia

      PT Gojek Indonesia merupakan pemain baru dalam bidang jasa transportasi di Indonesia. Namun walau masih dapat dikatakan pemain baru, Gojek sudah mampu menjadi "Raja" di bidang pelayanan jasa transportasi. Bagaimana tidak, hampir 50% para pengguna transportasi umum beralih menggunakan Gojek sebagai salah satu alat transportasi alternatif yang dipilih masyarakat.
Dengan pertumbuhan minat masyarakat yang begitu pesat, pihak Gojek dituntut untuk memperluas mitra pengemudi Gojek guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

       Salah satu cara pihak Gojek dalam memperluas mitra pengemudi Gojek adalah dengan memberikan kompensasi yang menggiuarkan. Seperti yang dikemukakan oleh (Hasibuan, 2006), kompensasi yang baik akan memberikan motivasi kerja bagi karyawan. Pada awal kemunculannya PT Gojek Indonesia memberikan kompensasi yang sangat besar bagi calon mitra pengemudi. Namun akhir-akhir ini, manajemen Gojek melakukan rekonstruksi terhadap kebijakan lama yang telah dibuat. Hal ini berdasarkan pertimbangan dari berbagai aspek.

      Perubahan kompensasi yang paling mencolok saat ini adalah dari aspek kompensasi finansial langsung, mengenai upah yang diterima semula Rp 4000/km menjadi Rp 3000/km. Jika dilihat dari sisi mitra pengemudi Gojek, perubahan ini dianggap sangat merugikan dan tidak sesuai. Banyak mitra pengemudi Gojek yang melakukan demo masal sebagai wujud penolakan terhadap perubahan tersebut. Namun, jika dilihat dari sisi manajemen Gojek perubahan ini dianggap hal yang paling sesuai. Menurut CEO Gojek hal tersebut dilakukan untuk merasionalkan tarif agar menguntungkan bagi penumpang dan pengemudi. Jika manajemen Gojek menurunkan subsidi untuk pengguna, hal tersebut akan merugikan bagi pengguna dan pengemudi.Menurunkan tarif (untuk sopir Gojek) adalah pilihan agar pengemudi terus bisa menerima order.

      Terlepas dari polemik tersebut hingga saat ini perubahan kebijakan tersebut tidak memberikan dampak yang begitu mencolok bagi perusahaan. Para mitra pengemudi Gojek masih tetap beroperasi hingga saat ini. Mereka yang masih tetap beroperasi memiliki alasan yaitu untuk tetap mencukupi kebutuhan finansial. Di samping itu, manajemen Gojek masih tetap memberikan kompensasi berupa bonus jika para mitra pengemudi mampu memberikan jasa minimal 8 jasa. Kompensasi berupa bonus tersebut terbukti dapat memotivasi para mitra pengumudi Gojek untuk lebih giat dalam mencari pelanggan yang pada akhirnya akan mencapai tujuan yang sama antara manajemen Gojek dengan pengemudi Gojek yaitu "meningkatkan produktivitas". Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukanan oleh Lewa Subowo, 2005 "Pemberian kompensasi akan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, baik kepada pihak perusahaan maupun kepada pihak karyawan."
 
       Jika dilihat dari segi teori mengenai manajemen kompensasi, dapat disimpulkan bahwa perubahan kompensasi yang diberlakukan oleh Manajemen Gojek masih dalam taraf rasional. Namun, jika pihak manajemen Gojek menurunkan kembali kompensasi yang diberikan tidak menutup kemungkinan akan terjadi gejolak penolakkan oleh para mitra pengemudi Gojek. Pihak manajemen Gojek harus mempertimbangkan secara matang bahwa kompensasi yang diberikan harus layak, adil, dapat diterima, memuaskan serta memberi motivasi kerja. Sehingga antara perusahaan dengan mitra pengemudi akan merasa mendapatkan keuntungan yang sama.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.