Thursday, June 9, 2016

Kepuasan Kerja Di PT Lab Ind


Oleh: Renward Panyel Siahaan

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Seorang pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja. Persepsi pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja melibatkan rasa aman, rasa adil, rasa menikmati, rasa bergairah, status dan kebanggaan. Dalam persepsi ini juga dilibatkan situasi kerja pekerja yang bersangkutan yang meliputi interaksi kerja, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan kesempatan promosi. Selain itu di dalam persepsi ini juga tercakup kesesuaian antara kemampuan dan keinginan pekerja dengan kondisi organisasi tempat bekerja yang meliputi jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan dan insentif.
Menurut Locke dalam Munandar (2001:350) tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Keyakinan bahwa karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak terpuaskan merupakan suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-tahun (Robbins, 2006:26). Pekerja yang mempunyai kepuasan kerja akan lebih produktif daripada pekerja yang tak terpuaskan. Berdasarkan berbagai definisi tentang kepuasan kerja yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan individu terhadap penilaian puas atau tidak puasnya pada pekerjaan, dan lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja di PT Lab IND dapat dirasakan berdasarkan pemberian bonus bagi karyawan yang berprestasi, sehingga memberikan motivasi untuk bekerja lebih giat. Selain itu juga diperoleh tindakan yang adil tanpa membeda-bedakan pekerja dalam memberikan penilaian, lingkungan kerja yang aman, kondusif sehingga membuat para pekerja merasa nyaman dalam pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan bagian dari faktor lingkungan yang diteliti terdiri dari iklim psikologis.
Iklim psikologis (psychological climate) merupakan rangkuman deskriptif karyawan terhadap pengalaman mereka dalam organisasi (Jones & James, 1979). Adapun kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan secara keseluruhan ataupun terhadap berbagai aspek dalam pekerjaan. Dari definisi mengenai iklim psikologis dan kepuasan
kerja, kedua variabel ini dapat dilihat sebagai faktor yang ada dalam diri seseorang. Namun peneliti menetapkan kedua variabel ini sebagai faktor ingkungan karena kepuasan kerja dan iklim psikologis terbentuk sebagai pengalaman seseorang atas lingkungan kerjanya.
Penelitian-penelitian yang dilakukan Gunz dan Gunz (1994), Knoop (1995), serta Young, Worchel, dan Woehr (1998) menemukan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Namun belum ada penelitian yang melihat pengaruh iklim psikologis terhadap komitmen organisasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor besar yang mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi terdiri dari masa kerja dan trait  kepribadian, sedangkan faktor lingkungan terdiri dari iklim psikologis dan kepuasan kerja. Peneliti berpendapat bahwa kedua faktor tersebut secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna terhadap komitmen dosen pada universitas. Selain itu, peneliti memperkirakan bahwa faktor pribadi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap komitmen organisasi dibandingkan faktor lingkungan karena faktor pribadi bersifat lebih menetap dan lebih sulit untuk diubah dibandingkan faktor lingkungan. Dari dua faktor lingkungan, peneliti berpendapat bahwa
kepuasan kerja memiliki pengaruh langsung terhadap pekerja di PT. LAB IND, sedangkan iklim psikologis memberikan pengaruh tidak langsung yaitu melalui kepuasan kerja. Pendapat ini didasarkan pada pemikiran bahwa kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya merupakan bentuk perasaan suka atau tidak suka pada pekerjaannya yang muncul sebagai hasil persepsi pegawai terhadap situasi dan kejadian di lingkungan kerjanya, yaitu setiap departemen kerja. Ini berarti, iklim psikologis yang dipersepsikan pegawai menimbulkan kepuasan kerja, dan kepuasan kerja yang dirasakan pegawai membentuk komitmen pegawai pada perusahaan (Sineati 2006)

DAFTAR PUSTAKA
A,S, Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Depok. Penerbit.UIPress
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Seniati, Liche. 2006. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, No. 2

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.