PENDAHULUAN
Kunci sukses sebuah perubahan ada pada sumber daya
manusianya yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan (agent of change) terus
menerus, pembentuk proses serta budaya yang secara bersama meningkatkan
kemampuan perubahan organisasi atau perusahaan.
Untuk itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik. Inti dari pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola kinerja SDM guna mencapai tujuan organisasi yang tergambar dalam rencana strategis organisasi. Salah satu konsep yang sekarang ini mulai diperhitungkan untuk diaplikasikan oleh berbagai perusahaan atau organisasi untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja adalah Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System)
Untuk itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik. Inti dari pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola kinerja SDM guna mencapai tujuan organisasi yang tergambar dalam rencana strategis organisasi. Salah satu konsep yang sekarang ini mulai diperhitungkan untuk diaplikasikan oleh berbagai perusahaan atau organisasi untuk mengendalikan dan meningkatkan kinerja adalah Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System)
Manajemen Kinerja mencakup kegiatan-kegiatan yang memastikan
bahwa tujuan-tujuan secara konsisten dicapai dengan cara yang efektif dan
efisien. Manajemen kinerja dapat berfokus pada kinerja organisasi, departemen,
karyawan, atau bahkan proses untuk membangun sebuah produk atau layanan, dan
lain sebagainya. Menurut defenisinya, performance management adalah suatu
proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui
pengembangan performansi human resourcenya. Dalam manajemen kinerja kemampuan
SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui
proses bersama antara atasan dan bawahan yang lebih berdasarkan kesepakatan
dibandingkan instruksi (Manajemen Partisipatif).
PEMBAHASAN
Berikut adalah pengertian dari manajemen kinerja dari
beberapa sumber, antara lain sebagai berikut:
1. Menurut
Schuler dan Jackson (2006) sistem manajemen kinerja adalah proses formal dan
terstruktur untuk mengukur, mengevaluasi, dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan
hasil kerja para karyawan sesuai dengan perannya masing-masing. Dengan demikian,
sistem ini diharapkan dapat membantu mengarahkan dan memotivasi para karyawan
untuk memaksimalkan usaha mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Menurut
Mondy (2008), mendefinisikan manajemen kinerja sebagai proses berorientasi
tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa berbagai proses dalam organisasi
berjalan dengan baik sehingga produktivitas karyawan, tim, dan organisasi itu
sendiri bisa dimaksimalkan.
3. Menurut
Armstrong (1998), Manajemen kinerja (performance management) adalah satu upaya
untuk memperoleh hasil terbaik dari organisasi, kelompok dan individu-individu
melalui pemahaman dan penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas
tujuan-tujuan terencana, standar dan persyaratan-persyaratan atribut atau
kompetensi yang disetujui bersama. Manajemen kinerja ini bersifat menyeluruh
dan menjamah semua elemen, unsur, atau input yang harus di dayagunakan oleh
organisasi untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen kinerja membutuhkan tujuan yang jelas dan terukur. Kemudian harus ada
mekanisme untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian tujuan tersebut, baik dari
sisi hasilnya sendiri, maupun proses pencapaian hasil yang tercermin antara
lain dari sikap dan perilaku kerja karyawan. Yang tidak boleh dilupakan adalah
bagaimana memotivasi karyawan sedemikian rupa agar mau dan mampu memaksimalkan
produktivitasnya. Dalam hal ini, sebuah sistem manajemen kinerja tidak bisa
dilepaskan dari aspek kompensasi berupa reward and punishment.
Menurut definisinya, manajemen kinerja adalah suatu proses
strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui
pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai
kontributor individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses
bersama antara manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan daripada
instruksi. Kesepakatan ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta pengembangan kinerja dan
perencanaan pengembangan pribadi. Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat
memperkuat budaya yang berorientasi pada kinerja melalui pengembangan
keterampilan, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM. Sifatnya
yang interaktif ini akan meningkatkan motivasi dan memberdayakan SDM dan
membentuk suatu kerangka kerja dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja
juga dapat menggalang partisipasi aktif setiap anggota organisasi untuk
mencapai sasaran organisasi melalui penjabaran sasaran individu maupun kelompok
sekaligus mengembangkan protensinya agar dapat mencapai sasarannya itu.
Berdasarkan tugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan landasan bagi
promosi, mutasi dan evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan penyusunan
program pelatihan. Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan balik untuk
pengembangan karier dan pengembangan pribadi SDM.
Keunggulan manajemen kinerja adalah penentuan sasaran yang
jelas dan terarah. Di dalamnya terdapat dukungan, bimbingan, dan umpan balik
agar tercipta peluang terbaik untuk meraih sasaran yang menyertai peningkatan
komunikasi antara atasan dan bawahan
Menurut Villere (2002:17), ada 4 (empat) kunci keberhasilan
di dalam
organisasi dimana seorang bekerja, yaitu :
1. Hubungan
yang saling mendukung dan mempercayai harus dikembangkan dan dipupuk di seluruh
rantai perintah. Para karyawan harus merasa bahwa mereka adalah anggota tim
yang sama tanpa memperhatikan dimana tempat mereka dalam organisasi.
Pendekatan-pendekatan kekasaran, ketidak pedulian, dan permusuhan kepada
orang-orang dan masalah harus sepenuhnya ditentang, dan digantikan dengan kersama
tim, dan saling mempedulikan.
2. Organisasi
dan anggotanya tidak dapat efektif kecuali sasaran yang samar digantikan dengan
sasaran-sasaran yang spesifik dan dapat diukur. Teknik-teknik harus diciptakan
untuk :
a. Menetapkan rencana dan sasaran yang realistik;
b. Membuat sasaran dan rencana spesifik tetapi tidak kaku;
c. Menetapkan sasaran singkat, sedang dan jangka panjang;
d. Menetapkan tanggal-tanggal target;
e. Memperbaharuhi dan memperbaiki sasaran serta rencana.
3. Keterampilan
harus dikembangkan untuk mengatasi kelambanan dan perlawanan komponen
organisasi terhadap perubahan.
4. Beberapa
anggota organisasi memerlukan dukungan dan perhatian khusus untuk berubah dari
komponen organisasi menjadi prestasi produktif.
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan manajemen kinerja organisasi adalah untuk
meningkatkan kemampuan dan mendorong karyawan agar bekerja dengan penuh
semangat, efektik, efisien, dan produktif serta sesuai dengan proses kerja yang
benar sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Alasan dibutuhkannya
manajemen kinerja, di antaranya sebagai berikut:
1) Setiap
karyawan ingin memiliki penghasilan yang tinggi
2) Setiap
karyawan ingin memiliki keahlian sesuai bidangnya
3) Setiap
karyawan ingin berkembang karirnya
4) Kewajiban
bagi pimpinan untuk meningkatkan penghasilan karyawan
5) Kewajiban
bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja karyawan
6) Setiap
karyawan ingin mendapatkan perlakuan adil atas hasil kerjanya
7) Bagi yang
berprestasi berhak memperoleh penghargaan dan bagi yang melanggar aturan wajib
diberi sangsi
8) Setiap
institusi ingin bekerja secara efektif, efisien dan produktif
9) Berakibat
positif atau negatif tergantung dari kebijakan institusinya
10) Positif bila
institusi memiliki niat untuk mengembangkan SDM
11) Negatif bila
institusi tidak memiliki niat mengembangkan SDM issue-issue alasan peningkatkan
kinerja karyawan: mutu karyawan masih rendah, dilihat dari kemampuan yang
dimiliki sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya kesempatan
mengikuti pelatihan, rendahnya etos kerja, dan mutu produk/pelayanan/hasil
kerja masih rendah.
Sedangkan, tujuan peningkatkan kinerja karyawan di antaranya
sebagai berikut:
a. Untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan yang menginginkan hasil kerja yang bermutu.
b. Untuk
meningkatkan kemampuan sistem perusahaan agar efektif, efisien, dan bermutu
c. Untuk
membantu karyawan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja, maupun kepribadiannya
d. Pada
karyawan, tenaga kerja yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
oleh institusi untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaan sesuai bidangnya.
e. Meningkatkan
prestasi kerja karyawan baik secara individu maupun kelompok.
f. Merangsang
minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan hasil karya dan
prestasi pribadi dan potensi karyawan
g. Membantu
perusahaan untuk menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan.
h. Sebagai
sarana untuk penyusunan program suksesi dan kaderisasi dan pembinaan karyawan.
i.
Menyediakan sarana / alat untuk membandingkan prestasi kerja karyawan
dengan tingkat gaji / imbalannya
j. sebagai
bagian dari kebijakan dan sistem imbalan yang baik.
k. Memberikan
kesempatan pada karyawan untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaan atau
hal – hal yang ada kaitannya sehingga jalur komunikasi menjadi terbuka.
l.
meningkatkan kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang
direfleksikan dengan peningkatan produktivitas
Menurut Ruky (2001), manfaat manajemen kinerja ditinjau dari
aspek pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Penyesuaian
program pelatihan dan pengembangan karyawan
Dengan melaksanakan manajemen kinerja, dapat diketahui atau
diidentifikasi pelatihan tambahan apa saja yang masih harus diberikan pada
karyawan untuk membantu agar mampu mencapai standar prestasi yang ditetapkan.
2. Penyusunan
program seleksi dan kaderisasi
Dengan melaksanakan manajemen kinerja selayaknya juga dapat
diidentifikasi siapa saja karyawan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
karirnya dengan dicalonkan untuk menduduki jabatan-jabatan yang tanggung
jawabnya lebih besar pada masa yang akan datang.
3. Pembinaan
karyawan
Pelaksanaan manajemen kinerja juga dapat menjadi sarana
untuk meneliti hambatan karyawan untuk meningkatkan prestasinya.
Selain itu, manfaat lain dari manajemen kinerja adalah
mengelola kinerja karyawan atau sistem memfasilitasi penyampaian efektif tujuan
strategis dan operasional. Ada korelasi jelas dan langsung antara program
kinerja menggunakan manajemen atau perangkat lunak dan bisnis ditingkatkan dari
hasil organisasi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82)
faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
·
Kemampuan mereka,
·
Motivasi,
·
Dukungan yang diterima,
·
Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
·
Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan
bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
keinginan untuk berprestasi. Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
a. Faktor kemampuan
secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi
(IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu
dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya.
b. Faktor
motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara
maksimal. David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68),
berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi
adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau
tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan
predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari
seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu :
·
Memiliki tanggung jawab yang tinggi
·
Berani mengambil risiko
·
Memiliki tujuan yang realistis
·
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan
berjuang untuk merealisasi tujuan.
·
Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam
seluruh kegiatan kerja yang dilakukan
·
Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana
yang telah diprogamkan
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja :
1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang
keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian,
motivasi dan kepuasan kerja
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain
pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system)
KESIMPULAN
Manajemen kinerja memiliki peranan yang sangat penting bagi
perusahaan. Hal ini dimaksudkan, sebagai alat pengukur kinerja pelaksanaan
pekerjaan para karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam menerapkan
manajemen kinerja, perusahaan dapat menggunakan Reward dan Punishment sebagai motivasi dalam meningkatkan kinerja
para karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://inspirationbetty.blogspot.co.id/2011/05/manajemen-kinerja-organisasi_20.html
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=373
http://ekonomimanajemen.blogspot.co.id/2010/01/kinerja-organisasi.html
https://dwiiba.wordpress.com/manajemen-kinerja/
http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2015/02/makalah-manajemen-kinerja-penegrtian.html
DAFTAR PUSTAKA
http://inspirationbetty.blogspot.co.id/2011/05/manajemen-kinerja-organisasi_20.html
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=373
http://ekonomimanajemen.blogspot.co.id/2010/01/kinerja-organisasi.html
https://dwiiba.wordpress.com/manajemen-kinerja/
http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2015/02/makalah-manajemen-kinerja-penegrtian.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.