Abstrak:
Artikel ini membahas tentang pentingnya membangun budaya komunikasi yang kuat dalam suatu organisasi melalui penerapan komunikasi yang efisien. Budaya komunikasi yang kuat merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja organisasi, membangun kepercayaan, meningkatkan keterikatan karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Dalam artikel ini, kami membahas strategi dan praktik terbaik yang dapat digunakan untuk membangun budaya komunikasi yang kuat, termasuk penggunaan teknologi komunikasi yang tepat, komunikasi internal yang efektif, dan kepemimpinan yang komunikatif. Kami juga membahas pengaruh budaya organisasi terhadap komunikasi dan bagaimana efisiensi komunikasi dapat mendukung pembentukan budaya komunikasi yang kuat.
Kata kunci: budaya komunikasi, komunikasi organisasi, efisiensi komunikasi, kinerja organisasi, kepercayaan karyawan, keterikatan karyawan, lingkungan kerja yang harmonis, teknologi komunikasi, komunikasi internal, kepemimpinan komunikatif.
Abstract:
This article discusses the importance of building a strong communication culture in an organization through the implementation of efficient communication. A strong communication culture is an important factor in improving organizational performance, building trust, increasing employee engagement, and creating a harmonious work environment. In this article, we discuss strategies and best practices that can be used to build a strong communication culture, including the use of appropriate communication technologies, effective internal communications, and communicative leadership. We also discuss the influence of organizational culture on communication and how communication efficiency can support the establishment of a strong communication culture.
Keywords: communication culture, organizational communication, communication efficiency, organizational performance, employee trust, employee engagement, harmonious work environment, communication technology, internal communication, communicative leadership.
- PENDAHULUAN
Komunikasi yang efektif adalah bagian penting dari setiap organisasi yang ingin sukses. Dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan kompetitif, organisasi yang mampu membangun budaya komunikasi yang kuat memiliki keunggulan dalam membangun hubungan yang baik dengan karyawannya, meningkatkan keterlibatan dan mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan. Budaya komunikasi yang kuat menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif di mana informasi mengalir dengan lancar dan saling pengertian dapat dibangun di antara anggota organisasi.
Pentingnya efektivitas komunikasi tidak dapat diabaikan dalam rangka membangun budaya komunikasi yang kuat. Efektivitas komunikasi berkaitan erat dengan bagaimana suatu organisasi menggunakan alat dan saluran komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan informasi secara cepat, tepat dan efektif. Dengan memaksimalkan efektivitas komunikasi, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, menghindari kesalahpahaman, dan mendobrak hambatan komunikasi umum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan keterkaitan yang erat antara efektivitas komunikasi dan pembentukan budaya komunikasi yang kuat dalam organisasi. Melalui pemahaman mendalam tentang peran efektivitas komunikasi dalam memperkuat budaya komunikasi, organisasi dapat mengidentifikasi strategi dan praktik terbaik yang dapat diterapkan untuk membangun budaya komunikasi yang kuat. Selain itu, penelitian ini juga membahas manfaat yang dapat diperoleh dari budaya komunikasi yang kuat, seperti: Peningkatan kinerja perusahaan, kepercayaan karyawan dan komitmen yang tinggi.
Dalam artikel ini, pemulis menyajikan gambaran menyeluruh tentang pentingnya membangun budaya komunikasi yang kuat melalui komunikasi korporat yang efektif. Penulis juga mempertimbangkan studi kasus organisasi yang berhasil membangun budaya komunikasi yang kuat dan mendiskusikan potensi tantangan dan cara mengatasinya. Penulis berharap artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana komunikasi organisasi yang efektif dapat meletakkan dasar untuk budaya komunikasi yang kuat, dan memberi manajer dan pemimpin informasi berharga untuk meningkatkan komunikasi dan memperkuat budaya organisasi.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana efisiensi komunikasi berkontribusi untuk membangun budaya komunikasi yang kuat dalam suatu organisasi?
- Apa strategi dan praktik terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi komunikasi dalam rangka membangun budaya komunikasi yang kuat?
- Manfaat apa yang dapat diperoleh organisasi dari memiliki budaya komunikasi yang kuat, termasuk peningkatan kinerja organisasi, kepercayaan karyawan, dan keterlibatan yang tinggi?
- Apa tantangan dan kendala yang mungkin dihadapi dalam upaya membangun budaya komunikasi yang kuat melalui komunikasi organisasi yang efisien, dan bagaimana mengatasi tantangan tersebut?
- Bagaimana penerapan teknologi komunikasi yang tepat dapat mendukung efisiensi komunikasi dan memperkuat budaya komunikasi dalam suatu organisasi?
- Tujuan Penelitian
- Untuk menjelaskan hubungan antara efisiensi komunikasi dan pembentukan budaya komunikasi yang kuat dalam organisasi.
- Untuk mengidentifikasi strategi dan praktik terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi komunikasi guna membangun budaya komunikasi yang kuat.
- Untuk mengevaluasi manfaat yang dapat diperoleh organisasi dengan budaya komunikasi yang kuat, antara lain peningkatan kinerja organisasi, kepercayaan karyawan, dan keterlibatan yang tinggi.
- Menganalisis tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam upaya membangun budaya komunikasi yang kuat melalui komunikasi organisasi yang efisien, dan menghadirkan solusi atau cara untuk mengatasinya.
- Untuk mengeksplorasi peran teknologi komunikasi yang tepat dalam mendukung efisiensi komunikasi dan memperkuat budaya komunikasi dalam organisasi.
- PEMBAHASAN
- Membangun identitas organisasi: Budaya komunikasi berkontribusi untuk membangun identitas dan citra organisasi. Model dan nilai komunikasi yang konsisten yang diwujudkan dalam komunikasi organisasi menciptakan citra dan reputasi yang dirasakan oleh karyawan, mitra bisnis, dan publik.
- Meningkatkan keterlibatan karyawan: Budaya komunikasi yang kuat mempengaruhi tingkat employee engagement. Komunikasi yang terbuka, transparan, dan efektif menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didengarkan, dihargai, dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Ini memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka dan merasa menjadi bagian dari kesuksesan organisasi.
- Meningkatkan kerja sama dan kerja tim: Budaya komunikasi yang kuat mendorong kolaborasi dan kerja sama tim yang efektif. Komunikasi yang terbuka dan saling mendukung memfasilitasi pertukaran ide, penyebaran informasi dan pemecahan masalah bersama. Anggota tim yang memahami dan mendukung satu sama lain dalam komunikasi meningkatkan produktivitas dan mencapai tujuan bersama.
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi: Budaya komunikasi yang kuat juga meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Komunikasi yang efektif dan efisien membantu menghindari kesalahan, mematahkan hambatan komunikasi dan mempercepat arus informasi penting. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan akurat serta pemecahan masalah yang efektif.
- Memperkuat kepercayaan dan hubungan: Budaya komunikasi yang positif dan terbuka membantu membangun kepercayaan di antara anggota organisasi. Komunikasi yang jujur, terbuka dan menghargai pendapat orang lain mempererat hubungan kerja dan menciptakan suasana yang lebih harmonis. Kepercayaan yang kuat dalam komunikasi memungkinkan kolaborasi yang lebih baik, penyelesaian konflik yang konstruktif, dan kolaborasi yang efektif.
- Efektivitas komunikasi memastikan aliran informasi yang lancar dan cepat di seluruh perusahaan. Hal ini mendukung budaya komunikasi yang terbuka, transparan dan saling mendukung.
- Komunikasi yang efektif membantu menghindari kesalahan, mendobrak hambatan komunikasi dan mempercepat pengambilan keputusan. Ini menciptakan budaya komunikasi yang responsif dan mudah beradaptasi.
- Budaya organisasi yang mendukung komunikasi yang terbuka dan efektif bertujuan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi. Norma dan nilai yang mendorong saling mendengarkan, umpan balik, dan kolaborasi mendorong proses komunikasi yang lebih efektif. Sebaliknya, budaya organisasi yang tertutup, otoriter atau yang mengandung hambatan komunikasi internal dapat menurunkan efektifitas komunikasi.
- Penggunaan teknologi komunikasi yang tepat dapat meningkatkan komunikasi dalam organisasi. Misalnya, penggunaan email, pesan instan, atau platform kolaborasi online memungkinkan informasi dipertukarkan dengan cepat dan efisien di antara anggota tim yang tersebar secara geografis.
- Teknologi konferensi video atau audio dapat mengurangi kebutuhan akan pertemuan tatap muka yang memakan waktu dan mahal. Ini membantu meningkatkan efisiensi komunikasi dalam kolaborasi tim antara area yang berbeda.
- Penggunaan sistem manajemen informasi dan database internal memungkinkan akses mudah dan cepat ke informasi penting, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk mencari informasi.
- Keterbukaan dan transparansi: Komunikasi internal yang efektif membutuhkan keterbukaan dan transparansi dalam pertukaran informasi antar anggota organisasi. Informasi yang relevan, baik yang berkaitan dengan kebijakan, tujuan organisasi atau perkembangan penting lainnya, harus dikomunikasikan secara jelas dan terbuka.
- Komunikasi dua arah: Komunikasi internal yang efektif melibatkan komunikasi dua arah antara pengirim dan penerima. Ini membutuhkan mendengarkan dengan cermat, memberikan umpan balik dan berinteraksi satu sama lain dalam komunikasi. Ini memastikan bahwa pesan dipahami dengan benar dan memungkinkan dialog dan diskusi yang konstruktif.
- Penggunaan media yang benar: Komunikasi internal yang efektif memerlukan pemilihan media yang tepat untuk menyampaikan pesan. Ini mungkin termasuk pertemuan tatap muka, email, pesan instan atau platform kolaborasi online, tergantung pada konteks dan kebutuhan komunikasi.
- Transparansi dan Kejelasan: Komunikasi Pemimpin harus terbuka, jelas dan konsisten saat berbagi informasi dengan anggota organisasi. Anda harus memastikan bahwa pesannya jelas dan dipahami oleh semua anggota organisasi.
- Mendengarkan secara aktif: Manajer harus menjadi pendengar yang aktif dan menghargai kontribusi, ide dan pendapat anggota organisasi. Ini menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didengarkan dan dihargai.
- Kerjasama dan Partisipasi: Direktur mendorong kolaborasi dan partisipasi di antara anggota organisasi. Mereka mengajak anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, berbagi ide dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
- Meningkatkan keterlibatan karyawan: Memberdayakan karyawan dalam komunikasi organisasi memberi mereka rasa memiliki dan keterlibatan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian tugas. Ini meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan kepada organisasi.
- Promosi inisiatif dan kreativitas: Dengan memberi karyawan kekuatan dan otonomi dalam komunikasi organisasi, mereka merasa dihargai dan diakui sebagai pemikir dan kontributor yang berharga. Ini mendorong mereka untuk mengambil inisiatif, berbagi ide baru dan terlibat dalam inovasi dan peningkatan proses organisasi.
- Kerja sama dan kerja tim yang lebih baik: Memberdayakan karyawan dalam komunikasi organisasi mendorong kolaborasi yang lebih baik antara individu dan tim. Karyawan didorong untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pendapat mereka, yang mengarah ke tim yang lebih kuat dan kolaborasi yang lebih efektif.
- Pengembangan keterampilan komunikasi: Dengan memberdayakan karyawan dalam komunikasi organisasi, mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Mereka dapat belajar berkomunikasi dengan lebih efektif, memahami audiens mereka dan menyampaikan pesan dengan jelas dan persuasif.
- Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Dengan memperkuat karyawan dalam komunikasi organisasi, mereka mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam keputusan terkait pekerjaan mereka. Ini mengarah pada keputusan yang lebih baik karena membutuhkan banyak perspektif dan pengetahuan yang luas dalam organisasi.
- Tetapkan tujuan yang jelas: Sasaran yang jelas dan terukur memandu upaya organisasi dan memberikan arahan yang jelas bagi karyawan. Sasaran terukur juga memungkinkan evaluasi kinerja secara objektif.
- Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang efektif sangat penting untuk meningkatkan kinerja suatu organisasi. Memastikan komunikasi yang baik antara tim dan departemen, berbagi informasi secara terbuka, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mendengarkan umpan balik karyawan dapat meningkatkan pemahaman, kolaborasi, dan koordinasi dalam organisasi.
- Berikan dukungan dan sumber daya yang memadai: Memberikan dukungan yang memadai kepada karyawan, baik dalam bentuk pelatihan yang tepat, sumber daya atau lingkungan kerja, penting untuk meningkatkan kinerja organisasi. Karyawan yang merasa didukung lebih termotivasi dan mampu melakukan pekerjaannya dengan lebih baik.
- Pengembangan karyawan: Berinvestasi dalam pengembangan manusia melalui pelatihan, pembinaan, dan kesempatan belajar meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka. Mengembangkan karyawan lebih mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi.
- Transparansi: Memastikan transparansi dalam komunikasi organisasi dan pengambilan keputusan. Dengan menyampaikan informasi yang relevan, menjelaskan alasan keputusan dan menghindari informasi rahasia atau rahasia, kepercayaan diri karyawan dapat diperkuat.
- Konsistensi: Pertahankan konsistensi dalam tindakan dan kata-kata Anda. Menepati janji, menepati janji, dan memastikan keadilan dan kesetaraan dalam perlakuan membantu membangun kepercayaan karyawan.
- Membangun hubungan: Ciptakan hubungan yang baik antara manajemen dan karyawan melalui komunikasi terbuka, mendengarkan dengan cermat, dan menghargai kontribusi karyawan. Hubungan yang kuat berdasarkan saling pengertian dan rasa hormat membangun kepercayaan antar karyawan.
- Jelaskan perannya: Memastikan bahwa karyawan memahami peran mereka dalam organisasi, tanggung jawab dan harapan mereka dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan uraian tugas yang jelas, pemahaman yang jelas tentang tujuan organisasi, dan menyelaraskan harapan individu dengan visi dan nilai organisasi.
- Tawarkan dukungan dan pengakuan: Membantu karyawan mencapai tujuan mereka dan mengakui prestasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan keterlibatan. Hal ini dapat dilakukan melalui umpan balik positif, memberikan kesempatan untuk pengembangan profesional atau memberikan insentif dan penghargaan yang sesuai.
- Mendorong partisipasi dan kolaborasi: Mendorong keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi melalui diskusi, proyek tim, atau inisiatif karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan mereka. Kolaborasi tim juga dapat mendorong keterlibatan dan memperkuat hubungan antar karyawan.
- Aktifkan komunikasi terbuka: Untuk meningkatkan keterlibatan, membangun budaya komunikasi terbuka dan menghargai masukan karyawan adalah penting. Dengan menyiapkan saluran komunikasi yang efektif, seperti sesi curah pendapat, rapat tim, atau forum diskusi, karyawan dapat didorong untuk berbagi ide, menyampaikan kekhawatiran, dan merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
- Keanekaragaman nilai: Menerima dan menghargai keragaman dalam organisasi, baik itu latar belakang budaya, pendidikan atau pandangan, sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan harmonis. Untuk melakukan ini, seseorang harus menghormati perbedaan, mendorong perspektif yang berbeda, dan mempromosikan rasa hormat terhadap keragaman.
- Membangun tim yang kuat: Membangun tim yang solid dan saling mendukung dengan komunikasi terbuka, kolaborasi aktif dan saling percaya adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Menciptakan pembentukan tim yang efektif, mendorong kolaborasi dan memperkuat hubungan antar anggota tim menciptakan suasana kerja yang positif.
- Tangani konflik dengan hati-hati: Konflik adalah bagian alami dari interaksi manusia, tetapi penting untuk mengelolanya dengan bijak. Menyediakan ruang untuk berekspresi, mendorong dialog yang konstruktif dan melibatkan pemangku kepentingan dalam mencari solusi bersama dapat membantu mengurangi konflik dan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
- Tawarkan Dukungan Emosional: Dukungan emosional bagi karyawan juga penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Ini membutuhkan mendengarkan dengan empati, mengakui perasaan dan kebutuhan karyawan, dan memberikan bantuan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pribadi atau profesional.
- Hormati keseimbangan kehidupan kerja: Menciptakan work-life balance merupakan faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Jam kerja yang fleksibel, aktivitas yang mendukung di luar pekerjaan, dan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan membantu menciptakan keseimbangan yang sehat antara tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi.
- Tujuan dan peran yang tidak jelas: Ambiguitas tentang tujuan organisasi dan peran masing-masing individu dapat menghambat komunikasi yang efektif. Jika karyawan tidak memahami tujuan bersama dan tidak memiliki gagasan yang jelas tentang tanggung jawab mereka, informasi yang dikomunikasikan mungkin tidak berarti atau terpecah-pecah.
- Kurangnya komunikasi terbuka: Kurangnya komunikasi terbuka dan transparansi dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kecurigaan di antara karyawan. Jika informasi penting tidak dikomunikasikan secara terbuka, kesalahpahaman, spekulasi atau bahkan rumor dapat muncul, yang dapat merusak budaya komunikasi yang sehat.
- Perbedaan komunikasi antar kelompok atau departemen: Setiap tim atau departemen dalam suatu organisasi mungkin memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Perbedaan ini dapat menghambat kelancaran arus informasi antara tim atau departemen dan menyebabkan kesalahan, kebingungan, atau perbedaan pendapat.
- Kurangnya keterampilan komunikasi: Kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif dapat menjadi penghalang untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan persuasif. Karyawan yang kurang memiliki keterampilan komunikasi yang memadai mungkin mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi dengan benar, mendengarkan dengan baik, atau memahami audiens mereka.
- Teknik yang tidak efisien: Penggunaan teknologi komunikasi yang tidak efisien atau kurangnya teknologi yang tepat juga dapat menjadi penghambat komunikasi internal. Jika sarana komunikasi yang digunakan tidak dapat diandalkan, sulit digunakan atau tidak memenuhi kebutuhan organisasi, hal ini dapat menghambat arus informasi dan kerjasama antar karyawan.
- Visi dan kepemimpinan: Kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas tentang budaya yang diinginkan penting untuk perencanaan dan mendorong perubahan budaya organisasi.
- Komunikasi terbuka: Komunikasi yang terbuka dan efektif memainkan peran kunci dalam mendorong perubahan budaya organisasi. Ini membutuhkan komunikasi yang jelas dan konsisten tentang alasan perubahan, manfaat yang diharapkan, dan tindakan. Komunikasi terbuka meningkatkan pemahaman karyawan dan meminimalkan ketidakpastian dan resistensi terhadap perubahan.
- Keterlibatan karyawan: Keterlibatan karyawan dalam proses perubahan budaya organisasi penting untuk memastikan penerimaan dan keterlibatan mereka. Karyawan harus dilibatkan dalam merencanakan tujuan dan nilai baru serta mengidentifikasi cara untuk mengimplementasikan perubahan tersebut.
- Pelatihan dan Pengembangan: Melatih dan mengembangkan karyawan tentang nilai dan perilaku yang diharapkan dalam budaya baru sangatlah penting. Ini membantu karyawan memahami perubahan yang mereka inginkan dan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk beradaptasi.
- Penghargaan dan Pengakuan: Mendorong dan menghargai perilaku yang sesuai dengan budaya baru dapat menyebabkan perubahan budaya organisasi. Mengenali karyawan yang mempraktikkan nilai-nilai baru dan mencapai hasil yang diharapkan adalah cara ampuh untuk meningkatkan penerimaan dan mengubah budaya organisasi.
- Komunikasi terbuka: Bersikap terbuka dan jelas tentang alasan perubahan, manfaat yang diharapkan, dan konsekuensi bagi karyawan dapat membantu mengurangi penolakan. Dalam hal meningkatkan pemahaman, penting juga untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengungkapkan keprihatinan dan pendapat mereka.
- Keterlibatan karyawan: Melibatkan karyawan dalam proses perubahan, misalnya melalui kelompok diskusi, rapat tim, atau proyek bersama, dapat membantu mengurangi penolakan. Hal ini memungkinkan karyawan untuk merasa dilibatkan dan suaranya didengar dalam perubahan di masa mendatang.
- Memberikan Dukungan dan Sumber Daya: Penting untuk memastikan bahwa karyawan memiliki dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan. Ini mungkin termasuk pelatihan, pendampingan atau redistribusi peran dan tanggung jawab.
- Tunjukkan keuntungan dan kesuksesan: Komunikasi konstan tentang kemajuan dan keberhasilan perubahan yang dicapai dapat membantu mengatasi hambatan. Hal ini memberikan bukti nyata tentang manfaat dan dampak positif dari perubahan tersebut.
- Memperkuat komitmen terhadap kepemimpinan: Memastikan komitmen pemimpin organisasi sangat penting untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan. Pemimpin harus memimpin dengan memberi contoh dengan menjunjung tinggi dan mempraktikkan nilai-nilai dan perilaku yang diharapkan dalam budaya baru. Mereka juga harus memberi karyawan motivasi dan inspirasi untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan.
- KESIMPULAN
- DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, M. H., Fachrina,
R., & Suhairi, S. (2021). Dampak Komunikasi dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan. Da'watuna: Journal of Communication and Islamic
Broadcasting, 1(1), 36-55.
Kang Atep Afia Channel. “KOMUNIKASI
ORGANISASI UNTUK MEMPERMUDAH PENCAPAIAN TUJUAN, VISI DAN MISI PERUSAHAAN
(#OMPI011B)” YouTube video, Mei 27, 2022. https://youtu.be/oX0BUxtIw68
Kang Atep Afia Channel. “MEMAHAMI
KONSEP DAN FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI (#OMPI011A)” YouTube video, Juni 3,
2022. https://youtu.be/Zz4oN6M5Mpo
Sutrisno, H. E. (2019). Budaya
organisasi. Prenada Media.
Setiawan, R., & Lestari,
E. P. (2016). Pengaruh budaya organisasi, komunikasi, lingkungan kerja dan
motivasi terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawai. Jurnal
Organisasi dan Manajemen, 12(2), 169-184.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.