Friday, June 11, 2021

Kepemimpinan dalam Organisasi


Sahlevi Ariputra  (sahleviariputra@gmail.com)

Faktor Motivasi dalam Organisasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik) (Zamfir, 2013).

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin didunia. Didalam kehidupan nyata, manusia harus selalu berinteraksi dan beradaptasi dengan sesama maupun dengan lingkungan. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga manusia harus hidup berkelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hal itu ditujukan agar manusia dapat bersosisalisasi dengan sesamanya manupun lingkungannya. Maka proses komunikasi di dalam interaksi tersebut merupakan hal utama dalam organisasi. Seperti yang dinyatakan oleh Daniel Katz dan Robert Kahn “Communication is the very essence of social system organization” (Daniels, dkk, 1997).

Pemimpin memiliki peranan penting dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Pemimpin menjadi tokoh yang menentukan orang-orang yang tepat untuk organisasi guna membantu pencapaian visi dan misi tersebut. Selain itu, didukung oleh pemimpin yang dapat melayani, terus belajar, memperbaiki kesalahan yang dilakukan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, serta memotivasi pegawainya. Kemampuan berkomunikasi adalah alat yang paling penting untuk dimiliki pemimpin untuk dapat menjalankan peranannya tersebut. Keputusan yang akan diambil oleh organisasi merupakan wewenang pemimpin, namun komunikasi yang tepat guna tentunya dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan keputusan tersebut.

Teori Kepemimpinan dalam organisasi

Gibson, Iancevich, dan Donnelly (1996:6) mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”. 

Memahami teori-teori,"kepemimpinan" sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

1.      Teori Kepemimpinan Sifat

Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal “The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

a.       Kecerdasan

b.      Kedewasaan dan kelulusan hubungan sosial

c.       Motivasi diri dan dorongan berprestasi

d.      Sikap Hubungan kemanusiaan

2.      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu:

a.       Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.

b.      Kedua disebut Struktur-Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberi-kan batasan kepada bawahan.

seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

3.      Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

Teori Kelahiran Pemimpin

Para ahli teori,"kepemimpinan" telah mengemukakan beberapa teori tentang timbulnya Seorang Pemimpin. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga) teori yang menonjol (Sunindhia dan Ninik Widiyanti, 1988:18), yaitu:

a.       Teori Genetic, tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.

b.      Teori Sosial, tersimpul dalam mengadakan "Leaders are made and not born". Penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

c.       Teori Ekologis, Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori The New Leader Goleman

Pemimpin yang efektif menurut Goleman adalah pemimpin yang tidak hanya menganut satu gaya kepemimpinan saja, tetapi mereka yang memiliki lebih dari satu gaya kepemimpinan dan mampu memakai tiap gaya sesuai situasi, dan kebutuhan. Kriteria seorang pemimpin yang ideal, banyak yang akan menekankan sifat-sifat seperti kecerdasan, ketangguhan, tekad, dan visi. Studi terbaru menunjukkan bahwa personal qualities juga penting, yang sering disebut kecerdasan emosional (emotional intelligence).

Berikut gaya kepemimpinan menurut Goleman tersebut.     

a.       Pemimpin Visioner (Visionary)

Pemimpin jenis ini diyakini merupakan tipe pemimpin yang lebih efektif dibanding yang lainnya. tipe pemimpin ini mampu mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya merupakan tujuan yang sejati dan selaras dengan nilai bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya.

b.      Gaya Pembimbing (Coach)

Gaya pemimpin seperti ini senang melakukan percakapan dan perbincangan mendalam dengan seorang pegawai, yang berisi seputar kehidupan sehari-hari kehidupan seseorang, termaksud tujuan dan impian hidupnya serta karirnya.

c.       Pemimpin Demokratis (Democratic)

Mendengarkan adalah kekuatan kunci dari pemimpin jenis ini. Mereka selalu bertindak dan berprilaku ingin menjadi pendengar yang baik terhadap bawahannya, karena mereka memang peduli kepada bawahannya, dia juga adalah jenis pemimpin yang kolaboratif, artinya dapat bekerja sebagai anggota kelompok, tetapi juga dapat menjadi pemimpin teratas dalam kelompok.

Konsep Kepemimpinan

Lee Thayer dalam artikelnya yang berjudul Leadership/Communication : A Critical Review and a Modest Proposal dalam Goldhaber & Bernett (1995) Handbook of Organizational Communication, mengemukakan mengenai dua hal yang berkaitan dengan kepemimpinan, yakni:

1)      Pemahaman umum tentang manusia dan kehidupan sosial dan saran tentang cara-cara yang paling memberi manfaat dan membumi tentang kepemimpinan.

2)      Mempelajari pendekatan-pendekatan leadership yang merekomendasikan hal-hal yang tidak biasa dan tidak bersifat kekuasaan untuk mempelajari kepemimpinan.

Paradigma berbeda dengan yang telah disebutkan di atas di uraikan dalam bagian berikut, yakni :

a.     Leadership bukan subjek tapi intersubjektif. Pemimpin yang tidak mengikuti keinginan pengikutnya tidak dapat disebut pemimpin (Nafe 1930).

b.      Pandangan Machiaveli : Pemimpin negara harus memberi manfaat bagi rakyatnya. Pemimpin harus bijaksana, memahami persoalan, mengerti apa yang sedang terjadi untuk mengetahui segala sesuatu.

c.       Sebelum memimpin orang lain seorang pemimpin harus bisa memimpin dirinya sendiri, melihat dirinya sendiri.

d.      Berbicara tentang pemimpin tidak sama dengan menjadi pemimpin.

e.   Pemimpin adalah seseorang yang dapat mewujudkan suatu kehidupan sosial dan mampu menyampaikan mengenai sesuatu, apa yang akan dicapai, dan apa yang harus dilakukan antara satu hal dengan hal lainnya.

Gaya Kepemimpinan

McGregor menentukan dua asumsi gaya kepemimpinan yang disebut Teori X dan Teori Y (Mahmudah, 2015). Teori X melihat atau memandang sebagai berikut :

a.       Manusia sebagai suatu mesin yang memerlukan pengendalian dari luar.

b.      Menganggap orang sebagai alat produksi.

c.       Dimotivasi oleh ketakutan akan hukuman atau kebutuhannya akan uang dan rasa aman.

Teori Y melihat atau memandang sebagai berikut :

a.       Manusia sebagai organisme biologis yang tumbuh.

b.      Berkembang dan melakukan pengendalian terhadap diri sendiri.

c.       Pemimpin bertugas mengatur dan mengelola sehingga baik organisasi maupun pegawai dapat memenuhi kebutuhan.

d.      Bekerja Bersama-sama pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

Mendorong pegawai berperan dalam proses pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Mahmudah, D. (2015). Komunikasi, Gaya Kepemimpinan, Dan Motivasi Dalam Organisasi. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 19(2), 285. https://doi.org/10.31445/jskm.2015.190210

Zamfir, K. (2013). Men and Women in the Household of God: A Contextual Approach to Roles and Ministries in the Pastoral Epistles. 5, 497. http://books.google.com/books?id=-4pNxdSes-UC

Hidayat, Atep A. 2021. Komunikasi dalam organisasi (II). Jakarta. Universitas Mercu Buana.

2 comments:

  1. 48_NiWayan

    isi artikel sudah cukup rapi. untuk mind mapnya sudah bagus sehingga menarik & mudah dipahami.
    dan susunan untuk artikel nya sudah cukup baik tetapi kurang kesimpulan untuk keseluruhan isi artikel tersebut.

    Nilai : 85

    ReplyDelete
  2. 26_Firsta

    Teknik penulisan: artikel yang ditulis secara keseluruhan sudah bagus dan mudah dipahami.

    Review: artikel dibuat dengan rapih menampilkan poin-poin dari maksud penulis dengan baik, serta mindmap juga dibuat dengan sangat ringkas dan dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

    Nilai: 85

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.