Wednesday, June 22, 2016

PELATIHAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI BUDAYA PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN


PENDAHULUAN

Salah satu masalah pokok yang sering dihadapai oleh lembaga atau suatu perusahaan adalah rendahnya produktivitas kerja karyawan atau krisis produktivitas. Produktivitas merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat (Anis dkk, 2007). Dilihat dari segi psikologi, produktivitas adalah suatu tingkah laku sebagai keluaran dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatar belakanginya. Pengertian produktivitas kerja adalah jumlah output yang dihasilkan seseorang secara utuh dalam satuan waktu kerja yang dilakukan meliputi kegiatan yang efektif dalam mencapai hasil atau prestasi kerja yang bersumber dari input dan menggunakan bahan secara efisien. Produktivitas ini juga dipengaruhi oleh motivasi dari para karyawan itu sendiri. Jika motivasi kerjanya bagus maka produktivitas yang dihasilkan dari serangkaian kegiatan itu juga bagus.

Pelatihan motivasi kerja adalah solusinya, hal ini karena tanpa adanya motivasi kerja dari karyawan itu sendiri maka produktivitas yang didapat tidak akan maksimal, karena karyawan hanya bekerja bukan karena termotivasi untuk bekerja dan berprestasi di dalam pekerjaannya tetapi hanya mengikuti aturan dari suatu perusahaan itu saja.

Pelatihan motivasi adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan memperkembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan dari para karyawannya, sesuai keinginan dari perusahaan yang bersangkutan untuk mendorong seseorang melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapainya tujuan tertentu

 LANDASAN TEORI

A.    PRODUKTIVITAS

Produktivitas merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Sedangkan pengertian produktivitas dapat dilihat dari dua dimensi. Yaitu dimensi individu dan dimensi keorganisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna  keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini , terjadinya tingkat produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas tetapi juga aspek kualitas baik dari produknya maupun dari tenaga kerja yang memproduksi.

Selain itu, produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total.

Pengertian lain produktivitas  adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa: “Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.”

Produktivitas juga diartikan sebagai :

a.       perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

b.      Perbedaan antara  kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum.

Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

 

B.     MOTIVASI KERJA

Motivasi berasal dari kata movere yang berarti bergerak. Motivasi adalah suatu proses yang diawali oleh adanya kebutuhan, lalu kebutuhan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapainya tujuan tertentu. Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya.

Menurut Halonen & Santrock (1999) yang dikutip oleh Rini & Widiana (2011), motivasi adalah faktor yang membantu menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku, berfikir, dan merasa apa yang sedang dilakukan. Motivasi merupakan hal yang sangat komplek dan berbeda pada setiap individu. Menurut Halonen dan Santrock (1999) yang dikutip oleh Rini & Widiana (2011), motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari kebutuhan dan keinginan dari dalam diri. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan positif maupun negatif yang berasal dari luar yang mempengaruhi perilaku.

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Hakikatnya, motivasi karyawan dan pengusaha berbeda karena adanya perbedaan kepentingan maka perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenagakerjaan, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat diwujudkan (Hamidum, 2007).

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Dibeberapa  Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur produktivitas.

Mengapa Mengukur Produktivitas

Pada tingkat sektoral dan nasional, produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam membantu evaluasi penampilan, perncanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan, membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk menentukan prioritas kebijakan bantuan, menentukan tingkar pertumbuhan suatu sektor atau ekonomi, mengetahui pengaruh perdagangan internasional terhadap perkembangan ekonomi dan seterusnya.

Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan memdorong efisiensi produksi.

Pertama, dengan pemberitahuan awal, instalasi dan pelaksanaan suatu sistem pengukuran, akan meninggikan kesadaran pegawai dan minatnya pada tingkat dan rangkaian produktivitas.

Kedua, diskusi tentang gambaran-gambaran yang berasal dari metode-metode yang relatif kasar ataupun dari data yang kurang memenuhi syarat sekalipun, ternyata memberi dasar bagi penganalisaan proses yang konstruktif atas produktif.

Manfaat lain yang diperoleh dari pengukuran produktivitas mungkin terlihat pada penempatan perusahaan yang tetap seperti dalam menentukan target/sasaran tujuan  yang nyata dan pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara periodik terhadap masalah-masalah yang saling berkaitan. Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang diperoleh sering nilai diagnostik yang menunjuk pada kemacetan dan rintangan dalam meningkatkan penampilan oraganisasi. Satu keuntungan dari pengukuran produktivitas adalah pembayaran staf. Gambaran data melengkapi suatu dasar bagi andil manfaat atas penmpilan yang ditingkatkan.

Metode-Metode Pokok Pengukuran Produktivitas

Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda:

1.      Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

2.      Perbandingan pelakasanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.

3.      Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan.

Untuk menyusun perbandingan-perbandingan ini perlulah mempertimbangkan tingkatan daftar susunan dan perbandingan pengukuran produktivitas.

Paling sedikit ada 2 jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial.

·         Produktivitas Total adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan (input) persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total keluaran harus diperhitungkan.

                                                                        Hasil Total

                            Prouktivitas Parsial =

                                                                     Masukan Total                        

2.      Produktivitas parsial adalah perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan atau input persatuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban kerja, dll.  

                                                                        Hasil parsial

                            Prouktivitas Parsial =

                                                                     Masukan Total

 

MOTIVASI KERJA FAKTOR PENENTU PRODUKTIVITAS

Banyak faktor yang dapat mempengruhi tinggi rendahnya produktivitas kerja. Motivasi merupakan keuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang kearah tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang didmiliki untuk mencapainya. Karyawan didalam proses produksi adalah sebagai manusia (individu) sudah barang tentu memiliki identifikasi tersendiri antara lain sebagai berikut:

·         Tabiat/watak

·         Siakap laku/penampilan

·         Kebutuhan

·         Keinginan

·         Cita-cita/kepentingan-kepentingan lainnya

·         Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya

·         Keadaan lingkungan dan pengalaman karyawan itu sendiri

Karena setiap karyawan memiliki identifikasi yang berlainan sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beranekan ragam, maka ini akan terbawa juga dalam hubungan kerjanya sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku karyawan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.

Demikian pula pengusaha juga mempunyai latar belakang budaya dan pandangan falsafah serta pengalaman dalam menjalankan perusahaan yang berlain-lainan sehingga berpengaruh di dalam melaksanakan pola hubungan kerja dengan karyawan.

Pada hakikatnya motivasi karyawan dan pengusaha berbeda karena adanya perbedaan kepantingan maka perlu diciptakan motivasi yang searah untuk mencpai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenaga kerjaan, sehingga apa yang menajdi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat diwujudkan.

Dengan demikian karyawan akan mengetahui fungsi, peranan dana tanggung jawab dilingkungan kerjanya dan dilain pihak pengusaha perlu menumbuhkan iklim kerja yang sehat dimana hak dan kewajiban karyawan diatur sedemikian rupa selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab karyawan sehingga dapat mendorong motivasi kerja kearah partisipasi karyawan terhadap perusahaan.

Iklim kerja yang sehat dapat mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak karyawan maupun dari pihak pengusaha sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka menciptakan ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kearah peningkatan produksi dan prosuktivitas kerja.

a.        Faktor-faktor Motivasi Kerja

Untuk mendapatkan motivasi kerja yang dibutuhkan suatu landasan yaitu terdaptnya suatu motivator. Dan hal ini merupakan hasil suatu pemikiran dan kebijaksanaan yang tertuang dalam perencanaan dan program yang terpadu dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sesuai dengan keadaan eksteren dan interen.

Adapun yang dibutuhkan oleh motivator adalah sebagai berikut:

·         Pencapain penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan tujuan dan sasaran.

·         Penghargaan terhadap pencapaian tugas dan sasaran yang telah ditetapkan.

·         Sifat dan ruang lingkup pekerjaan itu sendiri (pekerjaan yang menarik dan memberi  harapan ).

·         Adanya peningkatan (kemajuan).

·         Adanya tanggung jawab.

·         Adanya administrasi dan manajemen serta kebijaksanaan pemerintah.

·         Supervisi.

·         Hubungan antara perseorangan.

·         Kondisi kerja

·         Gaji

·         Status

·         Keselamatan dan Kesehatan kerja.

b.  Usaha-usaha Peningkatan Motivasi Kerja

untuk pencapaian tujuan diatas, maka perlu adanya pembinaan sikap laku yang meliputi seluruh pelaku produksi. Pemerintah, pengusaha/organisasi pengusaha, karyawan/organisasi karyawan dengan cara sebagai berikut:

1)      Intern Perusahaan

a.       penjabaran dan penanaman pengertian serta tumbuhnya sikap laku dan pengamalan konsep Tri Dharma.

·         Rumongso handarbeni (saling ikut memiliki).

·         Melu Hangrungkebi (ikut serta memelihara, mempertahankan dan melestarikan).

·         Mulat seriro hangroso wani (terus menerus mawasdiri).

b.      Secara fisik, maka sarana-sarana motivatif yang langsung berkaitan dengan kerja dan tenaga kerja diusahakan peningkatan menurut kemampuan dan situasi-situasi perusahaan

2) Ekstern perusahaan

penanaman kesadaran bermasyarakat dan kesadaran bernegara antara lain melalui penataran P4.

 

PELATIHAN MOTIVASI SEBAGAI BUDAYA PERUSAHAAN

Budaya kerja adalah sifat, kebiasaan, perilaku, dan karakter kerja yang dengan sengaja dibudayakan oleh instansi/organisasi untuk membentuk pola kerja di dalam instansi tersebut. Budaya kerja akan terlihat dari kemampuan karyawan untuk menjalankan nilai-nilai organisasi, visi, misi, sistem, standar, dan proses kerja sesuai budaya organisasi. Budaya kerja adalah implementasi budaya organisasi dalam bahasa tindakan, seperti: kebiasaan kerja yang menguatkan budaya organisasi, sifat dan perilaku kerja yang taat budaya organisasi, dan kehidupan kerja sehari-hari yang secara otomatis menjalankan budaya organisasi.  

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu yang ingin dicapai. Dalam dunia kerja etos berarti semangat kerja yang bersumber dari dalam hati karyawan dan pimpinan untuk mencapai target, tujuan, cita-cita, dan rencana organisasi dengan sepenuh hati dan totalitas. Seseorang yang memiliki etos kerja selalu berperilaku kerja yang penuh semangat, totalitas, mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih kinerja yang optimal, serta memiliki keyakinan yang kuat untuk melayani pekerjaannya dengan ikhlas dan tulus.

Didalam budaya perusahaan pelatihan motivasi perlu diadakan untuk mengukur produktivitas suatu perusahaan. Suatu perusahaan pasti mempunyai cara yang berbeda – beda untuk mengukur produktivitas dan kinerja karyawannya. Produktivitas diukur untuk menentukan sampai sejauh mana perkembangan dan kondisi suatu perusahaan. Pelatihan motivasi kerja adalah salah satu cara yang dianggap paling efisien untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Untuk melakukan pelatihan perlu diadakan penarikan sample karyawan yang akan diuji. Disusun metodologi pelaksanaannya. Selanjutnya baru dilakukan pelatihan motivasi kerja. Pelatihan bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan pembagian materi, pengadaan games, pengisian kuisioner untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan karyawan. Dan banayk lagi cara – cara yang bisa digunakan untuk pelatihan motivasi.

Setelah diadakan pelatihan motivasi, dilakukan adanya pengukuran produktivitas atau hasil dari kinerja karyawan. Disitu bisa dibandingkan antara hasil kerja karyawan sebelum dilakukan pelatihan motivasi dan setelah dilakukan pelatihan motivasi.

KEBERHASILAN PELATIHAN MOTIVASI KERJA UNTUK MENAIKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN

Produktivitas  adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan motivasi dan menjadikan pelatihan motivasi sebagai budaya perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

Keberhasilan dari pelatihan motivasi ini sangat berpengaruh untuk perusahaan itusendiri. Mengapa demikian? Karena jika pelatihan motivasi yang memang sejak awalnya ini digunakan sebagai perantara dan cara maupun strategi untuk menaikan produktivitas karyawan dan perusahaan ini berhasil. Maka, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, mulai dari peningkatan kinerja karyawan, penambahan jumah produk, peningkatan pendapatan dan majunya perusahaan. Dan produktivitas karyawan meningkat maka akan berpengaruh baik pula untuk perusahaan

PENUTUP

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1.      Dengan adanya pelatihan motivasi yang di diberikan kepada karyawan, maka pihak perusahaan dapat ,meningkatkan produktivitas kinerja karyawannya.

2.      Motivasi memberikan pengetahuan baik keterampilan, sikap, potensi dalam diri, serta cara mengatasi prokrastinasi.

3.      Peningkatan produktivitas karyawan yang mendapat pelatihan lebih tinggi daripada yang tidak.

 

Dengan demikian peningkatan disiplin dan motivasi kerja serta produktivitas kerja pegawai harus dioptimalkan, dimana para pegawai secara keseluruhan memiliki peranan dalam menentukan kelancaran dan keberhasilan

DAFTAR PUSTAKA

Hamidum.11.2007.produktivitas kerja karyawan. Dikutip dari : https://hamidum. wordpress.com/2007/11/27/produktivitas-kerja-2/

Hutasuhut, M. 10.2013. Definisi Produktivitas. Dikutip dari : http:// misranindustri.blogspot.co.id/2013/10/produktivitas.html 

Jaya, I. 06.2012. Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Volume 14, Nomor 1, Hal. 37-46. ISSN 0852-8349. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora.

 

Lubis, R. 01. 2012. Hubungan Antara Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja Dosen di Lingkungan Universitas Islam “45” Bekasi. Vol. 8, No. 1.  Turats.

 

Silalahi, B,Y.12.2008.Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi. Volume 2, No. 1. Jurnal Psikologi. Silalahi, Kepemimpinan Transformasional

9 comments:

  1. Satria Hotma Hizkia
    41619010047

    Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, salah satu caranya adalah dengan mengadakan pelatihan motivasi dan menjadikan pelatihan motivasi sebagai budaya perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Manfaat pelatihan motivasi adalah peningkatan kinerja karyawan, penambahan jumah produk, peningkatan pendapatan dan majunya perusahaan. Dan produktivitas karyawan meningkat maka akan berpengaruh baik pula untuk perusahaan

    ReplyDelete
  2. Muhammad Fathan Fadilah
    41619010037

    Produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total. Mengapa bisa begitu? Karena produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right).

    ReplyDelete
  3. Produktivitas Total adalah perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan (input) persatuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total keluaran harus diperhitungkan.

    ReplyDelete
  4. Produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Oleh karena itu, banyak cara yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan motivasi dan menjadikan pelatihan motivasi sebagai budaya perusahaan untuk dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

    ReplyDelete
  5. oky maulana
    41619010034

    menurut tulisan diatas Dengan adanya pelatihan motivasi yang di diberikan kepada karyawan, maka pihak perusahaan dapat ,meningkatkan produktivitas kinerja karyawannya. Motivasi memberikan pengetahuan baik keterampilan, sikap, potensi dalam diri, serta cara mengatasi prokrastinasi.

    ReplyDelete
  6. Nama:Dymas Nurbayu Yulianto
    Nim:41619010029

    Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Dibeberapa Negara maupun perusahaan pada akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas. Karena itu sudah saatnya kita membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur produktivitas.

    ReplyDelete
  7. Bagas Fadhlullah Akmal - 41619010028

    Pelatihan motivasi kerja sangat penting karena jika motivasi kerjanya bagus, maka produktivitas yang dilakukan itu juga akan bagus

    ReplyDelete
  8. Nama : Satria Aji Surya
    Nim : 41619010042

    Produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa : Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.

    ReplyDelete
  9. Nama :Andi Muhamad Iskandar
    NIM 41619018818

    Produktivitas adalah sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Keberhasilan dari pelatihan motivasi ini sangat berpengaruh untuk perusahaan itusendiri. Mengapa demikian? Karena jika pelatihan motivasi yang memang sejak awalnya ini digunakan sebagai perantara dan cara maupun strategi untuk menaikan produktivitas karyawan dan perusahaan ini berhasil.

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.