PT
Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari
kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan
berubah nama dari Bank Kopra.
Danamon
adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan
sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain
kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah,
serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Danamon juga didukung
oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
PT
Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari
kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan
berubah nama dari Bank Kopra.
Danamon
adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan
sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain
kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah,
serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Danamon juga didukung
oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
Tahapan seleksi bank
danamon :
1.
Penyaringan
data pelamar
Apabila
sejumlah pelamar telah mengirimkan berkas–berkas lamaran, maka berkas tersebut
diteliti oleh bagian administrasi. Pemeriksaan berkas – berkas lamaran ini
kegiatan pertama dalam proses seleksi karyawan. Jika salah satu atau lebih
syarat yang ditetapkan tidak dipenuhi maka dengan sendirinya lamaran tersebut
dianggap gugur dan tidak diikutsertakan pada tahap seleksi berikutnya.
Pemeriksaan ini dilakukan seteliti mungkin agar calon – calon yang melamar
adalah betul – betul calon yang terbaik dari keseluruhan calon yang ada.
Persyaratan yang diteliti adalah :
-
Surat lamaran yang ditulis tangan
-
Fotokopi ijasah terakhir atau sertifikat
-
Kartu Tanda Pengenal (KTP/SIM)
-
Sertifikat atau referensi yang mendukung
-
Pasfoto
Bagi calon
karyawan yang lolos seleksi administrasi tersebut, akan dipanggil untuk
mengikuti testing atau ujian tertulis.
2. Penyelenggaraan ujian
Agar calon
karyawan yang akan diterima benar–benar tersaring dan berkualitas maka calon
karyawan tersebut ditesting. Testing tersebut meliputi dua hal yakni yang
pertama adalah testing yang meliputi pengetahuan umum, moral Pancasila dan
bahasa Inggris yang dilakukan secara tertulis. Setelah itu, pelamar akan
mengikuti psikotes, untuk mengukur beberapa faktor psikologi tertentu yang
digunakan untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan seseorang dimasa yang
akan datang. Dalam psikotes ini faktor-faktor yang diukur adalah seperti
kecerdasan atau daya pikir, kemampuan mempelajari temperamen dan pribadiannya,
mengukur minat, mengukur bakat dan kepribadiannya. Pelaksanaan testing ini
biasanya diserahkan perusahaan pada konsultan yang terkait dalam bidang
psikologi.
3. Wawancara Seleksi
Wawancara
ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut (rinci) tentang
data-data personal yang telah ada dalam surat lamaran ataupun surat keterangan
lainnya. Disamping itu untuk mendapatkan informasi yang belum diperoleh selama
seleksi yang diadakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam wawancara
dapat diketahui lebih banyak mengenai latar belakang calon karyawan. Pihak
pelamar dapat pula mengajukan pertanyaan mengenai perusahaan maupun pekerjaan
yang akan dilakukan. Hal ini yang didapat dalam wawancara tersebut adalah
tawar-menawar kompensasi balas jasa.
4. Pengecekan latar belakang pelamar
dan surat-surat referensi
Salah
satu langkah proses seleksi adalah mengharuskan pelamar melengkapi lamarannya
dengan dokumen-dokumen referensi. Surat-surat referensi dimaksudkan untuk
melengkapi informasi tentang diri pelamar seperti kemampuan intelektual, sikap,
nilai yang dianut, perilaku dan hal-hal lain yang dipandang relevan. Permintaan
informasi referensi dari para pelamar adalah melalui referensi dari atasan
langsung, mantan guru atau dosen, sahabat keluarga dan pihak-pihak lain yang
karena mengenal pelamar dengan baik dianggap kompeten memberikan berbagai
informasi yang diperlukan. Namun pada masa saat ini cara ini kurang efektif
lagi, karena referensi biasanya hanya menonjolkan segi-segi psitif dari pelamar
saja, tetapi sudah mulai diganti dengan cara meminta pelamar untuk memberikan
beberapa nama yang menjadi referensinya dan perekrutlah yang menghubungi
orang-orang tersebut secara langsung, misalnya melalui telepon.
5. Evaluasi kesehatan
Hal
ini merupakan tahapan akhir dari keseluruhan seleksi yang ada pada perusahaan
ini. Adapun tujuan tes ini adalah untuk melihat dengan jelas kondisi calon
karyawan dan untuk memastikan bahwa calon karyawan tersebut benar-benar dalam
keadaan siap dalam melaksanakan tugasnya kelak tanpa adanya hambatan suatu
penyakit apapun. Fisik dan mental yang sehat merupakan syarat mutlak yang harus
dipenuhi karena tanpa itu seorang karyawan mungkin akan mengalami kesulitan
dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Evaluasi kesehatan ini biasanya
dilakukan oleh tim medikal yang telah ditentukan oleh perusahaan.
6. Keputusan atas lamaran
Langkah
terakhir dalam proses seleksi adalah pengambilan keputusan tentang lamaran yang
masuk. Siapapun yang pada akhirnya mengambil keputusan atas lamaran yang
diterima, apakah diterima atau ditolak, yang jelas ialah bahwa dua hal penting
mendapat perhatian.
Pertama,
merupakan tindakan yang sangat etis sekaligus merupakan langkah penting dalam
menjaga citra positif suatu organisasi apabila para pelamar yang lamarannya
tidak diterima segera diberitahu tentang penolakan tersebut. Hal
ini agar pelamar yang ditolak tersebut dapat mengambil langkah baru untuk
melamar ke tempat pekerjaan lain. Tindakan seperti ini dikatakan etis dan tepat
karena dengan demikian organisasi menunjukkan keperduliannya terhadap nasib
orang-orang pencari pekerjaan. Sikap demikian sekaligus menjadi alat hubungan
masyarakat yang efektif bagi organisasi yang bersangkutan, baru kemudian
memberitahu pelamar yag diterima.
Kedua,
seluruh dokumen lamaran dari pelamar yang diterima untuk bekerja perlu disimpan
dengan baik dan rapi karena berbagai informasi yang terkandung dalam dokumen
tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari dalam membina dan mengarahkan
karier pegawai yang bersangkutan. Patut diingat bahwa bukti terbaik
berlangsungnya proses seleksi dengan tepat adalah para karyawan yang mampu
bekerja secara produktif, memiliki loyalitas yang tinggi dan berperilaku
positif. Berarti informasi yang terdapat dalam dokumen lamaran itu akan sangat
bermanfaat untuk diteliti kembali di kemudian hari dalam hal pekerja tidak
memenuhi harapan karena dari penelusuran itu sangat mungkin ditemukan titik
lemah dari proses seleksi yang telah ditempuh. Maksudnya ialah agar titik lemah
tersebut diatasi dalam melakukan seleksi tenaga kerja di waktu-waktu yang akan
datang.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.