Menu
- Home
- Definisi & Urgensi
- Rekrutmen
- Seleksi
- Pelatihan dan Pengembangan
- Desain Pekerjaan
- Analisis Pekerjaan
- Manajemen Karir
- Manajemen Kinerja
- Manajemen Kompensasi
- Motivasi Kerja
- Kepuasan Kerja
- Manajemen Talenta
- Hubungan Industrial
- K3
- Metode Belajar
- Daftar Peserta
- Tugas Artikel (TA)
- Tugas Mind Map (TM)
- Kuis
Showing posts with label tugas A05. Show all posts
Showing posts with label tugas A05. Show all posts
Monday, April 11, 2016
Analisis dan Desain Pekerjaan
Desain
Pekerjaan (Job Design)
Jabatan atau pekerjaan harus dapat
meningkatkan produktivitas organisasi, meningkatkan kepuasan kerja, memotivasi,
mengurangi turn over, dan meningkatkan kemampuan.
Desain Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya
Oleh: Nadia Amira Hapsari
ABSTRAK
Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting
dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berkaitan dengan
produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan. Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja
seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional. Tujuan dari
desain pekerjaan adalah memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan,
standar pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat-alat yang
akan dipergunakan.
DESAIN PEKERJAAN DAN PENGUKURAN KERJA
DESAIN PEKERJAAN DAN PENGUKURAN KERJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku masyarakat merupakan suatu perilaku terapan yang dibangun atas sumbangan dari sejumlah disiplin prilaku, seperti yang menonjol yaitu sosiologi, psikologi sosial. Sedangkan yang menyangkut kepuasan kerja dan pengukuran desain kerja adalah masyarakat, selain itu diperluas juga mencakup pembelajaran, keefektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasi,
Artikel Ilmiah Manajemen Desain Terhadap Kegiatan Kerja Karyawan
Artikel Ilmiah Desain Pekerjaan
DESAIN PEKERJAAN
MANAJEMEN DESAIN TERHADAP KEGIATAN KERJA KARYAWAN
Oleh:
Adrina Wita Hilderia S
ABSTRAK
Desain pekerjaan atau job design
merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena
selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan
pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang
tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang
karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan
dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk
menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000 ).
PENDAHULUAN
Perancangan pekerjaan (Job Design) adalah proses dimana manajer memutuskan
tugas pekerjaan individu dan otoritas atau suatu proses penentuan tugas-tugas
yang harus dilaksanakan pemegang jabatan, hak-hak untuk mengatur pekerjaan
tersebut dan tanggung jawab dari satu paket pekerjaan. Pengertian lainnya
adalah suatu pendekatan di dalam pekerjaan, yang dilakukan sedemikian rupa
untuk memetik minat pekerja dengan mengadakan job enlargement dan job
enrichment.
Desain pekerjaan berisi sekumpulan tugas yang digolongkan berdasarkan :
* Tugas apa yang dikerjakan,
* Bagaimana tugas tersebut dikerjakan,
* Berapa banyak tugas tersebut dikerjakan.
Misalnya dalam proses membuat sebuah meja dalam sebuah perusahaan mebel.
Untuk dapat menghasilkan meja yang siap dipasarkan, membutuhkan serangkaian
tugas yang harus dilakukan, seperti pemotongan kayu, penghalusan, perakitan,
pengecatan, pengeringan, penyimpanan, dan lain-lain. Dalam hal ini, harus
ditentukan tugas-tugas yang ditentukan kepada seseorang, apakah keseluruhan
tugas diberikan kepada satu orang atau dibagi-bagi kepada beberapa orang,
misalnya pemotongan diberikan ke satu orang, penghalusan ke satu orang lainnya,
dan seterusnya. Selanjutnya ditentukan sampai sejauh mana wewenang yang
dimiliki seseorang dalam penentuan jadwal kerja, penentuan bahan yang dipakai,
penentuan tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, dll. Untuk mengatasi kelemahan,
dimana pekerja menjadi bosan, hendaknya diberikan reward berdasarkan apa yang
dikerjakan, dan dalam pelaksanaan pekerjaan harus dicari cara yang paling
efektif dengan peralatan tertentu atau metode pelaksanaannya melalui proses
studi gerak atau waktu (time and motion study).
PEMBAHASAN
Desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau
kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu
dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.
menambahkan desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau
sekelompok karyawan secara organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan
kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan
organisasi. Definisi diatas
menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat oleh perusahaan untuk mengatur tugas- tugas yang tepat
sasaran , memberikan tugas kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan
yang harus dimiliki untuk mengerjakan
tugas tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan. Sejalan dengan Dessler (2004) desain pekerjaan merupakan pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh
pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya.
Desain pekerjaan meliputi identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung
jawab, standar wewenang dan pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan
jelas, penjelasan tentang
jabatan dibawah dan diatasnya. Desain pekerjaan menguraikan cakupan,
kedalaman, dan tujuan dari setiap
pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lainnya. Tujuan pekerjaan dilaksanakan melalui analisis kerja, dimana para
menejer menguraiakan pekerjaan sesuai dengan aktifitas yang dituntut agar
membuahkan hasil. Desain pekerjaan merupakan keputusan dan tindakan manajerial
yang mengkhususkan kedalam cakupan dan hubungan pekerjaan yang objektif untuk
memenuhi kebutuhan orgranisasi serta kebutuhan sosial dan pribadi pemegang
pekerjaan.
Strategi desain pekerjaan dikembangkan dengan menekankan pentingnya
karakteristik pekerjaan inti. Strategi berdasarkan teori motivasi Herzberg yang
mencakup peningkatan kedalam pekerjaan melalui pendelegasian wewenang yang
lebih besar kepada pemegang pekerjaan. Tetapi pemerkayaan tidak dapat
diterapkan secara universal karena tidak mempertimbangkan perbedaan individu. Ukuran
perbedaan individu mendorong untuk mengkaji cara meningkatkan persepsi positif
terhadap keragaman. Identitas, arti, otonomi dan balikan akan meningkatkan
prestasi kerja dan kepuasan kerja seandainya para pemegang pekerjaan memiliki
kebutuhan pertumbuhan yang relatif tinggi. Peningkatan dimensi inti pekerjaan. Mengkombinasikan
unsur tugas yakni menugaskanseluruh pekerjaan(modulkerja). Kebijaksanaan
memilih metode kerja. Kendali atas kecepatan kerja sendiri. Masalah desain
ulang pekerjaan. Program ini makan waktu dan biaya yang mahal. Ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi di tempat kerja. Ditolak serikat
pekerja karena lebih banyak hasil kerja dengan upah yang sama.
KESIMPULAN
Inti dalam membuat desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua
pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu dalam
menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan
pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana
ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan (Sunarto,
2005). Para penyusun desain pekerjaan harus mempertimbangkan hal-hal berikut (
Herjanto, 2000) :
1. Job Enlargement (meningkatkan
cakupan pekerjaan. Sama dengan meningkatkan job variety, job identity,
dan job significance)
2. Job Encrichment (Meningkatkan otonomi. sama dengan meningkatkan job
significance)
3. Job Rotation (Meningkatkan job variety, dan job significance)
DAFTAR PUSTAKA
- http://manajemena2011.blogspot.co.id/2013/04/desain-pekerjaan.html
- http://muhammad25b055.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html
- http://hiddengrazz.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-desain-pekerjaan-pendahuluan.html
- https://herdi73.wordpress.com/2014/01/20/analisa-pekerjaan-dan-desain-pekerjaan/
- http://www.academia.edu/5165031/Pertemuan-4-Desain-Pekerjaan-dan-Analisis-Pekerjaan
Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Desain Pekerjaan
Oleh: Muhammad Hafid Munanjar
Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan.
Desain pekerjaan adalah rincian tugas
dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang
diharapkan. menambahkan desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja
seorang atau sekelompok karyawan secara organisasional.
Definisi diatas menjelaskan
bahwa desain pekerjaan dibuat oleh perusahaan untuk mengatur
tugas- tugas yang tepat sasaran , memberikan tugas kepada orang dengan
kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk mengerjakan tugas
tersebut demi mencapai sasaran dari perusahaan. Sejalan dengan
Dessler (2004) desain pekerjaan merupakan pernyataan tertulis
tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan meliputi
identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang dan
pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, penjelasan tentang jabatan
dibawah dan diatasnya. Desain pekerjaan menguraikan cakupan, kedalaman, dan
tujuan dari setiap pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan yang satu
dengan pekerjaan yang lainnya. Tujuan pekerjaan dilaksanakan melalui analisis
kerja, dimana para menejer menguraiakan pekerjaan sesuai dengan aktifitas yang
dituntut agar membuahkan hasil. Desain
pekerjaan merupakan keputusan dan tindakan manajerial yang mengkhususkan
kedalam cakupan dan hubungan pekerjaan yang objektif untuk memenuhi kebutuhan
orgranisasi serta kebutuhan sosial dan pribadi pemegang pekerjaan.
Strategi desain pekerjaan
dikembangkan dengan menekankan pentingnya karakteristik pekerjaan inti.
Strategi berdasarkan teori motivasi Herzberg yang mencakup peningkatan kedalam
pekerjaan melalui pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemegang
pekerjaan. Tetapi pemerkayaan tidak dapat diterapkan secara universal karena tidak
mempertimbangkan perbedaan individu.
Tujuan desain pekerjaan secara
umum adalah untuk penugasan kerja yang memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi
dan perilaku. Dengan demikian dari sudut pandang personalia, desain pekerjaan
sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada
kepuasan kerja para karyawan yang memegang jabatan tersebut.
Atas dasar pentingnya peranan
yang dimainkan oleh desain pekerjaan dalam kualitas dan kepuasan kerja, maka
sangat dibutuhkan analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan secara sistematis
mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasi informasi tentang
pekerjaan-pekerjaan. Dari informasi yang dihasilkan oleh analisis pekerjaan
akan disusun atau diadakan desain pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan, tujuan
dan jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan.
Manfaat desain pekerjaan sangat
besar. Desain pekerjaan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama
manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga
menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan perusahaan (Sulipan,
2000). Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam
desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah
pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas.
Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan memiliki
manfaat yaitu:
- Efisiensi operasional, produktifitas dan
kualitas pelayanan menjadi optimal.
- Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan
proses kerja secara horizontal dan hirarki.
- Minat, tantangan, dan prestasi menjadi
optimal.
- Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa,
sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan efektifitas tim.
- Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan
kebutuhan organisasi.
Sumber:
Elemen-elemen Dalam Desain Pekerjaan
Oleh: Dwi Fahrianto
Barangkali kegiatan desain yang paling menantang (dan membingungkan) bagi manajemen adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan ini diakibatkan paling tidak tiga hal berikut:
Barangkali kegiatan desain yang paling menantang (dan membingungkan) bagi manajemen adalah pengembangan dan pengaturan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap karyawan dan kelompok karyawan ini diakibatkan paling tidak tiga hal berikut:
1. Pada
hakekatnya sering terjadi konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan karyawan dan kelompok karyawan dengan berbagai persyaratan
desain pekerjaan.
2. Sifat
unik setiap karyawan mengakibatkan munculnya bermacam-macam tanggapan dalam wujud
sikap, kegiatan phisik dan produktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu.
3. Pembahan-perubahan
lingkungan, organisasional dan perilaku karyawan membuat desain pekerjaan,
ketepatan pendekatanpendekatan pengembangan kerja standar dan model-model tradisional
perilaku karyawan harus selalu dipertanyakan.
Elemen-elemen organisasional
pada desain pekerjaan berkaitan dengan
efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang secara efisien mendorong karyawan
yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran maksimum. Elemen-elemen
organisasi terdapat beberapa yaitu :
1. Pendekatan
Mekanistik
Pendekatan
mekanistik berupaya untuk mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu
pekerjaan agar tugas-tugas dapat diatur untuk meminimumkan waktu dan tenaga
para karyawan. Setelah identifikasi tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan
menjadi suatu pekeijaan. Hasilnya adalah spesialisasi.
Pendekatan
mi menekankan efisiensi waktu, tenaga, biaya tenaga kerja, latihan dan waktu
belajar karyawan. Teknik mi masih secara luas digunakan dalam operasi-operasi
perakitan pada jaman sekarang, dan terutama efektip bila para karyawari kurang
berpendidikan atau kurang mempunyai penga1amar industrial.
2. Aliran
Kerja
Aliran
kerja dalam suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa.
Produk atau jasa biasanya menentukan urutan dan keseimbangan
pekeijaan-pekeijaan.
3. Praktek-praktek
kerja
Praktek-praktek kerja
adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode-metode ini bisa
terbentuk dari tradisi, atau kesepakatan kolektip para karyawan, atau bagian
kontrak (perjanjian) kerja serikat karyawan manajemen. Hal ini mengurangi
fleksibiitas departemen personalia dalam merancang pekerjaanpekeijaan.
Elemen-elemen Lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan
dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti dalam hampir semua kegiatan
personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh
lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekeijaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para karyawan potensial,
dan pengharapan-pengharapan sosial. Bagian-bagaian elemen lingkungan adalah :
1. Kemampuan Dan Tersedianya Karyawan
Pertimbangan
efisiensi harus diselaraskan dengan kemampuan dan tersedianya karyawan yang
akan melaksanakan pekerjaan. Sebagai contoh, meskipun tingkat pengangguran
tinggi, banyak lowongan pekerjaan yang kadang-kadang sulit untuk diisi karena
tidak tersedianya calon karyawan yang mempunyai kernampuan tertentu.
2. Berbagai Pengharapan Sosial
Desain pekerjaan juga
dipengaruhi oleh pengharapan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat di mana
lokasi pabrik berada, meskipun tidak berketrampilan, dalam kenyataannya sering
menuntut lapangan pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Di samping itu, para
karyawan yang semakin berpendidikan mempunyai pengharapan lebih tinggi dalam
hal kualitas kehidupan kerja. Meskipun aliran dan praktek-praktek kerja mungkin
menyarankan suatu desain pekerjaan tertentu, pekerjaan harus memenuhi
harapan-harapan para karyawan.
Elemen-elemen Keperilakuan
Ada beberapa elemen keperilakuan yang
perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu:
1. Otonomi
Yang
berarti mempunyai tanggung-jawab atas apa yang dilakukan. Pekerjaan-pekeijaan
yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan,
berarti menambah tanggung-jawab, akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya
dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan karyawan menjadi apatis atau
menurun prestasi kerjanya.
2. Variasi
Kurangnya
variasi pekerjaan bisa menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan
menimbulkan kelelahan, dan kelelahan rnengakibatkan kesalahan-kesalahan.
3. Identitas
Tugas.
Bila
pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau
kurang merasa bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan
hasil-hasilnya. ini berarti kontribusi mereka tidak tampak, sehingga kepuasan
kerja bisa menurun.
4. Umpan
Balik
Bila
pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik tentang seberapa baik pelaksanaan
pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi.
Sumber:
Desain Pekerjaan
Oleh: Prayoga Abdul Aziz
Menurut Handoko (1996), desain pekerjaan adalah fungsi penetapan
kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional.
Tujuannya adalah untuk mengatur pengawasan-pengawasan kerja yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, teknologi dan keprilakuan. Dari sudut
pandang manajemen personalia, desain pekerjaan sangat mempengaruhi kualitas
kehidupan kerja, dimana hal ini tercermin pada kepuasan individu para pemegang
jabatan.
Atas dasar pentingnya peranan yang dimainkan desain pekerjaan dalam
kualitas kehidupan kerja, yang secara khusus membahas elemen-elemen desain
pekerjaan, “trade-offs” yang dihadapi departemen personalia dalam
memilih rancangan, dan peralatan-peralatan perancangan kembali pekerjaan.
Setelah kita membicarakan karakteristik pekerjaan ideal yang menentukan
kualitas kehidupan kerja, pembahasan dilanjutkan dengan menguraikan ciri-ciri
nyata (actual) yang sekarang ada dalam setiap pekerjaan. Para manajer
perlu mengetahui karakteristik-karakteristik, standar-standar dan kemampuan
manusia yang diperlukan setiap pekerjaan. Atau dengan kata lain, mereka
memerlukan informasi tentang pekerjaan-pekerjaan yang mereka kendalikan, yang
diperoleh melalui analisis pekerjaan.
Desain pekerjaan adalah hasil dari analisis pekerjaan (job analysis)
yang ditandai oleh 3 (tiga) karakteristik yaitu :
a. Job Range : jumlah tugas seseorang yang diharapkan dapat dilaksanakan ketika
melaksanakan pekerjaan. Semakin banyak tugas yang diperlukan, semakin besar
lingkup (range) pekerjaannya.
b. Job Depth : derajat pengaruh setiap individu mempunyai untuk memilih
bagaimana pekerjaan akan dilakukan.
c. Job Relationship : hubungan interpersonal yang diperlukan atau kemungkinan dibuat
terhadap pekerjaan.
Yang
terkait dengan analisis pekerjaan adalah :
a. Job Content :
terkait dengan aktivitas kebutuhan kerja. Metode yang digunakan adalah Functional
Job Analysis (FJA) yang meliputi : apakah pekerja melakukan
pekerjaannya berhubungan dengan data, orang dan pekerjaan ?; metode dan teknik
apakah yang pekerja gunakan ?; mesin, alat dan perlengkapan yang digunakan
dalam bekerja ? serta bahan baku, produk barang atau jasa apa yang dihasilkan
pekerja ?
b. Job
Requirement : berkaitan dengan pendidikan, pengalaman,
sertifikat, dan karakteristik pribadi yang diperlukan terkait dengan job
content. Metode yang digunakan adalah Position Analysis Questionare(PAQ)
yang meliputi 5 (lima) hal yaitu : sumber informasi kritis terhadap kinerja
pekerjaan, pengolahan informasi dan pengambilan keputusan kritis terkait dengan
kinerja, aktivitas fisik yang diperlukan dalam pekerjaan, hubungan antar
pribadi yang dibutuhkan sesuai pekerjaan, reaksi individu terhadap kondisi
pekerjaan.
c. Job Context :
lingkungan fisik dan kondisi lingkungan kerja lainnya, disertai dengan
pertimbangan faktor lain sebagai pekerjaan ekstrinsik.
Dari 4 (empat) variable yang terpengaruh (produktivitas,absenteeisme,
turnover dan job satisfaction) manajer mengkhawatirkan
pelaksanaan dua dari keempat variable tersebut yaitu masalah produktivitas
dan job satisfaction.Bentuk dan struktur pekerjaan sangat
mempengaruhi bagaimana karyawan berpendapat mengenai suatu pekerjaan,
sejauhmana seorang karyawan memiliki kewenangan terhadap suatu pekerjaan,
seberapa jauh tingkat pengambilan keputusan bisa diperoleh karyawan, dan
komponen pekerjaan apa yang harus dikerjakan karyawan dalam rangka penyelesaian
tugasnya. (Sunyoto, 2008).
Jadi dengan mengubah dan menyusun kembali corak pekerjaan, kita ingin
agar karyawan itu mau mengerjakan pekerjaannya dengan tekun, mencapai sasaran,
dan juga memperoleh kepuasan dalam mengerjakannya itu. Jadi, desain pekerjaan
adalah upaya memanipulasi dimana pekerjaan itu dilaksanakan dengan menyesuaikan
isi pekerjaan (job content), fungsi yang harus diembannya, dan hubungan
(interpersonal) yang harus dilakukan oleh karyawan untuk mensukseskan
pelaksanaan pekerjaan, selain itu karyawan yang mengerjakannya memperoleh
kepuasan yang tinggi. Job content adalah tugas spesifik yang
diperlukan dalam suatu pekerjaan.
Sumber:
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan
Oleh: Tarmidi Zain
Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Desain pekerjaan atau job design merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain pekerjaan adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Desain pekerjaan merupakan fungsi
penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang karyawan secara organisasional.
desain pekerjaan membutuhkan struktur pekerjaan seperti isi, fungsi, dan
hubungan pekerjaan. Desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang
akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas, dan
bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya dalam
organisasi. Desain pekerjaaan merupakan salkah satu faktor pendorong
keberhasilan produktivitas organisasi.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan
1. Individu
Individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya, norma yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama.
Peran individu dalam organisasi sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM menjadi fokus perhatian para Manajer. Individu atau manusia memiliki keunikan yg tidak dimiliki oleh faktor produksi lain :
Individu memiliki perbedaan sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya, norma yang berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama.
Peran individu dalam organisasi sama pentingnya dengan pekerjaan sehingga SDM menjadi fokus perhatian para Manajer. Individu atau manusia memiliki keunikan yg tidak dimiliki oleh faktor produksi lain :
1.
manusia memiliki sisi psikologis,
2.
individu sebagai input produksi,
tetapi juga yang menikmati outputnya,
3.
apabila faktor produksi berkurang
dalam proses produksi, tetapi manusia bertambah keterampilan, pengalaman dan
pengetahuan,
4.
penetu eksistensi organisasi,
bahkan faktor yang mutlak harus ada.
2. Teknologi
yang digunakan
Teknologi
berdampak pada desain pekerjaan. Jenis pekerjaan, alat yg digunakan, tata
letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan kendala yg menghambat
kelancaran pekerjaan.
3. Biaya atau
Anggaran
Anggaran
merupakan variabel yang krusial di tiap organisasi. Manajemen harus berpijak
dari sisi ekonomis organisasi. Sumber daya yang representatif, harus
direncanakan sebgai awal keberhasilan organisasi. Manajemen harus secara
kontinu menyelaraskan manfaat-manfaat desain pekerjaan dengan pertimbangan
biaya.
4. Struktur
Organisasi
Struktur
organisai memang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan desain pekerjaan.
Bagi dunia usaha di Indonesia, peran struktur organisasi terasa semakin penting
karena 2 hal, yaitu :
1. struktur
organisasi yg efektif akan mempermudah pengawasan ;
2.
tidak stabilnya dunia usaha di
Indonesia.
5. Varibel
Internal
a.
Manajemen
Manajemen bertanggung jawab kepada organisasi secara keseluruhan, suatu tanggung jawab yang sering kali mengharuskan manajemen menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dan menyeimbangkan tuntutan yang saling bertentangan. Untuk mempertahankan organisasi, manajemen harus mengupayakan hubungan antar pihak2 yang berkepentingan tetap seimbang dalam jangka pendek maupun panjang.
Manajemen bertanggung jawab kepada organisasi secara keseluruhan, suatu tanggung jawab yang sering kali mengharuskan manajemen menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dan menyeimbangkan tuntutan yang saling bertentangan. Untuk mempertahankan organisasi, manajemen harus mengupayakan hubungan antar pihak2 yang berkepentingan tetap seimbang dalam jangka pendek maupun panjang.
b.
Karyawan
Hampir dalam semua organisasi, sifat dari tenaga kerja adalah berubah, sebagian karena faktor demografi. Faktor ini akan mengubah pergeseran kepentigan2 konsumsi, produk, biaya, dan pemasaran karena menyangkut segmen pasar yang terus berubah. Mengelola karyawan.
Hampir dalam semua organisasi, sifat dari tenaga kerja adalah berubah, sebagian karena faktor demografi. Faktor ini akan mengubah pergeseran kepentigan2 konsumsi, produk, biaya, dan pemasaran karena menyangkut segmen pasar yang terus berubah. Mengelola karyawan.
Keunggulan kompetitif dapat
dicapai melalui pengolahan SDM secara efektif.
·
Keamanan Employment Security,
·
Selective dalam merekrut (
Selective In Recruiting),
·
Upah yang tinggi,
·
Pembayaran insentif,
·
Employee Ownership,
·
Information Sharing,
·
Partisipasi dan pemberian
wewenang,
·
Self-managed teams,
·
Pelatihan dan pengembangan
keterampilan,
·
Cross-utilization and
cross-training,
·
Symbolic-egalitarianism,
·
Kompresi upah, dan
·
Promosi internal (Promotion
within).
c.
Stakeholder
Struktur yang mengatur organisasi
publik yang besar memungkinkan pemegang saham untuk memengaruhi hak suara.
Berbagai pihak yang terkait dalam pengoperasian suatu organisasi diantaranya :
·
Pemerintah atas pajjak,
·
Pemegang saham atas nilai
organisasi atau deviden serta hak suaranya,
·
pemberi pinjaman atas keamanan
pengembalian pinjaman organisasi,
·
karyawan atas gaji, keadilan
dalam kenaikan gaji dan posisi,
·
manajer atas bonus dan keadilan
dalam penilaian kinerjanya,
·
pimpinan puncak atas keamanan
jika diambil alih dan remunerasinya,
·
masyarakat atas lingkungan hidup
dan public goods yang disediakan pemerintah.
d.
Serikat Pekerja
Bila organisasi hanya memikirkan
kepentingannya sendiri dan menganggap karyawan atau serikat buruh sebagai objek
produksi maka tujuan efektifitas organisasi akan terhambat. Saat ini serikat
pekerja hanya memiliki sebuah status komite karyawan menjadi organisasi yang
lebih solid dengan membawa kepentingan hakiki dari hak dan kewajiban sebenarnya
dari para karyawan. Dengan demikian, karyawan tidak merasa khawatir dan takut
karena ada jaminan perlindungan pada pekerjaan mereka.
Sumber:
Manajemen
Sumber Daya Manusia, Hj. Ike Kusdyah Rachmawti, SE, MM
Subscribe to:
Posts (Atom)