Sunday, June 18, 2023

PENGARUH KOMUNIKASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

 PENGARUH KOMUNIKASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN


disusun oleh : Rizik Ibnu Thoriq (@AA08-rizik)


Abstrak

Dalam segala hal yang kita lakukan, komunikasi adalah yang terpenting. Komunikasi adalah alat yang digunakan manusia untuk melakukan interaksi sosial, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Komunikasi adalah keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk berkomunikasi. Itu sama dengan bernafas. Kami mengalami komunikasi sebagai sesuatu yang terjadi secara otomatis, sehingga kami tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Jika Anda melihat organisasi sebagai struktur, maka komunikasi adalah substansi nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan ke samping.

 Kata kunci: komunikasi, organisasi dan interaksi sosial.

 

Abstract

In everything we do, communication is paramount. Communication is a tool used by humans to carry out social interactions, both individuals with individuals, individuals with groups, or groups with groups. Communication is the most important skill in our life. We spend most of our time communicating. It's the same as breathing. We experience communication as something that happens automatically, so we don't have the awareness to do it effectively. If you look at the organization as a structure, then communication is the tangible substance that flows up, down, and sideways.

Keywords: communication, organization and social interaction.

PENDAHULUAN

Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang diambil dari uraian pendahuluan di atas, antara lain:

1. Apa pengertian dari komunikasi organisasi menurut pendapat ahli dan secara umum?

2. Apa saja bentuk komunikasi organisasi?

3. Bagaimana cara meningkatkan komunikasi dalam organisasi?

 

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan pada penulisan ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui definisi dari komunikasi organisasi.

2. Untuk mengetahui komunikasi organisasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan komunikasi dalam organisasi

 

PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut para ahli bahwa komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksudnya sama di sini adalah sama makna. Percakapan orang dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya selain mengerti bahasa yang digunakan juga mengerti makna dari bahan yang dibicarakan.Komunikasi berasal dari kata “communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan dan “communis” yang berarti milik bersama. Komunikasi mengandung beberapa pengertian, yaitu : (1) Pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lainnya; (2) Pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antar dua orang atau lebih, dan (3) suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, symbol atau pesan yang bertujuan agar tiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu (Liliweri: 2004).

Komunikasi didefinisikan oleh Ruber (1988) sebagai suatu proses di mana manusia sebagai individu dalam hubungannya, dalam kelompok organisasi dan dalam masyarakat yang menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengoordinasi lingkungannya dan orang lain. Informasi yang dimaksud adalah kumpulan data, pesan, susunan isyarat dalam cara tertentu dan memiliki arti berguna bagi sistem tertentu baik bersifat fakta, fiksi, humor, bujukan, dan lain sebagainya. Sementara itu Seiler (1988) menjelaskan secara universal mengenai komunikasi sebagai proses di mana simbol verbal, non-verbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti.

(Robbins: 2002) menegaskan bahwa komunikasi juga harus dapat dipahami, oleh karenanya komunikasi harus menyertakan keduanya, yaitu penyampaian dan pemahaman arti. Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam kehidupan organisasi, baik ditinjau dari segi proses administrasi dan manajemen maupun keterlibatan semua pihak di dalam suatu organisasi (Siagian: 2003).

 

2. Bentuk dari Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat mengambil berbagai bentuk yang digunakan untuk berbagi informasi, memfasilitasi kolaborasi, dan membangun hubungan antara individu-individu di dalam organisasi. Berikut adalah beberapa bentuk umum dari komunikasi organisasi:

1) Komunikasi Verbal: Komunikasi verbal melibatkan penggunaan kata-kata dan bahasa lisan untuk menyampaikan informasi. Ini dapat terjadi dalam pertemuan tim, presentasi, diskusi, atau pembicaraan tatap muka antara individu.

2) Komunikasi Tertulis: Komunikasi tertulis melibatkan penggunaan kata-kata tertulis, seperti email, memo, laporan, surat, atau dokumen resmi. Bentuk komunikasi ini memberikan catatan tertulis yang dapat diacu kembali dan disebarkan kepada individu atau kelompok yang relevan.

3) Komunikasi Nonverbal: Komunikasi nonverbal melibatkan penggunaan bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan, atau isyarat untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Ini termasuk kontak mata, postur tubuh, senyuman, atau penggunaan simbol atau ikonik dalam presentasi visual.

4) Komunikasi Formal: Komunikasi formal terjadi melalui saluran resmi dalam struktur organisasi. Ini mencakup komunikasi dari atasan ke bawahan, seperti petunjuk kerja, kebijakan perusahaan, atau laporan kinerja. Komunikasi formal juga meliputi komunikasi horizontal antara departemen atau unit organisasi yang berbeda.

5) Komunikasi Informal: Komunikasi informal terjadi secara tidak resmi di luar saluran resmi dalam organisasi. Ini meliputi percakapan sehari-hari, obrolan di ruang istirahat, atau percakapan antara rekan kerja. Komunikasi informal dapat berperan penting dalam membangun hubungan dan memfasilitasi kolaborasi di antara individu.

6) Komunikasi Vertikal: Komunikasi vertikal terjadi antara level yang berbeda dalam struktur organisasi. Ini mencakup komunikasi dari atas ke bawah (misalnya, atasan ke bawahan) dan dari bawah ke atas (misalnya, bawahan ke atasan) untuk menyampaikan informasi, petunjuk, umpan balik, atau laporan.

7) Komunikasi Horizontal: Komunikasi horizontal terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki tingkat hierarki yang sama atau setara dalam organisasi. Ini termasuk komunikasi antar rekan kerja di departemen yang berbeda atau dalam tim proyek yang sama.

8) Komunikasi Elektronik: Komunikasi elektronik melibatkan penggunaan teknologi dan alat digital untuk berkomunikasi, seperti email, pesan instan, panggilan telepon, atau platform kolaborasi online. Bentuk komunikasi ini memungkinkan individu untuk berkomunikasi secara cepat dan efisien di antara lokasi atau zona waktu yang berbeda.

Setiap bentuk komunikasi organisasi memiliki peran dan kegunaannya sendiri dalam memfasilitasi aliran informasi, koordinasi, dan interaksi antar individu dalam organisasi.

 

3. Cara Meningkatkan Komunikasi Dalam Organisasi

Meningkatkan komunikasi dalam organisasi dapat membantu memperbaiki kolaborasi, produktivitas, dan hubungan antar individu. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan komunikasi dalam organisasi:

1) Komunikasi Terbuka dan Jujur: Mendorong komunikasi terbuka dan jujur di antara anggota organisasi adalah langkah penting. Pimpinan dan manajer harus menciptakan budaya yang mempromosikan kejujuran, saling mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain.

2) Meningkatkan Komunikasi Antar Tim dan Departemen: Fasilitasi komunikasi yang efektif antara tim dan departemen yang berbeda sangat penting. Mengadakan pertemuan lintas tim, berbagi informasi secara teratur, dan memastikan adanya saluran komunikasi yang terbuka dapat memperkuat kolaborasi dan pemahaman bersama.

3) Gunakan Alat Komunikasi yang Efektif: Memastikan penggunaan alat komunikasi yang efektif dapat membantu meningkatkan komunikasi dalam organisasi. Gunakan teknologi dan platform yang memungkinkan pertukaran informasi yang cepat dan mudah, seperti email, pesan instan, atau platform kolaborasi online.

4) Kembangkan Keterampilan Komunikasi: Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan komunikasi kepada anggota organisasi dapat membantu meningkatkan efektivitas komunikasi. Ini dapat meliputi pelatihan dalam mendengarkan aktif, berbicara dengan jelas, menyampaikan pesan dengan tepat, dan memahami komunikasi nonverbal.

5) Beri Umpan Balik secara Teratur: Memberikan umpan balik yang konstruktif dan teratur adalah cara yang efektif untuk meningkatkan komunikasi dalam organisasi. Pimpinan dan manajer harus memberikan umpan balik yang jelas dan spesifik kepada anggota tim mereka, serta menciptakan budaya di mana umpan balik diterima dan dihargai.

6) Aktif Mendengarkan: Mendengarkan dengan aktif adalah keterampilan penting dalam komunikasi yang baik. Ketika berinteraksi dengan anggota tim atau rekan kerja, berikan perhatian penuh dan tunjukkan minat terhadap apa yang mereka sampaikan. Hindari gangguan dan prasangka saat mendengarkan.

7) Gunakan Pertemuan Efektif: Memastikan pertemuan diorganisir dengan baik dan efektif dapat meningkatkan komunikasi dalam organisasi. Tentukan agenda yang jelas, batasi durasi pertemuan, libatkan semua peserta, dan pastikan bahwa hasil pertemuan dan tindak lanjut ditindaklanjuti.

8) Bangun Hubungan Interpersonal yang Kuat: Membangun hubungan interpersonal yang kuat antara anggota organisasi dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik. Dorong kegiatan sosial, kolaborasi tim, atau acara informal yang memungkinkan orang untuk saling mengenal dan membangun kepercayaan.

9) Libatkan Tim dalam Pengambilan Keputusan: Melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan komunikasi dan membangun rasa kepemilikan.

 

 

KESIMPULAN

Jaringan komunikasi juga dipengaruhi oleh struktur dalam organisasi itu sendiri sebagaimana yang terjadi pada jaringan komunikasi di lembaga penelitian tersebut. Hal itu menjadikan gambaran mengenai arah jaringan komunikasi organsasi di lembaga litbang tersebut lebih bersifat formal yang ditentukan oleh pimpinan dan diteruskan oleh pihak manajemen pusat/top manajemen serta beberapa individu yang ditunjuk sebagai gate keeper.

Hal penting yang didapatkan dalam penelitian ini, bahwa walaupun sudah terjadi kesepakatan untuk melakukan perubahan dalam sebuah organisasi, namun perlu adanya komunikasi dan strategi yang matang bagaimana cara perubahan itu akan dilaksanakan. Hal itu didapat dengan mengkomunikasikan detail perubahan, sehingga setiap orang dalam organisasi mengetahui perannya dalam perubahan tersebut, sehingga mereka mampu mempersiapkan diri untuk mendukung perubahan. Jika hal ini tidak terjadi maka ketidakpastian akan menambah resistensi terhadap perubahan tersebut. Dalam kenyataan akan menyebabkan proses perubahan menjadi stagnan pada proses unfreezing menuju moving sesuai dengan teori Lewin. Berdasarkan konsep Kotter didapatkan bahwa dari tahap awal mengenai urgensi perubahan masih belum jelas untuk dirumuskan dan strategi serta media komunikasi organisasi yang minim menjadikan fenomena penolakan dari sebagian dari civitasnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Baauchamp, R., Heidari-Robinson S., & Heywood, S. (2016). Reorganization Withaout Tears. McKinsey Quarterly. Diunduh pada 20 Mei 2019, di link: https://www.mckinsey.com/businessfunctions/organization/ourinsights/reorganizationwithout-tears

Cacciottolo, K. (2015). Defining organizational communication. European Scientific Journal, 11(20). 79-87.

Clampitt, P.G. (2017). Communication for Managerial Effectiveness: Challenges, Strategies, Solutions, Sixth Edition. SAGE: USA. Creswell

P. (2014). Komunikasi organisasi: teori dan studi kasus. Jakarta: Rajawali Pres.

Pace, R. W. & Faules, D. F. (2006). Komunikasi organisasi. Bandung: Remaja RosdakaryaRakhmat, 


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.