Sunday, April 30, 2023

ANALISIS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI


ANALISIS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI

 

ABSTRAK

Pengambilan keputusan merupakan proses penting dalam manajemen industri yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang situasi yang dihadapi dan keterampilan dalam mengevaluasi pilihan dan risiko yang ada. Artikel ini mengkaji pentingnya pengambilan keputusan dalam manajemen industri, serta teknik dan strategi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang efektif. Dalam artikel ini, penulis juga membahas beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan dalam konteks manajemen industri.

KATA KUNCI: Pengambilan Keputusan, Manajemen Industri, Strategi Keputusan

 

ABSTRACT

Decision making is an important process in industrial management that requires an in-depth understanding of the situation at hand and skills in evaluating existing options and risks. This article examines the importance of decision making in industrial management, as well as the techniques and strategies that can be used to make effective decisions. In this article, the author also discusses some of the challenges faced in decision making in the context of industrial management.

KEY WORDS: Decision Making, Industrial Management, Decision Strategy

 

I.                    PENDAHULUAN

Manajemen industri adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya dan proses produksi untuk memenuhi tujuan organisasi dan memaksimalkan keuntungan. Salah satu aspek penting dalam manajemen industri adalah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang baik memungkinkan manajemen industri untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pengambilan keputusan merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap organisasi, termasuk industri. Kegiatan ini dapat berdampak besar pada keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Oleh karena itu, manajemen industri harus memiliki keterampilan dalam melakukan analisis pengambilan keputusan yang baik.

Analisis pengambilan keputusan dalam manajemen industri adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi untuk membuat keputusan yang tepat. Ini melibatkan pemahaman situasi, menggunakan data yang relevan, dan mampu mengidentifikasi solusi terbaik dan mengevaluasi risiko yang terkait dengan setiap pilihan.

Salah satu faktor penting dalam analisis pengambilan keputusan dalam manajemen industri adalah penggunaan data yang akurat dan relevan. Manajer harus dapat memahami data yang diperoleh dari berbagai sumber dan menganalisisnya dengan baik. Mereka juga harus dapat memprediksi dampak dari keputusan yang diambil dan menimbang risiko yang terkait dengan setiap pilihan.

Selain itu, manajemen industri juga harus memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan mereka, seperti persyaratan hukum dan peraturan, aspek lingkungan, dan kepentingan pemangku kepentingan lainnya. Keterampilan dalam berkomunikasi dengan berbagai pihak dan kemampuan membangun hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan juga menjadi faktor penting dalam analisis pengambilan keputusan dalam manajemen industri.

 

Rumusan Masalah:

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa faktor penting dalam analisis pengambilan keputusan dalam manajemen industri?

2. Bagaimana teknik analitis membantu manajemen industri dalam mengidentifikasi solusi terbaik untuk pengambilan keputusan?

3. Bagaimana manajemen industri dapat mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dan dampak keputusan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dalam pengambilan keputusan yang sistematis dan transparan?

 

TUJUAN PENELITIAN :

1.    Meninjau faktor-faktor penting dalam analisis pengambilan keputusan dalam manajemen industri.

2.  Untuk mengevaluasi bagaimana teknik analitis dapat membantu manajemen industri dalam mengidentifikasi solusi terbaik untuk pengambilan keputusan.

3. Menganalisis bagaimana manajemen industri dapat mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dan dampak keputusan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar dalam pengambilan keputusan yang sistematis dan transparan.

4.      Memberikan rekomendasi bagi manajemen industri dalam pengambilan keputusan yang tepat dan berkelanjutan.

 

II.                 Tinjauan Pustaka:

Robbins, Coulter, & DeCenzo (2013) menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif tindakan yang paling tepat dari beberapa alternatif yang ada. Proses ini melibatkan pemilihan di antara beberapa opsi dan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan dalam memilih opsi terbaik.

Drucker (1985) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk memilih suatu tindakan atau keputusan dari alternatif-alternatif yang ada. Dia menyatakan bahwa pengambilan keputusan melibatkan kemampuan untuk memilih tindakan terbaik dari berbagai pilihan.

Handoko (2001) menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan untuk memilih suatu alternatif dari beberapa pilihan yang ada untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Dia menekankan bahwa pengambilan keputusan harus dilakukan dengan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan dan memilih yang terbaik.

Wibowo (2012) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam memilih tindakan terbaik yang akan diambil di antara beberapa alternatif yang tersedia, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan. Dia menekankan bahwa pengambilan keputusan harus didasarkan pada data dan fakta yang akurat.

Dari tinjauan literatur dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dalam manajemen industri adalah suatu proses pemilihan tindakan terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan, untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Proses ini melibatkan pemilihan di antara beberapa pilihan, dengan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan, dan harus didasarkan pada data dan fakta yang akurat.

 

III.              PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Industri

Pengambilan keputusan dalam manajemen industri merupakan suatu proses pemilihan arah tindakan yang terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan, guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Proses ini melibatkan pemilihan di antara beberapa pilihan, dengan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan, dan harus didasarkan pada data dan fakta yang akurat.

Pengambilan keputusan merupakan proses penting dalam manajemen industri karena manajemen industri melibatkan banyak keputusan strategis dan operasional. Keputusan strategis termasuk menetapkan visi dan tujuan organisasi, menentukan produk dan layanan apa yang akan diproduksi dan dijual, dan menentukan pasar dan target pelanggan. Sedangkan keputusan operasional meliputi pengaturan jadwal produksi, pengelolaan stok, penentuan harga jual, dan pengelolaan karyawan. Semua keputusan ini mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.

 

B.     Tahapan Pengambilan Keputusan

Tahapan dalam pengambilan keputusan terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Identifikasi masalah: tahap ini melibatkan identifikasi masalah atau peluang yang ada. Penting untuk memahami sumber masalah dan mencari informasi untuk memahami situasi sepenuhnya.

2. Pengumpulan informasi: tahap ini melibatkan pengumpulan informasi yang relevan untuk mengambil keputusan. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara, observasi, dan penelitian.

3. Analisis informasi: tahap ini melibatkan analisis informasi yang telah dikumpulkan dan mempertimbangkan alternatif yang tersedia.

4. Pemilihan alternatif: tahap ini melibatkan pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan yang tersedia. Keputusan harus didasarkan pada fakta dan data yang telah dianalisis.

5. Implementasi keputusan: tahap ini melibatkan pelaksanaan keputusan yang telah diambil. Ini melibatkan merancang rencana aksi dan menetapkan target yang akan dicapai.

6. Evaluasi hasil: tahap ini melibatkan evaluasi hasil dari tindakan yang telah diambil. Jika hasilnya tidak sesuai dengan tujuan, maka harus dilakukan tindakan korektif.

 

C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam manajemen industri, antara lain:

1. Lingkungan eksternal: lingkungan eksternal dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seperti peraturan pemerintah, persaingan industri, dan kondisi pasar.

2. Informasi yang tersedia: keputusan yang tepat membutuhkan informasi yang relevan dan akurat.

3. Waktu dan sumber daya: pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh waktu yang terbatas dan sumber daya yang tersedia.

4. Nilai dan preferensi: pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh nilai dan preferensi pribadi pembuat keputusan.

 

 

D.    Teknik Pengambilan Keputusan

Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan antara lain:

1. Analisis SWOT : teknik ini digunakan untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

2. Analisis biaya-manfaat: teknik ini digunakan untuk membandingkan manfaat dan biaya dari beberapa alternatif.

3. Analisis kelayakan investasi: teknik ini digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu investasi layak atau tidak.

4. Brainstorming: teknik ini digunakan untuk menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat, yang kemudian dapat dievaluasi.

5. Analisis pengambilan keputusan kelompok: teknik ini melibatkan pengambilan keputusan dalam suatu kelompok, dengan mengumpulkan masukan dari setiap anggota kelompok.

 


IV.              KESIMPULAN

Pengambilan keputusan dalam manajemen industri merupakan proses penting yang melibatkan pemilihan tindakan terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. Tahapan dalam pengambilan keputusan meliputi identifikasi masalah, pengumpulan informasi, analisis informasi, pemilihan alternatif, implementasi keputusan, dan evaluasi hasil. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah lingkungan eksternal, informasi yang tersedia, waktu dan sumber daya, serta nilai dan preferensi. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, seperti analisis SWOT, analisis biaya-manfaat, analisis kelayakan investasi, brainstorming, dan analisis pengambilan keputusan kelompok. Penting bagi manajer industri untuk memahami dan menguasai teknik ini untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif.

 

 

 Daftar Pustaka :

Karina, N. W., & Rahyuda, H. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengambilan Keputusan Hedging pada Sektor Industri Barang Konsumsi di Bei (Doctoral dissertation, Udayana University).

Prawirosentono, S., & Primasari, D. (2022). Manajemen Stratejik & Pengambilan Keputusan Korporasi (Strategic Management & Corporate Decision Making). Bumi Aksara.

Sari, F. (2018). Metode dalam pengambilan keputusan. Deepublish.

Yusuf, M. (2019). Strategi Manajemen Perubahan Pola Pikir SDM Guna Menghadapi Persaingan Era Industri 4.0 Pada Industri Manufaktur. Seminar Nasional dan The 6th Call For Syariah Paper (SANCALL) 2019.

 

Analisis Perubahan Mendasar Atas Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Kontributor Strategis Dan Lingkungan Usaha

 Oleh : Mohammad Simar Kurniawan



Abstrak

Manajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek kunci dalam pengelolaan suatu organisasi. Perubahan mendasar dalam manajemen SDM dapat memberikan kontribusi strategis yang signifikan terhadap kesuksesan lingkungan usaha. Artikel ini membahas tentang analisis perubahan mendasar atas manajemen SDM sebagai kontributor strategis dan lingkungan usaha. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber. Perubahan mendasar dalam manajemen SDM juga memiliki kontribusi strategis terhadap lingkungan usaha. Kontribusi tersebut meliputi peningkatan produktivitas, inovasi, dan kualitas produk dan layanan. Selain itu, perubahan mendasar dalam manajemen SDM dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan mengurangi turnover karyawan, sehingga meningkatkan efisiensi organisasi. Kesimpulannya, analisis perubahan mendasar atas manajemen sumber daya manusia sebagai kontributor strategis dan lingkungan usaha sangat penting dalam dunia bisnis saat ini. Organisasi perlu beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan dan efektif, dan manajemen SDM harus memainkan peran yang signifikan dalam proses tersebut. Dalam konteks ini, perubahan mendasar dalam manajemen SDM dapat membantu organisasi mencapai tujuan bisnisnya dan bersaing di pasar yang semakin kompleks dan cepat berubah.

 Kata kunci : Manajemen, sumber daya manusia, kontribusi strategis, perubahan mendasar

Abstract

Human resource management is one of the key aspects of managing an organization. Fundamental changes in HR management can make a significant strategic contribution to the success of the business environment. This article discusses the analysis of fundamental changes in HR management as strategic contributors and the business environment. This research uses a descriptive analytical method by collecting data from various sources. Fundamental changes in HR management also have a strategic contribution to the business environment. These contributions include increased productivity, innovation, and quality of products and services. In addition, fundamental changes in HR management can increase employee satisfaction and reduce employee turnover, thereby increasing organizational efficiency. In conclusion, the analysis of fundamental changes in human resource management as a strategic contributor and the business environment is very important in today's business world. Organizations need to adapt rapidly to remain relevant and effective, and HR management must play a significant role in that process. In this context, fundamental changes in HR management can help organizations achieve their business objectives and compete in increasingly complex and rapidly changing markets.

Keywords: Management, human resources, strategic contribution, fundamental change

I. Pendahuluan

Menurut Mustofa (2021), Dalam sebuah perusahaan atau organisasi sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki, selain itu sumber daya manusia juga diartikan sebagai seseorang yang mampu andil dalam mencapai tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, manajemen sumber daya manusia akan menempatkan tenaga kerja pada bidang-bidang yang dibutuhkan oleh organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia memiliki keterkaitan dengan manajemen bidang lain di dalam organisasi, dengan tujuan mencapai hasil kerja yang efektif. Jelaslah bahwa bidang-bidang lain di dalam organisasi membutuhkan tenaga kerja berkualitas untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat.

Dalam era globalisasi ini, tingkat persaingan produksi dan penjualan semakin tinggi yang berarti semakin tingginya tuntutan untuk menurunkan biaya dan meningkatkan produktivitas. Para manajer organisasi meyakini bahwa pengelolaan sumber daya manusia yang efektif adalah kunci untuk mencapai tujuan strategis perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar. Oleh karena itu, fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia menjadi sangat penting bagi setiap karyawan dalam membantu perusahaan mencapai kesuksesan. Dengan kata lain, daya saing perusahaan ditentukan oleh pengelolaan sumber daya manusianya. Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis, manajemen SDM juga mengalami perubahan mendasar dalam hal pendekatan, praktik, dan strategi yang diterapkan. Hal ini terjadi karena perubahan pola kerja, perkembangan teknologi, dan perubahan nilai-nilai sosial yang berdampak pada cara organisasi merekrut, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan karyawan.

Menurut Sari (2021), Proses perencanaan sumber daya manusia daam suatu organisasi merupakan proses memilih atau menentukan kebutuhan karyawan dari segi kualitas dan kuantitas untuk ditempatkan sesuai dengan posisi yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam melakukan pekerjaan, diperlukan pengawasan sebagai salah satu bentuk manajemen sumber daya manusia untuk memastikan apakah kegiatan yang dilakukan oleh karyawan telah sesuai dengan tujuan perusahaan atau belum.

Menurut Budiman (2014),  Manajemen sumber daya manusia harus diperhatikan, karena setiap manusia memiliki kreativitas, rasa dan inisiatif untuk membangun sikap, maka sikap inilah yang mendasari perilaku manusia dan tindakan manusia sehari-hari. Analisis perubahan mendasar atas manajemen SDM sebagai kontributor strategis dan lingkungan usaha menjadi semakin penting dalam memahami tren dan tantangan yang dihadapi organisasi dalam mengelola sumber daya manusia. Analisis ini akan membahas tentang berbagai perubahan mendasar yang terjadi dalam manajemen SDM, termasuk pendekatan baru dalam merekrut dan memotivasi karyawan, penggunaan teknologi yang semakin canggih dalam manajemen SDM, serta tantangan dan peluang yang dihadapi organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan kompleks.

Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menganalisis perubahan mendasar dalam manajemen SDM sebagai kontributor strategis dan lingkungan bisnis yang semakin kompleks. Artikel ini juga mengeksplorasi implikasi dari perubahan ini bagi perusahaan dan karyawan serta memberikan beberapa rekomendasi praktis untuk mengelola manajemen SDM di era baru ini. Dengan melakukan analisis perubahan mendasar atas manajemen SDM, perusahaan dan organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, produktif, dan berkelanjutan. Ini akan membantu perusahaan dan organisasi untuk tetap bersaing dan berkembang di lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan menuntut. dengan demikian, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memperhatikan perubahan mendasar dalam manajemen SDM dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghadapinya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Pendahuluan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran manajemen sumber daya manusia  terhadap suksesnya suatu organisasi ?
2. Bagaimana transisi manajemen sumber daya manusia sebagai kontributor strategis lingkungan usaha ?
3. Apa saja tantangan-tantangan atas perubahan mendasar manajemen sumber daya manusia ?
4. Apa saja metode-metode untuk meramalkan kebutuhan manajemen sumber daya manusia ?
5. Apa saja Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan manajemen sumber daya manusia secara global ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran manajemen sumber daya manusia  terhadap suksesnya suatu organisasi 
2. Untuk mengetahui transisi manajemen sumber daya manusia sebagai kontributor strategis lingkungan usaha
3. Untuk mengetahui tantangan-tantangan atas perubahan mendasar manajemen sumber daya manusia
4. Untuk Mengetahui metode-metode untuk meramalkan kebutuhan manajemen sumber daya manusia
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan manajemen sumber daya manusia secara global 

II. Tinjauan Pustaka

Menurut Handoko (2014), manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan[1]tujuan individu maupun organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor penggerak utama dalam pelaksanaan seluruh kegiatan atau aktivitas instansi, sehingga harus dikelola dengan baik melalui Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Untuk mendefinisikan manajemen sumber daya manusia, perlu pemahaman pada dua fungsi, antara lain, fungsi-fungsi manajerial (managerial functions) dan operasional (operational functions). Perlu diingat kembali, dalam buku manajemen sudah dijelaskan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Fungsi-fungsi Peng manajemen tersebut merupakan tugas bagi setiap manajer pada berbagai bidang dan tingkatan dalam organisasi.

Menurut Bangun (2012), Berdasarkan sumber daya-sumber daya yang ada pada organisasi, maka manajemen dapat dibagi ke dalam manajemen sumber daya manusia, keuangan, operasi/produksi, dan pemasaran. Fungsi-fungsi manajemen tersebut akan berkaitan dengan setiap bidang manajemen . Manajemen sumber daya manusia melakukan kegiatan, perencanaan, pengorganisasian. penyusunan personalia, penggerakan, dan pengawasan terhadap fungsi- fungsi operasionalnya, untuk mencapai tujuan organisasi Demikian pula, manajemen pada bidang-bidang lainnya melakukan hal yang sama pada arah yang berbeda, tetapi memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Tentunya, fungsi operasional B pada setiap bidang manajemen tersebut berbeda. Fungsi operasional manajemen sumber daya manusia berkaitan dengan pengelolaan manusia dalam organisasi, seperti pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja. Demikian pula dengan manajemen keuangan, produksi/operasi, dan pemasaran, yaitu melaksanakan kegiatan- kegiatan manajemen terhadap fungsi-fungsi operasionalnya masing-masing pema untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur suatu bidang ilmu khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak (Ardana, 2012).  Manajemen SDM bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kontribusi individu-individu yang bekerja di dalam perusahaan dengan cara-cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Tujuan ini mendorong kajian dan praktik dalam bidang manajemen personalia, yang fokusnya pada upaya-upaya terkait SDM yang dilakukan oleh manajer operasional dan bagaimana profesional personalia dapat berkontribusi dalam upaya tersebut.

SDM memengaruhi keberhasilan setiap perusahaan atau organisasi. Meningkatkan andil manusia sangat penting, sehingga seluruh perusahaan membentuk departemen SDM. Dikatakan penting karena departemen SDM tidak mengontrol banyak faktor yang membentuk andil SDM misalnya: modal, bahan baku, dan prosedur. Departemen ini tidak memutuskan masalah strategi atau perlakuan supervisor terhadap karyawan, meskipun departemen tersebut jelas-jelas memengaruhi keduanya. Manajemen SDM mendorong para manajer dan tiap karyawan untuk melaksanakan strategi- strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

III. Pembahasan

A. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia  Terhadap Suksesnya Suatu Organisasi 

    Menurut Abdullah (2017), Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada umumnya, tugas-tugas khusus sumber daya manusia menjadi tanggung jawab manajer sumber daya manusia, meskipun beberapa di antaranya mungkin diambil alih oleh pihak lain. Manajer sumber daya manusia adalah individu yang benindak sebagai pelaksana tugas-tugas sumber daya manusia dan bekerja sama dengan para manajer lain dalam menangani masalah-masalah sumber daya manusia. Pada kebanyakan perusahaan-perusahaan besar, pengelolaan sumber daya manusia ditangani oleh seorang manajer atau eksekutif sumber daya manusia. Secara khusus, manajer sumber daya manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasi pengelolaan sumber daya manusia dan bekerja sama dengan manajer lain untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Dalam perusahaan besar ada keterkaitan tanggung jawab antara manajer lini dengan profesional sumber daya manusia. Para manajer lini meminta bantuan kepada unit sumber daya manusia dalam pengelolaan sumber daya manusia. 

    Menurut Mathis & Jackson (2001), Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi. dalam suatu organisasi, manajemen sumber daya manusia mencakup perekrutan, kompensasi, pelatihan, dan pengembangan. Sumber daya manusia harus di definisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan. 

    Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia dilaksanakan sesuai dengan arahan dan visi organisasi untuk kepentingan para anggota organisasi dan masyarakat lainnya Untuk melihat aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam organisasi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Posisi Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi

    Aktivitas manajemen sumber daya manusia mencakup suatu strategi yang ditetapkan dan dijalankan oleh pengambil keputusan untuk dapat memberikan hasil kerja yang efektif. Pada tingkat strategic, pengelola sumber daya manusia harus dapat merancang kegiatan-kegiatan sumber daya manusia untuk kepentingan keberlanjutan kegiatan organisasi di masa yang akan datang Para ahli manajemen sumber daya manusia akan menyusun pedoman dan sistem yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Ketentuan dan persyaratan pekerjaan merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Pekerja yang memenuhi persyaratan akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan harapan pemberi kerja (Bangun, 2012).

B. Transisi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Kontributor Strategis Lingkungan Usaha

Menurut Tampubolon (2016), Manajemen sumber daya manusia mengacu pada kegiatan spesialis staf yang bertanggung jawab untuk tujuan personel organisasi. Kepala departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membangun dan menerapkan strategi demi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi yang mereka pimpin. Manajemen sumber daya manusia mengacu pada kegiatan spesialis staf yang bertanggung jawab untuk tujuan personel organisasi. Kepala departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membangun dan menerapkan strategi demi peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi yang mereka pimpin.

Menurut Mathis & Jackson (2001), Transisi manajemen sumber daya manusia dibagi menjadi bebrapa bagian yakni :

1. Sumber Daya Manusia Sebagai Penasihat Tenaga Kerja

Secara tradisional Sumber Daya Manusia dipandang sebagai "penasihat tenaga kerja dalam organisasi Seiring menyuarakan kekhawatiran tenaga kerja, praktisi Sumber Daya Manusia dilihat sebagai pejabat moral perusahaan yang tidak mengerti realitas bisnis perusahaan dan tidak memberikan kontribuu kepada suksesnya perusahaan. Ada orang malah menyarankan untuk menghapuskan saja bagian Sumber Daya Manusia karena kecilnya kontribusi yang diberikan kepada produktivitas dan pertumbuhan perusahaan. Sisi lain dari pemberian nasihat adalah meyakinkan bahwa semua tenaga kerja diberikan perlakuan yang sama yang tidak tergantung dari latar belakang atana suatu keadaan. Harus ada bagian di dalam perusahaan untuk memantau situasi tenaga kerja dan menanggapi komplain tenaga kerja mengenai perlakuan yang tidak adil. Jika tidak, perusahaan akan menghadapi banyak tuntutan hukum.

2. Peran Administrasi Manajemen Sumber Daya Manusia

Tugas utama administrasi Sumber Daya Manusia adalah memproses dan menyimpan catatan, termasuk menyimpan arsip tenaga kerja dan database terkait, memproses klaim manfaat, memberikan jawaban terkait pembayaran uang sekolah, kebijakan cuti perusahaan, serta mengumpulkan dan menyerahkan dokumen yang dibutuhkan oleh pemerintah setempat. Semua aktivitas ini harus dilakukan dengan efisien dan tepat waktu. Akan tetapi, semua aktivitas ini pada beberapa organisasi telah memberi "cap" bahwa Sumber Daya Manusia hanyalah mengumpulkan kertas dan memberi tahu manajer dan tenaga kerja lainnya apa yang tidak boleh dilakukan. Jika hanya peran administrasi seperti ini, maka staf Sumber Daya Manusia hanya dilihat sebagai kerikal dan kontributos administrasi tingkat rendah pada perusahaan.

3. Peran Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia

Tugas operasional Sumber Daya Manusia bersifat taktis dan meliputi ketaatan terhadap Kesetaraan Kesempatan Bekerja dan hukum lainnya, pengolahan lamaran kerja, pengisian posisi yang kosong melalui proses wawancara, pelatihan supervisor, penyelesaian masalah keselamatan, serta menyusun gaji dan upah. Kegiatan-kegiatan ini harus dilakukan oleh Sumber Daya Manusia dengan berkoordinasi dengan para manajer dan supervisor di seluruh bagian perusahaan. Beberapa organisasi masih menekankan pada tugas operasional, mungkin karena keterbatasan kemampuan staf Sumber Daya Manusia atau karena penolakan dari manajemen puncak terhadap peran Sumber Daya Manusia yang lebih besar. Secara umum, peran operasional mengharuskan praktisi Sumber Daya Manusia untuk mengidentifikasi dan melaksanakan program dan kebijakan operasional di dalam organisasi. Mereka adalah orang yang mengimplementasikan kebijakan Sumber Daya Manusia yang merupakan bagian dan rencana strategis perusahaan yang dibuat oleh manajemen puncak, daripada ikut terlibat secara aktif membangun rencana strategis tersebut.

4. Peran Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran organisasi Sumber Daya Manusia telah tumbuh dan lebih strategis disebabkan penggunaan orang dalam sebuah organisasi dapat menyediakan keunggulan kompetitif, baik domestik maupun internasional Peran strategis Sumber Daya Manusia menekankan bahwa orang-orang di organisasi alalah sumber daya yang penting dan juga investasi perusahaan yang besar. Supaya Sumber Daya Manusia dapat memainkan peran yang strategis, dia harus fokus pada masalah-masalah dan implikasi Sumber Daya Manusia jangka panjang "Bagaimana perubahan kependudukan tenaga kerja dan kekurangan tenaga kerja akan mempengaruhi perusahaan dan cara apa yang akan digunakan untuk mensasati masalah kekurangan ini, adalah sebuah ilustrasi peran strategis Sumber Daya Manusia. Pentingnya peran ini telah menjadi bahan diskusi yang hangat, dan diskusi itu menitikberatkan pada manajemen Sumber Daya Manusia untuk lebih memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan.

C. Tantangan-tantangan Atas Perubahan Mendasar Manajemen Sumber Daya Manusia 

Menurut Kristiyanti (2012), Masalah yang dihadapi MSDM saat ini adalah cepatnya perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis yang berdampak pula pada perencanaan SDM yang dimiliki. Ada banyak tantangan yang muncul dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) karena SDM merupakan aset paling berharga bagi organisasi. Alasannya karena Perubahan lingkungan bisnis seperti perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, dan perubahan perilaku konsumen dapat mempengaruhi tuntutan terhadap SDM organisasi. Organisasi perlu mengelola SDM dengan cepat dan efektif untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berubah-ubah. Selain itu juga terdapat Persaingan yang ketat, karena  perusahaan untuk merekrut dan mempertahankan SDM terbaik bisa menjadi tantangan. Organisasi harus menawarkan imbalan dan tunjangan yang kompetitif serta lingkungan kerja yang menarik untuk memenangkan persaingan.

Lingkungan yang dihadapi oleh manajemen sumber daya Manusia sangatlah menantang perubahan muncul dengan cepat dan meliputi masalah yang sangat laas. Penelitian oleh Hudson Institute dalam bukanya Workforce 2020, telah menitikberatkan masalah-masalah penting menyangkut tenaga kerja. Dari penelitian itu dan sumber-sumber lain, dapat disimpulkan bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi oleh manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut  :
1. Perekonomian dan Perkembangan Teknologi
2. Ketersediaan dan Kualitas Tenaga Kerja
3. Kependudukan dan Masalah-masalahnya
4. Restrukrisasi Organisasi

D. Metode-metode Untuk Meramalkan Kebutuhan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Bangun (2016), Beberapa metode dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan sumber daya manusia oleh para ahli di bidang itu. Metode-metode tersebut ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang memiliki kegunaan yang sama sesuat dengan kepentinganya. Berbagai metode yang biasa digunakan antara lain analisis perkembangan (trend analysis), peramalan berbasis nol (zero-base forecasting), pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up approach), analisis ratio (ratio analysis), analisis korelasi (correlation analysis), dan metode simulasi (simulation method).

1. Trend Analysis
Metode ini merupakan peramalan kebutuhan akan sumber daya manusia yang dilakukan secara logis dengan melakukan pengkajian berdasarkan kejadian-kejadian pada masa lampau. Sebagai contoh, berdasarkan data yang dicatat oleh bagian sumber daya manusia pada lima tahun terakhir terdapat rata-rata pertambahan jumlah tenaga kerja sebanyak sepuluh orang per tahun, dapat diramalkan pertambahan jumlah kebutuhan sumber daya manusia lima tahum berikutnya sebanyak lima puluh orang. Peramalan sumber daya man dengan menggunakan metode trend analysis dapat juga dilakukan untuk y pekerjaan kelompok baik untuk pekerjaan pada bagian produksi maupas administrasi. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk dapat mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang dengan cara mengidentifikasinya.
2. Zero-base Forecasting
Metode ini memanfaatkan jumlah karyawan yang ada saat ini sebagai acuan untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan. Kebutuhan tersebut kemudian dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Untuk mengisi posisi yang kosong, diperlukan analisis yang teliti untuk menentukan apakah posisi tersebut layak untuk diisi atau tidak. Apabila suatu pekerjaan tertentu mengalami kekosongan akibat ditinggalkan pekerjanya tidak mempersoalkan karena pensiun, dipecat atau mengundurkan diri, kekosongan itu tidak diisi secara langsung. 
3. Bottom-up Approach
Pendekatan ini berdasarkan pada keyakinan bahwa manajer di setiap bagian perusahaan mampu memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia mereka. Begitu juga dengan bagian lain dari organisasi, dari tingkat terendah hingga tertinggi, mereka dapat menentukan kebutuhan sumber daya manusia sehingga jumlah total dapat dihitung. Proses ini melibatkan interaksi yang lebih banyak karena ada diskusi dan negosiasi dalam memperkirakan kebutuhan di setiap tingkatan, mulai dari tingkat rendah hingga puncak perusahaan. Pendekatan ini membawa dampak positif pada hubungan yang lebih erat dan koordinasi yang lebih baik dalam aktivitas perencanaan sumber daya manusia.
4. Ratio Analysis
Pendekatan ini menentukan perbandingan antara jumlah pekerjaan dengan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan. Contohnya, Jika sepuluh pekerja dapat menyelesaikan lima puluh pekerjaan dalam satu minggu, maka bila perusahaan memiliki pesanan lima ratus pekerjaan yang harus diselesaikan dalam satu minggu, perusahaan memerlukan sepuluh tenaga kerja. Seorang tenaga penjual mampu menghasilkan pendapatan sebesar 50 juta rupiah per bulan, sehingga dibutuhkan sepuluh tenaga kerja untuk menghasilkan 500 juta rupiah. Jika perusahaan berencana untuk menjual produk senilai 700 juta rupiah pada bulan berikutnya, maka akan dibutuhkan sebanyak 14 tenaga penjual.
5. Correlation Analysis
Analisis korelasi merupakan suatu metode analisis statistik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel, misalnya antara volume penjualan dengan jumlah kebutuhan karyawan. Analisis korelasi lebih akurat dalam memproyeksikan kebutuhan sumber daya manusia di masa depan dibandingkan dengan analisis perkembangan dan analisis rasio.
6. Simulation Method
Metode simulasi merupakan metode yang dilakukan melalui eksperimen tentang situasi nyata yang digunakan secara matematis.Metode simulasi adalah suatu teknik yang melakukan percobaan terhadap situasi nyata dan digunakan secara matematis. Teknik ini dipakai untuk menggambarkan keadaan secara realistis dengan menggunakan logika matematis untuk memproyeksikan kejadian di masa depan. Menggunakan metode ini akan dapat membantu manajer dalam membuat keputusan tentang jumlah kebutuhan di masa akan datang Melalui pertanyaan apa-jika (what- if question) sebagai dasar bagi para manajer dalam membuat keputusan menentukan jumlah sumber daya manusia di masa akan datang. 

E. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Perubahan Manajemen Sumber Daya Manusia Secara Global

Gambar 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sumber Daya Manusia Global

Menurut Werdiningsih (2021), Dalam manajemen sumber daya manusia, ada serangkaian langkah yang harus dilakukan. Khususnya dari perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, penempatan, penilaian penampilan dan kinerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi keselamatan kerja, pengembangan karir. Mengatur dan mengurus sumber daya manusia dengan kebudayaan, perekonomian dan sister hukum yang berbeda memberikan beberapa tantangan. Bagaimanapun juga, apabila dilakukan dengan baik, Sumber Daya Manusia dapat menghasilkan keuntungan. Studi yang dilakukan selama tujuh tahun di Inggris terhadap 100 perusahaan asing memperlihatkan bahwa manajemen Sumber Daya Manusia yang baik, sebagaimana faktor-faktor lainnya, berpengaruh lebih banyak terhadap tingkat keuntungan dan produktivitas dibandingkan faktor teknologi atau penelitian dan pengembangan. Berikut . faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan MSDM secara global :

1.Faktor Hukum dan Politik

Jenis dan kestabilan sistem politik berbeda-beda di setiap negara. Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan banyak perusahaan dari negara maju Eropa telah terbiasa dengan sistem politik yang stabil. Meskipun pemimpin politik seperti Presiden, Perdana Menteri, Gubernur, Senator, dan perwakilan rakyat dapat berganti, sistem hukum yang konsisten telah terbentuk dan perusahaan-perusahaan global dapat mengandalkan sistem ini.

Namun, di beberapa negara, sistem politik dan hukum sedang mengalami kerusuhan. Beberapa pemerintahan seringkali digulingkan oleh militer, sedangkan yang lain diperintah oleh diktator yang memaksa perusahaan-perusahaan asing untuk membeli barang dan jasa dari perusahaan lokal yang dikontrol oleh pemimpin atau keluarganya. Di bagian dunia lain, sistem dengan satu partai yang berkuasa telah menyebabkan korupsi, sedangkan di tempat lain, banyak partai politik yang berkuasa mengakibatkan seringnya pergantian pemerintahan. Selain itu, sistem hukum yang berbeda-beda secara alamiah dan kestabilannya serta campur tangan politik juga dapat mempengaruhi kontrak bisnis. Regulasi Sumber Daya Manusia juga berbeda-beda antara satu negara dan negara lain dalam hal sifat dan rincian aturannya. Di beberapa negara di Eropa Barat, undang-undang tentang serikat pekerja dan ketenagakerjaan mengakibatkan sulitnya mengurangi jumlah pekerja karena tingkat pesangon yang tinggi, seperti yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam perspektif Sumber Daya Manusia selanjutnya. Kesetaraan kesempatan kerja juga berbeda-beda di berbagai tingkatan.

2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh terhadap tiga faktor lainnya. Beberapa negara masih menganut sistem ekonomi yang merupakan modifikasi dari paham komunis, yang telah terbukti gagal. Sebagai contoh, di China, pemerintah masih menggunakan paham komunis secara resmi dalam menjalankan sistem ekonomi, tetapi saat ini sedang mencoba untuk beralih ke sistem ekonomi yang campuran. Untuk mengurangi jumlah perusahaan milik negara yang dipenuhi oleh tenaga kerja, pemerintah menggunakan pengangguran dan pemutusan hubungan kerja. Banyak negara berkembang membuka diri terhadap investasi asing untuk menciptakan lapangan kerja bagi warganya. Perusahaan-perusahaan global seringkali mendapatkan tenaga kerja yang lebih murah di negara-negara berkembang daripada di Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Serikat. Namun, apakah sebuah perusahaan global benar-benar dapat menguntungkan di negara-negara berkembang juga bergantung pada fluktuasi nilai tukar dan pembatasan transfer dana hasil pendapatan ke negara asal.

Di banyak negara maju, khususnya di Eropa, tingkat pengangguran meningkat, tetapi pembatasan pekerjaan dan tingkat upah cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari Eropa yang memindahkan pekerjaan mereka ke negara-negara dengan tingkat upah yang lebih rendah, seperti yang dilakukan oleh Mercedes-Benz di Alabama. Selain itu, tingkat pajak pendapatan perorangan dan perusahaan cukup tinggi di banyak negara maju. Semua faktor ini perlu dinilai dalam proses pengambilan keputusan untuk memulai atau menjalankan bisnis di negara asing.

3. Faktor Budaya

Kebudayaan  memegang peran penting dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia internasional. Selain budaya perusahaan yang telah dibahas, budaya nasional juga perlu diperhatikan. Kultur dapat dianggap sebagai kekuatan sosial yang memengaruhi nilai, keyakinan, dan tindakan dari kelompok masyarakat tertentu.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam kontribusi strategis dan lingkungan usaha. Sebagai kontributor strategis, Manajemen sumber daya manusia dapat membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjangnya dengan memastikan bahwa sumber daya manusia diorganisasi dan dikelola dengan baik. Ini mencakup memastikan bahwa organisasi memiliki karyawan yang berkualitas tinggi, memfasilitasi pengembangan karyawan dan manajemen talenta, dan memastikan bahwa strategi manajemen sumber day manusia diintegrasikan ke dalam strategi bisnis keseluruhan. Dalam lingkungan usaha yang sangat dinamis dan kompetitif, manajemen sumber daya manusia harus beradaptasi dengan cepat dan mengambil tindakan yang strategis untuk memastikan organisasi tetap berdaya saing. Hal ini dapat dicapai melalui pengelolaan karyawan yang efektif, seperti pelatihan dan pengembangan, pengakuan atas prestasi, serta manajemen kinerja yang tepat. Secara keseluruhan, perubahan mendasar dalam manajemen sumber daya manusia telah meningkatkan kontribusinya sebagai kontributor strategis dan lingkungan bisnis yang berharga, yang dapat membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjangnya dengan efektif dan bertanggung jawab.


Daftar Pustaka

Ardana. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Dalam Link :

Budiman. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Tim Pengelolah Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (Tpk                Pnpm-Mp) Pnpm-Mp di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Manajemen, Vol.          01, No. 02. ISSN 2339-1510.
Dalam Link : 

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Penerbit Erlangga.

Handoko, T.Hani. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Cetakan ke 21. Yogyakarta: BPFE
Dalam Link : 

Husaini, Abdullah. 2017. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Takengon : Universitas Jabal Ghafur.
Dalam Link : 

Kritiyanti, Mariana. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Strategi Menghadapi Persaingan Global. Semarang : Univeristas AKI
Dalam Link :

Mustopa, R., Ahsaina, N. A., & Rais, Y. (2021). Pelatihan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sosial Teknologi, 1(3), 166–174.
Dalam Link :

Mathis & Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat.

Sari, W. A., Wulan, H. S., & Seputra, A. (2021). Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Sistem Work From Home Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Pt. Bernofarm Semarang.                    Journal  of Management, 7(1). 
Dalam Link :

Tampubolon, S. M. 2016. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perannya Dalam Pengembangan Keunggulan Bersaing. Jakarta : Penerbit erlangga        
Dalam Link :                                           


Werdiningsih, Wilis. 2021. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Melaksanakan Pembelajaran DaringSoutheast Asian Journal of Islamic Education Management 2        (1):113-24. 
Dalam Link :  


 


ABSTRAK

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. MSDM yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam artikel ini, dibahas tentang strategi MSDM yang efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi dan pengukuran kinerja MSDM yang efektif untuk memastikan keberhasilan strategi MSDM tersebut. Artikel ini juga membahas tentang sistem pengukuran kinerja MSDM yang dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja MSDM secara teratur.

Kata Kunci: Manajemen sumber daya manusia, kinerja organisasi, strategi MSDM, pengukuran kinerja MSDM.

 

ABSTRCT

Human resource management (HRM) plays a crucial role in enhancing organizational performance. Effective HRM can improve overall productivity, quality, and efficiency of the organization's performance. This article discusses effective HRM strategies to enhance organizational performance and effective HRM performance measurement to ensure the success of the HRM strategies. The article also discusses the HRM performance measurement system that can be used to monitor and evaluate HRM performance regularly.

Keywords: Human resource management, organizational performance, HRM strategies, HRM performance measurement.

 

PENDAHULUAN

Peningkatan kinerja organisasi menjadi tujuan utama dari sebuah perusahaan. Kinerja yang baik dapat meningkatkan daya saing, produktivitas, dan profitabilitas perusahaan. Namun, kinerja organisasi tidak akan bisa mencapai target yang diharapkan tanpa adanya peran yang signifikan dari manajemen sumber daya manusia (MSDM). MSDM memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang efektif, meningkatkan motivasi karyawan, dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. MSDM yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi kinerja organisasi secara keseluruhan.

Dalam era persaingan global saat ini, kebutuhan akan MSDM yang efektif semakin meningkat. Perusahaan harus mampu mengembangkan strategi MSDM yang efektif untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam hal ini, pengukuran kinerja MSDM menjadi hal yang sangat penting untuk mengevaluasi keberhasilan program MSDM dan membuat perbaikan yang diperlukan.

Dalam artikel ini, akan dibahas tentang strategi MSDM yang efektif untuk meningkatkan kinerja organisasi dan pengukuran kinerja MSDM yang efektif untuk memastikan keberhasilan strategi MSDM tersebut. Artikel ini juga akan membahas tentang sistem pengukuran kinerja MSDM yang dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja MSDM secara teratur.

 

RUMUSAN MASALAH

1.      Apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)?

2.      Apa fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)?

3.      Apa saja strategi dan praktik yang efektif dalam memaksimalkan potensi sumber daya manusia dan memperkuat daya saing organisasi?

4.      Bagaimana pengukuran kinerja untuk membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan/organisasi?

 

PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi. Selanjutnya definisi manajemen berkembang lebih lengkap. Lauren A. Aply dalam (Sulistyorini, 2009) yang dikutip Tanthowi menerjemahkan manajemen sebagai “The art of getting done though people” atau seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Selain manajemen dipandang sebagai ilmu dan seni, manajemen juga dapat dikatakan sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai prestasi manajer yang diikat dengan kode etik dan dituntut untuk bekerja secara profesional.

Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro. Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.

 

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Adapun fungsi manajemen sumber daya manusia dalam (Almasri, 2016) seperti halnya fungsi manajemen umum, yaitu sebagai berikut:   

-       Perencanaan (Planning)

-       Pengorganisasian (Organizing)

-       Pengarahan (Directing)

-       Pengendalian (Controlling)

Fungsi Operasional

-       Pengadaan Sumber Daya Manusia (recruitment)

-       Pengembangan (development)

-       Kompensasi (compensation)

-       Pengintegrasian (integration)

-       Pemeliharaan (maintenance)

-       Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (separation)

Semua fungsi dalam manajemen tersebut akan dilaksanakan tergantung dengan kebutuhan, apakah akan dilakukan secara sederhana atau dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan dapat menggunakan hanya beberapa fungsi saja.

 

3. Strategi Untuk Memaksimalkan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah program yang khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan membantu karyawan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan sikapnya. Berbagai strategi yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi dalam usaha pengembangan untuk memaksimalkan sumber daya manusia, antara lain sebagai berikut:

- Pelatihan/Pendidikan 

Manajemen yang efektif melihat latihan atau pendidikan sebagai investasi jangka panjang pada sumber daya manusia. Dengan latihan atau pendidikan diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang didesain untuk memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap pegawai sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga pegawai yang bersangkutan lebih maju dalam melaksanakan tugas tertentu. 

- Rotasi Jabatan 

Dengan rotasi jabatan seorang karyawan ditugaskan memegang jabatan yang berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain. Selain agar karyawan memahami pelaksanaan berbagai tugas, juga agar ia memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai berbagai jabatan.  

- Delegasi 

Manajemen adalah mencapai hasil melalui orang lain, karenanya untuk dapat merealisir itu, delegasi oleh manajer mutlak perlu. Salah satu kualifikasi penting dari seorang manajer adalah kesanggupan mendelegasi sebahagian tugas dan wewenangnya kepada bawahannya  

- Promosi  

Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi, di mana tugas, wewenang, dan tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satu sasaran tindakan promosi ialah untuk mengembangkan pegawai, sebab pegawai yang cukup berprestasi pada jabatannya harus dikembangkan dengan menugaskan ia untuk menerima tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya.     

- Pemindahan 

Efektivitas dan tujuan organisasi akan meningkat bila pegawai dipindahkan ke jabatan yang sesuai dengan perhatian dan kemampuan pegawai dipindahkan ke jabatan yang sesuai dengan perhatian dan kemampuan pegawai yang bersangkutan.  

- Konseling 

Dalam setiap organisasi, karyawan dapat dibagi atas dua macam, yaitu penasehat dan yang menesehati. Umumnya para manajer termasuk kepada kelompok penasehat, yakni penasehat bawahan-bawahannya khusus yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan bawahan tersebut demi semakin terampilnya para karyawan yang bersangkutan.  

. 

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang efektif memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. Strategi MSDM yang efektif dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi kinerja organisasi secara keseluruhan. Pengukuran kinerja MSDM yang efektif juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan strategi MSDM tersebut. Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja MSDM yang tepat harus digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja MSDM secara teratur. Dengan demikian, manajemen sumber daya manusia yang efektif dapat membantu organisasi mencapai tujuannya dengan lebih efisien dan efektif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Almasri, M. N. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Imlementasi Dalam Pendidikan Islam. Kutubkhanah19(2), 133-151.

Hernawan, A., Mahmud, A., & Agustina, L. (2014). Pengaruh Total Quality Management (Tqm), Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial. Accounting Analysis Journal3(1).

Samsuni, S. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan17(1), 113-124.

Simbolon, F. (2015). Perbandingan sistem pengukuran kinerja perusahaan. Binus Business Review6(1), 91-100.

Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam.Yogyakarta: Penerbit Teras. 

 


Monday, April 24, 2023

"Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria pada Proses Seleksi Karyawan: Tinjauan Pustaka"

"Rahasia Sukses Seleksi Karyawan Terungkap: Metode AHP sebagai Solusi Cerdas dalam Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria"

Oleh : Ika Devi Mayang Sari (2023)

Gambar 1. Peta Pikiran Artikel Ilmiah Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Pengambilan Keputusan Multi-Kriteria pada Proses Seleksi Karyawan: Tinjauan Pustaka

Abstrak

Artikel ini membahas penggunaan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam pengambilan keputusan multi-kriteria pada proses seleksi karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas konsep dan prinsip dasar AHP serta aplikasinya dalam proses seleksi karyawan. Metodologi yang digunakan adalah studi pustaka dari berbagai sumber terkait dengan topik yang dibahas. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa AHP dapat membantu dalam pengambilan keputusan multi-kriteria dengan memprioritaskan kriteria yang paling penting dan memungkinkan pengambil keputusan untuk mempertimbangkan bobot dari masing-masing kriteria secara objektif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa AHP dapat menjadi alat yang efektif dalam proses seleksi karyawan dengan memberikan informasi yang lebih akurat dan objektif dalam pengambilan keputusan.

Kata kunci : AHP, pengambilan keputusan, multi-kriteria, selesi karyawan, tinjauan pustaka

 Abstract

This article discusses the use of Analytic Hierarchy Process (AHP) method in multi-criteria decision making for employee selection process. The aim of this research is to clarify the concept and basic principles of AHP as well as its application in the employee selection process. The methodology used is a literature review from various sources related to the topic being discussed. The main findings of this research are that AHP can assist in multi-criteria decision making by prioritizing the most important criteria and enabling decision makers to consider the weight of each criterion objectively. The conclusion of this research is that AHP can be an effective tool in the employee selection process by providing more accurate and objective information in decision making.

Keywords: AHP, decision making, multi-criteria, employee selection, literature review.