Dymas Nurbayu Yulianto (dymasnurbayu@gmail.com)
Abstrak
Ilmu manajemen bila dicermati sama usianya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai makluk sosial ada kecenderungan untuk berorganisasi dan bekerja sama. Dalam kehidupan sehari-hari manusia adalah anggota suatu organisasi misalnya organisasi agama, olah raga, seni, usaha dan orgnaisasi lainnya. Masing-masing orgnaisasi berbeda satu dengan lainnya, ada yang formal dan tidak formal. Namun organisasi-organisasi tersebut mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu ada kelompok orang, ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana cara pencapaian tujuan, ada pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab atas keberhasil pencapaian tujuan. Dengan kata lain para manajer diberi tanggung jawab untuk menentukan kegiatan yang memungkinkan setiap individu dapat memberikan sumbangan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”.
Manajemen sebagai suatu proses
Melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat menurut:
- George R.Terry Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
- Haiman Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
- Stoner Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
- Mary Parker Follet Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
- Aliran Klasik (Classical school)
2. Aliran Perilaku (Behaviaoral school)
3. Aliran Ilmu Manajemen ( Management Science School)
Aliran Klasik (Classical School)
Aliran ini dipelopori oleh Robert Owen ((1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871). Robert Owen berpendapat bahwa dengan dipenuhinya kebutuhan dan peningkatan kondisi pekerja (perumahan, jam kerja, koperasi, dan sebagainya) dapat meningkatkan hasil produksi dan laba perusahaan. Unsur pekerja merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses produksi (vital machines=mesin utama)
Sumbangan-sumbangan dari Aliran Klasik
- Metode-metode yag dikembangkan dapat diterapkan pada berbagai kegiatan organisasi, selain di organisasi industri.
- Teknik-teknik efisiensi (seperti studi gerak dan waktu), bahwa gerak fisik dan alat dapat lebih diefisienkan.
- Penekanan pada seleksi dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah menunjukan pentingnya kemampuan dan faktor pelatihan dalam meningkatkan efektivitas kerja seorang pekerja.
- Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja mendorong manajer mencari cara terbaik untuk pelaksanaan tugas.
- Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional dalam memecahkan masalah, tetapi menunjukkan jalan ke arah profesionalisasi dari manajemen.
- Sering peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan pendapatan.
- Hubungan manajemen dan karyawan tetap jauh.
- Manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional bahwa manusia dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan fisik, namun mengabaikan frustasi dan ketegangan yang dialami karyawan apabila mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial mereka serta mengabaikan kepuasan karyawan atas hasil kerjanya.
- Hugo Munsterberg (1863-1919), sumbangan utamanya adalah penerapan psikologi karyawan dalam membantu peningkatan produksi, melalui tuga cara, yaitu :1. mendapatkan orang yang cocok. 2. menciptakan kondisi kerja yang baik. 3. memotivasi karyawan.
- Elton Mayo (1880-1949), terkenal dengan ekperimen perilaku manusia dalam situasi kerja, disebut sebagai Ekperimen Hawthorne. Ekperimen ini menghasilkan kesimpulan bahwa perhatian khusus pada karyawan dapat meningkatkan usaha kerjanya, disebut Hawthorne effect.
- Prinsip aliran ini diterapkan dalam pemecahan masalah pada organisasi besar.
- Teknik-teknik manajemen ilmiahdigunakan pada berbagai kegiatan, seperti penyusunan anggaran, arus uang, jadwal produksi, pengembangan produk, perencanaan tenaga kerja dan lain-lain.
- Mencoba memecahkan masalah dengan cara meninjaunya dari berbagai ilmu (interdisipliner).
- Memecahkan masalah secara matematis.
- Sumbangan aliran ini pada manajemen hanya diterapkan pada kegiatan perencanaan dan pengawasan dan tidak pada kegiatan lain seperti pengorganisasian dan kepemimpinan.
- Walaupun teknik yang digunakan cukup luas dalam mengatasi masalah manajemen, tetapi tidak cukup efektif untuk masalah manusia dalam manajemen.
Danang Sunyoto. 2012. Dasar-dasar manajemen pemasaran. Cetakan Pertama. Yogyakarta : CAPS.
Danang Sunyoto. 2014. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Yogyakarta : CAPS.
Danang Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta : CAPS. Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta : 1997.
Malayu Hasibuan. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Mauled Mulyono. (1993). Penerapan Produktivitas Dalam Organisasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Moekijat. (1989). Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
Payaman Simanjuntak. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Ravianto. 2003. Produktivitas dan Manusia Indonesia. Jakarta: Lembaga
Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Rusdiana, D. 2012. Pengaruh Penerapan Gugus Kendali Mutu dan Budaya
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Departemen Produksi,
Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk - Bogor). Jurnal Penelitian. Vol. 2
No. 5. Hal. 1-25.
Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung: Mandar Maju.