Sunday, December 6, 2015

Motivasi Bangsa Jepang dalam Bekerja

Menurut Mangkuprawira (1), motivasi itu timbul tidak saja karena ada unsur di dalam dirinya, tetapi juga karena adanya stimulus dari luar. Dan menurut saya, secara umum lingkungan adalah faktor terbesar yang memperuhi motivasi kerja seorang Karyawan, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang butuh lingkungan untuk berinteraksi, dan lewat lingkungan inilah motivasi bisa terbentuk.
Bisa dari lingkungan dalam keluarga atau bahkan lingkungan luar keluarga. Lingkungan akan memberi dampak yang bersifat memaksa pada masyarakat didalamnya untuk mengikuti budaya pada lingkungan ini, dan itu merupakan salah satu contoh motivasi. Jadi bila lingkungan itu positif maka akan memotovasi untuk masyarakat didalamnya berbuat hal yang positif, begitupun sebaliknya. Salah satu contohnya adalah Negara Jepang. Jepang adalah salah satu Negara maju di Dunia, rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Lantas apa yang memotovasi para Karyawan – Kartyawati Jepang ?? Jepang memiliki lingkungan/budaya dengan motivasi – motivasi, sebagai berikut : 1. Kerja Keras Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan”, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh Perusahan. 2. Menjaga Kehormatan Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum 3. Rajin membaca Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan 4. Menjaga tradisi. Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia Ya, seperti itulah budaya dari salah satu Negara dengan kemajuan yang pesat. Bagaimanapun, saya sadari bahwa tak semua budaya pada Negara Jepang baik, contohnya rasa “malu” yang mereka rasakan pabila mengalami hal-hal yang mengecewakan, lalu berbuat bunuh diri. Terlalu berlebihan. Maka ambilah tiru dan kembangkanlah yang baik-baiknya saja. Terimakasih Sumber : (1). Mangkuprawira, T.S. dan Aida V.H. 2007. Manajemen Mutu SDM. PT Ghalia Indonesia. Jakarta. (2). Kumpulan Cerita Motivasi Terupdate. 2011. 10 Rahasia Sukses Orang-Orang Jepang. http://ceritamotivasiterupdate.blogspot.co.id/2012/01/10-rahasia-sukses-orang-orang-jepang.html (diakses 22 Nopember 2015) (3). Tulisbaca.com. 2013. 5 Motivasi Kerja Orang Jepang Untuk Maju. http://tulisbaca.com/5-motivasi-kerja-orang-jepang-untuk-maju/ (diakses 22 Nopember 2015)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.