Sumber daya manusia mempunyai
peran yang sangat menentukan bagi pencapaian tujuan perusahaan. Seluruh sumber
daya perusahaan dikendalikan oleh SDM perusahaan. Oleh karena itu setiap
perusahaan sepatutnya memperhatikan pengelolaan SDMnya dengan baik agar
diperoleh kepuasan karyawan dalam bekerja seperti yang diinginkan perusahaan
maupun karyawan itu sendiri.
Memang tidak mudah memuaskan
karyawan karena kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap
individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda dalam dirinya. Hal
ini sesuai dengan pengertian kepuasan itu sendiri, dimana kepuasan kerja
merupakan keadaan emosional yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan dimana
para karyawan memandang pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap karyawan
terhadap pekerjaannya, sikap positif bila puas atau sikap negatif bila tidak
puas.
Ketidakpuasan karyawan dapat
dinyatakan dalam berbagai cara. Misalnya, berhenti bekerja, karyawan mengeluh,
tidak patuh, atau mengelakkan sebagian dari tanggung jawab kerjanya. Sementara
kepuasan kerja merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
karyawan di tempat kerjanya. Adanya karyawan yang puas membuat moral kerja,
dedikasi, kecintaan, dan kedisiplinan karyawan meningkat. Untuk itu sudah
menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja para
karyawannya.
Kepuasan kerja adalah sikap
emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan
oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Karyawan yang lebih suka
menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya
daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Tolak ukur tingkat kepuasan yang
mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda kepuasannya. Kepuasan
kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover kecil maka
secara relatif kepuasan kerja karyawan baik.
Dari semua definisi mengenai
kepuasan kerja tersebut, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kepuasan kerja
adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini berarti bahwa konsepsi
kepuasan kerja melihatnya sebagai hasil interaksi manusia terhadap lingkungan
kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan tentulah
sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Pada dasarnya
kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda–beda sesuai dengan sistem nilai–nilai
yang berlaku dalam dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada
masing–masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan yang
dirasakan, dan sebaliknya.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi
oleh faktor-faktor:
1) Balas jasa yang
adil dan layak.
2) Penempatan yang
tepat sesuai dengan keahlian.
3) Berat ringannya
pekerjaan.
4) Suasana dan
lingkungan pekerjaan.
5) Peralatan yang
menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6) Sikap pimpinan
dalam kepemimpinannya.
7) Sifat pekerjaan
monoton atau tidak.
Kepuasan kerja karyawan banyak
dipengaruhi oleh sikap pimpinan dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi
memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam
memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanan perusahaan. Kepemimpinan
otoriter mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan
merupakan kunci pendorong moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan.
Byars and Rue (2005), menyatakan
bahwa sistem reward organisasi sering mempunyai dampak signifikan pada
tingkat kepuasan kerja karyawan. Disamping
dampak langsung, cara reward
extrinsik diberikan dapat
mempengaruhi reward intrinsik (dan kepuasan) dari penerima. Sebagai contoh jika tiap orang menerima peningkatan gaji 5
persen adalah sulit untuk mendapatkan penyelesaian reward. Namun
demikian jika kenaikan gaji dikaitkan langsung dengan kinerja, seorang karyawan yang menerima peningkatan gaji yang besar akan lebih
mungkin mengalami perasaan penyelesaian dan kepuasan. Ada lima komponen utama kepuasan kerja yaitu:
1) Sikap terhadap
kelompok kerja
2) Kondisi umum
pekerjaan
3) Sikap terhadap
perusahaan
4) Keuntungan secara
ekonomi
5) Sikap terhadap
manajemen
Meningkatan Kepuasan
Kerja
Kepuasan kerja bukan hanya
mengurangi stress, tetapi juga dapat membantu meningkatkan kinerja, mengurangai
perhatian karyawan dan ketidakhadiran.
Berdasarkan pengetahuan terbaru, berikut peningkataan kepuasan kerja:
1. Membuat
Pekerjaan Menjadi Menyenangkan, dimana perusahaan dan organisasi membentuk
budaya organisasi yang fun atau
menyenangkan bagi para karyawan sehingga membuat pekerjaan lebih menyenangkan,
tetapi tidak menghilangkan kebosanan dan mengurangi kesempatan bagi
ketidakpuasan.
2. Memiliki gaji,
benefit dan kesempatan promosi yang
adil, terdapat berbagai cara dimana organisasi secara khusus mencoba memmbuat
karyawan mereka puas
3. Menyesuaikan
orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kahlian mereka, memberikan
pekerjaan yang sesuai merupakan hal yang paling penting untuk memuaskan
karyawan, tetapi sering diabaikan. Tentu saja, ini diasumsikan bahwa organisasi
mengetahui minay dan keahlian seseorang. Perusahan dengan manajemen SDM yang
baik memberikan perhatian dalam menemukan minat dan eahlian dari orang yang
akan dipekerjakan dan karyawan yang sudah ada, agar sesuai dengan pekerjaan
mereka.
4. Mendesain
Pekerjaan agar menarik dan menyenangkan, selain menemukan orang yang tepat
dalam suatu pekerjaan dan juga menyarankan desain pekerjaan yang sesuai dengan
orangnya. Desain kerja untu membantu memotivasi dan menyenangkan karyawan,
contohnya adalah dengan memberikan tanggung jawab lebih dan embentuk lebh
banyak variasi, arti, identitas, otonomi, dan uman balik.
Berdasarkan kajian yang membahas
tentang kepuasan kerja, maka kami dapat menyimpulkan kepuasan kerja adalah
sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Karyawan yang
lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan
pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Tolak ukur tingkat
kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda
kepuasannya. Kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan
turnover kecil maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://alnuhudhul.wordpress.com/2014/04/06/mata-kuliah-sumber-daya-manusia-makalah-kepuasan-kerja/
http://gadiscrs.blogspot.com/2014/06/makalah-kepuasan-kerja-karyawan.html
http://dedylondong.blogspot.com/2011/11/kepuasan-kerja-job-satisfaction.html
http://skripsi-manajemen.blogspot.com/2011/02/pengertian-kepuasan-kerja.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.