PENTINGNYA MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
disusun oleh : Rizik Ibnu Thoriq (@AA08-rizik)
Abstrak
Motivasi kerja sangat penting bagi perusahaan karena motivasi berperan sebagai penggerak karyawan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal bagi perusahaan. Penerapan motivasi kerja kepada karyawan harus nyata dan nyata mewakili apa yang dicita-citakan dan harus dilakukan oleh perusahaan. Karyawan merasa bahwa mereka memainkan peran penting dalam perusahaan. Cara untuk meningkatkan motivasi karyawan adalah dengan menciptakan sesuatu ruang kerja yang cukup yang menciptakan hubungan bos-bos yang baik Karyawan yang selalu memeriksa pekerjaan karyawan dan hadiah mereka Penghargaan/insentif bagi karyawan yang mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan dapat menciptakan motivasi kerja yang nyata dan baik bagi karyawan mencapai tujuan mereka dan karyawan merasakan hal yang sama karyawan adalah bagian terpenting dari perusahaan.
Kata kunci: motivasi kerja, karyawan dan perusahaan
Abstract
Work motivation is very important for companies because motivation acts as a driving force for employees to carry out their duties properly and achieve maximum results for the company. The application of work motivation to employees must be real and represent what the company aspires to and must do. Employees feel that they play an important role in the company. The way to increase employee motivation is to create a sufficient workspace that creates a good boss-boss relationship. Employees who always check on employees' work and their rewards. Rewards/incentives for employees who achieve company goals. Companies can create real and good work motivation for employees to achieve their goals and employees feel the same way employees are the most important part of the company.
Keywords: work motivation, employees and companies
PENDAHULUAN
Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) memberikan kontribusi penting baik secara individu maupun kelompok dan departemen Sumber Daya Manusia harus berlabuh dalam organisasi karena departemen Sumber Daya Manusia dapat menyediakan sumber daya yang paling penting untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi harus didukung untuk mencapai tujuan dengan sumber daya manusia kualitatif dan kuantitatif yang cukup, karena sumber daya manusia adalah perencana dan pelaksana. Hal ini dipertegas dengan klaim (Hasibuan, 2012) bahwa SDM memegang peranan penting dalam organisasi, sehingga SDM sebagai perancang menetapkan tujuan organisasi tanpa peran manusia, secanggih apapun teknologi organisasi itu sia-sia. bila tidak dioperasikan oleh tenaga manusia.
Karyawan harus memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menggunakannya dapatkan performa maksimal. Dengan keterampilan pekerja, pekerja dapat menyelesaikan tugas dan membebankan biaya yang sesuai. Selain keterampilan dan kemampuan, karyawan harus memiliki motivasi kerja dan disiplin kerja yang tinggi. Karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam bekerja, oleh karena itu karyawan ini menunjukkan kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja karena pada saat motivasi tinggi maka karyawan terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan baik dan berprestasi dengan sebaik-baiknya.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mengelola sumber daya manusia dapat diukur dengan efisiensi pegawainya. Diyakini bahwa efisiensi dipengaruhi oleh motivasi kerja dan disiplin kerja karyawan. Hal ini didukung oleh teori Priyono (2010) bahwa kinerja pegawai meningkat apabila pegawai memiliki etos kerja dan disiplin kerja yang tinggi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian empiris Muhammad (2017) dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil dari uraian pendahuluan di atas, antara lain:
1. Apa pengertian dari motivasi kerja menurut pendapat ahli dan secara umum?
2. Apa saja bentuk motivasi kerja?
3. Apa saja fungsi dan manfaat motivasi kerja terhadap kinerja karyawan?
4. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja pada diri seseorang?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan pada penulisan ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi dari motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui bentuk motivasi kerja.
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja pada diri seseorang.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi Kerja
Hasibuan (2008)menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mampu bekerjasama, bekerja efektif, dan terintegritas dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi adalah suatu yang pokok yang menjadikan dorongan bagi seseorang untuk bekerja. Dessler (2009) mengemukakan secara teoritis motivasi terbentuk karena manusia memiliki kategori kebutuhan pokok seperti kebutuhan fisiologi, rasa aman, sosial, ego,dan perwujudan diri. Kebutuhan tersebut membentuk suatu hirarki dan masing-masing akan aktif jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan pokok misalnya kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal dan sejenisnya. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan pokok terpenuhi, misalnya kebutuhan jaminan keamanan. Kebutuhan sosial antara lain memberi dan menerima kasih sayang dan persahabatan. Kebutuhan ego mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kehormatan diri dan reputasi seseorang.
Robbins (2008) mendifinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi tersebut adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah elemen yang paling banyak mendapat perhatian ketika membicarakan tentang motivasi. Namun intensitas yang tinggi sepertinya tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Dengan demikian kita harus mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan. Upaya yang diarahkan dan konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi merupakan jenis upaya yang seharusnya kita lakukan. Terakhir, motivasi memiliki dimensi ketekunan. Dimensi ini merupakan ukuran mengenai seberapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang terinovasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka (Robbins, 2008).
2. Bentuk dari Motivasi Kerja
Motivasi kerja dapat mengambil berbagai bentuk. Berikut adalah beberapa bentuk umum dari motivasi kerja:
1) Pengakuan dan Apresiasi: Pengakuan dan apresiasi dari atasan atau rekan kerja dapat menjadi sumber motivasi yang kuat. Pujian, penghargaan, atau pengakuan atas kerja yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi untuk terus berkinerja dengan baik.
2) Kesempatan Pengembangan dan Peningkatan Karir: Memberikan kesempatan untuk pengembangan pribadi dan peningkatan karir merupakan bentuk motivasi yang penting. Program pelatihan, kursus, mentoring, atau promosi dalam pekerjaan dapat memberikan dorongan motivasi untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional.
3) Kompensasi dan Insentif: Kompensasi yang adil dan insentif yang menarik dapat menjadi faktor motivasi yang signifikan. Gaji yang kompetitif, bonus kinerja, tunjangan, atau program insentif lainnya dapat mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih baik dan mencapai target yang ditetapkan.
4) Lingkungan Kerja yang Positif: Lingkungan kerja yang positif, inklusif, dan kolaboratif dapat meningkatkan motivasi kerja. Komunikasi yang baik, hubungan yang positif antar tim, dan adanya dukungan dari rekan kerja dan atasan dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi karyawan untuk berkontribusi secara maksimal.
5) Tantangan dan Peluang Pengembangan: Tantangan dalam pekerjaan dan peluang untuk tumbuh dan berkembang merupakan faktor motivasi yang penting. Tugas yang menantang, proyek-proyek baru, atau tanggung jawab yang lebih besar dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
6) Otonomi dan Kebebasan: Memberikan otonomi dan kebebasan kepada karyawan dalam menjalankan tugas mereka juga dapat meningkatkan motivasi. Memberi ruang bagi karyawan untuk mengambil keputusan, bekerja secara mandiri, dan mengatur waktu mereka sendiri dapat memberikan rasa tanggung jawab dan kontrol yang lebih besar, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi.
3. Fungsi dan Manfaat Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Fungsi dan manfaat motivasi kerja terhadap kinerja karyawan saling terkait dan memiliki dampak yang signifikan dalam konteks organisasi. Berikut adalah fungsi dan manfaat motivasi kerja terhadap kinerja karyawan:
1) Meningkatkan Produktivitas: Motivasi kerja yang tinggi mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih gigih, berfokus, dan efisien. Karyawan yang termotivasi cenderung memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena mereka memiliki dorongan internal untuk mencapai tujuan kerja mereka.
2) Meningkatkan Kualitas Kerja: Motivasi kerja yang baik dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan. Ketika karyawan merasa termotivasi, mereka cenderung memberikan perhatian lebih terhadap detail, melakukan tugas dengan hati-hati, dan berupaya untuk mencapai standar kualitas yang tinggi.
3) Meningkatkan Inisiatif dan Kreativitas: Karyawan yang termotivasi merasa lebih berani mengambil inisiatif, berpikir kreatif, dan mencoba pendekatan baru dalam pekerjaan mereka. Motivasi yang kuat mendorong karyawan untuk berpikir di luar kotak, menemukan solusi inovatif, dan berkontribusi pada pemecahan masalah organisasi dengan cara yang baru dan lebih efektif.
4) Meningkatkan Kehadiran dan Keterikatan Karyawan: Karyawan yang termotivasi memiliki tingkat kehadiran yang lebih baik dan keterikatan yang lebih tinggi terhadap pekerjaan dan organisasi. Mereka merasa terhubung secara emosional dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan, yang mendorong mereka untuk berkomitmen dan berdedikasi terhadap pekerjaan mereka.
5) Mengurangi Tingkat Turnover: Motivasi kerja yang tinggi dapat membantu mengurangi tingkat pergantian karyawan atau turnover. Karyawan yang termotivasi cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka dan memiliki motivasi internal yang kuat untuk tetap tinggal di perusahaan. Hal ini membantu perusahaan mengurangi biaya dan waktu yang terbuang untuk merekrut dan melatih karyawan baru.
6) Meningkatkan Hubungan Kerja: Motivasi kerja yang baik juga dapat meningkatkan hubungan kerja antara karyawan, rekan kerja, dan atasan. Karyawan yang termotivasi cenderung berkontribusi dalam kerjasama tim, berbagi pengetahuan, dan memberikan dukungan kepada rekan kerja, yang pada gilirannya memperkuat budaya kerja yang positif dan meningkatkan kolaborasi.
4. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Pada Diri Seseorang
Meningkatkan motivasi kerja pada diri seseorang adalah proses yang melibatkan berbagai strategi dan pendekatan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan motivasi kerja pada diri seseorang:
1) Tetapkan Tujuan yang Jelas: Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dapat memberikan arah dan fokus yang jelas. Identifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin Anda capai dalam pekerjaan Anda. Tujuan yang terukur dan realistis akan memberikan motivasi untuk mencapai pencapaian tersebut.
2) Cari Makna dalam Pekerjaan Anda: Cari tahu bagaimana pekerjaan Anda berkontribusi pada tujuan organisasi secara keseluruhan. Pahami dampak positif dari pekerjaan Anda terhadap orang lain atau masyarakat secara umum. Menemukan makna dan nilai dalam pekerjaan Anda dapat meningkatkan motivasi intrinsik Anda.
3) Tingkatkan Kompetensi: Tingkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda melalui pelatihan, kursus, atau pengembangan diri. Semakin kompeten Anda dalam pekerjaan Anda, semakin percaya diri Anda akan menjadi, dan ini akan meningkatkan motivasi Anda untuk mencapai keberhasilan.
4) Cari Tantangan: Cari proyek-proyek atau tugas yang menantang untuk dipecahkan. Tantangan yang menarik dapat memicu adrenalin dan memberikan dorongan motivasi. Cobalah mengambil tanggung jawab baru atau mencari peluang pengembangan yang menantang.
5) Jaga Keseimbangan Hidup dan Kerja: Jaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda. Perhatikan kebutuhan dan kebahagiaan pribadi Anda di luar pekerjaan. Dengan memiliki keseimbangan yang sehat, Anda akan merasa lebih bugar dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
6) Belajar dari Kegagalan: Jangan biarkan kegagalan menghalangi motivasi. Lihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Ambil pelajaran dari kesalahan dan gunakan pengalaman tersebut sebagai motivasi untuk melakukan yang lebih baik di masa depan.
7) Dapatkan Dukungan: Cari dukungan dari rekan kerja, atasan, atau mentor. Diskusikan tujuan Anda, tantangan yang Anda hadapi, dan cari umpan balik serta saran dari mereka. Dukungan sosial dapat memberikan dorongan motivasi dan inspirasi.
8) Jaga Motivasi Diri Sendiri: Dalam beberapa situasi, Anda mungkin perlu memotivasi diri sendiri. Gunakan afirmasi positif, visualisasi, atau teknik motivasi lainnya untuk membantu Anda tetap termotivasi dan berfokus pada tujuan.
KESIMPULAN
Dalam suatu perusahaan sebaiknya terdapat motivasi kerja untuk para karyawannya. Motivasi kerja ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Turunnya semangat kerja seorang karyawan merupakan hal yang wajar dan normal. Namun bukan tidak mungkin, dengan memahami motivasi kerja akan membantu performa dan kinerja karyawan ke depannya.Dalam suatu perusahaan sebaiknya terdapat motivasi kerja untuk para karyawannya. Motivasi kerja ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Turunnya semangat kerja seorang karyawan merupakan hal yang wajar dan normal. Namun bukan tidak mungkin, dengan memahami motivasi kerja akan membantu performa dan kinerja karyawan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan..Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitasj Diponegoro.
Harlie, M. 2010. ”Pengaruh Disiplin kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten” Tabalong diTanjung Kalimantan Selatan”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi.Volume 11 Nomor 2.
Hasibuan,h. Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: BumigAksa.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.