Salah satu
aktivitas atau fungsi dari manajemen sumberdaya manusia adalah manajemen
penghargaan. Kajian terhadap manajemen penghargaan cukup luas. Di dalam
penelitian ini manajemen penghargaan yang dimaksud adalah pemberian kompensasi
oleh perusahaan kepada karyawannya.
1.
Pengertian
Manajamen Kompensasi
Manajemen adalah Seni dalam menyelesaikan
sesuatu melalui orang lain (Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk
mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya
organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997). Manajemen adalah Seni
atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan (Ernie&Kurniawan,
2005).
Menurut Marwansyah (2010:269), kompensasi
merupakan imbalan secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk manfaat
tambahan (benefit) dan bentuk pemberian layanan tambahan serta insentif yang
ditujukan untuk memotivasi pekerja agar mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
Konsep mengenai kompensasi juga dikembangkan oleh Gomez-Mejia et al (2012:312)
yang menyatakan bahwa kompensasi merupakan bentuk penghargaan dari perusahaan
kepada karyawan karena kontribusi mereka. Selanjutnya, Gomez-Mejia membagi
kompensasi ke dalam tiga komponen; kompensasi dasar, insentif, dan benefit
(kompensasi tidak langsung).
2.
Tujuan Kompensasi
Menurut Schuler
dan Jackson (1999) kompensasi dapat digunakan untuk :
a. Menarik orang-orang
yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan perusahaan. Dalam hubungannya
dengan upaya rekrutmen, program kompensasi yang baik dapat membantu untuk
mendapatkan orang yang potensial atau berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena orang-orang dengan kualitas yang
baik akan merasa tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, dengan
kompensasi yang dianggap layak dan cukup baik.
b. Mempertahankan
karyawan yang baik. Jika program kompensai dirasakan adil secara internal dan
kompetitif secara eksternal, maka karyawan yang baik (yang ingin dipertahankan
oleh perusahaan) akan merasa puas. Sebaliknya, apabila kompensai dirasakan
tidak adil maka akan menimbulkan rasa kecewa, sehingga karyawan yang baik akan
meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu agar dapat mempertahankan karyawan
yang baik, maka program kompensasi dibuat sedemikian rupa, sehingga karyawan
yang potensial akan merasa dihargai dan
bersedia untuk tetap bertahan di perusahaan.
c. Meraih keunggulan
kompetitif. Adanya program kompensasi yang baik akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui
apakah besarnya kompensasi masih merupakan biaya yang signifikan untuk
menjalankan bisnis dan meraih keunggulan kompetitif. Apabila sudah tidak
signifikan lagi, maka perusahaan mungkin akan beralih dengan menggunakan sistem
komputer dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau berpindah ke daerah yang
tenaga kerjanya lebih murah.
d. Memotivasi
karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai tingkat kinerja yang
tinggi. Dengan adanya program kompensasi yang dirasakan adil, maka karyawan akan
merasa puas dan sebagai dampaknya tentunya akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
e. Melakukan
pembayaran sesuai aturan hukum. Dalam hal ini kompensasi yang diberikan kepada
karyawan disesuaikan dengan aturan hukum yang berlaku. Contoh, sesuai peraturan pemerintah patokan
minimal pemberian upah yang berlaku saat ini adalah sebesar UMR (upah minimum
regional), maka perusahaan harus memberikan kompensasi kepada karyawannya
minimum sebesar UMR tersebut.
f.
Memudahkan sasaran strategis. Suatu perusahaan
mungkin ingin menjadi tempat kerja yang menarik, sehingga dapat menarik
pelamar-pelamar terbaik. Kompensasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai sasaran ini dan dapat juga dipakai untuk mencapai sasaran strategis
lainnya, seperti pertumbuhan yang pesat, kelangsungan hidup dan inovasi.
g. Mengokohkan dan
menentukan struktur. Sistem kompensasi dapat membantu menentukan struktur
organisasi, sehingga berdasarkan hierarhi statusnya, maka orang-orang dalam
suatu posisi tertentu dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di posisi
lainnya.
Tujuan dari
pemberian kompensasi tersebut saling terkait, artinya apabila pemberian kompensasi
tersebut mampu mengundang orang-orang yang potensial untuk bergabung dengan
perusahaan dan membuat karyawan yang baik untuk tetap bertahan di perusahaan, serta
mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, berarti produktivitas juga
akan meningkat dan perusahaan dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif,
sehingga perusahaan lebih dimungkinkan untuk dapat mencapai sasaran strategisnya
yaitu mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha.
Apabila
perhitungan kompensasi didasarkan pada jabatan atau keterampilan yang relevan
dengan jabatan, maka perusahaan juga akan memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan yang berpotensi dan mempunyai
kinerja tinggi. Di satu pihak kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan usahanya akan tercapai, di pihak lain karyawan juga
dapat menikmati hasil berupa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dengan rasa
puas. Dengan demikian kompensasi dapat dipandang sebagai alat untuk mengelola sumber
daya manusia secara efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan
itu sendiri.
Bagi perusahaan,
karyawan adalah salah satu sumber daya yang amat dibutuhkan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sebaliknya, bagi karyawan yang mempunyai berbagai macam
kebutuhan, perusahaan juga merupakan salah satu tempat yang dapat memuaskan kebutuhannya.
Kompensasi merupakan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,
atas jasanya dalam melakukan tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Kompensasi yang
diberikan berdasarkan pekerjaan atau senioritas tanpa memperhatikan kemampuan
dan keterampilan seringkali membuat karyawan yang mempunyai keterampilan dan
kinerja baik menjadi frustasi dan meninggalkan perusahaan, sebab kompensasi
yang diberikan oleh perusahaan dirasakan tidak adil dan tidak sesuai dengan
harapan mereka. Sebaliknya kompensasi ini akan membuat karyawan yang tidak
berprestasi menjadi benalu bagi perusahaan. Kompensasi yang diberikan berdasarkan
kinerja dan keterampilan karyawan nampaknya dapat memuaskan karyawan, sehingga
diharapkan karyawan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan
keterampilannya. Hal ini disebabkan karena karyawan yang selalu berusaha untuk
meningkatkan kinerja dan keterampilannya akan mendapatkan kompensasi yang
semakin besar.
Daftar Pustaka
Muljani, Ninuk. 2002. Kompensasi Sebagai Motivator Untuk Meningkatkan
Kinerja Karyawan. Dalam http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1915.pdf
diakses tanggal 14 May 2016 4.52 am
Wulansari,
Puspita. Damanik, Andre & Partono, Arif. 2014. http://ijm.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/2015/06/artikel-5-Vol.-14.-No.-2-Agustus-2014.pdf
diakses tanggal
14 May 2016 5.00 am
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.