Dalam kondisi tekanan
pertumbuhan globalisasi dan persaingan di lingkungan bisnis dan organisasi saat
ini, sumber daya manusia/karyawan yang bertalenta tampak menjadi keunggulan
kompetitif utama dan menjadi aspek penting bagi organisasi.
Bisnis dan organisasi yang ingin bertahan hidup dan tumbuh, dan menyalip pesaing yang ada perlu meningkatkan nilai tambah karyawan bertalenta dalam menumbuhkan kompetisi. Untuk menerapkan keunggulan kompetitifnya, bisnis dan organisasi harus menarik, mengembangkan dan mempertahankan karyawan bertalenta tersebut
Bisnis dan organisasi yang ingin bertahan hidup dan tumbuh, dan menyalip pesaing yang ada perlu meningkatkan nilai tambah karyawan bertalenta dalam menumbuhkan kompetisi. Untuk menerapkan keunggulan kompetitifnya, bisnis dan organisasi harus menarik, mengembangkan dan mempertahankan karyawan bertalenta tersebut
Manajemen
talenta (atau manajemen suksesi) adalah proses analisis , pengembangkan, dan
pemanfaatan talenta yang berkelanjutan dan efektif untuk memenuhi kebutuhan
bisnis. Hal ini melibatkan proses tertentu yang membandingkan talenta saat ini
di suatu departemen dengan kebutuhan strategi bisnisnya. Hasil ini mengarah
pada pengembangan dan implementasi strategi yang sesuai untuk mengatasi
kesenjangan atau surplus talenta.
(CIPD, 2007).
(CIPD, 2007).
Setiap
program manajemen talenta yang baik akan dipandu oleh roadmap yang
mengintegrasikan semua komponennya (Rothwell, 2005a; Zula, 2006).
Langkah
1: Dapatkan komitmen
Tidak
ada program manajemen talenta dapat berlangsung kecuali mendapat dukungan penuh
dari tim senior,eksekutif dan terutama dukungan dan komitmen pribadi dari CEO.
Manajemen talenta bukan program HR, melainkan merupakan program CEO. CEO adalah
pelanggan dan konstituen utama. Beberapa langkah-langkah tindakan yang
diperlukan untuk mendapatkan komitmen
Meskipun
tujuan dari program talenta akan tampak jelas—untuk mempersiapkan orang untuk
promosi pada tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi—hanya ada salah satu dari
banyak tujuan yang dimungkinkan. Antara lainnya adalah: (1) mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan masa depan sepanjang kontinum keahlian
teknis (jenjang karir ganda), (2) mengidentifikasi, menangkap dan menyampaikan
kebijaksanaan kelembagaan dan memori (perencanaan suksesi teknis) (Rothwell
& Poduch, 2004), dan (3) menentukan hubungan sosial kunci dan mentoring
penerus masa depan untuk memiliki akses kepada orang-orang penting di masa
mendatang (perencanaan suksesi hubungan sosial).
Meskipun
tujuan dari program talenta akan tampak jelas—untuk mempersiapkan orang untuk
promosi pada tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi—hanya ada salah satu dari
banyak tujuan yang dimungkinkan. Antara lainnya adalah: (1) mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan masa depan sepanjang kontinum keahlian
teknis (jenjang karir ganda), (2) mengidentifikasi, menangkap dan menyampaikan
kebijaksanaan kelembagaan dan memori (perencanaan suksesi teknis) (Rothwell
& Poduch, 2004), dan (3) menentukan hubungan sosial kunci dan mentoring
penerus masa depan untuk memiliki akses kepada orang-orang penting di masa
mendatang (perencanaan suksesi hubungan sosial).
Meskipun
tujuan dari program talenta akan tampak jelas—untuk mempersiapkan orang untuk
promosi pada tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi—hanya ada salah satu dari
banyak tujuan yang dimungkinkan. Antara lainnya adalah: (1) mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan masa depan sepanjang kontinum keahlian
teknis (jenjang karir ganda), (2) mengidentifikasi, menangkap dan menyampaikan
kebijaksanaan kelembagaan dan memori (perencanaan suksesi teknis) (Rothwell
& Poduch, 2004), dan (3) menentukan hubungan sosial kunci dan mentoring
penerus masa depan untuk memiliki akses kepada orang-orang penting di masa
mendatang (perencanaan suksesi hubungan sosial).
Langkah
2: Analisis Kerjadan analisis individu sekarangdan penentuan Apa pengertian
Talenta.
Tidak
mungkin untuk menerapkan program manajemen talenta tanpa menjelaskan apa yang
dikerjakan pegawai sekarang, pegawai seperti apa yang sukses melakukan
pekerjaan itu, dan apa pengertian bakat dalam organisasi. Penganalisaan
pekerjaan tercapai melalui analisis kerja yang sistematis, yang dilakukan untuk
mempersiapkan deskripsi pekerjaan saat ini yang secara realistis meringkas
persyaratan kerja. Meskipun deskripsi pekerjaan memiliki banyak kekurangan,
deskripsi pekerjaan masih diperlukan untuk menjelaskan aktivitas kerja secara
jelas dan hasil penting untuk kinerja yang baik.
Langkah
3: seleksi, rekrutmen Bakat
Pada
dasarnya ada dua cara untuk sumber talenta, yaitu: mengembangkannya dari
internal organisasi, dan merekrut dan menyeleksi talenta dari luar organisasi .
Dalam manajemen talenta program talenta yang kuat , merekrut dan memilih bakat
sepenuhnya dari luar (eksternal), yang terintegrasi dengan pengembangan talenta
dari dalam organisasi. Salah satu alasannya adalah setelah perekrutan, orang
masih harus dikembangkan dari dalam organisasi. Salah satu alasannya adalah
setelah perekrutan, orang masih harus dikembangkan jika mereka ingin menjaga
keterampilannya saat ini dan berhasil dipersiapkan untuk masa depan, dan
menuntut tanggung jawab lebih besar. Sebaik-baiknya proses pengembangan
karyawan bertalenta tidak akan berhasil maksimal dalam menciptakan pimpinan
perusahaan bila ’bahan baku’ dalam proses rekrutmennya tidak dapat menyaring
karyawan bertalenta.
Langkah
4: Evaluasi Kinerja
Langkah
4 mengacu pada manajemen kinerja, proses perencanaan, pengelolahan dan
penilaian kinerja pegawai dari waktu ke waktu. Langkah ini penting dalam
program manajemen talenta yang baik karena alasan sederhana, yaitu para
pemimpin organisasi tidak ingin mempromosikan orang-orang yang tidak melakukan
pekerjaan secara efektif sekarang ini karena hal seperti itu merusak
kredibilitas sistem promosi. Di sisi lain, keberhasilan dalam pekerjaan saat
ini tidak menjamin seseorang akan berkinerja dengan baik dalam pekerjaan pada
tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi di masa depan dengan ekspektasi kerja
yang berbeda.
Untuk
mengefektifkan langkah dalam program bakat ini, pekerja harus dievaluasi
berdasarkan hasil capaiannya (produktivitas saat ini) dan kompetensi dan
perilaku yang ditunjukkannya.
Langkah
5: Analisa Kerja dan orang-orang yang dibutuhkan di Masa Depan
Dunia
bisnis adalah tempat yang dinamis. Perubahan merupakan satu-satunya yang
konstan. Untuk alasan ini, deskripsi pekerjaan dan model kompetensi yang
dipersiapkan saat ini tidak selalu menunjukkan apa persyaratan dan kompetensi
pekerjaan yang akan dibutuhkan di masa depan, jika organisasi akan mencapai
tujuan-tujuan strategisnya.
Langkah
6: Evaluasi Potensi
Bagaimana
pimpinan organisasi menentukan apakah individu dapat dipromosikan ? Pertanyaan
ini membingkai tantangan langkah 6. Tidak cukup untuk menentukan promotabilitas
berdasarkan kinerja masa lalu (Rothwell , 2007b). Setelah semua, pekerjaan di
tingkat yang lebih tinggi memerlukan kompetensi yang tidak dimiliki individu
pada tingkat yang lebih rendah dan bahkan individu mungkin tidak menyadarnya.
Sebagian orang ingin promosi hanya untuk mengamankan gaji lebih tinggi gaji dan
mungkin tidak memiliki konsep tuntutan kerja yang mungkin dihadapi mereka jika
dipromosikan
Langkah
7: Pengembangkan Karyawan
Langkah
7 berfokus pada penutupan kesenjangan . Sebenarnya ada dua kesenjangan yang
menjadi kepentingan. Pertama kesenjangan kinerja. Kesenjangan kinerja adalah
perbedaan antara kinerja aktual saat ini dan hasil yang diinginkan. Jika
individu tidak melakukan kinerja yang efektif dalam pekerjaannya saat ini, dia
biasanya dianggap tidak dapat dipromosikan. Sebaliknya, upaya dilakukan untuk
meningkatkan pekerjaan saat ini pada tingkat kinerja yang dapat diterima.Kedua,
kesenjangan pengembangan. Kesenjangan pengembangan adalah perbedaan antara
kompetensi individu sekarang ini dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan secara efektif di tingkat yang lebih tinggi.
Langkah
8: Mempertahankan Talenta Terbaik
Setelah
orang-orang berbakat direkrut, dipilih, dan dikembangkan, mereka harus juga
menjadi fokus dari upaya retensi. Para pengambil keputusan memerlukan banyak
waktu dan upaya untuk membuat strategi retensi terencana.
Kegiatan-kegiatan
untuk memastikan retensi dan stabilisasi bakat dalam organisasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari manajemen talenta. Individu-individu bertalenta
tidak harus meninggalkan organisasi karena kepergiannya biasanya berdampak luar
biasa pada operasi organisasi dalam hal jumlah pegawai bertalenta akan
berkurang.
Langkah
9 : Evaluasi Hasil Program
Singkatnya, langkah-langkah yang paling penting
untuk keberhasilan program talenta ini:
- Seberapa baik program mencapai tujuan terukur yang telah ditetapkan untuk itu?
- Berapa banyak orang yang tersedia, dan siap tampil ,apabila ada kekosongan terjadi?
- Seberapa cepat orang-orang yang memenuhi syarat dapat diidentifikasi, dipilih, dan berorientasi?
- Orang seperti macam apayang tersedia, dan siap tampil, apabila terjadi kekosongan terjadi?
Daftar Pustaka
Berger, L . and Dorothy Berber. (2011). The Talent Management Handbook: Creating Organizational Excellence by Identifying, Developing, and Promoting the Best People. 2nd. New York: McGraw-Hill Companies.
CIPD (2007). Talent Management Fact Sheet, CIPD, London.
Executive Report. (2009). State of Global Talent. Management. Fourth Annual Softscape Global HR Survey Reveals.
Michaels, E G, Handfi eld-Jones, H and Axelrod, B (2001).The War for Talent. Harvard Boston, MA.: Harvard Business School Press
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.