Perencanaan
suksesi adalah proses antisipasi kebutuhan managerial staffing di masa yg akan datang serta
pembuatan perencanaan untuk pengembangannya. Perencanaan suksesi
ini adlah bagian dari perencanaan sumberdaya manusia.
Perencanaan SDM awal
difokuskan
pada
peramalan
kebutuhan
SDM
di
masa
depan
serta
cara
pencapaian
tujuannya
dan
implementasi
program-program
yg
kemudian
berkembang,
termasuk
dalam hal
pengumpulan data untuk mengevaluasi keefektifan program yg sedang berjalan
serta
memberikan informasi kepada perencana bagi pemenuhan kebutuhan untuk revisi
peramalan
dan program saat diperlukan.
Dalam
pelaksanaannya, perencanaan SDM harus disesuaikan dengan strategi tertentu
agar
tujuan utama perencanaan yaitu memfasilitasi keefektifan organisasi dapat
dicapai.
Perencanaan
SDM harus diintegrasikan dengan tujuan perencanaan jangka pendek dan
jangka
panjang organisasi. Hasil evaluasi perencanaan SDM jangka panjang, nantinya
dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan suksesi organisasi.
Penyusunan
rencana suksesi menuntut keterlibatan penuh manajemen perusahaan.
Tanpa
visi dan komitmen yg kuat dari jajaran manajemen, sebuah rencana suksesi tidak
akan terwujud. Setiap organisasi wajib menyiapkan rencana suksesi tersebut karena
jumlah
orang yg berpotensi besar itu tidaklah banyak. Selain itu rencana suksesi juga
penting
bagi para karyawan karena menyangkut kepastian karir ke depan.
Mengapa Organisasi Membutuhkan Suatu Perencanaan Sukses
- Pertama,
jelas menjadi kebutuhan organisasi, karena tidak selamanya manajemen
senior dapat menduduki
jabatannya. Ada saatnya ia harus menyerahkan
tampuk
kepemimpinannya
kepada penggantinya. Regenerasi kepemimpinan perlu dijalankan,
terutama
supaya menjaga visi dan misi yg ingin dicapai turut diemban oleh pemimpin
selanjutnya
selanjutnya.
- Kedua,
rencana suksesi juga penting guna meningkatkan kinerja organisasi di tengah
persaingan
yg makin ketat. Rencana suksesi tidak hanya bermanfaat untuk posisi
puncak perusahaan, melainkan juga membekali calon-calon pemimpin lainnya di
segenap
bagian perusahaan dengan skill dan kompetensi yg dibutuhkan.
Metode – metode perencanaan suksesi
1. Rencana suksesi management
driven
Pada rencana suksesi ini,
manajer melihat siapa saja karyawan yang memiliki
kualifikasi untuk menempati
posisi tertentu dalam jangka pendek (1 tahun), menengah
(2 tahun) hingga panjang
(3-5 tahun).
Kelebihan dari model ini
adalah ia yang paling sederhana diantara model
lainnya. Umumnya para CEO
paling menyukai model ini karena mereka hanya perlu
melihat posisi yang kosong
dan siapa yang pantas mengisinya. Biasanya nama yand
dipilih adalah karyawan
yang memang bintang di perusahaan. Pendekatan ini juga
yang paling cepat dan murah.
Namun,
kelemahannya antara lain adalah berisiko dimana manajer cenderung
memilih
individu yang paling menyamainya dalam hal latar belakang pendidikan,
pengalaman
dan kepribadian. Yang juga jadi masalah pada perusahaan besar adalah
terkadang
manajer tidak mengenali seluruh karyawan yang berada dalam perusahaan.
Perusahaan
umumnya menggunakan metode ini, karena memang paling sederhana.
Namun
untuk perusahaan besar, umumnya mereka menggunakan metode berikut.
2. Membuat pool rencana
suksesi
Model ini mengidentifikasi
para
kandidat
yang
berpotensial
tinggi
untuk
menempati
posisi manajer senior di masa depan.Umumnya mereka dipilih oleh para
manajer
senior yang mengidentifikasi para karyawan yang memenuhi criteria dan
memiliki
potensial tinggi. Kemudian sekumpulan kandidat ini melalui serangkaian
proses
training dan evaluasi.
Kelebihan
model ini adalah lebih adil karena ada lebih dari satu manajer yang
terlibat
dalam seleksi. Perusahaan besar banyak yang mengadaptasi model ini.
Sementara
itu kelemahannya, umumnya dalam perusahaan besar pandangan
orang
lain terhadap individu berdasarkan high profile-nya. Implikasinya, karyawan
yang low
profile namun berbakat kadang tidak
Contohnya,
Unilever sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk
merekrut
fresh graduate dari perguruan tinggi. Mereka yang direkrut adalah mereka
yang
punya potensi bisa naik setinggi mungkin di dalam organisasi ini. Mereka
dididik
melalui program Management Trainee supaya bisa di posisi baik vertical
maupun
horizontal.
Unilever juga memiliki
semacam professional skill dictionary yang berisi
petunjuk pengetahuan yang harus dimiliki seseorang
di
setiap
level.
Unilever
membagi-bagi
pengetahuan dalam kategori basic awareness, working knowledge,
fully operational,
dan
terakhir
leading
act.
Mereka
selalu
membandingkan
kemampuan
seseorang dengan persyaratan sebuah pekerjaan. Jika belum cocok, maka
itu
adalah area untuk pengembangan orang tersebut.
Proses
pengembangan orang tersebut dilakukan sendiri secara konsisten tanpa
bantuan konsultan dalam
bentuk human resources plan yang
terintegrasi
dengan
business
plan. Dengan perencanaan ini, perusahaan tidak akan terpengaruh bila tiba-
tiba
karyawan diambil perusahaan lain
Metode
ini juga yang berlangsung lama di GE. Jones menghabiskan waktu
berbilang
tahun untuk
menyeleksi Welch dari
sekelompok kandidat yang sangat
bermutu.
Hal yang sama juga dilakukan Welch ketika akan mundur dari jabatannya.
Rencana
suksesi ia lontarkan sembilan tahun sebelum memutuskan pensiun dari GE.
Dengan
proses regenerasi yang berjalan ketat dan penuh kesadaran seperti itu, tak
mengherankan
bila GE disebut sebagai perusahaan visioner.
3. Rencana suksesi top down/
button- up
Pada pendekatan ini,
manajer senior menentukan kompetensi dan kualifikasi
apa yang dibutuhkan
oleh
posisi
manajerial
tertentu.
Kemudian
manajer
senior
menginformasikan kepada
para karyawan mengenai rencana suksesi ini. Para
karyawan yang tertarik
boleh
mengikuti
rencana
suksesi
ini.
Kemudian
mereka
diwajibkan terlibat
dalam
workshop,
kemudian
selama
workshop
dibuat
laporan
berdasarkan kemajuan para
kandidat.
Kelebihan
pendekatan ini adalah program ini memastikan bahwa akan ada
lebih
banyak kelompok karyawan yang ikut dalam rencana suksesi. Program ini juga
dapat memberdayakan
karyawan
dimana
mereka
sendiri
yang
mengontrol
karir.
Kemudian
prosesnya juga transparan dan tidak ada yang ditutupi.
Succession
planning ini masih sangat jarang ditemui, karena umumnya lebih
banyak
yang menggunakan metode sebelumnya. Metode ini kelemahannya adalah
membutuhkan
waktu yang lama dan jelas membutuhkan komitmen lebih tinggi karena
melibatkan
orang lebih banyak.
Rencana
suksesi tidak selamanya melulu mengenai posisi manajerial tinggi.
Perencanaan
suksesi
di
tingkat
menengah
hingga
bawah
juga
perlu
dilakukan.
Unilever
contohya, menurut HR Director Josef Bataona seperti dilansir PortalHR,
juga mempersiapkan
rencana
suksesi
untuk
karyawannya
yang
menjelang
masa
pensiun.
Oleh karena jumlah karyawan pensiun yang banyak, maka Unilever harus
benar-benar
melakukan rencana suksesi dengan benar-benar matang.
Pada
akhirnya, terlepas dari pendekatan apapun yang digunakan dalam rencana
suksesi,
hal yang paling penting adalah bagaimana perusahaan dapat menemukan orang
yang
tepat untuk posisi yang kosong tersebut. Calon pemimpin haruslah orang yang
memiliki
visi ke depan dan mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus ia tempuh
supaya
sampai tujuan.
Aspek – aspek perencanaaan
suksesi
a. Karyawan mana saja yang
merupakan pegawai kunci?
Bisa jadi
pegawai kunci bukan terdiri dari tim manajemen senior, namun seringkali
mereka
adalah operator mesin, tim kurir atau supir truk keruk. Siapapun yang pada
kenyataannya
menjadi kunci untuk keberhasilan organisasi secara berkesinambungan,
yang
keahliannya tidak dapat digantikan dengan mudah.
b. Seberapa tua umurnya para
karyawan kunci ini?
Kendati
umur itu sendiri bukan merupakan factor penting, jika seorang karyawan
kunci
sudah mendekati usia pensiun, pastilah dia akan berhenti juga suatu saat.
c. Masa Kerja
Masa
kerja dapat mengindikasikan tingkat pengalaman dan pengetahuan yg tidak
terdokumentasi
mengenai bagaiamana organsisi berjalan selama ini
d. Resiko Kehilangan
Suatu keputusan perlu dibuat berdasarkan pada individu tertendu. Bagaimana
kemungkinan
orang
tertentu
akan
berhenti?
Hal
ini
mungkin
sebagian
besarnya
bersifat sangat subjektif, berdasarkan pada pengetahuan
anda
mengenai
individu
tersebut.
Jika pegawai tersebut sudah mendekati usia pensión dan telah bekerja cukup
lama
untuk mengajukan pensión dini, maka resikonya bisa jadi tinggi. Sebaliknya,
seorang
pekerja yang berusia pertengahan tiga pululan dengan masa kerja lebih dari
lima atau
enam tahun bisa saja dianggap beresiko rendah, Namur jika mereka benar-
benar
tidak menyukai pekerjaannya atau merasa jenuh dignan peran mereka, maka
mereka
dapat merasa “rumput tetangga lebih hijau” artinya mereka tergiur untuk
bekerja
di tempat lain yg mereka rasa lebih menguntungkan.
Sebagaimana
telah disebutkan di atas, manusia itu bersifat sukar diramalkan, karena
itulah
tidaklah mudah untuk percaya begitu saja pada pernyataan tersebut. Anda
harus memahami
karyawan Anda sendiri.
e. Akibat Kehilangan
Apa
efeknya terhadap organisasi jika orang ini berhenti? Apa efek langsungnya, dan
apa dampak finansial
yang
akan
terjadi
pada
saat
itu?
Apa
dampaknya
pada
pemenuhan
kebutuhan pelanggan? Apa efeknya akan menyebabkan kerugian dari segi
waktu, kemungkinan2
error
atau
masalah
lainnya
baik
secara
internal
maupun
eksternal?
Dan apa efeknya bisa jadi adalah kerugian yang terjadi pada struktur
manajemen?
Seperti
Resiko Kerugian, keputusan untuk menentukan rendah, sedang atau tingginya
kebutuhan
harus didasarkan parameter yang definisikan dengan jelas, yang dapat saja
bersifat
subjektif. Tidak bergantung pada bagaimana Anda memutuskan parameter
apa saja
itu, selama Anda menerapkannya pada setiap orang (tanpa pandang bulu).
f. Suksesor (Pengganti) Jangka
Pendek
Jika
karyawan kunci ini berhenti sementara atau meninggalkan pekerjaan karena
sakit,
siapa yang dapat menggantikan pekerjaan mereka dalam waktu sesingkat itu?
Akankah
si pengganti harus menggantikan peran si karyawan kunci yang sakit tadi,
sebaik
orang yang digantikannya? Seberapa lama pergantian mereka berdua dapat
berlangsung
secara efektif? Apakah suksesor jangka pendek ini memiliki seluruh
keahlian
dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggantikan peran tersebut dengan
pemberitahuan
sesingkat itu? Jika tidak, Anda harus membuat rencana pengembangan
dan
diklat untuk mereka berdua.
g. Suksesor Jangka Panjang
Siapa
dalam organisasi yang memiliki kemampuan atau potensi untuk menggantikan
seluruh
peran karyawan kunci dalam jangka panjang? Gap (kesenjangan) apa yang
akan
timbul dalam struktur organisasi (dengan adanya pergantian tersebut)? Akankah
mereka
memiliki keahlian dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan
peran ini
secara efektif?
Pengrekrutan
suksesor
Perekrutan
suksesor dapat dilakukan dari 2 sumber, yakni sumber internal dan
eksternal.
Sumber internal berasal dari karyawan organisasi tersebut, sedangkan sumber
eksternal
berasal dari luar organisasi tersebut.
Merekrut
orang siap pakai ada plus minusnya. Plusnya, seperti mereka siap pakai
sehingga
langsung bisa menjalankan tugasnya secara professional. Organisasi tidak butuh
waktu dan
tenaga terlalu banyak untuk membuat orang itu siap tempur.
Minusnya,
orang tersebut belum memahami budaya dan strategi organisasi sehingga
dalam
bekerja orang tersebut harus melakukan penyesuaian diri. Rekrutmen dari luar
sering
pula menimbulkan kecemburuan dan resistensi dari orang dalam, khususnya orang-
orang di
bagian tersebut.
Rencana suksesi
secara efektif
ersin & Associate,
salah
satu
lembaga
riset
dan
konsultan,
berdasarkan
hasil
studinya dalam hal succession
planning,
menemukan
beberapa
poin
utama
sebagai
berikut:
• Lebih dari separuh
responden
mengaku
bahwa
perusahaannya
hanya
melakukan
proses suksesi pada level eksekutif yang paling senior
• Hanya
sekitar 12% responden yang menyatakan bahwa program suksesi di
perusahaannya terintegrasi dengan program talent
management, seperti
performance
management dan employee development.
• Kurang dari 40% responden
yang
mengaku
bahwa
perusahaannya
mengikutkan
manajer
menengah
dan
profesional
dengan
skill
dalam
succession
planning. Dan hanya 11% yang mengikutkan supervisor lini.
Lalu,
bagaimana supaya rencana suksesi dapat berjalan secara efektif?
- Rencana
Suksesi yang Menyeluruh
Menurut
Bersin & Associate, salah satu caranya adalah dengan memperluas
rencana
suksesi ke seluruh posisi kunci di tiap level organisasi. Kembangkan
suatu
sistem career profiling, dimana tersimpan database mengenai skill dan
kompetensi
tiap individu organisasi. Sehingga, ketika Anda membutuhkan
pengganti
untuk suatu posisi, Anda bisa mengecek database dan menemukan
kandidat
yang sesuai dengan skill dan kompetensi yang dibutuhkan dengan
cepat.
- Komitmen
dan Engagement
Selanjutnya,
yang terpenting dimiliki oleh kandidat pemimpin adalah tingkat
komitmen
dan engagement terhadap organisasi. Skill dan kompetensi memang
penting,
namun yang terpenting mereka punya komitmen dan engagement
yang
tinggi dengan organisasi, sehingga akan berusaha untuk memberikan
kontribusi
terbaik. Mereka dengan komitmen tinggi tentunya akan bersedia
untuk
berkorban, dan menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan
pribadinya,
suatu tuntutan yang sering dimiliki oleh tiap pemimpin.
- Possess
High Technical and Managerial Skill
Berdasarkan
temuan Bersin & Associates, rencana suksesi lebih ditekankan
pada kemampuan
manajerial.
Padahal,
tidak
hanya
skill
manajerial
yang
penting,
melainkan juga skill teknis. Hal ini disebabkan karena dalam usaha
mencapai
keunggulan kompetitif, skill teknis yang tinggi juga punya peranan
yang sama
penting dengan skill manajerial.
- Strategy
Alignment
Strategy alignment
dalam perencanaan suksesi penting,
karena dengan
demikian
maka menjamin keselarasan visi dan misi yang dipegang saat ini
dengan
kandidat pemimpin. Lalu bagaimana menjalankan strategy alignment
ini Yakni melalui program-program seperti coaching, mentoring
dan
pelatihan-pelatihan
lainnya,
yang
memastikan
bahwa
calon
kandidat
mempunyai
skill dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Demikian
adalah beberapa poin penting supaya rencana suksesi dapat berjalan
secara efektif.
Dengan
menjalankannya,
maka
akan
diperoleh
kandidat
yang
siap
memimpin
dan membawa organisasi ke arah kesuksesan.
Sumber :
http://dokumen.tips/documents/perencanaan-suksesi.html
( 17 05 2016 )
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.