Oleh : Ilham Noer Satria Aji
Abstrak
Banyaknya sumber
daya alam yang berkualitas, teknologi yang sangat canggih, jika tidak diimbangi
dengan sumber daya manusia yang baik, semua itu tidak akan berarti apa-apa. Sumber
daya manusia adalah unsur yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Kualitas sumberdaya manusia sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan. Sehingga kualitas sumber daya manusia pun harus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dalam persaingan yang semakin ketat.
Kualitas sumberdaya manusia sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan. Sehingga kualitas sumber daya manusia pun harus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dalam persaingan yang semakin ketat.
Latar Belakang
Di era
globalisasi saat ini, berbagai organisasi berlomba-lomba meningkatkan kualitas
produk, jasa, dan pelayanan yang diberikan. Mereka berusaha untuk memenuhi
kebutuhan konsumen sehingga konsumen puas dengan produk dan pelayanannya. Akan tetapi
masih banyaknya masyarakat yang mengeluhkan pelayanan dan produk yang
dihasilkan oleh organisasi saat ini salah satunya di instansi pemerintah
khususnya dibidang kesehatan masih kurang baik. Untuk itu perlu adanya program
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam hal berkomunikasi dan
pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan pancasila dan undang-undang RI. Sumber
daya manusia yang terlatih, terampil, inovatif, dan kreatif sangat menentukan
keberhasilan organisasi dan perusahaan dalam mencapai tujuan yang sudah
ditentukan.
Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Simamora (2004 :
273) Pelatihan dan pengembangan adalah dua istilah yang kadang-kadang digunakan
secara bersama-sama maupun secara bergantian. Pelatihan (training)
mengandung maksud untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan/keterampilan
serta merubah sikap/perilaku karyawan ke arah yang produktif. Pengembangan (development)
dapat diasosiasikan dengan kebutuhan masa depan karyawan dan organisasi
perusahaan.
Pengertian
pelatihan secara sederhana didefinisikan oleh Pramudyo (2007 : 16) sebagai :
“Proses pembelajaran yang dirancang untuk mengubah kinerja orang dalam
melakukan pekerjaannya”. Yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya empat hal
yang harus diperhatikan. Yaitu proses pelatihan, kinerja, peserta pelatihan,
dan pekerjaan.
Sedangkan pengertian
pelatihan menurut Dessler (2006 : 280) bahwa : “Pelatihan merupakan proses
mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan pekerjaannya”.
Mangkuprawira
(2002:135) menjelaskan bahwa : "Pelatihan adalah sebuah proses mengajarkan
pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil
dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan
standar".
Penelitian
sebelumnya tentang pelatihan dan pengembangan dilakukan oleh Irene ferguson
laing (bsc. admin. hrm) (2009) dalam penelitiannya yang berjudul The Impact
Of Training And Development On Worker Performance and Productivity in Public
Sector Organizations: A Case Study Of Ghana Ports and Harbours Authority. Dalam
penelitian tersebut juga mengemukakan bahwa melalui pelatihan dan pengembangan,
karyawan adalah alat yang efektif untuk mencapai kesuksesan baik pribadi maupun
organisasi.
Perencanaan Pelatihan dan Pengembangan
Perencanaan
pelatihan sangat diperlukan untuk mengetahui metode apa saja yang dibutuhkan
dan cocok sesuai jabatan. Perencanaan program pelatihan juga bisa dari lembaga
Internal maupun Eksternal. Program yang diadakan dari lembaga eksternal juga bermanfaat
untuk menambah wawasan yang lebih luas bagi staf. Perencanaan/persiapan
program pelatihan dan pengembangan menurut Werther dan Davis (1996) seperti
dikutip oleh Jimmy (2014 : 216) adalah :
1. Penilaian Kebutuhan melalui Training
Need Analysis. Dalam menganalisis kebutuhan dapat digunakan dua teknik
utama yaitu: Task analysis mengenai tuntutan jabatan sehingga dapat
diketahui pelatihan dan pengembangan seperti apa yang diperlukannya
dan Performance analysis dimulai dengan menilai kinerja SDM yang
bersangkutan terlebih dahulu sehingga diketahui kebutuhan pelatihan dan
pengembangan yang dibutuhkannya.
2. Penetapan tujuan pelatihan dan
pengembangan. Tujuan yang dimaksud adalah harus realistis dan dapat diukur
terutama perilaku dari SDM yang setelah mengikuti pelatih,
3. Penentuan isi program dan metode
pengajaran. Isi program dimaksudkan untuk mengajarkan keterampilan secara
spesifik, memberikan pengetahuan yang dibutuhkan dan secara sederhana berusaha
mempengaruhi sikap. Sedangkan metode pengajaran merupakan cara dimana SDM dapat
belajar dengan efektif.
4. Pelaksanaan program pelatihan dan
pengembangan SDM. Pelaksanaan aktual dengan pertimbangan kepada
efektivitas biaya, isi program yang sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan
fasilitas, preferensi dan kemampuan orang yang dilatih & pelatih/trainer serta
metode pembelajarannya.
5. Mengetahui keterampilan, pengetahuan
dan kemampuan SDM
6. Melakukan evaluasi
Dalam hal
ini adapun tahapan perencanaan dikutip dari Gusman dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia Diklat dan Pengembangannya yaitu :
1. Analisis kebutuhan pelatihan (Training need analysis) TNA pada tahap
pertama organisasi memerlukan fase penilaian yang ditandai dengan satu kegiatan
utama yaitu analisis kebutuhan pelatihan. Terdapat tiga situasi dimana
organisasi diharuskan melakukan analisis tersebut, yaitu : Performance problem,
new system, and technology serta automatic and habitual training.
· Situasi pertama,
berkaitan dengan kinerja dimana karyawan organisasi mengalami degradasi kualitas
atau kesenjangan antara unjuk kerja dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
· Situasi kedua,
berkaitan dengan penggunaan komputer, prosedur atau teknologi baru yang
diadopsi untuk memperbaiki efesiensi operasional perusahaan.
· Situasi ketiga,
berkaitan dengan pelatihan yang secara tradisional dilakukan berdasarkan
persyaratan-persyaratan tertentu misalnya kewajiban legal seperti masalah
kesehatan dan keselamatan kerja.
TNA merupakan
sebuah analisis kebutuhan workplace secara spesifik dimaksud untuk menetukan
apa sebetulnya kabutuhan pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan
tersebut akan dapat membantu organisasi dalam menggunakan sumber daya (dana,
waktu dll) secara efektif sekaligus menghindari kegatan pelatihan yang tidak
perlu. Fungsi Training Need Analysis :
a.
mengumpulkan
informasi tentang skill, knowledge dan feeling pekerja.
b.
mengumpulkan
informasi tentang job content dan job context.
c.
medefinisikan
kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang operasional.
d.
melibatkan
stakeholders dan membentuk dukungan.
e.
memberi
data untuk keperluan perencanaan.
f.
Hasil
TNA adalah identifikasi performance gap. Kesenjangan kinerja tersebut dapat
diidentifikasi sebagai perbedaan antara kinerja yang diharapkan dan kinerja
aktual individu.
Kesenjangan
kinerja dapat ditemukan dengan mengidentifikasi dan mendokumentasi standar atau
persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan dan
mencocokkan dengan kinerja aktual individu tempat kerja. Tahapan TNA mempunyai
elemen penting yaitu :
a.
Identifikasi masalah
b.
Identifikasi kebutuhan
c.
Pengembangan standar kinerja
d.
Identifikasi peserta
e.
Pengembangan kriteria pelatihan
f.
Perkiraan biaya
g.
Keuntungan
2.
Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan
Desain
pelatihan adalah esensi dari pelatihan, karena pada tahap ini bagaimana kita
dapat menyakinkan bahwa pelatihan akan dilaksanakan.
Implementasi Pelatihan
Tahap berikutnya
untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif adalah implementasi dari
program pelatihan. Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan
SDM tergantung pada pemilihan (selecting) program untuk memperoleh the right people
under the right conditions.
Evaluasi Pelatihan
Untuk memastikan
keberhasilan pelatihan dapat dilakukan melalui evaluasi. Secara sistematik
manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan yaitu training need analysis,
tahap implementasi dan tahap evaluasi.
Kesimpulan
Program pelatihan
dan pengembangan sangatlah mutlak dilakukan untuk menghasilkan staf yang berkompeten
dibidangnya demi target dan tujuan
perusahaan tercapai tepat waku.
Daftar Pustaka
·
Siagian,
Sondang. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.
· Kandau, E. 2013. Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (studi pada PT Air Manado). Jurnal Acta
Diurna diakses 06 April 2016 pada
· Levy, Fendi. Suharnomo. 2013. Pengaruh Pembinaan, Pelatihan dan
Pengembangan, Pemberdayaan, dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Pada PT. Njonja Meneer Semarang). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi diakses
pada 06 April 2016 pada http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ahUKEwjPkv72qPrLAhWFGo4KHSbJBMEQFggxMAI&url=http%3A%2F%2Fejournal.undip.ac.id%2Findex.php%2Fsmo%2Farticle%2Fdownload%2F5912%2F5076&usg=AFQjCNFqkMplWwsFsloLmvf02nxytBr3ZA&sig2=Ngbf4AEswU1RNJWmyrPfLw
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.