ABSTRAK
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting Bahkan tidak bisa dipisahkan dari tisu.Perusahaan. SDM juga merupakan kunci untuk keputusan pembangunan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting Bahkan tidak bisa dipisahkan dari tisu.Perusahaan. SDM juga merupakan kunci untuk keputusan pembangunan.
Abstrak
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sangatlah penting dalam suatu kehidupan berorganisasi, bahkan menjadi tuntutan. Komunikasi dalam organisasi menjadi titik sentral dalam menciptakan situasi dan lingkungan yang kondusif, menjalin komunikasi berkesinambungan, meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan citra baik perusahaan/ organisasi bahkan membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk/jasa.
Abstrak
Kepemimpinan merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan sebuah organiasi. Namun dalam usaha pencapaian tujuan tersebut tetap memperhatikan perilaku para bawahan dimana perilaku tersebut membentuk sebuah budaya dalam organisasi.
ABSTRAK
Sumber daya manusia (SDM) penting bagi perusahaan karena memiliki peran sebagai potensi penggerak seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan yang memiliki SDM yang berkualitas dapat dengan mudah mengintegrasikan visi perusahaan dengan tujuan perusahaan kepada karyawannya sehingga pencapaian tujuan perusahaan bisa tercapai. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Telkom Jabar Barat Utara (Witel Bekasi) dengan menggunakan motivasi kerja sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan prestasi, kebutuhan afiliasi dan kebutuhan kekuasaan terhadap kinerja karyawan Witel Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kausal.
ABSTRACT
Human resources (SDM) are important for companies because they have a role as a potential driver of all company activities. Companies that have quality human resources can easily integrate the company's vision with the company's goals to their employees so that the company's goals can be achieved. This research was conducted in the Telkom Region West West Java (Witel Bekasi) using work motivation as the independent variable and performance as the dependent variable. The purpose of this research is to find out how the influence of work motivation which consists of the need for achievement, the need for affiliation and the need for power on the performance of Witel Bekasi employees. This research is a descriptive and causal research.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya dalam sebuah organisasi tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia cakap dan terampil, tetapi lebih penting lagi sebuah organisasi mengharapkan pegawainya mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Hal ini disebabkan karena keberhasilan suatu organisasi akan ditentukan oleh faktor manusia atau pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Seorang pegawai yang memiliki kinerja yang dihasilkan dengan baik dapat menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi sangat penting. (Sunyoto, 2012) menyatakan bahwa setiap perusahaan harus professional dalam mengelola sumber daya perusahaan. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan paling penting dalam organisasi atau perusahaan dibandingkan sumber daya lainnya. Salah satu fungsi manajemen yang diaplikasikan dalam organisasi adalah fungsi personalia/ manajemen sumber daya manusia.Sumber daya manusia adalah orang yang disebut sebagai manajer, pegawai, karyawan, buruh atau tenaga kerja yang bekerja untuk organisasi(Wirawan, 2015).
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi kerja?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja yang tinggi terhadap kinerja karyawan dan keberhasilan organisasi
TUJUAN PENELITAIN
1. Untuk mengetahui apa itu motivasi kerja
2. untuk mengetahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
3. Untuk mengetahui apa saja pengaruh motivasi kerja
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi Kerja
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Batasan mengenai motivasi sebagai “ The process by which behavior is energized and directed” (suatu proses, dimana tingkah laku tersebut di pupuk dan diarahkan) para ahli psikologi memberikan kesamaan antara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motif adalah yang melatar belakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian mengenai motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Atau dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya.
Filmore H. Stanford, mengatakan motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Menurut Robert A. Baron, motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive aurosal). Bila suatu kebutuhan tidak terpuaskan, timbul drive dan aktivitas individu untuk merespon perangsang (incentive) dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan individu merasa puas.
B. Jenis-jenis Motivasi
1. Motivasi Positif (insentif positif)
Motivasi ini maksutnya adalah manager memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi diatas perestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.
2. Motivasi Negatif (insentif negatif)
Motivasi negatif maksutnya adalah manager memotivasi bawahan dengan standar bahwa mereka akan mendapat hukuman. Dengan memotivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
C. Ciri-Ciri Motivasi Kerja
Menurut Anoraga terdapat empat ciri motif yakni sebagai berikut :
1. Motif adalah Majemuk
Dalam suatu perbuatan sebenarnya tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi beberapa tujuan yang berlangsung bersama-sama.
2. Motif dapat Berubah-ubah
Motif bagi seseorang sering kali mengalami perubahan. Hal ini disebabkan keinginan manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya.
3. Motif dapat berbeda-beda bagi individu
Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama ternyata memiliki motif yang berbeda.
4. Beberapa motif tidak disadari oleh individu
Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya, sehingga beberapa dorongan yang muncul karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan di bawah sadarnya. Dengan demikian kalau ada dorongan dari dalam yang kuat menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya sendiri.
Manajemen Kinerja
Pengertian manajemen kinerja
Secara umum, pengertian manajemen kinerja adalah suatu kegiatan manajerial yang bertujuan untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah tercapai secara konsisten dengan berbagai cara yang efektif dan efisien.
Ada juga yang mendefinisikan manajemen kerja (MK) sebagai aktivitas untuk memastikan agar tujuan organisasi dicapai secara konsisten melalui proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penilaian kinerja perangkat organisasi tersebut.
Manajemen Kinerja Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa itu performance management, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:
1. Robert Bacal
Menurut Bacal (1999), pengertian manajemen kinerja adalah komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsungnya. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Michael Armstrong
Menurut Armstrong (2004), manajemen kinerja adalah pendekatan strategi dan terpadu untuk menyampaikan sukses berkelanjutan pada organisasi dengan memperbaiki kinerja karyawan yang bekerja di dalamnya serta dengan mengembangkan kemampuan tim dan individu kontributor.
3. Sheila Costello
Menurut Costello (1994), manajemen kinerja adalah dasar dan kekuatan pendorong yang berada di belakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan alokasi sumber daya.
Tujuan Manajemen Kinerja
Pada dasarnya tujuan manajemen kinerja adalah untuk menciptakan lingkungan di mana setiap orang dapat melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka sehingga menghasilkan pekerjaan dengan kualitas terbaik secara efektif dan efisien.
Tujuan performance management dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Siklus Manajemen Kinerja
Dalam prosesnya, terdapat 4 siklus manajemen kinerja yang bisa Anda ikuti. Empat siklus ini harus dilakukan secara kontinyu. Berbagai tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Dalam tahapan ini, pihak manajemen dan direktur perusahaan akan berdiskusi terkait tujuan dan apa saja yang ingin diraih oleh perusahaan, baik itu dalam jangka waktu tertentu ataupun secara keseluruhan.
Pada umumnya, dalam setahun hanya akan dilakukan kontrol atau monitoring sebanyak satu atau dua kali saja. Dalam tahapan ini, manajer harus melakukan berbagai cara untuk memastikan apakah berbagai tujuan yang sudah direncanakan bisa diraih.
Tahapan siklus selanjutnya adalah reviewing atau pengkajian yang bersifat dua arah. Pada akhir tahun, nantinya pihak manajemen dan karyawan akan mendiskusikan apakah seluruh tujuan yang sudah ditetapkan dari awal bisa dicapai dengan baik.
Tahap ini merupakan tahap yang tidak bisa diabaikan, karena penghargaan atau reward adalah hal penting untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Jika karyawan tidak memperoleh cukup penghargaan, maka semangat kerjanya pun akan menurun, dan besar kemungkinan mereka mencari pekerjaan lain.
Cara Memaksimalkan Manajemen Kinerja
Agar manajemen kinerja yang dilakukan oleh perusahaan bisa dilakukan secara maksimal, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan, beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
Manfaat Manajemen Kinerja
Menurut Wibowo (2010), manajemen kinerja memberikan manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan, manajer, dan juga setiap individu di dalam organisasi tersebut. Berikut penjelasannya:
1. Manfaat Bagi Perusahaan
· Sebagai acuan penyesuaian tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu dalam memperbaiki kinerja pegawai.
· Untuk meningkatkan komitmen kerja pegawai.
· Untuk memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan.
· Untuk meningkatkan keterampilan pegawai.
· Sebagai upaya perbaikan dan pengembangan secara irasional.
· Sebagai upaya dasar perencanaan karir karyawan.
2. Manfaat Bagi Manajer
• Untuk membantu upaya klasifikasi kinerja dan harapan perilaku.
• Untuk memperbaiki kinerja tim dan individu pekerja.
• Untuk menawarkan peluang memanfaatkan waktu secara berkualitas.
• Sebagai upaya memberikan penghargaan non finansial bagi karyawan.
• Untuk membantu karyawan yang kinerjanya kurang baik.
3. Manfaat Bagi Seluruh Pegawai
• Sebagai informasi peran dan tujuan karyawan.
• Untuk mendorong dan mendukung kinerja karyawan.
• Untuk membantu mengembangkan kinerja dan kemampuan karyawan.
• Sebagai peluang untuk memanfaatkan waktu yang berkualitas.
Persyaratan Manajemen Kinerja
Terdapat beberapa alat dan syarat dalam menjalankan performance management. Beberapa alat tersebut misalnya Manajemen Mutu ISO, MalcolmBaldridge (MBNQA), Lean Six Sigma, Balanced Scorecard (BSC), Six Sigma, dan lain-lain.
Namun alat apa pun yang digunakan, penerapan manajemen kinerja harus memenuhi syarat-syarat dasar berikut ini:
1. Perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam upaya mewujudkan tujuannya.
2. Perusahaan memiliki indikator kinerja utama (key performance indicator) yang terukur secara kuantitatif, memiliki target yang ingin dicapai, dan jelas batas waktunya.
Terdapat kontrak kinerja, di mana ukuran-ukuran kinerja yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan antara bawahan dan atasan.
Daftar Pustaka
Hidayat, Atep Afia dan Nur Qalby Nabila H. 2022. Manajemen Kinerja, Untuk Unjuk Kerja Pegawai Dan Performa Perusahaan Yang Lebih Baik. Jakarta : Kang Atep Afia Channel Youtube. Dalam https://youtu.be/M0XbK3CXoKM
Riadi, Muchlisin. 2020. Penilaian Kinerja (Pengertian, Tujuan, Kriteria dan Metode). Manajemen. Dalam https://www.kajianpustaka.com/2020/03/penilaian-kinerja-pengertian-tujuan-kriteria-dan-metode.html
Perencanaan merupakan persiapan yang disusun dengan menggunakan segenap kemampuan penalaran bagi suatu tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan proses yang esensial dalam manajemen lembaga pendidikan. Perencanaan mencakup hal yang luas, kompleks, serta memerlukan banyak waktu. Inti dari perencanaan berupa perumusan tujuan dan pengkoordinasian cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.Perencanaan memiliki dua arti penting. Pertama dan yang utama adalah sebagai pijakan (titik awal) dari keseluruhan proses manajemen. Kedua, berfungsi mengarahkan segenap aktivitas dalam organisasi. Secara lebih spesifik, pentingnya perencanaan didasarkan pada kenyataan yaitu Keberhasilan organisasi dan keefektifan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan perencanaan, Perencanaan memfokuskan pada tujuan yang hendak dicapai, Perencanaan membantu menghadapai ketidak pastian dan mengantisipasi permasalahan, Perencanaan memberikan arah bagi pengambilan keputusan, Perencanaan diperlukan sebagai dasar monitoring dan pengawasan.
Kata Kunci : Perencanaan Strategis, Manajemen, Lembaga/ Unit Kerja, organisasi.
Abstract
Planning is a preparation that is prepared using all reasoning abilities for an action to be taken to achieve a goal. Planning is an essential process in the management of educational institutions. Planning covers a broad, complex, and requires a lot of time. The essence of planning is the formulation of goals and coordinating the ways to achieve these goals. Planning has two important meanings. First and foremost, it is the foundation (starting point) of the entire management process. Second, it functions to direct all activities within the organization. More specifically, the importance of planning is based on the fact that organizational success and school effectiveness are largely determined by the success of planning. Planning focuses on the goals to be achieved. Planning helps deal with uncertainty and anticipate problems. Planning provides direction for decision making. Planning is needed as a basis for monitoring. and supervision.
Keywords: Strategic Planning, Management, Institutions/Work Units, organization.
I.Pendahuluan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dijalankan oleh sebuah organisasi, disamping fungsi lainnya yaitu pengorganisasian, pengarahan dan pengawas- an. Perencanaan dinilai sebagai salah satu fungsi manajemen yang penting dan mempu- nyai keterkaitan yang erat dengan setiap fungsi manajemen lainnya. Hal ini mengingat bahwa perencanaan memuat segala sesuatu yang bersifat menyeluruh sebagai pedoman untuk melaksanakan semua aktivitas organisasi. Perencanaan pun seringkali juga dikatakan seba- gai fungsi manajemen yang utama karena menjadi dasar bagi semua fungsi manajemen lainnya yang dilakukan para manajer. Robbin et al ( (2000 : 247) mengemukakan planning is a process that defining the organisation’s objectives or goals, establishing an overall strategy for achieving those goals, and developing a comprehensive hierarchy of plans to integrate and coordinate activities. Robbin dan Mary Coulter (2004 : 174) menyatakan bahwa perencanaan mencakup mendefinisikan sasaran organisasi, menetapkan strategi me- nyeluruh untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordi- nasikan pekerjaan organisasi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Pendahuluan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran perencanaan strategis terhadap suksesnya suatu organisasi ?
2. Apa saja langkah-langkah untuk mengetahui perencanaan strategis dalam organisasi?
3. Apa saja Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategis dalam organisasi?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peran perencanaan strategis terhadap suksesnya suatu organisasi.
2. Untuk mengetahui langkah langkah perencanaan strategis.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategis.
II.Tinjauan Pustaka
Perencanaan strategis merupakan perpaduan antara kata perencanaan dan kata strategis. Menurut Siagian (2008 : 15) istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara popular sering dinyatakan sebagai kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk meme-nangkan suatu peperangan. Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja apli- kasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya. Hunger (2001 : 16) menyatakan bahwa strategi perusahaan meru- pakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Kemudian David (2010 : 18) mengemukakan bahwa strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai.
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut. Manajer memerlukan jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan strategis. Perencanaan strategis ini akan digunakan untuk menentukan misi utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
III.Pembahasan
1. Pengertian Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis pada dasarnya merupakan salah satu dari sekian banyak konsep perencanaan yang berkembang, di dalam perencanaan ( planning ) merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Setiap ahli dalam mengemukakan fungsi-fungsi manajemen tidak luput untuk memasukkan planning sebagai salah satu fungsi dan fungsi ini selalu ditempatkan pada urutan pertama. Bryson (2003:4) memberikan pengertian mengenai perencanaan strategis sebagai berikut :
“Perencanaan strategis sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu.
”Dalam modul yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara dinyatakan : “Perencanaan Strategis merupakan proses secara sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis”.
2. Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Strategis
Bryson (2003:55) menentukan 8 langkah dalam penyusunan Perencanaan strategis, yaitu :
1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis.
2. Mengidentifikasi mandat organisasi.
3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.
4. Menilai lingkungan eksternal, peluang dan ancaman.
5. Menilai lingkungan internal, kekuatan dan kelemahan.
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi.
7. Merumuskan strategi untuk mengola isu-isu.
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan.
3. Ciri-ciri Perencanaan Strategis:
1. Memfokuskan pada pengidentifikasian dan pemecahan isu-isu strategis
2. Menekankan penilaian terhadap lingkungan baik eksternal dan internal
3. Memperkirakan hal-hal baru, diskontinuitas, penuh kejutan (Ansoff, 1980)
4. Berorintasi pada tindakan, bersifat partisipatif, lebih empati terhadap kelemahan, kekuatan, hambatan, peluang suatu komunitas (Kaufman & Jacobs, 1987)
5. Efektif sebagai penghubung antara kebijakan yang kaku dengan tindakan nyata (Kraemer,1973)
6. Melibatkan peran-peran penting pembuat kebijakan
7. Mensyaratkan visi yang komprehensif
8. Menjawab pertanyaan dasar.
9. Memberikan kerangka kerja untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk keputusan harian.
10. Melibatkan kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya.
11. Membantu memfokuskan energy dan sumber daya perusahaan pada kegiatan dengan prioritas utama.
12. Merupakan kegiatan tingkat puncak dalam arti manajemen puncak harus terlibat secara aktif.
4. Manfaat Dari Perencanaan Strategis
Menurut Lembaga Administrasi Negara dalam Riyadi (2004:306), manfaat perencanaan strategis adalah :
1. Untuk merencanakan perubahan dalam lingkungan organisasi yang semakin kompleks.
2. Untuk mengelola keberhasilan dengan berorientasi pada pencapaian hasil.
3. Memberikan dorongan terhadap aktivitas yang berorientasi pada masa depan.
4. Mengembangkan sifat adaptif dan fleksibilitas dari suatu perencanaan dengan pendekatan jangka panjang.
5. Meningkatkan pelayanan prima (services excellence).
6. Meningkatkan komunikasi baik dalam internal organisasi maupun eksternal organisasi, pada semua level atau tingkatan pihak-pihak yang berkepentingan
Mengacu kepada pendapat para ahli, maka secara umum mengenai manfaat perencanaan strategis dapat dirumuslan sebagai berikut :
1. Sebagai alat bagi pimpinan dan seluruh jajaran.
2. Organisasi untuk membangun arah dan tujuan organisasi dalam jangka panjang.
3. Mendorong sistem kerja yang efektif dan efisien dengan membangun acuan kerja yang jelas melaui sistem proritas dan tahapan-tahapan kerja.
4. Menciptakan rasa tanggung jawab dan mendorong komitmen dari seluruh anggota organisasi pada semua tingkatan.
5. Senantiasa mendorong organisasi untuk berorientasi kepada hasil yang harus diraih di masa depan, agar eksistensi organisasi tetap terpelihara melalui strategi yang rasional dan logis.
6. Menjadi alat komunikasi dan koordinasi kerja yang efektif untuk senantiasa mengarah pada tujuan yang sama
IV.Kesimpulan
Perencanaan strategis merupakan peren- canaan yang bersifat menyeluruh bagi orga- nisasi. Perencanaan strategis menjadi sangat penting dalam organisasi mengingat perenca- naan tersebut dibuat untuk jangka panjang dan mengingat pula luasnya cakupan yang ada dalam perencanaan strategis tersebut. Adanya perencanaan strategis dalam sebuah organi- sasi berarti pula bahwa organisasi itu memiliki kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan semua aktivitas. Perencanaan strategis merupakan acuan untuk menjabarkan sasaran-sasaran organisasi dalam jangka pendek.
Perencanaan strategis yang tepat sangat berguna untuk meminimumkan kesalahan karena semua aktivitas organisasi yang dijalan- kan selalu diarahkan untuk menuju arah yang sama. Hal ini berarti pula bahwa setiap ang- gota organisasi akan melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Daftar Pustaka
Bryson, 2003, Perencanaan Strategis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hadari Nawawi, 2003, Manajemen Strategik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Riyadi dan Deddy Supriyadi, 2004, Perencanaan Pembangunan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sondang P. Siagian, 1995, Manajemen Stratejik, Bumi Aksara, Jakarta
Stoner, 1994, Manajemen, Intermedia, Jakarta
Zulfikar, W., 2017. Dampak Sosial, Ekonomi dan Politis dalam Pembangunan Bandara Udara Kertajati di Kabupaten Majalengka.Sosiohumaniora, 19(3).
Zulfikar, W., 2012. Implementasi Kebijakan Ekspor Rotan dan Produk Rotan di Kabupaten Cirebon. Sosiohumaniora, 14(2), p.167.
Zulfikar, W., 2017. Formulasi Kebijakan Pendirian Lembaga Peradilan Khusus Hubungan Industrial di Kabupaten Bekasi. Creative Research Journal, 3(01), pp.55-72