A. Uraian
Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen adalah putusan sumber daya manusia (SDM) berupa banyak dibutuhkan,
kapan dibutuhkan, serta pengetahuan, keterampilan, kemampuan khusus yang
dimiliki.
Penarikan (rekrutmen) pegawai merupakan suatu proses atau
tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
melalui beberapa tahapan mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber
penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan pegawai bertujuan menyediakan
pegawai yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang memenuhi
kualifikasi yang mereka perlukan (Maltis,2001:112).
Rekrutmen merupakan
proses komunikasi dua arah. Para pelamar menghendaki informasi yang akurat
mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi bersangkutan.
Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang seperti
apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat sebagai pegawai.
Sementara menurut Sukirno (2004:98) rekrutmen
adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan
lamaran atas pekerjaan yang belum terisi,yang terbagi atas rekrutmen internal
dan eksternal.rekrutmen internal merupakan promosi karyawan yang dalam
oganisasi yang tujuan nya untuk menjaga dan memeprtahankan karyawan yang
memiliki kinerja baik. Rekrutmen eksternal melibatkan usaha menarik orang-orang
dari luar organisasi untuk mengisi lowongan pekerjaan melalui pemasangan iklan
,wawancara pameran peluang kerja dan metode lainnya. Agar kualitas tenaga kerja
yang diperoleh sesuai dengan keinginan perusahaan, maka terlebih dahulu
perusahaan harus memilih sumber-sumber tenaga kerja yang tersedia. Pemilihan
sumber-sumber tenaga kerja sangat penting mengingat jika salah dalam pemilihan
sumber tenaga kerja akan berakibat fatal yaitu memperoleh tenaga kerja yang
tidak sesuai dengan harapan. (Kasmir,
2002: 139) “Penarikan (recruitment) pegawai merupakan suatu proses atau
tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai
melalui tahapan empat yaitu:
1. Identifikasi dan
evaluasi
Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang
terdiri atas penentuan dari unsur-unsur yang diamati. Kegiatan ini diawali
dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang dapat
dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian. Dalam kaitannya dengan pihak
penilai, identifikasi berarti bahwa bagaimanapun pihak penilai harus dapat
menentukan unsur-unsur yang dinilai dari yang dinilai. Tentu saja, apa yang
akan dinilai adalah yang berkaitan dengan pekerjaan, bukan yang tidak berkaitan
dengan pekerjaan.Selanjutnya, diadakan evaluasi. Dengan diadakannya evaluasi,
berarti ada pengamatan secara seksama dan periodik. Semua unsur yang dinilai
harus diamati secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat.
2. Proses seleksi Seleksi
merupakan proses pemilihan orang-orang yang memiliki
kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisis lowongan pekerjaan di
sebuah organisasi (Malthis, 2006:261).
Seleksi lebih dari sekedar pemilihan orang yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang sesuai merupakan suatu paket yang
terdapat pada manusia untuk memperoleh ”kecocokan” antara apa yang sesungguhnya
dapat dilakukan dan apa yang ingin dilakukan pelamar.
Adapun proses seleksi
yang lazim dipergunakan oleh perusahaan, prosedurnya meliputi:
a. Wawancara awal
b. Pengisian formulir
c. Pemeriksaan referensi
d. Test psikologi
e. Wawancara/ interview
f. Persetujuan atasan
langsung
g. Pemeriksaan
kesehatan
h. Indeks atau
orientasi
3. Penempatan
Penempatan
bukanlah merupakan sebuah keputusan final. Hal ini merupakan
sebuah langkah awal yang terdiri dari apa yang menurut perkiraan supervisor
yang bersangkutan dapat dilakukan oleh si pekerja baru dengan apa yang
”diminta” oleh pekerja (dalam bentuk minat intrinsik, kesempatan untuk bekerja
sama, kemungkinan-kemungkinan promosi, pembayaran atau imbalan). Faktor-faktor
diatas memang harus diakui, tidak mudah untuk diselesaikan terlebih bagi
seorang pekerja baru yang belum ”dikenal”. Karena alasan itu maka penempatan
pertama biasanya berstatus ”percobaan”. Baik si pekerja baru maupun perusahaan
sedang melakukan ”ujicoba”.
4. Orientasi tenaga kerja
Orientasi dapat
diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan
kerja atau proses pengenalan dengan karyawan lama, dan dapat didefinisikan
sebagai kegiatan untuk memperkenalkan karyawan baru dengan rekan kerjanya dan
dengan organisasi, yaitu informasi mengenai tujuan, sejarah, philosophy,
prosedur, dan aturan-aturan, mengkomunikasikan kebijaksanaan SDM yang penting.
Misalnya, jam kerja, prosedur penggajian, persyaratan kerja lembur, fasilitas
dan tunjangan perusahaan, meninjau ulang tugas-tugas dan tanggung jawab
karyawan menyediakan tour kunjungan fisik didalam organisasi, dan
memperkenalkan karyawan itu kepada pimpinan dan rekan kerjanya.
Tahap ini adalah langkah terakhir dari proses rekrutmen,
dimana penolakan dapat dilakukan bila calon pegawai gagal selama masa orientasi
atau induksi. Orientasi tenaga kerja ini menyangkut masalah atau pengenalan dan
penyesuaian karyawan baru dengan perusahaan. Pada tahap orientasi ini pertama
karyawan diterima dengan diberikan pengarahan dan informasi tentang keadaan
perusahaan, sifat dan sejarah berdirinya perusahaan beserta produk yang
ditawarkan, kondisi kerja, kompensasi, dan kesejahteraan atau jaminan sosial
yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Langkah selanjutnya adalah calon
karyawan tersebut diserahkan pada masing-masing supervisornya, untuk menerima
pengenalan lebih lanjut. Berhasil tidaknya orientasi ini bisa diukur dari puas
tidaknya supervisor dan karyawankaryawan lama terhadap masuknya calon karyawan
tersebut dalam kelompok kerja
B. Sumber Penarikan Tenaga Kerja.
Perusahaan dapat
memperoleh jenis karyawan dalam kualitas dan jumlah yang sesuai dengan
keinginan dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar perusahaan.
1.
Sumber dari Dalam Perusahaan (Internal)
Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan
yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan
tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau memindahkan karyawan yang memenuhi
spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan karyawan bersifat vertikal (emosi
ataupun demosi) maupun bersifat horizontal (mutasi dan rotasi). Jika masih ada
karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya pengisian jabatan
tersebut diambil dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial. Hal
ini sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang
ada.Perusahaan dapat menarik karyawan dari sumber eksternal, jika tidak ada
karyawan yang memenuhi kualifikasi jabatan yang lowong.
2.
Sumber dari Luar Perusahaan (Eksternal)
Sumber eksternal
menurut Hasibuan (2002: 42) adalah usaha penarikan tenaga kerja dari luar
perusahaan. Cara ini dinilai sangat positif, karena dengan sistem ini tenaga kerja
yang diterima merupakan pilihan dari pelamar-pelamar yang telah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan perusahaan. Dengan demikian dapat diharapkan
bahwa tenaga kerja yang telah diterima adalah tenaga kerja yang bermutu baik.
Menurut Handoko (2001: 74), ada beberapa metode atau cara untuk mendapatkan
tenaga kerja dari sumber-sumber eksternal,yaitu:
a. Walk-in Pelamar atau
pencari kerja datang sendiri ke perusahaan dan kemudian mengisi blanko lamaran
yang telah disediakan oleh perusahaan atau mereka yang mengisi secara
kebetulan.
b. Rekomendasi dari Karyawan Pihak perusahaan terkadang meminta
kepada pegawai atau karyawan mencari tenaga kerja untuk mengisi pekerjaan yang
lowong.
c. Iklan Periklanan merupakan cara lain yang dianggap baik
untuk menarik calon tenaga kerja.Iklan dalam surat kabar, melalui radio,
majalah, biasanya dapat menarik banyak tenaga kerja tetapi mutunya sangat
berbeda
. d. Agen-agen Penempatan Tenaga Kerja Agen-agen atau
badan-badan penempatan tenaga kerja (seperti Departemen Tenaga Kerja) atau
dapat diminta bantuannya untuk mengatasi beban maksimal dan kebutuhan pegawai.
e. Lembaga Pendidikan Perusahaan banyak melakukan kerja sama
dengan lembaga-lembaga pendidikan atau kursus-kursus dengan maksud mendapatkan
tenaga kerja dengan kualifikasi dan tingkat pendidikan tertentu. Hal ini
disebabkan karena tugas atau jabatan semakin kompleks
. f. Organisasi Karyawan Perusahaan dapat mencari tenaga kerja
dari organisasi karyawan yang sesuai dengan keterampilan yang diinginkan oleh
perusahaan. Sudah jelas bahwa ini menguntungkan bagi manajemen untuk dapat
menarik tenaga kerja terampil dan berpengalaman.
g. Nepotisme Penarikan
anggota keluarga merupakan komponen program penarikan tenaga kerja yang tidak
dapat dilakukan dalam perusahaan-perusahaan keluarga. Kebijakan ini tidak
berkaitan dengan penarikan atas dasar kecakapan, tetapi berdasarkan kepentingan
dan kesetiaan kepada perusahaan.
h. Asosiasi Profesional
Perekrutan yang dilakukan melalui jaringan-jaringan hubungan pribadi dan pasar
tenaga kerja kecil tetapi khusus. Walaupun tujuan resmi perkumpulan profesional
untuk saling menukar makalah-makalah ilmiah, namun banyak waktu digunakan untuk
tukar-menukar informasi kerja.
i. Penyewaan (Leasing) Perusahaan
dapat menarik tenaga kerja honorer yang dibayar secara harian untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia jangka pendek. Perusahaan
tidak hanya mendapatkan tenaga kerja yang terlatih, baik, dan terpilih, juga
menghindarkan perusahaan dari kewajiban-kewajiban dalam pensiun, asuransi dan
kompensasi.
j. Organisasi Militer
Perusahaan dapat mengambil tenaga kerja dari dinas militer. Biasanya anggota
militer mempunyai suatu keahlian tertentu yang dapat diandalkan.
k. Open House Open house
adalah suatu teknik penarikan tenaga kerja dimana orang-orang disekitar
perusahaan di undang untuk mengunjungi dan melihat-lihat keadaan perusahaan.
Dengan cara ini, para calon anggota tenaga kerja mungkin tertarik untuk bekerja
di perusahaan tersebut.
C. Metode-metode
Rekrutmen
Metode penarikan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya
lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Menurut Hasibuan (2002:44), metode
penarikan karyawan baru terbagi dua yaitu :
a. Metode Tertutup
Metode tertutup
adalah ketika penarikan kerja diinformasikan kepada para karyawan atau
orang-orang tertentu saja. Akibatnya, lamaran yang masuk relatif sedikit
sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik sulit.
b. Metode Terbuka
Metode terbuka ketika penarikan diinformasikan secara luas
dengan memasang iklan pada media massa, cetak maupun elektronik, agar tersebar
luas ke masyarakat. Dengan metode terbuka, diharapkan lamaran banyak masuk
sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih besar.
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29908/4/Chapter%20II.pdf
http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=317
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh ( terjemahan ), Jakarta: Penerbit Erlangga
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29908/4/Chapter%20II.pdf
http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=317
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh ( terjemahan ), Jakarta: Penerbit Erlangga
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.